Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang
berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak
kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya

kertas

merupakan

revolusi baru

dalam

dunia

tulis

menulis

yang

menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsabangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai
dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang,
sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara
beberapa abad lampau.
1. Versi Mesir
Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis.
Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno
pada masa wangsa firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di
Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan
sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris,
papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam
bahasa Spanyol yang berarti kertas.
Tercatat dalam sejarah adalah peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi
Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di
seantero China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan
Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di

kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat
rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ke tangan orang-orang Arab
pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran
Talas pada tahun 751 Masehi di mana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara
pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah
pusat-pusat industri kertas baik di Bagdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya,
kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan
jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.
2. Versi China
Selama berabad-abad, kertas menjadi salah satu benda yang tak terpisahkan dari
pencatatan sejarah dunia. Namun tahukah Anda siapa yang pertama kali menemukan kertas?
Sebelum kertas ditemukan, orang kuno menggunakan beragam material untuk mencatat
sesuatu. Orang Mesir kuno menuliskan catatan di batang pohon, di piringan tanah oleh orang
Mesopotamia, di kulit domba oleh orang eropa dan yang lainnya.
Terinspirasi dari proses penggulungan sutra, orang China kuno berhasil menemukan
bahan seperti kertas yang disebut bo yang terbuat dari sutra. Namun produksi bo sangatlah
mahal karena kelangkaan bahan.
Pada awal abad ke dua, pejabat pengadilan bernama Cai Lun berhasil menemukan
kertas jenis baru yang terbuat dari kulit kayu, kain, batang gandum dan yang lainnya. Kertas
jenis ini relatif murah, ringan, tipis, tahan lama dan lebih cocok untuk digunakan dengan kuas.
Pada awal abad ke tiga, proses pembuatan kertas pertama ini menyebar ke wilayah
Korea dan kemudian mencapai Jepang. kertas jenis ini merambah negeri Arab pada masa
Dinasti Tang dan mulai menyentuh Eropa pada abad ke 12.
Pada abad ke 16, kertas mencapai wilayah Amerika dan secara bertahap menyebar
ke seluruh dunia.

B. Latar Belakang

Kertas dalam kehidupan kita sehari-hari mempunyai banyak manfaat. Mulai


dari pembungkus makanan, membuat catatan, membuat benda-benda seni,
pembungkus rokok sampai bahan pembuat uang kertas. Selama ini yang kami
ketahui bahwa bahan baku pembuatan kertas adalah kayu.Ternyata ada bahan
baku lain yang dapat digunakan untuk pembuatan kertas yaitu dari daun-daun
tumbuhan yang berserat dan telah mengalami proses pulping atau menjadikan
bahan tersebut menjadi bubur. Salah satu serat tumbuhan yang dapat
dikembangkan untuk pembuatan kertas adalah serat limbah kulit jagung yang
selama ini kami kenal dengan klobot jagung. Klobot jagung atau campuran
klobot jagung dengan kertas daur ulang dapat juga dibuat sebagai kertas seni.
Klobot jagung mengandung sellulosa 36,81%, lignin 15,7%, hemiselulosa
27,01% serta abu 6,04% ( Eva Rahayu, 2012). Selulosa merupakan penyusun
jaringan dinding sel-sel tumbuhan . Kandungan sellulosa yang terdapat dalam
klobot jagung inilah yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kertas.
Lingkungan tempat tinggal kami merupakan daerah pedesaan, dengan mata
pencaharian penduduk mayoritas petani. Dikala musim panen palawija terutama
jagung banyak sekali klobot jagung belum dimanfaatkan secara optimal.
Penduduk

memanfaatkan

klobot

jagung

sebagai

pembungkus

makanan

tradisional, pakan ternak atau biasanya digunakan sebagai bediang atau dibakar
untuk mengusir nyamuk yang mengganggu ternak seperti sapi. Belum optimalnya
pemanfaatan klobot jagung

inilah yang mendorong kami untuk melakukan

percobaan pembuatan kertas terutama kertas seni dengan bahan baku klobot
jagung ataupun dicampur dengan kertas daur ulang. Diharapkan dengan
pengolahan klobot jagung bahan baku kertas seni akan menambah nilai ekonomi,
fungsi dan estetika dari klobot jagung.

C. Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengolah klobot jagung menjadi bahan baku kertas seni
melalui proses pulping?
Bagaimana cara mengolah klobot jagung yang dicampur dengan kertas HVS
daur ulang menjadi bahan baku kertas seni melalui proses pulping?
Bagaimana karakter bahan baku kertas seni yang dihasilkan dari pengolahan
klobot jagung atau campuran klobot jagung dengan kertas HVS daur ulang?

D. Tujuan Penelitian
Melakukan percobaan untuk menghasilkan bahan baku kertas seni melalui
proses pulping dari klobot jagung ataupun campuran antara klobot jagung dengan
kertas HVS daur ulang.

E. Manfaat Penelitian
Memperoleh pengetahuan dan keterampilan cara pembuatan bahan baku
kertas seni dari klobot jagung.

BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Kulit Jagung dan Kandungan Selulosa


Jagung merupakan hasil pertanian yang penting bagi negara Indonesia.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo (1993) tumbuhan jagung diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Kingdom

: Plantae

2. Divisio

: Spermathopyta

3. Subdivisio

: Angiospermae

4. Kelas

: Monocotyledonea

5. Ordo

: Graminae

6. Famili

: Poaceae

7. Species

: Zea mays

Selain buahnya, kulit buah jagung atau klobot jagung juga dapat digunakan
untuk bahan baku kertas terutama kertas seni. Klobot jagung didefinisikan sebagai
kulit buah jagung (Anis Annisa Adnan, 2006) . Secara morfologi klobot jagung
mempunyai permukaan yang kasar dan berwarna hijau muda sampai hijau tua.
Jumlah rata-rata klobot dalam satu tongkol adalah 12-15 lembar. Kandungan
selulosa yang ada dalam klobot jagung memungkinkan klobot jagung dibuat
kertas terutama kertas seni. Selulosa adalah struktur komponen pada dinding sel.
Selulosa bersama lignin mempunyai peran dalam mengokohkan struktur
tumbuhan (Aprilia Budiarti, 2009). Selulosa dibentuk dari proses fotosintesis.
Proses fotosintesis menghasilkan glukosa (C6H12O6). Melalui proses kimia
tertentu glukosa melepaskan satu molekul air (H2O) dan terbentuk andihidrid
glukosa (C6H10O 5). Dua unit anhidrit glukosa kemudian bersambungan ujungujungnya membentuk selobion dan selobiosa membentuk polimer berantai

panjang yang disebut selulosa. Selulosa terdapat pada semua tumbuhan tingkat
tinggi hingga tumbuhan tingkat rendah seperti lumut dan rumput laut. Selulosa
mempunyai sifat tidak larut dalam air maupun zat pelarut organik dan mempunyai
daya tarik yang tinggi.
Selulosa merupakan bahan dasar dalam teknologi industri kertas karena sifat
serat:
1) memiliki kekuatan tarik yang tinggi
2) mampu membentuk jaringan
3) tidak mudah larut dalam air, alkali dan pelarut organik
4) relatif tidak berwarna dan
5) memiliki kemampuan mengikat lebih kuat (Tutuk Harsini & Susilowati).

