TUGASKELOMPOK
MATAKULIAHHYGIENELINGKUNGANKERJA
PENGELOLAANLINGKUNGANKERJAPABRIKMAKANAN
NamaKelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ArianHandoko
BagusHartanto
DoniArdiyanto
DwiEnggarWidiSaptana
Harjanti
HerdianaWidyastuti
YAYASANPENDIDIKANHAKLISEMARANG
SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATAN
STIKESHAKLISEMARANG
JURUSANKESEHATANMASYARAKAT
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda
dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia.
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang
optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung. Manusia akan mampu melaksanakan
pekerjaannya dengan baik apabila ditunjang oleh lingkungan kerja yang baik. Suatu kondisi
lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa
melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman dan selamat. Ketidak
beresan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi
keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak
yang tentunya tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan
produktif.
Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja
secara optimal dan produktif, oleh karena itu lingkungan kerja harus ditangani dan atau di
desain sedemikian sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan
kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman. Evaluasi lingkungan dilakukan dengan
cara pengukuran kondisi tempat kerja dan mengetahui respon pekerja terhadap paparan
lingkungan kerja.
bertujuan mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam bekerja, berada dalam
keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan lingkungan
kerja, serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.
Maksud dan tujuan hygiene perusahaan adalah melindungi pekerja dan masyarakat
sekitar suatu perusahaan atau industry dari resiko bahaya khususnya factor fisik, kimiawi
dan biologis yang mungkin timbul oleh karena beroperasinya suatu proses produksi. Sasaran
suatu kegiatan hygiene perusahaan adalah factor lingkungan dengan jalan identifikasi
bahaya dan pengukuran agar tahu secara kualitatif dan kuantitatif bahaya yang sedang di
hadapi atau yang mungkin timbul, dan dengan pengetahuan yang tepat tentang resiko
faktor bahaya tersebut diselenggarakan tindakan korektif yang merupakan prioritas utama
waktu itu serta selanjutnya upaya pencegahan yang bersifat menyeluruh.
Wewenang dan tanggung jawab dalam bidang hygiene industri perusahaan dibagi
anatara berbagai sektor yaitu pada sektor ketenagakerjaan atas dasar hygiene industri
merupakan spesialisasi dalam keselamatan dan kesehatan kerja, pada sektor kesehatan
oleh alasan hygiene perusahaan tidak berdiri sendiri melainkan banyak kaitannya dengan
hygiene usaha umum serta pada lingkungan hidup karena lingkungan kerja adalah satu
aspek dalam lingkungan pemukiman.
Masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum harus dilindungi Dari
pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan oleh beroperasinya suatu perusahaan. Semua
sektor penyebab gangguan kesehatan dan penyakit serta gangguan umum lainnya yang
mungkin mengenai pekerja dapat pula menyebabkan hal serupa kepada masyarakat sekitar
suatu perusahaan dan masyarakat umum. Seperti hawa panas yang keluar dari pabrik atau
asap yang mengandung aneka zat kimia melalui cerobong asap. Hygiene industri dengan
kompetensinya dalam hal identifikasi, pengukuran, evaluasi dan pengendalian faktor yang
bersifat fisik, kimiawi dan biologis dapat sangat berperan dalam upaya menyelenggarakan
perlindungan kepada penduduk yang berada di luar perusahaan.
2.2. Konsep dari Hygiene Industri
Konsep dasar dari hygiene industri adalah agar seorang tenaga kerja berada dalam
keserasian sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin keadaan
kesehatan dan produktifitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada keseimbangan yang
positif-konstruktif, antara unsur unsur ;
1. Beban kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud mungkin fisik,
mental, dan atau social. Seorang tenaga kerja yang secara fisik bekerja berat seperti halnya
buruh bongkar muat barang dipelabuhan, memikul lebih banyak beban fisik dari pada beban
mental maupun sosial. Berlainan dari itu adalah beban kerja seorang pengusaha atau
manjemen, tanggung jawabnya merupakan beban mental yang relati jauh lebih besar dari
beban fisik yang dituntut oleh pekerjaannya. Adapun petugas sosial misalnya penggerak
lembaga swadaya masyarakat atau gerakan mengentaskan kemiskinan, mereka lebih
menghadapi dan memikul beban kerja sosial kemasyarakatan. setiap tenaga kerja memiliki
kemampuan tersendiri dalam hal kapasitas dalam menanggung beban kerjanya.
