Arimudin Nurtata
3612100005
3612100007
Wahyu Septiana
3612100011
Nuri Iswoyo R.
3612100046
Farida Kusuma W.
3612100061
2014
Pe re n c a n a a n Wi l a y a h d a n Ko t a I T S S u r a b a y a
Abstrak
Kota merupakan suatu wilayah bermukim sejumlah penduduk yang mempengaruhi ciri
khas berbeda di tiap kota. Dimana suatu kota adalah sistem jaringan kehidupan manusia
yang mengalami perubahan spasial kota dengan periode tertentu mencakup tampilan fisik
dan visual serta unsur-unsur non fisik yang turut mempengaruhi proses perkembangan
kota. Dengan mengetahui gambaran umum dan bentuk kota, dapat diperoleh sejarah
pembentukan kota serta budaya dari masyarakat yang ada di kota. Kota Banda Aceh
menjadi kota yang terletak di ujung pulau Sumatera. Kota tersebut memiliki sejarah
panjang dan penting
sendiri. Kota Banda Aceh menjadi pintu gerbang bagi para pedagang arab dan Persia
yang ingin berdagang di selat Malaka sehingga banyak pengaruh bangsa arab dan Persia
terhadap pola struktur kota. Bukan hanya itu, kota Banda Aceh sangat terkenal dengan
mekah yang ada di Indonesia akibat pengaruh bangsa arab tersebut. Semakin lama kota
Banda Aceh memiliki bentuk kota yang unik untuk diamati apalagi setelah adanya
bencana tsunami yang melanda kota Banda Aceh. Saat ini kota Banda Aceh membentuk
pola multi nuclei yang bertujuan mengurangi resiko bila adanya bencana tsunami.
Pembagian wilayah kota Banda Aceh yang menjadi 3 sagee merupakan beberapa fakta
yang bisa dipelajari dari kota ini.
Kata kunci: Kota Banda Aceh, Perkembangan Kota, Bentuk Kota, Bencana Tsunami.
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Morfologi Kota Jambi
dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemahaman
mahasiswa terhadap sejarah kota, proses perkembangan serta ciri-ciri fisik dan non fisik
kota, berdasarkan pengetahuan yang telah diberikan selama proses pembelajaran.
Penulis berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada Rulli Pratiwi Setiawan, ST, MSc selaku dosen pembimbing, serta tak lupa penulis
sampaikan terima kasih kepada dosen-dosen mata kuliah Morfologi Kota:
1. Ir. Heru Purwadio, MSP
2. Prananda Navitas, ST.MSc.
Melalui makalah ini penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada penulis
sendiri serta kepada pembaca mengenai morfologi kota khususnya sejarah kota, proses
perkembangan, ciri-ciri fisik dan non fisik kota serta aspek/faktor yang mempengaruhi
bentuk kota. Pada akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis
ii
Daftar Isi
Abstrak................................................................................................................................ i
Kata Pengantar................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
Daftar Tabel....................................................................................................................... iv
Daftar Gambar...................................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan...............................................................................................2
Bab II Pembahasan........................................................................................................... 3
2.1 Gambaran Umum Wilayah........................................................................................3
2.2 Sejarah Kota............................................................................................................. 4
2.3 Proses Perkembangan Kota.....................................................................................5
2.4 Ciri Fisik dan Non Fisik Kota...................................................................................13
2.4.1 Ciri Fisik Kota...................................................................................................13
2.4.2 Ciri Non Fisik Kota............................................................................................14
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Kota................................................................15
Bab III Kesimpulan..........................................................................................................16
Daftar Pustaka.................................................................................................................. 17
Daftar Tabel
Tabel 1 Penggunaan Lahan di Kota Banda Aceh................................................................5
iii
Daftar Gambar
iv
Bab I
Pendahuluan
suatu wilayah
bermukim
sejumlah
penduduk
yang
mempengaruhi ciri khas berbeda di tiap kota. Dimana suatu kota adalah sistem
jaringan kehidupan manusia yang mengalami perubahan spasial kota dengan periode
tertentu mencakup tampilan fisik dan visual serta unsur-unsur non fisik yang turut
mempengaruhi proses perkembangan kota. Dengan mengetahui gambaran umum
dan bentuk kota, dapat diperoleh sejarah pembentukan kota serta budaya dari
masyarakat yang ada di kota.
Kota-kota
di
Indonesia
mempunyai
perbedaan
didalam
tahap-tahap
e. Dari berbagai aspek atau faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kota Aceh,
mana yang paling dominan ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui perkembangan
morphologi kota Aceh. Sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Mengeksplorasi pemahaman mahasiswa terhadap sejarah kota Aceh
b. Mengetahui proses perkembangan kota Aceh
c. Memahami ciri dan karakteristik fisik maupun non fisik dari kota Aceh
d. Mengetahui aspek atau faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi bentuk
kota Aceh
Bab II
Pembahasan
Utara
: Selat Malaka
Selatan
Aceh Besar
Barat
Timur
Aceh Besar
Adapun wilayah administrasi Kota Banda Aceh meliputi 9 kecamatan, 70 desa dan 20
kelurahan dengan pembagian tiap kecamatan seperti pada Gambar 2.1 berikut ini.