B. Kertas Seni
Kertas merupakan lembaran yang relatif tipis dan terdiri dari serat yang
terletak pada berbagai bagian datar dan lembar secara rata. Serat yang digunakan
biasanya adalah alami dan mengandung sellulosa.
Kertas daur ulang atau paper atau kertas seni selain berbahan limbah kertas,
juga sering ditambahkan serat tanaman, daun-daunan, kelopak bunga dan bahanbahan lain yang terdapat di alam. Kertas seni selain diperoleh dari pengolahan
limbah kertas dapat juga dibuat dari serat-serat tanaman seperti jerami, enceng
gondok, batang jagung (Bainbrigge,1996 dalam M.Zulfikar dkk ).
Karakter kertas daur ulang buatan tangan mempunyai ciri-ciri yaitu motif
kertas yang unik, karakter bahan yang khas, daya serap terhadap air yang besar,
ukuran tidak sebesar ukuran kertas biasa. Kertas buatan tangan mempunyai seratserat murni yang panjang dan kertas yang kuat dan awet, serta dalam proses
pembuatannya cenderung bebas dari bahan kimia berbahaya. Kertas seni dapat
dimanfaatkan sebagai media untuk menampilkan nilai-nilai seni rupa karena
wujudnya masih menampakkan serat-serat alami dan kertas dapat disajikan secara

utuh sebagai bahan yang mempunyai unsur-unsur estetika (Bahari,1995 dalam


M.Zulfikar dkk)

BAB III
PROSES PEMBUATAN DARI KLOBOT JAGUNG

Secara garis besar proses pembuatan kertas meliputi tahap-tahap persiapan


bahan baku, pulping, defiberasi, pencucian, penyaringan, dan pencetakan
(Smook,1994 dalam M.Zulfikar dkk).
Proses pembuatan kertas seni dari klobot jagung dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
1. Merendam klobot jagung yang dipotong 2 cm dalam cairan air kapur 1
hari
2. Mengeringkan cetakan pulp klobot jagung di bawah sinar matahari
Melihat gambar 1 secara umum ada 2 tahap proses pembuatan kertas seni
yaitu proses pulping dan proses pembentukan kertas. Proses pembuatan pulp
adalah proses dimana kayu atau bahan baku non kayu seperti serat diperkecil
ukurannya sehingga menjadi suatu massa serat. Tujuan utama pulping adalah
untuk melepaskan serat-serat yang dapat dikerjakan secara kimia, mekanik
maupun semikimia. Metode pembuatan pulp dengan proses kimia dapat
dibedakan menjadi dua yaitu proses basa (proses soda dan sulfat) dan proses asam
atau proses sulfit. Khusus pulp yang berbahan baku pelepah atau bahan baku non
kayu seperti limbah pertanian, contohnya jerami, gandum, batang jagung dalam
proses pulping dapat menggunakan proses semikimia dengan proses soda. Proses
pulping yang optimal untuk serat tumbuhan non kayu adalah proses alkali
menggunakan NaOH.
Selulosa bersifat tidak larut dalam alkali NaOH, sedangkan lignin,
hemiselulosa, pektin dan komponen serat lainnya bersifat larut. Pembuatan pulp
secara semikimia meliputi perlakuan serpih dengan larutan NaOH dan defibrasi
atau penggiling terakhir. Kertas yang dihasilkan dari proses ini adalah kertas
dengan derajat putih yang rendah (kecoklatan) memiliki serat yang bersifat kuat,

tetapi memiliki kualitas cetak yang kurang bagus.


Proses yang kedua adalah proses pembentukan kertas. Penambahan bahan
perekat pada pembuatan kertas seni dilakukan pada bubur kertas (pulp) belum
dibentuk menjadi lembaran kertas dengan cara mencampurkan perekat tapioka
atau lem kayu. Penggunaan bahan perekat bertujuan untuk menguatkan atau
mengawetkan kertas sehingga didapatkan kertas yang berkualitas dengan
ketahanan tarik dan fisik yang tinggi.
Tahap terakhir adalah pembentukan kertas (forming) yaitu mencetak bubur
kertas dengan bentuk dan desain yang telah dibuat. Dalam pencetakan dimulai
setelah pulp siap dengan mengatur kedua cetakan atau bingkai secara bersamaan
(bingkai dengan screen berada dibawah), sedangkan bingkai kosong berada diatas
kemudian dimasukkan dalam bak berisi bubur kertas sampai tenggelam.

A. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di laboratorium IPA SMPN 1 Banjarejo selama 1 minggu,
yaitu mulai tanggal 10 sampai 16 Maret 2013.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menempuh 2 tahap, yaitu persiapan dan pelaksanaan. Adapun setiap
tahapan dijelaskan dalam uraian berikut ini.
a.

Persiapan Instrumen Penelitian


Menyiapkan semua alat dan bahan yang digunakan selama penelitian.

dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.


Alat Penelitian:
1. Neraca
2. Gelas ukur
3. Screen sablon
4. Waskom plastik
5. Kompor gas

Adapun alat

10

6. Panci
7. Rackel
8. Blender
9. Saringan
10. Gabus
11. kain mori
12. pengaduk
13. miukrometer

Bahan Penelitian:
1. Klobot jagung 200 gram dipotong 2 cm
2. Kertas HVS daur ulang
3. Soda api
4. Air kapur
5. Pewarna alami: kunir dan daun suji
6. Pewarna sintetis
7. Air
8. Lem kayu PVAc
b. Pelaksanaan Penelitian
1. Memotong klobot jagung basah atau kering 2 cm.
2. Merendam klobot jagung dalam air kapur selama 1 hari atau 24 jam untuk
melunakkan klobot jagung. Bila pulp klobot jagung dicampur dengan pulp kertas
HVS daur ulang, maka diperlukan juga perendaman kertas HVS selama 24 jam
dengan air.
3. Menjemur klobot jagung sampai kering untuk mengurangi kadar air dalam
klobot jagung.
4. Merebus klobot jagung yang sudah kering dalam larutan 50 gram soda dalam 1
liter air sampai terbentuk bubur atau pulp.

11

5. Mencuci pulp klobot jagung untuk menghilangkan bau soda api.


6. Memblender pulp klobot jagung atau campuran pulp klobot jagung dengan pulp
kertas HVS serta pemberian warna dan perekat berupa lem kayu.
7. Mencetak pulp klobot jagung atau campuran pulp klobot jagung dengan pulp
kertas HVS yang sudah diblender pada papan screen sablon.
8. Mengeringkan cetakan

pulp klobot jagung atau campuran pulp klobot jagung

dengan pulp kertas HVS di bawah sinar matahari sampai setengah kering.
9. Mengangkat hasil cetakan dari screen sablon dengan hati-hati untuk menghindari
kerusakan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan klobot jagung atau campuran klobot jagung dengan HVS daur
ulang dengan perbandingan 1:1 menghasilkan karakter kertas seni yang berbeda.
Proses pengolahan klobot jagung menjadi bahan baku dalam penelitian ini
menggunakan proses semikimia dengan panduan proses mekanis dan bahan kimia
dalam hal ini menggunakan larutan kapur dan larutan soda api. Bahan baku klobot
jagung dipilih klobot jagung basah yang direndam dalam larutan kapur selama 1
hari untuk lebih mudah melunakkan klobot yang memiliki serat yang ulet. Untuk
mengurangi kadar air dalam klobot pengeringan. Proses pulping dengan larutan
soda api dilakukan pemasakan klobot jagung selama 3 jam untuk memperoleh
pulp yang betul-betul serat klobot dapat dipisahkan dengan baik. Tabel 1 berikut
hasil dari pengolahan klobot jagung menjadi kertas seni. Pewarnaan kertas secara
alami dengan memanfaatkan tumbuhan belum menghasilkan warna yang kuat
sehingga perlu penambahan pewarna sintetis. Proses mekanik dengan memblender
pulp supaya diperoleh pulp yang lebih lembut dan menambahkan perekat lem
kayu Pvac untuk menguatkan hasil cetakan. Kesulitan dalam penelitian ini ketika
menempuh tahap pencetakan hasil kertas. Untuk memperoleh hasil kertas yang
tipis dan rata diperlukan rackell sablon. Pengangkatan hasil cetakan dilakukan saat
kertas setengah kering dan kertas disetrika supaya diperoleh hasil kertas yang rapi.
Hasil pengolahan klobot jagung menjadi bahan baku kertas seni dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