2. Beban tambahan akibat dari pekerjaan dan lingkungan kerja Ada lima fatkor
penyebab beban tambahan dimaksud ;
a) Faktor fisik yang meliputi keadaan fisik seperti bangunan gedung atau volume udara,
atau luas lantai kerja maupun hal-hal yang bersiat fisik seperti penerangan, suhu udara,
kelembabab udara, tekanan udara, kecepatan aliran udara, kebisingan, vibrasi mekanis,
radiasi gelombang elektromagnetik.
b) Faktor kimiawi yaitu semua zat kimia anorganis dan organis yang mungkin wujud fisiknya
merupakan salah satu atau lebih dalam bentuk gas, uap, debu, kabut, fume (uap
logam), asap. Awan, cairan, dan atau zat padat.
c) Faktor biologis, yaitu semua makhluk hidup baik dari golongan tumbuhan maupun
hewan
d) Faktor fisiologis/ergonomis, yaitu interaksi antar faal kerja manusia dengan pekerjaan
dan lingkungan kerjanya seperti kontruksi mesin yang disesuaikan dengan fungsi indra
manusia, postur dan cara kerja yang mempertimbangkan aspek antropometris dan
fisiologis manusia.
e) Faktor mental dan psikologis, yaitu reaksi mental dan kejiwaan terhadap suasana kerja,
hubungan antara pengusaha dan tenaga kerja, struktur dan prosedur organisasi
pelaksanaan kerja dan lain-lain.
3. Kapasitas kerja
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya dan
sangat bergantung kepada motivasi kerja, pengalaman, latar belakang pendidikan, keahlian,
ketrampilan, kesesuaian terhadap pekerjaan, kondisi kesehatan, keadaan gizi, jenis kelamin,
usia dan ukuran antropometri tubuh serta reaksi kejiwaan.
Semakin tinggi mutu ketrampilan kerja yang dimiliki, kian efisien tenaga kerja bekerja
sehingga beban menjadi relative jauh lebih ringan. Tidak mengherankan angka kesakitan
sangat kurang bagi mereka yang memiliki ketrampilan tinggi, lebih lagi bila mereka cukup
termotivasi untuk mendedikasikan hidupnya kepada pekerjaannya.
Dalam rangka menuju sasaran yaitu kesehatan dan produktifitas kerja yang optimal, misi
dari dokter perusahaan adalah sesuai dengan tujuan dari pelayanan kesehatan seperti yang
dijelaskan diatas. Dan dokter perusahaan harus mempunyai hubungan baik dan kerja sama
erat dengan dokter luar, ia harus mengatur konsultasi ke dokter ahli, bilamana diperlukan. Ia
kadang-kadang perlu pula mengatur penggunaan fasilitas kesehatan yang terdapat di
wilayah tempat perusahaan berada atau didaerah lain untuk kepentingan pemeliharaan
kesehatan atau pengobatan penyakit pada pekerja atau unsur pimpinan perusahaan,
misalnya rujukan ke rumah sakit.
kelancaran kerja, karena penerangan (cahaya) yang kurang cukup terang dapat
mengganggu penglihatan karyawan manjadi tidak jelas pada saat bekerja. Sehingga
pekerjaan mereka akan menjadi terhambat, banyak mengalami kesalahan, serta menjadi
kurang efisien di dalam melaksanakan dan menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut dan
pada akhirnya tujuan perusahaan yang diharapkan akan sulit untuk dicapai. Oleh sebab itu
perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang cukup terang dan tidak menyilaukan
mata.
Pada dasarnya, penerangan (cahaya) dapat diperoleh berdasarkan ;
a. Cahaya alam yang berasal dari sinar matahari,
b. Cahaya buatan berupa lampu.
3. Kebisingan
Kebisingan yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Maksud tidak dikehendaki
di sini yaitu karena dengan adanya kebisingan maka konsentrasi dalam bekerja akan
terganggu, sehingga pekerjaan yang dilakukan akan mengalami banyak kesalahan atau
rusak.