Nomor: Des.52/I/43-43 tanggal 9 Mei !963 nama Kutaraja dikembalikan kepada nama
alinya yaitu Banda Aceh.
2.3 Proses Perkembangan Kota
Apabila dicermati dari pola tata guna lahan sebagaimana pada Tabel 1 dan
Gambar 2, maka pola struktur Kota Banda Aceh adalah mendekati model multiplenuclei, sebagaimana dalam Gambar 3. Hal ini ditandai dengan adanya persebaran
pusat pelayanan yang tersebar di sepanjang jalan utama dan kemudian lapisan ke dua
baru adanya permukiman serta kondisi ini sesuai dengan pendapat dari Chapin (1979)
yang menyatakan bahwa pola pergerakan yang terjadi pada kota dengan berbentuk
Multiple-Nuklei yaitu setiap kawasan akan cenderung memilih pusat kegiatan yang
lebih dekat dengan kawasan.
Tabel 1 Penggunaan Lahan di Kota Banda Aceh
Sumber : http://eprints.undip.ac.id/16330/1/AMIN_BUDIMAN.pdf
Kondisi bentuk perkembangan Kota Banda Aceh dan kesesuaiannya model
multiple-nuclei dapat dilihat dalam Gambar 3 dan 4 di bawah.
Abad 17
Abad 18
Abad 19
Abad 20
pada tanggal 1
1205 M
(1703-1726).
Pembangunan Glee
Belanda menghancurkan
Weueng tempat
Karena bencana
peristirahatan terletak
Tinggi Maimprai,
menjadi multiple
berdekatan dengan
nuclei.
daerah Sibreh
pelabuhan
internasional,
permulaan abad ke17, bahasa Arab dan
Portugis, bahasa
Melayu, baik secara
lokal maupun
internasional
digunakan dalam
interaksi.
Pergerakan sufi
sangat berpengaruh di
panteis sangat
berpengaruh di Aceh
tersebut yang
17. Pergerakan
merefleksikan cermin
tersebut yang
merefleksikan
cermin dan
iluminasi secara
mempengaruhi konstruksi
simbol sebagai
10
mempengaruhi
Banda Aceh.
11
Selanjutnya akan dibahas pola ruang kota banda aceh sebelum dan setelah tsunami
2004.
Sebelum Tsunami 2004
Kota Banda Aceh pada awalnya memiliki struktur ruang dengan tipe konsentris,
struktur ruang yang konsentris ini terlihat dari pemusatan kegiatan dengan konsentrasi
kepadatan di pusat kota, dimana kegiatan tersebut memanjang linear mengikuti pola
jaringan jalan utama dan relative radial dengan Masjid Raya Baiturahman dan sekitarnya
sebagai pusat utama didukung pula oleh beberapa sub pusat pelayanan lainnya seperti
Neusu dan Kuta Alam. Pola jaringan yang terbentuk di kota banda aceh secara umum
adalah jenir radial dan grid. Kawasan BWK pusat kota merupakan kawasan dengan
jumlah penduduk tertinggi. Struktur dan pola tata ruang sebelum tsunami yang lalu dapat
dikatakan rentan karena tidak menambahkan unsur mitigasi dan perlindungan apa bila
sewaktu-waktu terjadi bahaya. Selain itu struktur ruang yang konsentris dengan
kepadatan pembangunan di pusat kota dan kawasan yang relatif dekat denagan pantai
menyebabkan memiliki resiko yang tinggi apabila bahaya terjadi.
Karena mempertimbangkan perlindungan apabila terjadi bahaya secara tiba-tiba,
daerah Lampulo sebagai pusat perikanan, diturunkan statusnya menjadi kawasan biasa
dan tidak di rekomendasikan untuk mendirikan bangunan
Meski di daerah Lampulo, Ulee Lheuu dan sekitarnya merupakan kawasan rawan
bencana dan tidak direkomendasikan untuk kegiatan bangunan, namun masih ada
sejumlah masyarakat yang mendirikan bangunan di daerah tersebut. Sebagai langkah
penyelamatan diri apabila bencana ini terjadi pemerintah menyiapkan pola struktur ruang
dengan memberikan dua pilihan bagi masyarakat, yaitu:
Tetap di lokasi semula, tetapi lokasi tersebut sudah dilengkapi dengan sarana dan
prasarana perlindungan.
Rencana tata ruang wilayah kota Banda Aceh juga mengalai pergesaran dapat dilihat
adanya penyebaran pasar kota utama penempatan titiknya diatur sesuai dengan
pertumbuhan dan kebutuhan yang tinggi akan titik capai terhadap suatu pasar yang
didampingi oleh pasar-pasar yang ada di lingkungan terdekat.
