Anda di halaman 1dari 19

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu

UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan hutan tanaman merupakan salah satu upaya yang
diprioritaskan

dalam

pembangunan

kehutanan.

Upaya

tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya hutan,


baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. PT Rimba Hutani Mas
telah ikut berpartisipasi dalam pembangunan hutan tanaman di Propinsi
Sumatera Selatan, khususnya di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten
Musi Banyuasin. PT. Rimba Hutani Mas telah mendapatkan areal
pencadangan untuk pembangunan UPHHK-HT dari Menteri Kehutanan
berdasarkan Keputusan Pemenang Lelang No. 515/Menhut-VI/2005
Tanggal 27 Desember 2005 seluas 66.055 Ha dan rekomendasi Bupati
Kabupaten Musi Banyuasin No. 522/622/Kehut/2006 Tanggal 27 Maret
2006.

UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas saat ini telah melaksanakan

kegiatannya secara bertahap pada setiap blok pertanaman sesuai


rencana kegiatan pembangunan hutan tanaman.
Dalam

rangkaian

kegiatannya,

PT.

Rimba

Hutani

Mas

membutuhkan sarana dan prasarana penunjang antara lain pelabuhan


bongkar muat kayu dari lokasi UPHHK-HT.
Hutani

Mas

merencanakan

akan

Oleh karena itu PT. Rimba

membangun

Pelabuhan

Khusus

(PELSUS) Bongkar Muat Kayu beserta fasilitas penunjangnya yang


direncanakan berlokasi di pinggir Sungai Lalan, di wilayah Desa Pulai
Gading Kecamatan Bayung Lencir, dengan luas areal PELSUS kurang
lebih 150.000 M2 terdiri dari luas dermaga 2.790 M2 (panjang : 186 m,
lebar : 15 m), dan sarana penunjang dermaga (Tempat penimbunan
kayu, perkantoran, gudang, dan lain-lain) seluas 147.210 M2. Selain itu
juga akan dibangun koridor kanal (jalan angkutan air) sepanjang 4.878
m dengan lebar kanal 12 m.
Lokasi Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu ini terletak
Bab 1. Pandahuluan

I-1

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

pada posisi: 103o 55 09,9 Bujur Timur dan 02 o 06 34,0. Peta situasi
lokasi rencana Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu disajikan
pada Gambar 1.1.
Perizinan yang berkaitan dengan pembangunan Pelabuhan Khusus
(PELSUS) Bongkar Muat Kayu dari lokasi UPHHK-HT PT. Rimba Hutani
Mas ini telah diperoleh dari Bupati Musi Banyuasin berdasarkan Surat
Keputusan Nomor 326 Tahun 2008 Tanggal 5 Maret 2008 tentang
Pemberian Izin Kepada PT. Rimba Hutani Mas untuk Menggunakan
Dataran Air Sebagai Lokasi Pelabuhan Khusus Guna Menunjang Produksi
Hasil Hutan (Kayu) di Sungai Lalan Desa Pulai Gading Kecamatan
Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin, Surat Keputusan Nomor 327
Tahun 2008 Tanggal 5 Maret 2008 tentang Pemberian Izin Kepada PT.
Rimba Hutani Mas untuk Membangun Pelabuhan Khusus Lokal di Sungai
Lalan Desa Pulai Gading Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi
Banyuasin, Surat Keputusan Nomor 328 Tahun 2008 Tanggal 5 Maret
2008 tentang Pemberian Izin Kepada PT. Rimba Hutani Mas untuk
Mengoperasikan Pelabuhan Khusus Lokal di Sungai Lalan Desa Pulai
Gading

Kecamatan

Bayung

Lencir

Musi

Banyuasin.

Izin

tempat

penimbunan kayu (TPK) Antara telah diperoleh dari Kepala Dinas


Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin melalui Surat Keputusan Nomor
21/Kpts/HUT/2008 Tanggal 18 Februari 2008 tentang Penetapan tempat
penimbunan kayu (TPK) Antara, sebagai tempat penimbunan kayu bulat
(KB) dan kayu bulat kecil (KBK) untuk Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (IUPHHK) An. PT. Rimba Hutani Mas di Desa Pulai Gading
Kecamatan Bayung Lencir Musi Banyuasin. Selain itu, untuk koridor
kanal (jalan angkutan air) untuk pengangkutan kayu dari UPHHK-HT PT.
Rimba Hutani Mas ke Pelabuhan Khusus sepanjang 4,878 km yang
merupakan areal HPK (Hutan Produksi Konversi), izin pemakaiannya
telah

diperoleh

dari

Gubernur

Sumatera

Selatan

melalui

Surat

Keputusan Nomor 624/Kpts/I/2007 Tanggal 5 November 2007 tentang


Izin Pembuatan dan Penggunaan Koridor Kanal untuk Kegiatan Izin

Bab 1. Pandahuluan

I-2

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

IUPHHK pada Hutan Tanaman PT. Rimba Hutani Mas.

