Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PE N DAH U LUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan magang yang dilaksanakan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu adalah salah satu kegiatan yang sangat penting dan berpengaruh besar
terhadap pengembangan wawasan mahasiswa calon pendidik yang profesional.
Rintisan Program Pendidik Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) berkewenangan ganda
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP UNIB, mengambil andil dalam
kegiatan magang ini. Kegiatan ini dilaksanakan oleh semua mahasaiswa PPGT (berkewenangan
ganda) dengan beban 1 SKS setiap semesternya.
Pada kegiatan magang 1 (satu) kelompok mahasiswa magang melakukan observasi kultur
sekolah, observasi membangun kompetensi dasar pedagogik,kepribadian sosial, serta melakukan
observasi memperkuat pemahaman peserta didik sehingga mahasiswa dapat mengetahui dan
mampu mendeskripsikan situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Kegiatan magang ini
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 71 Kota Bengkulu. Adapaun kegiatan ini diamati secara
terpadu, dan dibawa bimbingan dosen pembimbing, kepala sekolah dan guru pamong. Observasi
ini dilaksanakan secara berimbang, terarah dan terpadu yang merupakan kegiatan untuk
merekam keadaan dan situasi yang terjadi di sekolah yang bersangkutan.
Kegiatan magang ini dilaksanakan berdasarkan landasan hukum yaitu:
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional.
2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
3. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan
8.

Profesi Guru Pra Jabatan.


Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 126/P/2010 Tahun 2010 tentang Penetapan
LPTK penyelanggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.

9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 052/P/2011 Tahun 2011 tentang perubahan atas
Kepmendiknas Nomor 126/P/2011 tentang penetapan LPTK penyelanggara PPG bagi Guru
Dalam Jabatan.
B. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
1. Tujuan Kegiatan
a) Tujuan Umum
Mengacu pada pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tujuan umum mata kuliah
Magang Program Studi PGSD Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PGSD PPGT) adalah
menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b) Tujuan khusus
Mata kuliah ini adalah mempersiapkan calon guru agar lebih mengenal lingkungan sekolah dan
lingkungan profesinya sehingga nanti mampu melakukan kegiatan praktik mengajara dalam mata
kuliah PPL.

2. Manfaat Kegiatan
a) Bagi Sekolah
Mempersiapkan kesempatan pada sekolah untuk menyiapkan calon guru yang profesional.
Membangun kesadaran warga sekolah untuk lebih memperhatikan keadaan lingkungan sekolah
yang kondusif agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik, efektif dan efisien
b) Bagi Mahasiswa
Menambah pemahaman mahasiswa tentang keadaan lingkungan sekolah.
Mahasiswa memperoleh pengalaman ketika dihadapkan dengan lingkungan sekolah.
Mahasiswa lebih mengembangkan daya nalar dalam melakukan observasi.
Bahan persiapan menjadi guru profesional.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan magang 1 (satu), dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 71 Kota
Bengkulu.
2. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan magang 1 (satu), dilaksanakan setiap hari Jumat, dari tanggal
28 September 2013 sampai dengan tanggal 16 November 2013. Berada di sekolah dari pukul
06.45 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB.