Dengan demikian dalam jangka waktu yang panjang bunyi tersebut dapat
mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dapat terjadi kesalahan dalam
berkomunikasi dan akan berpengaruh pada emosi karyawan yang bila tidak diantisipasi
maka akan timbul stres kerja. Dalam melakukan pekerjaan sangat dibutuhkan konsentrasi,
maka sebaiknya ruang kerja dihindarkan dari segala sesuatu yang dapat menimbulkan
kebisingan. Sumber kebisngan dapa berasal dari dalam kantor/industri maupun dari luar
kantor.
4. Kebersihan
Kebersihan lingkungan kerja sangat perlu diperhatikan, karena lingkungan kerja yang
bersih akan menimbulkan rasa nyaman dan semangat kerja yang tinggi bagi karyawan.
Suatu perusahaan yang baik akan memperhatikan hal ini, karena ketika karyawan sedang
bekerja dan membutuhkan konsentrasi tinggi, akan sangat sulit jika keadaan ruangan kerja
kotor atau berantakan. Oleh karena itu perlu diperhatikan kebersihan dalam lingkungan
kerja,
5. Pertukaran Udara
Pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan menimbulkan kesegaran,
sehingga dapat menimbulkan semangat kerja seseorang.
Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja.
Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan cukupnya
oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya
tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran
pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat
pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
6. Bau-Bauan
Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, dan
bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman.
Pemakaian air condition yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
untuk menghilangkan bau-bauan yang menggannggu di sekitar tempat kerja.
7. Temperatur
Menurut hasil penelitian,untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi pengaruh
yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap pegawai karena
kemampuan
beradaptasi
tiap
pegawai
berbeda.
Temperatur dan kelembaban dapat mempengaruhi semangat kerja, kondisi fisik dan emosi.
Temperatur antara 730F- 770F cocok untuk ruang kerja dengan kelembaban antara 25%
hingga 50%. Temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat mempengaruhi kondisi
fisik dan emosi karyawan.
8. Musik
Penggunaan musik pada jam kerja ternyata berpengaruh positif terhadap semangat
kerja dan peningkatan produksi. Bahkan penggunaan musik pun dapat menurunkan tingkat
absensi dan mengurangi kelelahan dalam bekerja. Keefektifan musik yang digunakan dalam
jam kerja, bergantung pada jenis musik yang dimainkan. Oleh karena itu, penggunaan musik
kerja perlu disesuaikan dengan kesukaan karyawan dan kondisi ruang kerja.
Yaitu Menjadi perusahaan penyedia makanan bermerek dan bermutu bagi jutaan konsumen
di Indonesia dan juga di berbagai penjuru dunia.
Dan
Misi
1. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan teknologi
kami
2. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang
merupakan pilihan pelanggan
3. Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional
4. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya
dalam bidang nutrisi
5. Meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mempunyai komitmen dan kebijakan serta maklumat
demi tercapainya Keselamatan dan kesehatan kerja.
KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )
PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang Jawa Tengah mempunyai
komitmen untuk menyediakan tempat kerja yang selamat, sehat, dan aman bagi semua
karyawannya. Pihak Perusahaan memandang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )
setingkat dengan persoalan Kualitas, Produksi dan Biaya Pihak Perusahaan akan selalu
berusaha untuk menghilangkan bahaya yang dapat mengakibatkan sakit, luka, kerusakan
harta benda, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan, dan kehilangan proses serta hal
hal yang dapat merusak lingkungan. Kecelakaan mengakibatkan kehilangan yang tidak
disengaja dan dapat dibatasi melalui pihak pimpinan, melalui pengurus Panitia Pembina
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( P2K3 ), dengan bantuan aktif, dari semua lapisan
karyawan ( karyawan yang
paling bawah hingga top manajemen ) Tanggung jawabtanggung jawab berikut sangat penting demi keberhasilan komitmen dan kebijakan ini,
Pimpinan Perusahaan melalui pengurus P2K3 bertanggung jawab dalam : Mingintegrasikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam semua bidang tempat kerja, melalui proses
Peningkatan secara terus menerus , Meningkatkan komunikasi mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sebagai bagian yang normal dari segala aspek bidang kerja, Merencanakan,
mengembangkan, melaksanakan dan mengawasi Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Mengambil langkah-langkah yang effektif untuk menyediakan dan mempertahankan
tempat kerja yang selamat, sehat, dan aman terbebas dari pencemaran lingkungan dan
penyakit akibat kerja.