Gambar 1.1. Peta situasi lokasi rencana Pelabuhan Khusus


(PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas

Bab 1. Pandahuluan

I-3

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 11 tahun 2006 tentang Jenis Usaha Dan/Atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), maka kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS)
Bongkar Muat Kayu yang akan dilakukan oleh PT. Rimba Hutani Mas ini
wajib dilengkapi dengan kajian lingkungan dalam bentuk penyusunan
Dokumen AMDAL.
Dalam Studi AMDAL ini telah ditetapkan dokumen yang disusun
meliputi Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL),
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL)

dan

Rencana

Pemantauan

Lingkungan

(RPL).

Penyusunan

dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) ini


mengacu

dan

berpedoman

kepada

Peraturan

Menteri

Negara

Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2006, tentang


Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
1.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN RENCANA KEGIATAN
1.2.1. Tujuan Rencana Kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu
dari UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas ini antara lain bertujuan untuk :
1.

Menyediakan prasarana bongkar muat kayu yang dihasilkan dari


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas untuk memperlancar suplai bahan
baku kayu untuk industri pengolahan kayu.

Bab 1. Pandahuluan

I-4

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

2.

Meningkatkan manfaat ekonomi dan peran serta masyarakat


setempat secara langsung maupun tidak langsung.

3.

Mendukung program pembangunan dan pengembangan wilayah


di Kabupaten Musi Banyuasin dan Propinsi Sumatera Selatan.

1.2.2. Kegunaan Rencana Kegiatan


Secara umum Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar
Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas akan sangat berguna baik ditinjau dari
segi kepentingan pemrakarsa maupun dari segi menunjang program
pembangunan, antara lain :
1.

Membuka lapangan kerja baru, mengentaskan pengangguran dan


meningkatkan pertumbuhan kegiatan ekonomi pendukung.

2.

Peningkatan pendapatan asli daerah melalui pajak dan retribusi.

3.

Membantu program pengembangan wilayah dan peningkatan


struktur industri kehutanan.

4.

Menimbulkan efek sekunder terhadap perekonomian daerah,


karena dengan adanya kegiatan ini akan tumbuh perusahaan
pemasok barang, penjual jasa dan lain-lain (multiplier efect).

1.3. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU


Pelaksanaan studi AMDAL ini dilakukan atas dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia, yaitu :
1.3.1. Undang-Undang
a.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 1960,


tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berkaitan dengan
kegiatan penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk Pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas.

b.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 1968 jo


Undang-Undang No 12 Tahun 1970, tentang Penanaman Modal
Dalam Negeri, berkaitan dengan penanaman modal dalam negeri

Bab 1. Pandahuluan

I-5

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

untuk Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


PT. Rimba Hutani Mas.
c.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja, berkaitan dengan kewajiban pemrakarsa
untuk memperhatikan aspek K3 pada kegiatan penerimaan dan
pemanfaatan tenaga kerja di tahap konstruksi dan tahap operasi.

d.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 1981


tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan, berkaitan dengan prosedur
kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi dan tahap
operasi.

e.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1982


tentang Wajib Daftar Perusahaan, berkaitan dengan kegiatan
perizinan,
administrasi
perusahaan
dan
hirarki
hubungan
perusahaan dengan dinas/instansi terkait di Kabupaten Musi
Banyuasin.

f.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 05 tahun 1990,


tentang Konservasi Sumber Daya Alam (Hayati) dan Ekosistemnya,
berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk lokasi
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

g.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1992,


tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, berkaitan dengan kewajiban
pemrakarsa untuk memperhatikan kesejahteraan karyawan berupa
kewajiban untuk mengikutkan seluruh karyawan pada Program
Jamsostek.

h.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1992


tentang Pelayaran, berkaitan dengan kegiatan pengangkutan/
transportasi sungai dalam tahap konstruksi dan operasi Pelabuhan
Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

i.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992,


tentang Kesehatan, berkaitan dengan kegiatan baik pada tahap
tahap konstruksi dan tahap operasi yang dapat menurunkan tingkat
kesehatan penduduk di sekitar lokasi.

j.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 1993,


tentang Perubahan Iklim, berkaitan dengan dampak lingkungan yang
akan timbul akibat kegiatan Pembangunan Pelabuhan Khusus
(PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

k.