BAB II
PELAKSANAAN

A. Hasil Setiap Aspek Kegiatan


1. Pembekalan Magang
Pembekalan Magang I ini merupakan program tentang suasana kehidupan sosial
akademik di SD. Pembekalan yang dilaksanakan pada tanggal 21 September 2013 yang
bertempat di Aula PGSD UNIB Jl. WR.Supratman Kandang Limun Kota Bengkulu.
Kegiatan pembekalan magang ini sekaligus memberikan sosialisasi dan pembekalan itu
sendiri kepada mahasiswa magang, dosen pembimbing, kepala sekolah dan guru pamong.
Kegiatan ini juga tidak secara langsung mempertemukan dan wadah perkenalan antara dosen
pembimbing dan mahasiswa dengan pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan guru
pamong dari SD yang bersangkutan.
2. Penyerahan ke SD
Penyerahan mahasiswa magang 1 (satu) ini dilakukan pada tanggal 28 September 2013
yang didampingi langsung oleh Dosen Pembimbing Dra. Wurjinem,M.Si. Yang kemudian
diterima oleh pihak SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Selesai acara penyerahan ini, bersama kepala
sekolah dan guru pamong mahasiswa melakukan sosialisasi dengan dewan guru dan siswa.
Selanjutnya, langsung melaksanakan kegiatan observasi lingkungan SD Negeri 71 Kota
Bengkulu didampingi oleh guru pamong.
3. Aspek yang diobservasi
a) Kultur Sekolah
1) Kedisiplinan Warga Sekolah
Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil pengamatan selama beberapa hari, bahwa kepala SD Negeri 71 Kota Bengkulu
telah menjalankan tugasnya secara maksimal terutama, disiplin waktu, cara berpakaian dan
memberi andil dalam kebersihan lingkungan sekolah; I) Tepat waktu: Kepala SD 71 Kota
Bengkulu sudah berada di Sekolah sebelum pukul 07.00. Hal ini membuat pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah tertib waktu, II) cara berpakaian: dalamhal ini kepala sekolah menjadi
ujung tombak menentukan kemajuan yang ingin dicapai di sekolahnya, maka hal yang tidak
kalah penting adalah cara berpakaian kepala SD Negeri 71 Kota Bengkulu selalu tampil rapi,
sopan, dan layak menjadi seorang pemimpin yang patut dijadikan model baik bagi guru,
karyawan, maupun siswa, III) Kebersihan lingkungan sekolah: Kebersihan lingkungan yang
berada di SD Negeri 71 Kota Bengkulu telah mencapai hasil yang baik. Dimana kepala Sekolah

selalu memperhatikan keadaan lingkungan dan selalu bekerjasama antar warga sekolah dalam
menjaga kebersihan lingkungan untuk menciptakan keadaan lingkungan yang efektif dan efisien.
Guru
Berdasarkan pengamatan kami, guru yang piket biasanya datang sebelum pukul 07.00. Guru yang
piket mengkordinir siswa yang piket pada hari itu, mereka juga ikut membersihkan halaman
sekolah. Guru kelas juga ikut mengkordinir anak walinya serta ikut membersihkan halaman
kelas. Semua guru berpakaian yang rapi.
Karyawan
Karyawan datang lebih awal biasanya cleaning service dan satpam. Mereka langsung
-

melaksanakan tugasnya masing-masing.


Pakaian rapi, sopan dan bersih
Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah serta bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan

bakti sosial yang dilaksanakan dalam sekolah


Siswa
Sebagian besar siswa di SD Negeri 71 kota Bengkulu, telah mematuhi peraturan di sekolah salah
satunya adalah disiplin waktu. Meski masih ada yang terlambat tapi sebagian besar sudah datang
sebelum jam 07.00. Disisi lain cara berpakaian siswa juga rapi, bersih, sopan, serasi. Siswa SDN
71 Kota Bengkulu memegang pasti pribahasa lebih baik mencegah dari pada mengobati, oleh
karena itu kebersihan lingkungan sekolah sangat diperhatikan oleh setiap siswa, mereka mampu
membedakan sampah organik dan non organik. Impact positive kegiatan ini jarang sekali siswa
tidak masuk sekolah karena sakit.
2) Hubungan Sosial Antar Warga Sekolah
Hubungan Sosial kepala sekolah dengan guru dan karyawan serta dengan siswa
Hubungan Kepala Sekolah dengan Guru-guru sangat baik, seperti yang kami amati
ketika Guru-guru datang langsung bersalaman dengan Kepala Sekolah. Dan pulang juga Guruguru ke Kantor Kepala Sekolah untuk bersalaman dan berpamitan dengan Kepala Sekolah.
Ketika siswa ada lomba mata pelajaran Kepala Sekolah bersama Guru mendampingi siswa
tersebut.
Karyawan selalu membantu Kepala Sekolah ketika ada hal yang harus harus dikerjakan.
Ketika bertemu dengan Kepala Sekolah siswa langsung bersalaman. Kepala Sekolah ikut
mendampingi siswa ketika ada perlombaan
Kepala SDN 71 Kota Bengkulu juga bersifat otoriter, selalu terbuka sehingga
permasalahan apa saja yang dihadapi di sekolah selalu dipecahkan secara bersama-sama. Kepala
sekolah menjunjung tinggi nilai sikap saling menghargai, terhadap guru, karyawan dan siswa.
Hubungan sosial antara guru, karyawan dan siswa