12

13

Tabel 1: Hasil Pengolahan Klobot Jagung Menjadi Kertas Seni


No Bahan baku
Warna
Ketebalan
Tekstur
(mm)
1
Kulit jagung
hijau
0,56
Tipis, kasar, tidak
mudah robek
merah
0,57
2
Kulit jagung dan merah
0,83
Lebih tebal
HVS isi ulang 1 : 1 hijau
1,7
Pengolahan klobot jagung menjadi bahan baku kertas seni lebih sulit dalam
proses pencetakan daripada campuran klobot jagung dengan kertas HVS daur
ulang. Pulp klobot yang memiliki serat yang sangat ulet, setelah pengambilan
hasil cetakan dari screen sablon jika kurang hati-hati dapat mengalami kerusakan.
Pulp klobot jagung dengan campuran kertas HVS daur ulang menghasilkan
campuran yang erat sehingga pada waktu pengambilan cetakan dari screen sablon
lebih mudah. Contoh hasil pengolahan klobot jagung menjadi kertas seni dapat
dilihat pada lampiran 1.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian pengolahan kulit buah jagung atau klobot menjadi kertas seni
melalui proses pulping dan dilakukan secara semikimia menghasilkan karakter
yang berbeda jika pulp klobot jagung dicampur dengan kertas HVS daur ulang.
Kertas seni dengan bahan baku seluruhnya klobot jagung menghasilkan karakter
kertas yang memiliki tekstur yang ulet, lebih lentur dan tipis. Apabila pulp klobot
jagung dicampur dengan kertas HVS daur ulang akan menghasilkan karakter
kertas yang kaku, lebih tebal dan serat yang tampak jelas.

B. Saran
Penelitian dalam percobaan ini dapat diadopsi oleh masyarakat dengan mudah
untuk menambah nilai fungsi, ekonomi dan estetika dari klobot jagung.
Pengolahan klobot jagung menjadi kertas seni tidak begitu mencemari
lingkungan, biaya yang dikeluarkan tidak mahal dan bahan mudah didapat.

14

DAFTAR PUSTAKA
Anis Annisa Adnan.(2006).Karakteristik Fisika Kimia dan Mekanis Klobot
jagung sebagai bahan kemasan.
repositori.ipb.ac.id/bistream/handle/123456789.diakses 15 Maret 2013.
Aprilia Budiarti dkk.(2009). Pabrik Pulp dari Jerami Padi dengan Proses
Biochemical Pulping.digilib.itc.ac.id/.../ITS. Diakses 15 Maret 2013.
Eva Rahayu.(2012).Uji Kinerja Digester Pada Proses Pulping Kulit
Jagung.eprints.undip.ac.id/37301/1/Eva Rahayu.pdf.Html 15 Maret
2013 .
Gunawan Pasaribu dan Sahwalita. (2007). Pengolahan Enceng Gondok
Sebagai Bahan Baku Kertas
Seni.www.deptan.go.id/feati/teknologi/Gunawan.Html 15 Maret 2013.
Gembong Tjtrosoepomo.(1993). Taksonomi Tumbuhan Spermathopyta.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
M.Zulfikar.(2009).Teknologi

Produksi

Pulp

dari

Serat

Daun

Nenas.elibrary.ub.ac/id/../Teknologi Pulp. Diakses 15 Maret 2013.


Tutuk Harsini.(2010). Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Dari Limbah
Perkebunan

Kakao

Sebagai

Bahan

Pulp.eprints.upnjatim.ac.id/2357/1/10 diakses 15 Maret 2013

15

Baku

Anda mungkin juga menyukai