13
dengan hari hujan rata-rata 6 sampai 21 hari yang berada di bulan Desember. Curah
hujan terendah dengan curah hujan 3 mm dengan hari hujan rata-rata 2 hari berada
pada bulan Maret. Sedangkan curah hujan rata-rata antara 33 mm sampai 291 mm
F. Struktur Ruang
a) Sebelum Tsunami
Struktur ruang Kota Banda Aceh menunjukkan pola radial simetris, hal ini terlihat
dari pemusatan kegiatan dengan konsentrasi kepadatan di pusat kota, dimana kegiatan
tersebut memanjang hampir linier mengikuti pola jaringan jalan utama, dan relatif radial
dengan Masjid Raya Baiturrahman dan sekitarnya sebagai pusat utama yang diperkuat
oleh keberadaan Pasar Aceh dan Pasar Peunayong.
b) Setelah Tsunami
Kawasan pantai Kota Banda Aceh yang secara administratif merupakan bagian dari
Kecamatan Meuraxa, Kuta Raja, Kuta Alam dan Syiah Kuala adalah merupakan kawasan
paling parah terkena dampak bencana tsunami yang ditandai oleh rusaknya sebagian
besar bangunan rumah, fasilitas sosial-ekonomi, utilitas kota, serta jaringan jalan dan
jembatan, selain sekitar 70 ribu korban jiwa. Sesuai dengan strategi pengembangan Kota
Banda Aceh RTRW 2002-2010 yang memadukan antara pengembangan multi-center
dan linear-growth, maka struktur pusat pelayanan kegiatan kota.
Pusat Utama (BWK Pusat Kota) dengan skala pelayanan kota dan regional
berada di kawasan Pasar Aceh dan Peunayong yang secara administratif berada
di Kecamatan Baiturrahman dan Kuta Alam.
BWK Barat, BWK Timur dan BWK Selatan Kota dengan masing-masing
pusatnya di Ulee Lheue, Ulee Kareng dan Mibo.
Kawasan Pusat Kota Lama (Pasar Aceh, Peunayong dan sekitarnya) dengan
bangunan-bangunan yang mempunyai ciri tersendiri dan sebagai kawasan
heritage Kota Banda Aceh.
Kawasan Mesjid Raya Baiturrahman dan sekitarnya yang merupakan mesjid yang
bersejarah dan terkesan bagi yang mengunjunginya seolah-olah berada di Masjidil
Harram - Makkah.
Kawasan Water Front City yang memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi,
khususnya pada kawasan sepanjang Krueng Aceh mulai dari muara (Gampong
Pande) hingga ke Indrapuri merupakan lintasan sejarah transportasi sungai pada
zaman Kerajaan Aceh tempo dulu.
Kawasan Wisata Tsunami (Museum Tsunami, PLTD Apung di Punge Blang Cut,
kuburan massal korban tsunami di UleeLheue dan Mesjid Baitul Rahim di
UleeLheue)
15
16
Bab III
Kesimpulan
Banda Aceh adalah ibukota provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kota ini berdiri
pada periode Islam, pada tanggal 1 Ramadhan 601 H atau 1205 M. Agama Islam
berkembang pesat di kota ini. Karena lokasinya yang berada di kawasan pesisir, Aceh
menjadi sebuah pelabuhan internasional yang digunakan untuk perdagangan dan jasa di
permulaan abad ke-17. Akhirnya, bahasa Arab dan Portugis, bahasa Melayu, baik secara
lokal maupun internasional digunakan dalam interaksi.
Dalam hal bentuk kota, Banda Aceh dibagi ke dalam 3 wilayah administrasi utama
yang dikenal dengan sebutan Sagi atau sagoe. Wilayah-wilayah tersebut diberi nama
setelah Indrapuri, Indrapatra, dan Indrapurwa dialokasikan di bagian utara, barat dan
selatan dari ibukota. Salah satu konstruksi sosial dari sagi-sagi tersebut adalah mesjid.
Dapat disimpulkan bahwa agama Islam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
bentuk kota Aceh.
Pada abad ke-19 saat penjajahan Belanda, invasi Belanda meninggalkan
berbagai pengaruh terhadap kota Banda Aceh. Salah satunya adalah menkonstruksi
mulai dari komplek Keraton, Neusu hingga Taman Pahlawan, Kampung Ateuk. Setelah itu
di abad ke-20, pola ruang kota ini adalah konsentris. Tetapi bencana tsunami yang terjadi
tahun 2004 menyebabkan perubahan struktur pola ruang Banda Aceh yang konsentris
menjadi pola Multiple-Nuklei. Hal ini sebagai penanggulanan atau meminimalkan resiko
bencana tsunami.
17
Daftar Pustaka
Aceh, P. B. (2013). Blogspot. Retrieved May 31, 2014, from Kota Banda Aceh Blogspot:
http://kotabandaaceh.blogspot.com/2013/12/sejarah-singkat-provinsi-ache.html
Wikipedia. (2014, May 26). Wikipedia. Retrieved May 30, 2014, from Wikipedia Indonesia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh
Yaritsu.
(n.d.).
Blogspot.
Retrieved
June
1,
2014,
from
Ancu
07
Blogspot:
http://ancu07.blogspot.com/2013/10/perkembangan-kota-banda-aceh-struktur.html
18