Karyawan selalu membantu Guru-guru, misalnya Tata Usaha, membantu mengetik soalsoal ujian, pengelola UKS membantu ketika ada yang sakit.
Ketika datang siswa selalu bersalaman dengan Guru-guru. Ketika ada siswa yang
bertengkar guru menasehati dan membimbing mereka.
Hubungan sosial antara guru, karyawan dan siswa di SDN 71 Kota Bengkulu terjalin
akrab, harmonis dan memiliki solidaritas yang tinggi, sehingga memiliki hubungan kekeluargaan
yang erat. Tanpa memandang suatu perbedaan baik jabatan maupun latar belakang.
Hubungan sosial antara guru dengan guru
Hubungan Guru dengan guru sangat baik, tidak ada perselisihan, mereka saling
memberikan masukan, saling mengisi kekurangan. Ketika pagi Guru-guru saling bersalaman.
Jika istirahat Guru-guru kumpul di Ruang Guru, mereka saling berinteraksi.
Hubungan sosial antara siswa dengan siswa
Hubungan Siswa dengan siswa sangat baik, meskipun mereka bertengkar tetapi setelah
itu mereka bermain bersama lagi. Ada siswa yang suka mengganggu teman-temannya.
3) Hubungan Warga Sekolah dengan Komite Sekolah
Hubungan antara Warga Sekolah dengan Komite Sekolah sangat baik, Komite
Sekolah berperan aktif ketika mengadakan rapat dengan orangtua murid. Semua kegiatan sekolah
dilaporkan ke Komite Sekolah baik yang berkaitan dengan siswa maupun tentang keuangan.
4) Hubungan Antara Warga Sekolah dengan Masyarakat Sekitar dan Orang Tua Murid
Untuk penghijauan lingkungan sekolah masyarakat menyumbang bibit tanaman
untuk ditanam di sekitar lingkungan sekolah. Ketika ada orang yang meninggal di sekitar
lingkungan sekolah, warga sekolah ikut menjenguk danb mempersiapkan segala alat yang
dibutuhkan, dan lain-lain. Dan sebagai Kepala Sekolah juga memberikan contoh yang baik
dengan warga sekolah dan lingkungan sekitar.
Orangtua murid menginginkan anaknya untuk mengikuti les. Ketika ada siswa yang
mengikuti perlombaan orangtuanya mendukung serta bersedia mendampingi anaknya. Siswa
yang tinggalnya jauh dari sekolah orangtuanya mengantar dan menjemput. Ketika ada siswa
yang sakit orangtuanya langsung memberitahukan kepada guru wali kelasnya sekolah.
5) Sikap Siswa Terhadap
Kepala Sekolah
Siswa di SDN 71 Kota Bengkulu menghargai dan menghormati kepala sekolah sebagai
pemimpin. Mereka selalu patuh terhdap kepala sekolah dan peraturan-peraturan sekolah. Cara
berkomunikasi antara siswa dengan kepala sekolah sangat baik, santun dan efektif.

