NOMOR 02/PRT/M/2014
TENTANG
PEDOMAN PEMANFAATAN
RUANG DI DALAM BUMI
OUTLINE
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Maksud dan Tujuan
Istilah dan Definisi
Acuan Normatif
KETENTUAN TEKNIS
Kedalaman Pemanfaaatan
RDB
Ketentuan Teknis Pemanfaatan
RDB
Kesesuaian Pemanfaatan RDB
dengan Fungsi Kawasan
KETENTUAN UMUM
Dasar Kebutuhan
Pemanfaatan RDB
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
satu
upaya
mengatasi
MAKSUD
Sebagai acuan bagi Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, serta pemangku kepentingan lainnya dalam
menyelenggarakan pemanfaatan RDB.
TUJUAN
mewujudkan pemanfaatan RDB sesuai dengan kaidah penataan
ruang untuk mendukung pembangunan yang efisien dan efektif
sehingga dapat mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif,
dan berkelanjutan.
ACUAN NORMATIF
Antara Lain:
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
KEDUDUKAN
PEDOMAN
KETENTUAN UMUM
DASAR KEBUTUHAN
Pemanfaatan RDB:
a.
mempertimbangkan
perkembangan dan kebutuhan
jangka panjang;
b.
c.
memperhatikan dampak
pemanfaatan RDB dan
konsekuensinya terhadap
aspek pembiayaan (mulai dari
tahap pembangunan hingga
pemeliharaan) dan aspek
sumber daya manusia dalam
pengelolaannya.
ASAS
10
KLASIFIKASI MENURUT
JENIS FASILITAS
KLASIFIKASI PEMANFAATAN RDB
KEGIATAN
a)hunian
2) fasilitas perdagangan
b) komersial
3) fasilitas perkantoran
c) jasa
d)sosial-budaya
5) fasilitas industri
e) industri
6) ruang parkir
f) parkir
7) ruang penyimpanan/gudang
g)penyimpanan/gudang
a)transportasi
2) jaringan utilitas
b) utilitas
pertambangan
* Ket: Fasilitas pertambangan dan fasilitas khusus diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.11
KLASIFIKASI MENURUT
SKALA PELAYANAN
BANGUNAN
GEDUNG
Bangunan
Tunggal
Kawasan / Blok
Bangunan
Jaringan
Transportasi
SISTEM
JARINGAN
PRASARANA
Jaringan
Utilitas
12
STUDI
1
STUDI GEOLOGI
1)
studi geoteknik
STUDI KEBENCANAAN
1)
2)
3)
4)
studi hidrogeologi
mengkaji kondisi dan karakteristik air seperti
konfigurasi akuifer dan aliran air tanah
3)
studi geodinamika
mengkaji dinamik RDB yang dipicu energi dalam bumi
(aktivitas vulkanik, gempa, gerakan pembentukan
cekungan pengendapan dan pegunungan
STUDI LINGKUNGAN
mengkaji dampak lingkungan dampak lingkungan akibat
pemanfaatan RDB baik pada saat pembangunan maupun
operasional dan pemeliharaan sehingga pemanfaatan RDB
dapat mencegah dan/atau meminimalkan gangguan
terhadap lingkungan
13
KAIDAH UMUM
Jika tidak memungkinkan, dapat berada di bawah ruang milik privat (memberikan
jaminan perlindungan) dan dapat diberikan ganti kerugian
11 Pemanfaatan RDB yang menghubungkan ruang-ruang yang berbeda kepemilikan harus melalui kesepakatan;
RDB dapat dihentikan sementara waktu apabila ditemukan benda dan bangunan cagar budaya, bernilai
12 Pemanfaatan
sejarah, benda arkeologi, situs purbakala, dan/atau benda bernilai strategis.
