PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wabah ebola menjadi perhatian masyarakat di seluruh dunia akhir-akhir
ini. Hal ini dikarenakan virus ebola merupakan virus mematikan yang sangat
mudah menular. Berdasarkan berita yang dilansir situs harian online
KOMPAS.com pada tanggal 7 Agustus 2014, menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), lebih dari 1.600 orang di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone
telah terinfeksi virus ebola dan dikabarkan 937 diantaranya meninggal sejak
Maret 2014. Seseorang dapat terinfeksi virus ebola melalui kontak langsung
dengan cairan tubuh penderita. Virus ebola dapat bertahan hidup di
permukaan benda. Sehingga, benda apa pun yang terkontaminasi dengan
cairan tubuh penderita, seperti sarung tangan karet ataupun jarum suntik,
dapat menjadi media penularan virus tersebut. Oleh karena itu, virus ebola
sangat mudah menyebar. (Liauw, 2014)
Penularan wabah ebola perlu mendapat perhatian khusus karena
walaupun wabah ini muncul dan berkembang di Afrika, tetapi bisa juga
menyerang masyarakat dunia di luar Afrika. Hal ini dikarenakan di zaman
modern ini dengan sarana transportasi yang sudah canggih memungkinkan
masyarakat dunia bepergian ke berbagai tempat di dunia ini dan membawa
virus ebola ke negara yang dituju. Berdasarkan berita yang dilansir
jawapos.com tanggal 8 Oktober 2014, seorang perawat dari Spayol
dinyatakan positif terjangkit ebola setelah merawat dua pasien ebola di Afrika
Barat dan saat ini pemerintah Spanyol sedang mengarantina perawat tersebut,
suami dan seorang perawat lagi yang bekerja bersamanya. Masyarakat
Indonesia sendiri seharusnya juga ikut waspada akan wabah penyakit ini.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa banyak sekali turis asing yang yang
datang ke Indonesia dan berpotensi membawa virus ebola. Selain itu, upaya
preventif hendaknya juga perlu diperhatikan, mengingat telah banyak korban
jiwa karena wabah penyakit lain sebelumnya, seperti flu burung dan flu babi.
BAB II
PEMBAHASAN
Sampai saat ini virus ebola masih menjadi wabah penyakit menular
yang mematikan yang belum ditemukan obatnya. Bahkan tingkat kematian
akibat virus ebola mencapai 90% dari jumlah total penderitanya (Liauw,
2014). Badan kesehatan dunia (WHO) terus melakukan penelitian mengenai
virus ini dengan harapan bisa menemukan vaksinnya. Selain itu WHO juga
mengerahkan relawan tenaga medis untuk merawat penderita ebola di benua
Afrika.
2.3 Dampak Virus Ebola terhadap Kesehatan Tubuh Manusia
2.3.1 Mekanisme Kerja Virus Ebola dalam Tubuh Manusia
Bhadelia, Nahid (2014), epidemiologis Boston Medical Center,
Amerika Serikat, memaparkan bahwa saat virus ebola berpindah masuk
ke tubuh manusia, dengan segera virus tersebut masuk ke dalam sel
tubuh dan menggandakan diri. Setelah itu, sel tubuh akan pecah dan
mengeluarkan virus-virus baru yang akan menginfeksi sel tubuh lain
dan mengacaukan sistem tubuh secara keseluruhan. Virus ebola
memproduksi protein yang disebut ebolavirus glycoprotein, yang
langsung menempel pada sel dalam pembuluh darah. Protein tersebut
akan menipiskan lapisan pembuluh, yang memicu kebocoran darah
dalam tubuh. Virus ebola menurunkan kemampuan tubuh dalam
mengkoagulasi darah dan menyebabkan pendarahan internal.
Selain itu, virus ebola juga melemahkan sistem kekebalan tubuh,
seperti yang dilakukan virus HIV yang menyebabkan AIDS. Bedanya,
virus ebola akan memengaruhi sel darah putih dan membuat sel tersebut
tidak bisa memperingatkan tubuh akan bahaya kesehatan yang
mengancam, terutama dari hati, ginjal, empedu, dan otak.