Guru
Sikap siswa di SDN 71 Kota Bengkulu terhadap guru, menghargai, menghormati dan patuh.
Tetapi, masih ada sebagian siswa yang masih mengabaikan perintah guru. Misalnya: apabila guru
memberikan soal latihan untuk dikerjakan kepada siswa. Sebagian siswa mengerjakan, namun
sebagiannya mengabaikan.
Komunikasi siswa terhadap gurusangat baik, sopan dan efektif. Siswa selalu berani
bertanya, apabila menemukan masalah atau kesulitan dalam belajar.
Karyawan
Sebagian siswa di SDN 71 Kota Bengkulu selalu menunjukan sikap yang baik dan ramah.
Saling menghormati dan saling menghargai. Cara berkomunikasinya santun dan wajar.
Para Tamu (orang luar yang berkunjung)
Siswa selalu menunjukan sikap yang baik, ramah, serta saling menghargai dan menghormati
apabila ada tamu atau orang luar yang datang berkunjung di SDN 71 Kota Bengkulu, Cara
berkomunikasinya pun satun dan wajar sehingga orang luar atau tamu yang datang tidak segan
untuk bertanya dan cepat akrab.
6) Pelaksanaan Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler biasanya dilakukan setiap hari jumat dan sabtu, yaitu Tafakur dan
sholat Dhuha dilaksanakan setiap hari jumat sedangkan pramuka, PMR, Dokter kecil,
pengembangan diri dan senam pagi yang dilaksanakan pada setiap hari sabtu
Non-kurikuler melalui hubungan antar warga sekolah
b)

Membangun Kompetensi Dasar Pedagogik, Kepribadian dan Sosial untuk memperkuat

pemahaman peserta didik


1) Kompetensi Pedagogik
Kegiatan Pembelajaran yang mendidik di Kelas, di Laboratorium, dan di lapangan.
- Kelas
Guru menjelaskan materi pelajaran secara terpadu, terperinci, jelas dan cepat, sehingga peserta
didik dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan adanya pembelajaran yang terpadu
tersebut siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa di SDN 71 Kota Bengkulu.
Memberikan arti bahwa pada pembelajaran yang terpadu, siswa akan memahami konsepkonsep yang mereka pelajari melalu pengalaman langsung dan nyata. Hal ini sesuai dengan
-

dengan panduan KBK Depdiknas 2003 yang menyatakan pengalaman belajar siswa.
Lapangan
Kegiatan olahraga guru mengarahkan dan membimbing siswa, bagaimana cara berbaris yang
benar dan rapi serta menjelaskan materi yang berkaitan dengan kegiatan olahraga dengan

menggunakan alat peraga, seoerti cara bermain bola kaki, bermain bola voli, dan lain sebagainya
sehingga siswa dapat memahami mudah kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan Pembelajaran yang Mendorong Peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal
Pembelajaran yang mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar yang optimal, guru dapat
memberikan bimbingan khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam
hal ini, guru menanyakan kesulitan apa yang dialami siswa sehingga siswa tidak putus asa.
Guru memberikan penguatan kepada peserta didik agar dapat aktif dalam mengikuti
kegiatan

pembelajaran

sehingga

mampu

mencapai

criteria

yang

baik.

Guru

juga

memberikanhadiah atau pujian kepada peserta didik baik berupa mataeri maupun non materi,
sehingga siswa dapat termotivasiuntuk belajar.
Mengamati Berbagai Kegiatan Pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik,
termasuk kreativitasnya, yang dilakukan guru.
Kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya
yang dilakukan guru adalah pada saat kegiatan pembelajaran di kelas guru tidak lagi menerapkan
pembelajaran yang konvesional, tetapai sudah berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Misalnya guru mengajar dengan metode yang lebih inovatif
seperti metode diskusi, eksperimen, demonstrasi, ceramah, main peran serta penugasan.
Contohnya dalam menyajikan materi pelajaran Matematika yang dilakukan guru untuk
menyajikan materi adalah : menjelaskan secara terperinci dan berusaha menemukan jawaban atas
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat mudah memahami
dan dimengerti dan ada juga guru menyajikan pelajaran matematika dengan cara metode hitung
jari anak sehingga anak-anak mudah mengerti.
Tujuan agar siswa tetap semangat dan kosentrasi dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dikelas. Guru dapat menyajikan materi pembelajaran dengan cara bermain
semacam game yang berkaitan dengan materi sehingga dapat mengaktualisasikan potensi peserta
didik. Kreativitas itu yang dapat mendorong peserta didik untuk semangat dalam belajar.
Mengamati Kegiatan guru melakukan Refleksi terhadap Pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan adalah
memberikan pertanyaan kepada siswa menyangkut materi yang telah diajarkan sebelumnya
dengan tujuan apakah siswa telah memahami dan mengikuti serius kegiatan pembelajaran.
Guru menyimpulkan materi pelajaran dengan cara dituliskan dipapan tulis secara singkat
dan menjelaskannya secara terperinci supaya siswa lebih mengerti. Kegiatan lain yang dilakukan
guru adalah memberikan latihan soal yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan dengan
cara mengoreksinya secara satu persatu.