Karyawan ( paling bawah hingga top manajemen ) mempunyai tanggung jawab dalam :
Bekerja dengan cara yang selamat, sehat dan aman dan menganjurkan orang lain untuk
melakukan hal yang sama, Mencegah / melarang orang lain yang bekerja dengan cara yang
tidak aman, Bekerjasama, mendukung dan meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di tempat kerja, Melaporkan atau mengoreksi praktek atau kondisi yang mereka
( karyawan ) ketahui tidak sesuai dengan standart yang berlaku, Melakukan pekerjaan
masing-masing sesuai dengan prosedur yang berlaku
Manajemen dan Pengurus P2K3 percaya bahwa semua karyawan PT Indofood CBP Sukses
Makmur Divisi Noodle Semarang Jawa Tengah ini akan bekerjasama dengan Pengurus
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( P2K3 ) dalam menjaga komitmen
pribadi untuk mensukseskan Proses Peningkatan Secara Terus Menerus
Safety and Health First,
Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sekian dan terima kasih
Semarang, 8 Desember 2010
Dibuat oleh,
Udin Chen
General Manager
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Upaya
Upaya
Upaya
Upaya
Upaya
Upaya
Dimana setiap bangunan , karyawan dan proses produksi sesuai ketentuan untuk
menjamin produk yang dihasilkan agar mempunyai mutu yang baik , hygienis dan bebas
dari cemaran mikrobia atau cemaran lainnya. Hal-hal tersebut juga diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 712/MENKES/PER/IX/1986 Perundangan : UU Nomor 23/1992
tentang Kesehatan & Kepmenkes Nomor 715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan
hygiene sanitasi Jasaboga. Perlengkapan/peralatan dalam pengolahan makanan, prinsip
dasar persyaratan/peralatan dalam pengolahan makanan adalah aman sebagai
alat/perlengkapan pemroses makanan. Aman ditinjau dari bahan yang digunakan dan juga
dari desain perlengkapan tersebut.
Good Manufacturing Practices lebih berperan dalam proses produksi karena elemenelemen dalam GMP merupakan elemen-elemen dalam sistem produksi. Jika digambarkan
dalam fishbone diagram :
Alat bantu yang digunakan dalam proses produksi terbuat dari plastik atau stainless
steel, material kayu tidak diperkenankan. Hal ini disebabkan kotoran-kotoran yang masuk
dalam serat kayu sulit untuk dibersihkan sehingga menimbulkan resiko tinggi terhadap
kontaminasi produk. Alat pemotong yang diperbolehkan adalah pisau bukan cutter,
tujuannya untuk mengurangi resiko masuknya potongan cutter ke dalam produk.
E. Faktor Bangungan (BUILDING)
Bangunan ruang produksi harus selalu dalam keadaan bersih dengan penerangan
yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Jalur input bahan baku dan output produk harus
terpisah untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang (cross contamination).
Di dekat pintu dipasang insect killer untuk menghindari masuknya serangga dalam
ruang produksi, selain itu juga dipasang pest control equipment untuk mencegah binatang
pengerat. Setiap bulan dilakukan fumigasi untuk mengendalikan hama. Biasanya fumigasi
ini diserahkan kepada konsultan dan bahan yang digunakan harus bersifat food grade.
Untuk menjaga kesehatan kerja karyawan yang bekerja lebih dari 4 jam diberikan
fasilitas makan dikantin perusahaan yang telah diambil sampel dan diukur jumlah kalori
dan proteinnya serta telah diperiksa hygiene makanan dikantin perusahaan, untuk
karyawan pada shift malam selain makan juga diberikan fasilitas ektra fooding serta
suplemen vitamin.
Untuk menjaga kesehatan dan asupan gizi karyawan yang hamil dan menyusui
diberikan fasilitas extra fooding dan suplemen vitamin, difasilitasi juga tempat laktasi
ibu menyusui , tempat penyimpanan ASI dan peralatan laktasi.
Untuk pertolongan pertama terjadinya kecelakaan kerja disiapkan kotak P3K dan
petugas P3K yang terlatih dan bersertifikasi P3K industri.
Tersedianya sarana poliklinik dengan pelayanan paramedis 24 jam dan praktek dokter
setiap hari untuk menjaga kesehatan karyawan dan keluarga, perusahaan juga
memberikan bantuan rawat jalan dan rawat inap sesuai dengan ketentuan dan
mekanisme yang telah ditetapkan.