Undang-Undang RI Nomor 05 Tahun 1994, tentang Ratifikasi


Konvensi Keanekaragaman Hayati, berkaitan dengan perencanaan
pembangunan wilayah dalam Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar
Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas

l.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 1996


tentang Perairan Indonesia, berkaitan dengan kegiatan penggunaan

Bab 1. Pandahuluan

I-6

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

dan pemanfaatan perairan untuk kegiatan Pembangunan Pelabuhan


Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.
m.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003


tentang
Ketenagakerjaan,
berkaitan
dengan
hubungan
ketenagakerjaan antara pihak pemrakarsa, pekerja dan instansi
terkait pada kegiatan penerimaan dan pemanfaatan tenaga kerja
pada tahap konstruksi dan tahap operasi pada kegiatan
pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

n.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2004


tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pancasila,
berkaitan dengan hubungan ketenagakerjaan antara pihak
pemrakarsa dan tenaga kerja pada tahap konstruksi dan tahap
operasi pada kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS)
Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

o.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2004 tentang


Sumber Daya Air, berkaitan dengan kegiatan penggunaan dan
pemanfaatan sumberdaya air pada kegiatan pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas.

p.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2004


tentang Kehutanan, berkaitan dengan kegiatan pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas secara keseluruhan baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi dan tahap operasi.

q.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007,


tentang Penanaman Modal, berkaitan dengan kegiatan perizinan,
administrasi perusahaan dan hirarki hubungan perusahaan dengan
dinas/instansi terkait.

r.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007


tentang Penataan Ruang, berkaitan dengan kegiatan penggunaan
dan pemanfaatan lahan untuk lokasi kegiatan pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas.

s.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 jo


Undang-undang No 32 Tahun 2004 jo Undang-undang Nomor
08/2004 tentang Pemerintahan Daerah, berkaitan dengan kegiatan
perizinan,
administrasi
perusahaan
dan
hirarki
hubungan
perusahaan dengan dinas/instansi terkait di Kabupaten Musi
Banyuasin.

t.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009,


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, berkaitan
dengan kewajiban pihak pemrakarsa untuk melakukan pengelolaan

Bab 1. Pandahuluan

I-7

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan Pembangunan


Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas baik pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan tahap
operasi sehingga dampak negatif penting dapat diminimalkan
sedangkan dampak positif penting dapat dimaksimalkan.
1.3.2. Peraturan Pemerintah
a.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1970,


tentang Perencanaan Hutan, berkaitan dengan perencanaan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

b.

Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 1985, tentang Perlindungan


Hutan, berkaitan dengan perencanaan Pembangunan Pelabuhan
Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

c.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991


tentang Sungai, sebagai pedoman dalam pelaksanaan Pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas yang terletak di pinggir Sungai Lalan.

d.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993


tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, sebagai pedoman dalam
pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar
Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas

e.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1994,


tentang Perburuan Satwa, berkaitan dengan kewajiban pihak
perusahaan untuk melakukan pengelolaan terhadap satwa terutama
terhadap satwa yang dilindungi di wilayah kegiatan Pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas.

f.

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994 tentang Jaminan


Sosial Tenaga Kerja berkaitan dengan kewajiban pemrakarsa untuk
memperhatikan kesejahteraan karyawan berupa kewajiban untuk
mengikutkan seluruh karyawan pada Program Jamsostek.

g.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 1996,


tentang Kepelabuhanan, sebagai pedoman dalam pelaksanaan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas

h.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999,


tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,
berkaitan dengan dampak lingkungan yang akan terjadi akibat
kegiatan Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat
Kayu yang menggunakan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) serta
adanya
penggunaan
pemakaian
peralatan
mekanis
yang
menghasilkan oli bekas dan juga tergolong sebagai Limbah B3.