2) Kompetensi Kepribadian
Mengamati perilaku saling menghargai antar warga sekolah tanpa membedakan keyakinan yang
dianut, suku, adat istiadat, daerah asal dan gender.
Perilaku warga sekolah di SDN 71 Kota Bengkulu yang dilihat dari segi keyakinan yang dianut
saling menghargai, dan memiliki toleransi antar sesama serta tidak bersifat fanatik, walaupun
keyakinan yang dianut tersebut, suku, adat istiadat, daerah asal berbeda warga sekolah selalu
menunjukan sikap yang baik, cara berkomunikasinya santun dengan menggunakan bahasa
indonesia sehingga orang luar yang datang tidak tersinggung.
Mengamati sikap dan perilaku warga sekolah, terhadap norma-norma yang dianut (agama, hukum,
dan sosial) yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional indonesia yang beragam.
Menunjukan sikap yang wajar dan santun
Taat terhadap aturan yang dianut (Agama, Hukum, dan sosial) yang berlaku dalam masyarakat
serta saling menghargai antar sesama tanpa membeda-bedakan sehingga tidak ada konflik dan
salah paham.
Selalu menunjukan sikap yang ramah dan cara berinteraksinya pun baik.
Mengamati berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, baik secara lisan
maupun tulisan di Lingkungan Sekolah.
Dalam berkomunikasi secara lisan warga sekolah sering memakai bahasa khas (bahasa
daerah) mau itu disaat mengajar dalam kelas dan diluar kelas. Dalam proses belajar mengajar
guru menggunakan bahasa daerah jika siswa belum memahami materi yang diajarkan dengan
menggunakan bahasa indonesia. Jika secara tulisan guru atau murid menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar. Dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan warga sekolah selalu
memakai bahasa yang santun dan mudah dipahami.
Mengamati komunikasi para guru, staf, dan kepala sekolah dari sudut komunikasi yang efektif,
empatik, dan santun pada peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran
yang terbangun secara klasikal mulai dari:
- Penyiapan kondisi psikologi peserta didik
Sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu guru selalu mengingatkan dan mengajarkan
siswa untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai.
- Memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespon
Dalam memberikan pertanyaan atau tugas guru memberi pertanyaan kepada siswa secara
bergiliran agar semua siswa dapat berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan yang telah
diberikan oleh guru.