Ketika sel darah putih dilemahkan oleh virus ebola, tubuh akan
memproduksi molekul yang disebut sitokin. Dalam tubuh yang sehat,
keberadaan sitokin akan merangsang otak untuk melepaskan sel
penangkal penyakit. Namun, dalam kasus penyakit ebola, sitokin yang
dilepaskan terlalu berlebihan sehingga menyebabkan gejala mirip flu.
Jadi pada intinya virus ebola menjadi sangat berbahaya dan
mematikan karena menyebabkan pendarahan internal dan menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia. Selain itu, virus ini menyebabkan
gejala yang mirip flu biasa, sehingga terkadang warga menganggap ini
Bercak pada kulit tampak jelas pada batang tubuh (pada hari ke 57)
Mata kemerahan.
Gejala berikutnya adalah :
Pada kasus berat terjadi napas cepat, tekanan darah rendah, koma,
dan tidak berkemih
Pada penderita yang bertahan hidup dari infeksi virus ebola dapat
mengalami gejala:
Nyeri otot
Nyeri kepala
Lemas
Bulimia
Enzyme
Linked
Immunoabsorbent
Assay (ELISA)
dahulu negara yang selama ini menjadi lokasi penyebaran penyakit ebola.
Cuci tangan adalah salah satu langkah jitu untuk mencegah berbagai
penyakit. Dari tangan yang kotor, banyak penyebab penyakit masuk
ke dalam tubuh. Cuci tangan memakai sabun atau cairan antiseptik
dengan kandungan alkohol minimal 60 persen membantu mencegah
menyebar
sekalipun
penderita
tidak
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Virus ebola merupakan virus yang menular dan mematikan yang belum
ditemukan obatnya. Walaupun virus ini muncul dan mewabah di benua
Afrika, tetapi tidak menutup kemungkinan virus ini akan mewabah juga di
negara-negara di luar benua Afrika. Hal ini dikarenakan cara penularan virus
ebola yang relatif mudah. Virus ebola bisa menular melalui kontak langsung
dengan cairan tubuh penderita ebola atau hewan pembawa virus ebola. Virus
ebola menyerang sistem pertahanan tubuh manusia dan menyebabkan
pendarahan internal pada tubuh manusia. Akibat efek yang mematikan ini,
tingkat kematian penderita ebola mencapai 90%. Indonesia perlu waspada
akan wabah ebola. Bila kita mengingat beberapa tahun lalu wabah virus lain
pernah merebak di Indonesia dan memakan banyak korban jiwa. Oleh karena
itu, kesadaran masyarakat untuk meminimalisir penularan virus ebola perlu
dibangun agar virus ebola tidak memberi dampak buruk bagi Indonesia.
3.2 Saran
Saran yang perlu diperhatikan untuk pembuatan makalah selanjutnya
sebagai berikut.
3.2.1 Pembuatan makalah sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti dan sesuai
3.2.2
DAFTAR PUSTAKA
11
Anonim.
2014.
Penyakit
Berbahaya:
Virus
Ebola,
(Online),
(http://www.suriafm.com.my/penyakit-berbahaya-virus-ebola/), diakses 14
Oktober 2014.
Anonim.
2014.
Indonesia
Waspada
Ebola,
(Online),
(http://www.garutkab.go.id/download_files/article/Indonesia%20Waspada
%20Ebola.pdf), diakses 1 Desember 2014
Bhadelia, Nahid. 2014. Virus Ebola: Mematikan dan Tak Ada Obatnya Kini Mulai
Menyebar, (Online), (http://indocropcircles.com/2014/04/03/virus-ebola/),
diakses 14 November 2014.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2014. Virus Ebola:
Mematikan dan Tak Ada Obatnya Kini Mulai Menyebar, (Online),
(http://indocropcircles.com/2014/04/03/virus-ebola/),
diakses
14
November 2014.
King,
J.
W.
2010.
Virus
Ebola,
(Online),
12