Bab 1. Pandahuluan

I-8

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

i.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999,


tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, berkaitan dengan
kewajiban pihak pemrakarsa untuk melakukan pengelolaan dampak
lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan baik pada tahap pra
konstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasi sehingga dampak
negatif penting dapat diminimalkan sedangkan dampak positif
penting dapat dimaksimalkan.

j.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1999,


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, berkaitan dengan
penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk lokasi kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

k.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 1999,


tentang Angkutan di Perairan Daratan, berkaitan dengan kegiatan
penggunaan dan pemanfaatan Sungai Lalan untuk lalulintas
angkutan kayu dari Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu
PT. Rimba Hutani Mas.

l.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 1999


atas perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999,
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,
berkaitan dengan dampak lingkungan yang akan terjadi akibat
kegiatan yang menggunakan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
serta adanya penggunaan pemakaian peralatan mekanis yang
menghasilkan oli bekas dan juga tergolong sebagai Limbah B3.

m.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2001


tentang Kepelabuhanan, sebagai pedoman dalam pelaksanaan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas

n.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2001,


tentang Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup
yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan Lahan, berkaitan
dengan kewajiban pihak perusahaan untuk melakukan pengelolaan
terhadap ancaman terjadinya kebakaran hutan di sekitar lokasi
rencana Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat
Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

o.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001,


tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, berkaitan
dengan dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan yang
menggunakan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) serta adanya
penggunaan pemakaian peralatan mekanis yang menghasilkan oli
bekas dan juga tergolong sebagai Limbah B3.

p.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001


tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
berkaitan dengan kegiatan baik pada tahap konstruksi dan tahap

Bab 1. Pandahuluan

I-9

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

operasi yang menghasilkan limbah cair dan menimbulkan penurunan


kualitas air permukaan.
q.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004,


tentang Penatagunaan Tanah, berkaitan dengan kegiatan penyiapan
lahan pada tahap konstruksi Pembangunan Pelabuhan Khusus
(PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

r.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2004,


tentang Perlindungan Hutan, berkaitan dengan latar belakang
perlunya kegiatan perlindungan hutan pada pelaksanaan kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

s.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2007


tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
serta Pemanfaatan Hutan, berkaitan dengan kegiatan pemanfaatan
areal hutan untuk Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu
PT. Rimba Hutani Mas yang terletak pada areal hutan produksi
konversi (HPK).

t.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007


tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah Daerah
Propinsi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota, berkaitan
dengan kegiatan perizinan, administrasi perusahaan dan hirarki
hubungan perusahaan dengan dinas/instansi terkait di Kabupaten
Musi Banyuasin.

u.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008


tentang RTRW, berkaitan dengan kesesuaian lokasi Pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas dengan tata ruang.

1.3.3. Keputusan dan Instruksi Presiden


a.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 1971,


tentang Peningkatan Prasarana Pengusahaan Hutan untuk Seluruh
Wilayah Indonesia, berkaitan dengan kegiatan pembukaan wilayah
hutan dan pembangunan sarana prasarana UPHHK-HT, termasuk
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas

b.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1980,


tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan, berkaitan dengan
prosedur kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi
dan tahap operasi.

c.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1990,


tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan berkaitan dengan

Bab 1. Pandahuluan

I-10

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

pengawasan dan pelaporan dampak lingkungan yang akan terjadi


akibat kegiatan baik pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan
tahap operasi.
d.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990,


tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, berkaitan dengan kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas yang harus memperhatikan kawasan-kawasan
yang termasuk kawasan lindung sehingga tidak boleh dibuka.

e.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 1993,


tentang Satwa dan Bunga Nasional, berkaitan dengan kewajiban
perusahaan untuk melakukan pengelolaan terhadap satwa langka
dan dilindungi serta bunga endemik yang ditemui di lokasi kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

f.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1993,


tentang Penyakit Akibat Kerja berkaitan dengan pengelolaan dampak
lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan pada tahap tahap
konstruksi dan tahap operasi terutama terhadap aspek kesehatan
pekerja.

g.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1993


Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional, berkaitan
dengan kesesuaian lokasi Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS)
Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas dengan tata ruang.

1.3.4. Keputusan dan Instruksi Menteri


a.

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor


54/Kpts/Um/2/ 1972, tentang Pohon-Pohon Kawasan Hutan yang
Dilindungi, berkaitan dengan kegiatan pembukaan lahan pada
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas yang harus memperhatikan kawasan-kawasan
yang termasuk kawasan lindung sehingga tidak boleh dibuka.

b.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


173/Menkes/Per/ VII/1977, tentang Pengawasan Pencemaran Air
Untuk Berbagai Kegiatan yang Berhubungan Dengan Kesehatan,
berkaitan dengan kegiatan baik pada tahap konstruksi dan tahap
operasi yang menghasilkan limbah cair dan menimbulkan penurunan
kualitas air sumur penduduk di sekitar lokasi.

c.