- Respon peserta didik


Saat siswa menerima pertanyaan yang diberikan guru ada yang berpikirnya cepat dan ada
juga yang berpikirnya lambat. Tetapi siswa aktif dalam menjawab pertanyaan atau memberikan
pertanyaan kepada guru jika ada yang belum mereka pahami.
- Reaksi guru terhadap respon peserta didik
Ketika ada siswa yang berani untuk menjawab pertanyaan, guru selalu memberikan hadiah
atau pujian agar siswa termotivasi untuk selalu aktif dalam pembelajaran.
3) Kompetensi Sosial
Mengamati sikap inklusif dan obyektif guru terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan
sekitar dalam melakukan pembelajaran
Jika ada siswa mengalami kesulitan atau masalah guru memanggil orangtuanya untuk
mencari solusi dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut.
Guru terhadap teman sejawat, jika seorang guru mempunyai kesulitan maka guru yang
lainnya selalu memberikan masukan atau memberikan pikiran untuk mencari solusi dari masalah
tersebut.
Guru sama-sama saling mengisi kekurangan yang ada pada diri mereka masing-masing.
Misalnya seorang guru mempunyai kesulitan dalam pembelajaran dikelas, maka guru yang lain
saling mengisi dan memberikan masukan agar guru tersebut dapat menjalani pembelajaran yang
lebih baik lagi pada siswanya.
Mengamati komunikasi para guru dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya apakah
dilakukan secara santun, empatik, dan efektif.
Dalam berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah tentunya guru
menggunakan bahasa yang santun dan bahasa yang mudah di mengerti.
Mengamati komunikasi warga sekolah dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
menginformasikan program pembelajaran dan dalam mengatasi kemajuan dan masalah-masalah
yang dihadapi oleh peserta didik apakah dilakukan secara santun, empatik, dan efektif.
Untuk memajukan pendidikan guru mengadakan rapat yang dihadiri oleh orangtua murid.
Bagaimana partisipasi dan peran orangtua murid terhadap pendidikan anaknya. Jika ada siswa
yang mengalami masalah, guru memanggil orangtuanya untu bisa mencari solusi terhadap
masalah atau kesulitan siswa.
Mengamati keikutsertaan orangtua peserta didik dan masyarakat dalam mendukung program
sekolah, pelaksanaan program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
Orangtua tentunya sangat mendukung anaknya menjadi orang yang sukses. Jika seoarang
siswa ada yang sakit dan tidak bisa nasuk sekolah maka orangtuanya memberitahukan atau

mengirim surat buat wali kelasnya. Orangtua selalu mendampingi anaknya yang mengikuti
lomba. Kemudian orangtua juga selalu mendukung anaknya untuk mengikuti les atau bimbel.
c) Memperkuat Pemahaman Peserta Didik
1) Mengamati karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosialemosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
Dalam aspek fisik, fisik siswa dalam suatu kelas bervariasi ada yang gemuk, ada yang
kurus, ada yang tinggi, ada yang pendek.
Dalam aspek intelektual juga berbeda-beda ada yang daya serapnya cepat, ada yang
sedang dan ada juga yang daya serapnya lambat.
Sosial-emosional, dalam hubungan dengan teman-teman yang lain ada siswa yang cepat
marah, egonya masih ada, ada yang sabar, rasa ingin memiliki sesuatu sangat tinggi.
Moral, tingkah laku peserta didik ada yang disiplin tepat waktu, disiplin dalam
berpakaian, disiplin dalam kebersihan lingkungan dan ada juga yang tidak. Sikap saling
menghargai dan saling tolong menolong antar sesama.
Spritual, dalam keagamaan siswa sering melakukan doa bersama sebelum dan sesudah
pelajaran. Untuk lebih mengembangkan rasa spritual siswa, maka setiap hari jumat bukan hanya
siswa saja semua warga sekolah ikut melaksanakan Tafakur dan sholat Dhuha bersama-sama.
Latar belakang Sosial-budaya, latar belakang sosial siswa berbeda-beda ada yang
orangtuanya Nelayan, PNS, Polri, Buruh, dan ada juga Pedagang. Tetapi hubungan pergaulan
mereka tidak ada rasa perbedaan dengan latar belakang sosial-budaya.
2) Mengindentifikasi potensi peserta didik dalam lima mata pelajaran
Siswa mempunyai kemampuan dan potensi yang berbeda-beda Ada siswa yang pandai
dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ada juga dalam pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPA
dan IPS. Tetapi itu tidak untuk semua siswa ada juga beberapa siswa mengalami kesulitan dalam
lima mata pelajaran tesebut.
3) Mengindentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam lima mata pelajaran
Dalam lima pelajaran ada siswa yang mengetahui lebih dulu materi yang diberikan ada
juga belum mengetahui.
4) Mengindentifikasi kesulitan peserta didik dalam lima mata pelajaran
Kesulitan yang terjadi pada siswa dalam lima mata pelajaran adalah dimana saat mata
pelajaran Matematika diajarkan, kesulitan siswa terlihat disaat perhitungan dan pembagian. Dan
ada juga siswa yang mengalami kesulitan tapi tidak ingin bertanya hanya diam saja. Dengan cara
melihat atau mengecek secara individu akhirnya siswa baru mengatakan bahwa dia belum
mengerti dengan materi yang telah dijelaskan. Guru memberikan tugas atau ulangan, maka dari