Untuk menjaga dan memonitor keselamatan kesehatan kerja karyawan maka di
PT.Indofood CBP Sukses mamur Tbk dilakukan program penyuluhan keselamatan kerja
bagi karyawan baik karyawan yang baru masuk kerja atau karyawan yang sudah lama,
dengan melakukan pengenalan lingkungan kerja , bahaya dilingkungan kerja, pemakaian
alat pelindung diri yang sesuai dengan standar demi keselamatan dan kesehatan
karyawan, dan dalam penegendalian keselamatan lingkungan kerja PT.Indofood CBP
Sukses mamur Tbk ada beberapa tahap yang dilakukan disetiap area
bahaya
dilakukan
berdasarkan
point
pengendalian
What
Where
When
Who
ow
1.
2.
3.
4.
5.
4)
Pelatihan ( Training )
Untuk meningkatkan sumber daya manusia dan menjamin persamaan persepsi dan
awareness seluruh karyawan mengenai pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
maka di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk melakukan pelatihan - pelatihan antara lain
:Training K3 bagi petugas K3 , Hiperkes bagi dokter dan paramedis, Pelatihan P3K industri
bagi setiap pekerja disetiap area , Pelatihan pemadam kebakaran , Pelatihan tanggap
darurat dan penaggulangan bencana serta bahaya, Food Safety ,Konselor HIV / AIDS,
Konselor ASI dan Pelatihan lain, Serta dilakukan penyuluhan tiga (3) bulan sekali tentang
Keamanan pangan , manajemen mutu , infeksi penyakit menular seksual, bahaya narkoba ,
keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen resiko , pola hidup sehat dan lain-lain.
Pelatihan dan penyuluhan ini dilakukan bekerja sama dengan dinas terkait baik swasta
maupun pemerintah
5)
GLP adalah sebagai penuntun bagi personal laboratorium untuk merencanakan suatu
pengujian secara berhati-hati dan bekerja sedemikian rupa sehingga seluruh proses dapat
terdokumentasi secara tepat dan lengkap serta dapat direkonstruksi secara rinci Untuk
menjamin penanganan bahan bahan kimia berbahaya dilaboratorium , tidak mencemari
lingkungan kerja dan tidak menimbulkan bahaya terhadap karyawan
Pada PT Indofood Laboratorium harus mempunyai program pelatihan dan personel
harus diberi pelatihan secara periodik untuk meningkatkan kemampuan pengujian.
Kualifikasi, pengalaman, serta pelatihan tiap personel harus di dokumentasikan. Kesehatan
personel dimonitor sesuai dengan peraturan yang ada dan bila ada personel yang kondisi
kesehatannya tidak baik tidak boleh bekerja dalam lingkungan yang dapat menambah
buruknya kesehatan.
Fasilitas Umum Laboratorium harus dilengkapi dengan jenis peralatan yang
dibutuhkan sesuai dengan ruang lingkup aktifitas pengujian. Untuk menjamin keabsahan
pada waktu digunakan, peralatan harus dipelihara dan dikalibrasi secara berkala. Peralatan
ditempatkan pada tempat yang sesuai untuk masing-masing peralatan. Setiap peralatan
dengan petunjuk penggunaan alat dan buku catatan pemakaian. Setiap peralatan harus
mempunyai tanggung jawab. Semua peralatan harus dipelihara dengan baik dan prosedur
pemeliharaan harus didokumentasikan. Semua jenis alat harus dilengkapi dengan rekaman
yang mencakup:
1. Nama peralatan
Nama pabrik,
identitas jenis dan nomor seri
Tanggal penerimaan dan tanggal mulai digunakan
Letaknya pada saat ini
Kondisi saat diterima
Buku instruksi data perusahaan pembuat alat
Tanggal hasil kalibrasi
Pemeliharaan secara rinci tanggal dan rencana pemeliharaan yang akan datang
Sejarah tentang kerusakan/reparasi
Media/Reagensia
Bahan media/reagen yang diperlukan dalam suatu laboratorium kebutuhan sperti
pada metode yang digunakan dan sebaiknya berasal dari pabrik yang telah dikenal
reputasinya dengan ukuran kemasan yang sesuai untuk penggunaan di laboratorium.
Catatan pengadaan bahan-bahan tersebut sebaiknya ada dan cara pengadaaanya
diusahakan sedemikian rupa agar dapat memperlancar dan tidak sampai kehabisan bahan.