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor


327/Kpts/Um/ 5/1978, tentang Penetapan Tambahan Jenis-Jenis
Binatang Liar yang Telah Dilindungi, berkaitan dengan kewajiban
perusahaan untuk melakukan pengelolaan terhadap satwa langka
dan dilindungi yang ditemui di lokasi kegiatan Pembangunan

Bab 1. Pandahuluan

I-11

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani


Mas.
d.

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor


353/Kpts-II/ 1986, tentang Penetapan Radius/ Jarak Larangan
Penebangan Pohon dari Mata Air, Tepi Jurang, Waduk/Danau, Sungai
dan Anak Sungai dalam Kawasan Hutan Cadangan dan Hutan
Lainnya, berkaitan dengan kegiatan pembukaan lahan pada kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas yang harus memperhatikan kawasan-kawasan
yang termasuk kawasan lindung sehingga tidak boleh dibuka.

e.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


718/MENKES /PER/XII/1987 tentang Kebisingan yang berhubungan
dengan Kesehatan, berkaitan dengan kegiatan baik pada tahap
konstruksi dan tahap operasi yang menimbulkan kebisingan dan
hubungannya dengan kesehatan penduduk di sekitar lokasi kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

f.

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor


261/Kpts-II/1990, tentang Penambahan Lampiran Keputusan Menteri
Pertanian Republik Indonesia No. 54/Kpts/Um/2/1972, tentang PohonPohon di Dalam Kawasan Hutan yang Dilindungi, berkaitan dengan
kegiatan pembukaan lahan pada kegiatan Pembangunan Pelabuhan
Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas yang
harus memperhatikan kawasan-kawasan yang termasuk kawasan
lindung sehingga tidak boleh dibuka.

g.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


416/Menkes/Per/ IX/1990, tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan
Kualitas Air, berkaitan dengan kegiatan baik pada tahap konstruksi
dan tahap operasi yang menghasilkan limbah cair dan menimbulkan
penurunan kualitas air sumur penduduk di sekitar lokasi.

h.

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor


837/Kpts-II/ 1990, tentang Larangan Penebangan Pohon di 100
meter Kanan-Kiri Sungai dan 200 meter dari radius mata air,
berkaitan dengan kegiatan pembukaan lahan pada kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas yang harus memperhatikan kawasan-kawasan
yang termasuk kawasan lindung sehingga tidak boleh dibuka.

i.

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor


260/Kpts-II/ 1995, tentang Petunjuk Usaha Pencegahan dan
Pemadaman Kebakaran Hutan, berkaitan dengan kewajiban
perusahaan untuk menyiapkan instrument pencegah terjadinya
kebakaran.

j.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor


KEP-299 /MENLH/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek

Bab 1. Pandahuluan

I-12

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

Sosial dalam AMDAL, merupakan dasar untuk mengkaji aspek sosial


dalam AMDAL
k.

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor


519/Kpts-II/ 1997, tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
Upaya Pengelolaan Lingkungan, Upaya Pemantauan Lingkungan
Pembangunan Kehutanan, berkaitan dengan kewajiban pihak
perusahaan untuk melakukan pengelolaan dampak lingkungan yang
akan terjadi akibat kegiatan baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi dan tahap operasi dan tahap pasca operasi sehingga
dampak negatif penting dapat diminimalkan sedangkan dampak
positif penting dapat dimaksimalkan.

l.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor


SH.01 /Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Udara di
Lingkungan Kerja, Sebagai tolok ukur kimia udara di lingkungan kerja
akibat kegiatan Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar
Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas baik pada tahap konstruksi maupun
tahap operasi.

m.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 03


Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan, berkaitan dengan pedoman tentang tata cara
pelaksanaan K3 dalam kegiatan Pembangunan Pelabuhan Khusus
(PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas

n.

Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM.27


Tahun 1998 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus, sebagai
pedoman dalam pelaksanaan Pengelolaan Pelabuhan Khusus
(PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas

o.

Peraturan Menteri Agraria Republik Indonesia / Kepala BPN Nomor


2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi, berkaitan dengan acuan untuk
mengajukan
izin
lokasi
yang
digunakan
untuk
kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

p.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Kep.