ulangan yang telah diberikan, Guru mengetahui siswa mana yang memiliki kesulitan dalam
materi yang diberikan.
B. Tingkat Keberhasilan
1. Bagi Sekolah
Tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh SDN 71 kota Bengkulu telah mencapai
hasil yang maksimal baik itu standar kenaikan kelas maupun kelulusan (UAN). Ditinjau dari
kenaikan kelasnya dari tahun ke tahun mencapai hasil yang baik. Sedangkan standar
kelulusannya dari tahun ke tahun mencapai hasil yang sangat memuaskan yaitu mencapai 100%.
2. Untuk Mahasiswa
Tingkat keberhasilab yang dicapai oleh setiap mahasiswa peserta kegiatan magang I ini
telah mencapai hasil yang baik. Dimana pada saat melakukan observasi, tidak ada hambatan atau
halangan apapun. Sehingga proses kegiatan berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
Kegiatan Magang I ini yang telah dilaksanakan SD Negeri 71 Kota Bengkulu dapat kami
laksanakan dengan lancar, hal ini disebabkan oleh faktor pendukung diantaranya:
Adanya hubungan yang harmonis antara dosen pembimbing, kepala sekolah, guru pamong,
dewan guru serta mahasiswa Magang I di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.
Adanya kerja sama yang baik antar warga sekolah SD Negeri 71 Kota Bengkulu dengan
mahasiswa PGSD/PPGT yang melakukan Observasi.
Bimbingan dari kepala sekolah, dosen pembimbing, guru pamong, dan guru lainnya yang ikut
memotivasi lancarnya kegiatan kami ini.
Kekompakan kelompok
Dosen pembimbing yang selalu memberikan masukkan dan bimbingan
2. Faktor Penghambat
Jarak sekolah yang jauh
Waktu yang kurang cukup dalam melakukan penyusunan magang
D. Pengalaman Khusus Yang Diperoleh
1. Kami dapat mengetahui betapa beratnya menjadi seorang guru, bagaimana mengatasi peserta
didik yang mengalami masalah dengan penuh kesabaran.
2. Kami dapat belajar dari guru-guru, bagaimana seharusnya menjadi guru yang profesional
3. Dapat mengetahui karakteristik anak SD yang unik dan beragam
4. Dapat mengenal kondisi fisik, proses belajar mengajar, dan keadaan peserta didik yang ada di
SDN negeri 71 kota Bengkulu

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami melaksanakan kegiatan Magang di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, kami
dapat menarik kesimpulan bahwa bertatap muka langsung pada SD atau objek yang dituju akan
lebih baik dan dapat pengetahuan yang lebih dan memberikan kami pengetahuan yang cukup
untuk kedepannya. Kami juga bisa mengetahui situasi dan kondisi yang berkaitan dengan
sekolah bersangkutan.
B.

Saran

Adapun beberapa saran yang kami berikan antara lain:


1. Sebagai calon guru yang profesional mahasiswa magang harus melakukan observasi dengan
serius dan bertanggungjawab agar memperoleh data atau informasi sesuai dengan kenyataan di
2.

Sekolah yang dituju.


Mahasiswa Magang sebaiknya ikut terlibat dalam membangun sekolah, misalnya: ikut
berpartisipasi membantu guru atau karyawan dalam melakukan sebuah tugas atau pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai