Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN REFLEKSI KASUS

Nama:

Priskasari Zuhri

NIM:

20100310182

Rumah Sakit: PKU


Yogyakarta Unit 2

Muhammadiyah

Pembimbing: dr. Sherly Usman


1. Pengalaman
Seorang wanita 18 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit PKU Yogyakarta
karena mengalami kecelakaan lalu lintas dengan luka robekan yang cukup dalam di dahi
hingga kelopak mata dan luka ringan di ekstremitas atas. Pasien tersebut mengalami
amnesia ringan dan pingsan, serta tidak muntah.
2. Masalah yang dikaji
Bagaimana cara penanganan dan perawatan luka di UGD pada pasien tersebut?
3. Analisa kritis
Luka baru yang belum memasuki waktu kontaminasi Frederich (6-8 jam) dapat dirawat
secara primer yaitu dengan melakukan pembersihan luka, pembuangan debris dan
kotoran, serta penjahitan luka secara sempurna, sedangkan yang melebihi waktu
kontaminasi bisa dilakukan pembersihan luka dan daerah sekitar luka, merapikan luka
dan penjahitan sementara atau situasi.
Teknik perawatan luka:
Desinfektan
Adalah tindakan yang dilakukan untuk membersihkan bakteri dari luka dan
sekitarnya. Bahan yang bisa digunakan yaitu: alcohol 70%, betadine 10%,

perhidrol 3%, savlon (cefrimrid + chlorhexidine), hibiscrub (chlorhexidine 4%)


Irigasi
Adalah mencuci bagian luka dengan tujuan menghilangkan benda asing, eksudat
dan debris serta bakteri. Cairan yang bisa digunakan yaitu normal salin,
perhidrol, savlon, dan boor water kemudian bilas dengan garam faali atau boor
water.

Debridement
Yaitu tindakan yang dilakukan untuk membuang jaringan mati serta merapikan
tepi luka.
Penjahitan luka
Bertujuan untuk menyatukan jaringan yang terputus serta meningkatkan proses
penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga mencegah luka terbuka

terkontaminasi mikroorganisme/infeksi.
Tutup atau bebat luka
Tujuan dari penutupan luka bedah yang selesai dijahit adalah untuk melindungi
dari imfeksi, menyerap cairan yang keluar, luka tidak kekeringan dan luka tidak

tergaruk oleh penderita, serta digunakan untuk menghentikan perdarahan.


Penanganan yang dilakukan pihak rumah sakit terhadap pasien tersebut sudah benar,
tetapi penjahitan yang dilakukan adalah penjahitan sementara sedangkan pada teori di
atas disebutkan penjahitan sementara dilakukan jika luka melebihi waktu kontaminasi
(6-8 jam). Mungkin tujuan dari penjahitan sementara yang dilakukan adalah untuk
menghentikan perdarahan, dan mencegah luka terkontaminasi oleh mikroorganisme
seperti tujuan penjahitan luka yang telah disebutkan di atas karena pasien tersebut harus
dikonsulkan ke dokter spesialis. Jadi prosedur yang dilakukan pihak rumah sakit
khususnya di UGD sudah sangat benar untuk perawatan luka tersebut.
4. Dokumentasi
Penatalaksanaan di UGD:

Oksigenasi
Pemberian cairan infuse
Pemberian
antitetanus

(ATS)
Pemakaian neck collar

Pemberian

(ceftriaxone)
Pemberian
salep

(amnisetin)
Pemberian
(ketorolac)

antibiotic

mata

antiinflamasi

Pemeriksaan yang disarankan:


CT Scan: oedema serebri, suspect perdarahan cavum nasi dextra
Konsul dokter spesialis mata
5. Referensi
Padilla RS. Dermabrasi. Dalam: wheeland RG. Cutaneous Surgery. WB Saunders.
Philadelphia. 1994: 479-90
Alt Th, Coleman WP, Hanke CW, Yarborough JM. Dermabration. Dalam: Coleman
WP, Hanke CW, Alt Th, Asken S. Cosmetic Surgery of the skin principles and
Technique. 1991: 147-95
Thompson, J. Practical Guidt Wound Care. REgitered Nursing. 2000: 48-50
Ahmadsyah Ibrahim, Ed: Luka, dalam: Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC. 2004: 265-288

Anda mungkin juga menyukai