5/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas untuk Iklim Kerja dan Nilai
Ambang Batas untuk Kebisingan di tempat kerja, berkaitan dengan
tolok ukur faktor kebisingan di tempat kerja akibat kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas

q.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Kep.


51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
Kerja, berkaitan dengan tolok ukur faktor fisika akibat kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

Bab 1. Pandahuluan

I-13

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

r.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor


02 Tahun 2000 tentang Pedoman Penilaian Dokumen AMDAL,
merupakan pedoman bagi Komisi Penilai AMDAL dalam menilai
dokumen AMDAL yang telah disusun.

s.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


876/Menkes/SK/ VII/2001 tentang Pedoman Teknis ADKL, sebagai
pedoman untuk menentukan dampak kesehatan akibat serta
metode pengelolaannya.

t.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


907/Menkes/SK/ VII/2002, tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum, berkaitan dengan kegiatan baik pada tahap
konstruksi dan tahap operasi yang menghasilkan limbah cair dan
menimbulkan penurunan kualitas air sumur penduduk di sekitar
lokasi.

u.

Keputusan Menteri Perhubungan No KM. 53 tahun 2002 tentang


Tatanan
Kepelabuhan
Nasional,
sebagai
pedoman
dalam
pelaksanaan Pengelolaan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat
Kayu PT. Rimba Hutani Mas

v.

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor


SK.352/Menhut-II/2004 tentang Izin Pembuatan dan Penggunaan
Koridor untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) pada Hutan Alam atau Hutan Tanaman, berkaitan dengan
pembangunan koridor kanal yang menghubungkan lokasi IUPHHK-HT
PT. Rimba Hutani Mas ke lokasi Pelabuhan Khusus (PELSUS).

w.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 49


Tahun 2004 tentang Skala dan Struktur Upah, berkaitan dengan
hubungan ketenagakerjaan antara pihak pemrakarsa dan pekerja
pada kegiatan penerimaan dan pemanfaatan tenaga kerja pada
tahap konstruksi dan tahap operasi.

x.

Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM.73


Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau,
berkaitan dengan kegiatan penggunaan dan pemanfaatan Sungai
Lalan untuk lalulintas angkutan kayu dari Pelabuhan Khusus
(PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

y.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 100


Tahun 2004 tentang perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT),
berkaitan dengan hubungan ketenagakerjaan antara pihak
pemrakarsa, pekerja dan instansi terkait pada kegiatan penerimaan
dan pemanfaatan tenaga kerja pada tahap konstruksi dan tahap
operasi.

z.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 102


Tahun 2004 tentang Kerja Lembur, berkaitan dengan hubungan
ketenagakerjaan antara pihak pemrakarsa dan pekerja pada

Bab 1. Pandahuluan

I-14

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

kegiatan penerimaan dan pemanfaatan tenaga kerja pada tahap


konstruksi dan tahap operasi.
aa.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia


Nomor 08 Tahun 2006, tentang Pedoman Penyusunan Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan,
berkaitan
dengan
format
penyusunan Dokumen AMDAL rencana kegiatan Pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas.

bb.

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 09


Tahun 2006 tentang Ketentuan Dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin
Usaha Perdagangan, berkaitan dengan kegiatan perizinan,
administrasi perusahaan dan hirarki hubungan perusahaan dengan
dinas/instansi terkait di Kabupaten Musi Banyuasin.

cc.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia


Nomor 11 Tahun 2006, tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, berkaitan dengan penapisan kegiatan yang wajib
menyusun Dokumen AMDAL dan kegiatan Pembangunan Pelabuhan
Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas
berdasarkan dasar hukum ini wajib menyusun Dokumen AMDAL.

dd.

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor


P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang
berasal dari Hutan Negara jo Nomor P.63/Menhut-II/2006 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.55/Menhut-II/2006
tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Negara,
berkaitan dengan penatausahaan hasil hutan pada Pelabuhan
Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

ee.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia


Nomor 05 Tahun 2008, tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, berkaitan dengan pedoman
penilaian Dokumen AMDAL rencana kegiatan Pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas oleh Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

1.3.5. Keputusan Kepala Bapedal


a.

Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 Tahun 1994, tentang


Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting, berkaitan dengan
kriteria yang digunakan untuk menentukan dampak besar dan
penting pada bagian evaluasi dampak kegiatan Pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas.

b.

Keputusan Kepala Bapedal Nomor 01/Bapedal/09/1995 tentang


Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan

Bab 1. Pandahuluan

I-15

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) berkaitan dengan


dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan Pembangunan
Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani
Mas yang akan menghasilkan limbah yang tergolong limbah B3
seperti oli bekas, filter bekas dan lain-lain, limbah B3 harus disimpan
ditempat khusus sesuai dengan kehendak peraturan ini.
c.

Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-299/11/1996, tentang


Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL,
berkaitan dengan metode pengumpulan dan analisis data komponen
sosial ekonomi dan sosial budaya dalam Dokumen AMDAL kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

d.

Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 124/12/1997, tentang


Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan
AMDAL, berkaitan dengan metode pengumpulan dan analisis data
komponen kesehatan masyarakat dalam Dokumen AMDAL kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

e.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan


Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan
Keterbukaan Informasi dalam Proses Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup, berkaitan dengan kewajiban Sosialisasi
AMDAL kegiatan Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar
Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas yang harus dilakukan sebelum
penyusunan Dokumen AMDAL dilakukan dengan tujuan untuk
menampung semua aspirasi masyarakat yang berkembang di
wilayah studi.

1.3.6. Keputusan Direktur Jenderal


a.

Keputusan Direktur Jenderal RRL Nomor 028/Kpts/V/1994,


tentang Konservasi Tanah di Areal Pengusahaan Hutan berkaitan
dengan kegiatan penyiapan lahan pada Pembangunan Pelabuhan
Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas yang
akan dilakukan oleh pihak perusahaan pada tahap konstruksi.

b.

Keputusan Direktur Jenderal PHPH Nomor 243/Kpts/DJ-VI/1994,


tentang Petunjuk Teknis Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran Hutan di Areal Pengusahaan Hutan dan Areal Penggunaan
Lainnya, berkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk menyiapkan
instrument pencegah terjadinya kebakaran.

c.

Keputusan Direktur Jenderal PHPH Nomor 244/Kpts/DJ-VI/1994,


tentang Petunjuk Teknis Pemadaman Kebakaran Hutan, berkaitan
dengan kewajiban perusahaan untuk menyiapkan instrument
pencegah terjadinya kebakaran.

Bab 1. Pandahuluan

I-16

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

d.

Keputusan Direktur Jenderal PHPH Nomor 245/Kpts/DJ-VI/1994,


tentang Prosedur Tetap Pemakaian Peralatan Pemadaman Kebakaran
Hutan, berkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk menyiapkan
instrument pencegah terjadinya kebakaran.

e.

Keputusan Direktur Jenderal PHPH Nomor 247/Kpts/DJ-VI/1994,


tentang
Petunjuk
Standarisasi
Sarana
Pencegahan
dan
Penanggulangan Kebakaran Hutan, berkaitan dengan kewajiban
perusahaan untuk menyiapkan instrument pencegah terjadinya
kebakaran.

f.

Keputusan Direktur Jenderal PHPA Nomor 47/Kpts/DJ-VI/1997,


tentang Petunjuk Teknis Pemadaman Terpadu, berkaitan dengan
kewajiban perusahaan untuk menyiapkan instrument pencegah
terjadinya kebakaran.

g.

Keputusan Direktur Jenderal PHPA Nomor 48/Kpts/DJ-VI/1997,


tentang Sistem Komando Pemadaman Kebakaran Hutan, berkaitan
dengan kewajiban perusahaan untuk menyiapkan instrument
pencegah terjadinya kebakaran

1.3.7. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Selatan


a.

Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Selatan Nomor 28


Tahun 2001, tentang Pengendalian Pembuangan Limbah Cair,
sebagai pedoman dalam pengendalian pembuangan limbah cair
pada kegiatan Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar
Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

b.

Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Selatan Nomor 14


tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera
Selatan, sebagai pedoman untuk mengetahui bahwa kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas sesuai dengan Tata Ruang Wilayah Propinsi
Sumatera Selatan

1.3.8. Peraturan/Keputusan Gubernur Sumatera Selatan


a.

Keputusan Gubernur Tingkat I Sumatera Selatan Nomor


522.5/3317 /XI/1990 tanggal 18 Maret 1990 tentang Kewajiban
Melakukan AMDAL, berkaitan dengan kewajiban pihak pemrakrsa
untuk menyusun Dokumen AMDAL sebelum kegiatan dilakukan.

b.

Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 15 Tahun


2005 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak dan Ambang
Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, berkaitan dengan tolok
ukur dampak emisi gas buang peralatan berat yang digunakan
dalam kegiatan konstruksi dan operasi Pelabuhan Khusus (PELSUS).

