7 Kuliah Kolom Pendek
7 Kuliah Kolom Pendek
Minggu ke : 2
KOLOM PENDEK
Oleh
Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
IV Kolom Pendek
10
11
BAB IV
IV.1
IV.1.1
Kolom Pendek
Pada kenyataan di lapangan cukup sulit dipastikan bahwa gaya aksial yang bekerja pada kolom betul-betul konsentrik. Sehingga dalam perencanaan perlu diperhitungkan eksentrisitas minimum.
Eksentrisitas minimum tersebut harus diambil minimal,
0.1 lebar kolom untuk kolom dengan tulangan pengikat sengkang.
0.05 lebar kolom untuk kolom dengan tulangan pengikat spiral.
Perhitungan eksentrisitas minimum dapat dihindari (boleh tidak dilakukan) bila kekuatan penampang Po direduksi sebesar 15 % untuk kolom dengan pengikat spiral dan
20 % untuk kolom dengan pengikat sengkang (SNI 03-2847-2002 pasal 12.3.5).
Sehingga kekuatan nominal penampang kolom setelah direduksi untuk antisipasi eksentrisitas minimum menjadi,
Untuk kolom dengan tulangan spiral :
Pn(max) = 0, 85 [0, 85fc0 (Ag Ast ) + fy Ast ]
Selain itu, SNI 03-2847-2002 pasal 11.3.1 mengharuskan, sehubungan dengan perilaku
beban normal, lentur, dll, kekuatan elemen beton yang digunakan pada perencanaan
(kuat rencana) adalah hasil kali kekuatan nominal dengan suatu faktor reduksi .
= 0, 7 untuk kolom dengan tulangan spiral
= 0, 65 untuk kolom dengan tulangan sengkang pengikat
Sehingga kuat tekan rencana kolom :
2
Dan kuat tekan rencana maksimum yang boleh diberikan pada kolom adalah :
Untuk kolom dengan tulangan spiral :
Pn(max) = 0, 85x0, 7 [0, 85fc0 (Ag Ast ) + fy Ast ]
IV.1.2
Contoh Kasus 1
Diketahui : Kolom empat persegi dengan tulangan seperti gambar IV.2 berikut,
Ast = 4 x
Ag
fc0 = 30 M pa = 30 N/mm2
fy = 400 M pa = 400 N/mm2
Sehingga
1. Gaya tekan konsentrik nominal kolom adalah : Pn = 0, 85fc0 (Ag Ast ) + fy Ast
= 0, 85 x 30 (90.000 1964) + 400 x 1964
= 1575869 N catatan : 1P a = 1N/m2
2. Gaya tekan konsentrik rencana pada kolom : Pn = 0, 65 x 3030518 = 1969837 N
3. Gaya tekan konsentrik rencana maksimum yang dapat diberikan pada kolom :
Pn(maks) = 0, 8 x 1969837 = 1575869 N
4
IV.1.3
Contoh Kasus 2
Ast = 6 x
Ag
fc0
IV.2
Beton yang retak karena gaya tarik tidak mempunyai kekuatan lagi, dan kemampuan
beton menerima tarik sebelum retak sangat kecil, sehingga terhadap aksial tarik dianggap beton tidak ikut memikul beban, atau beban aksial tarik hanya dipikul oleh
tulangan saja, sehingga :
Pn(tarik) =
N
X
fy Ast
i1
IV.3
penampang
regangan
tegangan
gaya dalam
kolom
dc
c
c d0
c
Tegangan yang terjadi pada tulangan tekan dan tarik secara umum adalah
1. fs0 = Es .0s fy
2. fs = Es .s fy
Prinsip blok tegangan persegi ekivalen (sebagai pengganti diagram tegangan
sesungguhnya yang berbentuk parabola) yang berlaku pada analisis balok dapat juga diterapkan pada analisis kolom dengan beban eksentrik ini, dimana
a = 1 c
sehingga
Gaya dalam yang terjadi dari sumbangan beton, yakni berupa resultan tegangan
yang diberikan beton adalah
Cc = 0, 85fc0 .b.a
Gaya dalam yang terjadi dari sumbangan tulangan tekan berupa resultan tegangan yang terjadi pada tulangan tekan adalah
Cs = A0s .fs0
Gaya dalam yang terjadi dari sumbangan tulangan tarik berupa resultan tegangan yang terjadi pada tulangan tarik adalah
Ts = As .fs
1
pada kasus ini diasumsikan bahwa jarak garis netral c berada dalam daerah d, sehingga tulangan
As mengalami tarik
+ As .fs .
h d + As .fs . d h
Mn = Pn .e = 0, 85fc .b.a.
2 2
2
2
Pn dan Mn merupakan gaya tekan nominal dan momen nominal yang dapat dipikul
penampang.
Dari kedua persamaan di atas, ada 4 variabel yang belum diketahui, yakni :
tinggi blok tegangan ekivalen, a.
fs0
fs
Pn untuk e tertentu, atau e untuk Pn tertentu.
sedangkan b, h, d, dan d0 merupakan data penampang, fc0 adalah data mutu beton
yang digunakan, As dan A0s merupakan data tulangan yang digunakan dan e atau Pn
tertentu (artinya jika e sudah ditentukan, maka Pn merupakan variabel yang dicari,
sebaliknya jika Pn sudah ditentukan, maka e merupakan variabel yang dicari).
Padahal sebagaimana diketahui bahwa secara matematis 2 buah persamaan dapat diselesaikan jika hanya ada 2 buah variabel yang tidak diketahui.
Seandainya diketahui jenis keruntuhan yang terjadi, maka nilai fs dan fs0 sudah tertentu, atau setidaknya dapat dicari.
IV.3.1
Jika terjadi keruntuhan seimbang pada kolom, beton yang tertekan runtuh bersamaan
dengan tulangan tarik mencapai tegangan lelehnya.
Jadi pada kondisi seimbang ini :
Regangan beton maks, cu = 0,003.
Regangan tulangan tarik : s = y , dan tegangannya fs = fy .
Sedangkan tegangan tulangan tekan tergantung dari regangannya. Jika regangan yang
terjadi pada tulangan tekan melebihi regangan lelehnya (y =
fy
,
Es
Es = modulus
elastisitas baja = 2x105 M pa), maka tulangan tekan sudah mencapai lelehnya, sehingga tegangan tulangan tekan fs0 = fy .
Eksentristas gaya pada kondisi seimbang ini disebut eb , serta gaya tekan dan momen
nominal nya adalah Pnb dan Mnb .
IV.3.2
Keruntuhan Tarik
IV.3.3
Keruntuhan Tekan
IV.4
Umumnya, gaya-gaya dalam yang terjadi pada kolom tidak hanya berupa gaya aksial
namun juga ada momen.
Kombinasi gaya aksial dan momen pada kolom ini ekivalen dengan gaya aksial yang
bekerja eksetris pada kolom seperti terlihat pada Gambar IV.5.
10
IV.4.1
Ditanya :
1. Gaya tekan nominal dan momen nominal pada kondisi keruntuhan seimbang.
2. Keruntuhan Tarik.
3. Keruntuhan Tekan.
Jawab :
1. Keruntuhan Seimbang (Balance)
2. Keruntuhan Tarik
Untuk nilai e tertentu, dimana e > eb , yang dicari Pn
Untuk nilai Pn tertentu, dimana Pn < Pnb
3. Keruntuhan Tekan
Untuk nilai e tertentu, dimana e < eb , yang dicari Pn
Untuk nilai Pn tertentu, dimana Pn > Pnb
11