14
KETENTUAN TEKNIS
15
KEDALAMAN
DASAR PERTIMBANGAN
1) memberikan perlindungan dan tingkat
keamanan yang lebih tinggi
2) memnimalkan gangguan terhadap ruang
dan kegiatan di permukaan
3) memberikan area yang lebih luas untuk
dikembangkan
4) mengoptimalkan aspek pembiayaan
konstruksi
Kedalaman
Pemanfaatan RDB
D
A
N
G
K
A
L
D
A
L
A
M
16
RDB
KEDALAMAN
(meter)*
Dangkal
0-30
Dalam
>30
Pembagian kedalaman menjadi RDB dangkal dan RDB dalam di atas tidak menjadi batas hak penguasaan (property
right) oleh privat.
Namun, batas penguasaan dan pemanfaatan RDB oleh privat disesuaikan dengan karakteristik daerah, diatur lebih
lanjut oleh ketentuan peraturan perundang-undangan bidang pertanahan, & dapat ditentukan pemerintah daerah.
Pemanfaatan RDB untuk kepentingan publik dapat dilakukan di RDB dangkal yang berada di bawah ruang publik.
Apabila berada di bawah ruang privat, pemanfaatan RDB untuk kepentingan publik sedapat mungkin atau
diprioritaskan dilakukan di RDB dalam.
17
ILUSTRASI
PEMANFAATAN RDB
Batas penguasaan dan pemanfaatan RDB oleh privat diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pertanahan yang disesuaikan dengan karakteristik daerah dan
dapat ditetapkan oleh pemerintah daerah
18
KETENTUAN TEKNIS
BANGUNAN GEDUNG
KETENTUAN TEKNIS
BANGUNAN GEDUNG
KETENTUAN TEKNIS
SISTEM JARINGAN
PRASARANA
JARINGAN
TRANSPORTASI
Jaringan
Transportasi
KAWASAN
KETENTUAN TEKNIS
SISTEM JARINGAN
PRASARANA
JARINGAN
TRANSPORTASI
Jaringan
Transportasi
WILAYAH
Berada pada RDB dalam atau berada pada kedalaman yang berbeda dengan jaringan lainnya untuk menghindari
perpotongan lintasan.
Diprioritaskan berada di bawah ruang publik.
Terdapat rambu lalu lintas yang informatif, alat pengawasan dan pengamanan jalan.
Sedapat mungkin berada di bawah struktur jaringan transportasi di permukaan bumi.
Perencanaan terowongan harus memperhatikan kebutuhan ruang minimal.
Desain terowongan mengikuti standar teknis terkait, mempertimbangkan dampak getaran dan keamanan bangunan.
Memperhatikan struktur bangunan di permukaan bumi.
Melayani pusat kegiatan di kawasan metropolitan yang memiliki intensitas bangkitan dan tarikan yang tinggi.
Terpadu dengan jaringan transportasi di permukaan bumi.
Terintegrasi dengan sistem prasarana lainnya seperti jaringan listrik,
telekomunikasi, dan drainase.
Menyediakan sistem pencahayaan dan sirkulasi udara, sistem cadangan
energi, akses dan jalur khusus pemeliharaan, sistem penanggulangan &
evakuasi bencana.
Memperhatikan keberadaan sumber daya air dan tidak boleh mengakibatkan
tertutup atau terhentinya aliran air.
Akses masuk dan keluar jaringan mempertimbangkan kondisi bentang
alam dan estetika.
22
KETENTUAN TEKNIS
SISTEM JARINGAN
PRASARANA
JARINGAN
UTILITAS
Jaringan
Utilitas
KAWASAN
24
KETENTUAN TEKNIS
SISTEM JARINGAN
PRASARANA
JARINGAN
UTILITAS
Jaringan
b Utilitas
WILAYAH
ILUSTRASI
JARINGAN UTILITAS
26
KESESUAIAN PEMANFAATAN
RDB DENGAN FUNGSI
KAWASAN
CONTOH KESESUAIAN
KEGIATAN DENGAN
STRUKTUR RUANG
28
CONTOH KESESUAIAN
KEGIATAN DENGAN
KAWASAN LINDUNG
29
CONTOH KESESUAIAN
KEGIATAN DENGAN
KAWASAN BUDI DAYA
30
RENCANA
PEMANFAATAN RDB
TERIMAKASIH
32