Bab 1. Pandahuluan

I-17

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

c.

Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun


2005 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai, berkaitan
dengan metode analisis data rona awal dan tolok ukur dampak
terhadap badan air di wilayah studi akibat kegiatan konstruksi dan
operasi Pelabuhan Khusus (PELSUS).

d.

Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun


2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat
Kebisingan, berkaitan dengan metode analisis data rona awal dan
tolok ukur dampak terhadap kualitas udara dan tingkat kebisingan di
wilayah studi akibat kegiatan konstruksi dan operasi Pelabuhan
Khusus (PELSUS).

e.

Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 18 Tahun


2005 tentang Baku Mutu Limbah Cair (BMLC) Bagi Kegiatan Industri,
Hotel, Rumah Sakit, Domestik dan Pertambangan Batubara,
berkaitan dengan tolok ukur dampak terhadap limbah cair yang
telah dilakukan pengelolaan dan boleh dialirkan ke lingkungan pada
kegiatan konstruksi dan operasi Pelabuhan Khusus (PELSUS).

f.

Keputusan
Gubernur
Sumatera
Selatan
Nomor
838/PTS/DISNAKER/ 2008 tentang Upah Minimum Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2008, berkaitan dengan prosedur upah (gaji) tenaga
kerja yang direkrut pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi

1.3.9. Peraturan Daerah/ Keputusan Bupati Musi Banyuasin


a.

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 10 Tahun


1994 tentang Rencana Tata ruang Wilayah
Kabupaten Musi
Banyuasin, sebagai pedoman dalam pemanfaatan ruang untuk
kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat
Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

b.

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 04 Tahun


2002, tentang Rencana Strategis Kabupaten Musi Banyuasin,
sebagai pedoman dalam pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS)
Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas dalam kaitannya dengan
rencana strategis Kabupaten Musi Banyuasin

c.

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 21 Tahun


2002 tentang tentang Penggunaan Pengambilan Air Permukaan
Tanah, sebagai pedoman dalam pemanfaatan air permukaan dan air
tanah pada kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS)
Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

d.

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 39 Tahun


2002 tentang Retribusi Izin Penggunaan Dataran Air, berkaitan
dengan kegiatan penggunaan dan pemanfaatan Sungai Lalan untuk
lalulintas angkutan kayu dari Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar
Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas

Bab 1. Pandahuluan

I-18

ANDAL Pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu


UPHHK-HT PT. Rimba Hutani Mas

e.

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 03 Tahun


2004, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin, sebagai pedoman dalam pemanfaatan ruang untuk
kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat
Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

f.

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 25 tahun


2005, tentang Retribusi Izin Pengangkutan Barang di Darat, Laut,
Sungai dan Danau dalam Kabupaten Musi Banyuasin, berkaitan
dengan retribusi izin pengangkutan kayu dari Pelsus pada tahap
operasi.

g.

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 25 tahun


2005, tentang Retribusi Izin Pembuangan Air Limbah di Kabupaten
Musi Banyuasin, sebagai pedoman dalam hal retribusi pembuangan
air limbah pada kegiatan pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS)
Bongkar Muat Kayu PT. Rimba Hutani Mas.

h.

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 27 Tahun


2005 tentang Retribusi Perizinan Usaha (SIUP dan TDP, TDI dan IUI),
sebagai pedoman dalam hal retribusi perizinan tanah pada kegiatan
pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu PT.
Rimba Hutani Mas.

i.

Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 2 tahun


2008, tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin,
berkaitan dengan kegiatan perizinan, administrasi perusahaan dan
hierarki hubungan perusahaan dengan dinas/instansi terkait.

j.

Keputusan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 44 Tahun


2003 tentang Pedoman Tarif Nilai Ganti Rugi atas Bangunan, Tanam
Tumbuh di atasnya guna kepentingan Pembangunan Pemerintah dan
Swasta.

k.

Keputusan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 245 Tahun


2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Peraturan Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 39 Tahun 2002 tentang Retribusi
Izin Penggunaan Dataran Air, berkaitan dengan kegiatan
penggunaan dan pemanfaatan Sungai Lalan untuk lalulintas
angkutan kayu dari Pelabuhan Khusus (PELSUS) Bongkar Muat Kayu
PT. Rimba Hutani Mas.

Bab 1. Pandahuluan

I-19

Anda mungkin juga menyukai