Pada waktu diterima harus diperiksa seutuhnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan dan penyimpanan bahan kimia
dan reagensia antara lain:
1.Tempat penyimpanan
Label/tanda yang tertempel pada tombol reagensia/media
Etiket
Media dan reagensia ditempatkan di gudang atau lemari yang sesuai untuk menjaga
agar bahan media tersebut tidak rusak dan mudah dicari serta tidak mudah tercemar. Pada
penyimpanan juga diberikan tanda peringatan, tanda bahaya, termasuk toksisitasnya, sifat
mudah terbakat stabilitasnya terhadap panas, udara, cahaya, serta reaktifitasnya terhadap
zat kimia lain. Pereaksi/media yang sudah dibuat di laboratorium diberi etiket dengan jelas
berisi informasi antara lain: nama pereaksi, kadar, tanggal pembuatan, serta tanda bahaya
bila ada. Prosedur penanganan, penyimpanan media/reagensia pereaksi dan pembuangan
limbah, ditulis dan didokumentasi.
6)
Seiri. = Ringkas
Membuang barang barang yang tidak diperlukan, dan menyimpang barang yang
diperlukan dengan cara tertentu agar mudah diakses ketika dibutuhkan.
Langkah langkah Ringkas :
1.
Cek barang di area kerja masing masing.
2.
Tentukan kategori barang yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.
3.
Beri label merah untuk barang yang tidak dibutuhkan.
4.
Siapkan tempat untuk membuang barang barang yang tidak dibutuhkan.
5.
Secara berkala, buanglah barang barang berlabel merah ke tempat yang telah
disiapkan.
Seiton. = Rapi
Adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalahseberapa cepat
kita menyimpan barang, dan seberapa cepat kita mengambilnyakembali ketika dibutuhkan.
Langkah-langkah Rapi :
1.
Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudahdidapatkan
kembali saat dibutuhkan.
2.
Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah dirancangdan
disediakan.
3.
Beri label/identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian ke
tempat semula.
Seiso. = Resik
Adalah membersihkan tempat kerja/lingkungan kerja, mesin / peralatan, dan barangbarang agar tidak terdapat debu dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan
dibiasakan oleh tiap karyawan.
Langkah-langkah Resik :
1.
Sediakan sarana kebersihan
2.
Pembersihan tempat kerja secara berkala
3.
Peremajaan tempat kerja
4.
PelestarianResik
Seiketsu = Rawat
Adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai pada 3R sebelumnya dengan
menstandarisasikannya.
Langkah Rawat :
1.
Tetapkan standar kebersihan, penempatan, dan penataan
2.
Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja.
Shitsuke = Rajin
Adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan
apa yang sudah dicapai. Rajin di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di
tempat kerja.
LangkahlangkahmelakukanRajin :
1.
Tentukan Target bersama
2.
Teladan atasan
3.
3.1. Kesimpulan.
BAB III
PENUTUP
Konsep dasar dari hygiene industri adalah agar seorang tenaga kerja berada dalam
keserasian sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin keadaan
kesehatan dan produktifitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada keseimbangan yang
positif-konstruktif, antara unsur beban kerja, beban tambahan akibat dari pekerjaan dan
lingkungan kerja dan kapasitas kerja.
Gangguan pada kesehatan dan daya kerja akibat berbagai faktor dalam pekerjaan dan
lingkungan kerja biasa dihindarkan, asal saja perusahaan, pimpinan atau manajemen
perusahaan dan pekerja serta serikat pekerja ada kemauan yang kuat untuk mencegahnya.
Peraturan perundang-undangan tidak akan ada faedahnya, apabila perusahaan tidak
melaksanakan ketetapan yang berlaku sebagaimana diatur oleh perundang-undangan, juga
sama halnya apabila pengurus perusahaan dan pekerja tidak mengambil peranan proaktif
dalam menghindarkan terjadinya gangguan terhadap kesehatan, daya kerja dan produktiitas
tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Bannet N.B Silalahi dan Rumondang B. Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Audit SMK3, Edisi I. Jakarta : Direktorat
Pengawasan Keselamatan Kerja
Silalahi, Bennet N.B dan Rumondang B. Silalahi. 1991. Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PPM.
Siswowardojo, Widodo. 2003. Norma
Karyawan. Edisi 1, Yogyakarta.
Kesehatan
dan
Keselamatan
Kerja