Lapsus Forensikku
Lapsus Forensikku
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekerasan tumpul adalah sejenis kekerasan yang bersifat mekanik yang
disebabkan oleh benda tumpul. Benda tumpul yang dimaksudkan adalah benda-benda
yang tidak bermata tajam, mempunyai konsistensi yang keras atau kenyal, dan
mempunyai permukaan yang halus atau kasar.
Di Amerika Serikat, trauma dada merupakan kira-kira 25% dari semua trauma
penyebab kematian. Secara keseluruhan, angka mortalitas dengan trauma dada sekitar
10%. Trauma dada penyebab 25% kematian akibat trauma di Amerika Serikat. Banyak
kematian tersebut seharusnya dapat dicegah dengan diagnosis dan pengobatan yang cepat.
Diantara pasien-pasien yang ditransfer ke ruang operasi dalam 24 jam pertama,
insiden dari trauma tumpul dada dilaporkan telah meningkat sebesar 62,5%. Penelitian
Canadian selama 5 tahun yang diakui oleh unit trauma, 96,3% mendukung terjadinya
trauma tumpul, sisanya 3,7% trauma penetrasi.
Penyebab trauma tumpul berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas (70%),
bunuh diri (10%), jatuh (8%), pembunuhan (7%), dan lain-lain (5%). Insidens trauma
dada sebesar 46%, dan angka mortalitasnya sebesar 15,7% dengan trauma dada dan
12,8% tanpa trauma dada.
Akibat dari trauma tumpul dada sering menyebabkan trauma pada dinding toraks
dan paru, seperti patah tulang iga, flail chest, kontusio paru, pneumotoraks, pneumotoraks
terbuka, tension pneumotoraks, hemotoraks, hemotoraks massif, dan cedera pada trakea
dan bronkus. Selain itu, dapat juga menyebabkan trauma pada jantung dan aorta seperti
tamponade jantung, kontusio miokard dan trauma tumpul jantung.
Trauma tumpul jantung menimbulkan gejala yang bervariasi dari memar pada
miokard yang asimptomatik, ruptur jantung, sampai terjadinya kematian. 20% penyebab
kematian pada kecelakaan kenderaan bermotor adalah karena trauma tumpul jantung.
Angka kejadian trauma tumpul jantung pada semua pasien trauma toraks adalah sebanyak
20%, walaupun begitu pada pasien dengan trauma toraks yang fatal ataupun trauma
multipel, angka kejadian trauma tumpul jantung setinggi 76%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Luka
2.1.1 Definisi Luka
Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan, kerusakan atau hilangnya hubungan
antar jaringan tubuh seperti jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah,
jaringan saraf dan tulang. Luka juga didefinisikan sebagai rusaknya jaringan tubuh yang
disebabkan oleh suatu trauma.
2.1.2 Pembagian Luka
Berdasarkan sifat dan penyebabnya, trauma dapat dibedakan menjadi :
a. Trauma mekanik
Trauma akibat kekerasan tumpul (luka lecet, luka memar, luka robek dan patah
tulang)
Trauma akibat kekerasan benda tajam (luka tusuk, luka iris, luka bacok)
Trauma akibat kekerasan senjata api (luka tembak masuk, luka tembak keluar)
b.
Trauma fisik
Petir
Radiasi akustik
c. Trauma kimiawi : trauma akibat korosifitas zat kimia (asam kuat/basa kuat)
2.1.3 Penentuan kwalifikasi luka
Penentuan kwalifikasi luka pada dasarnya untuk memenuhi keinginan undangundang dalam hal ini K.U.H.P pasal 351 ayat 1 dan ayat 2, pasal 352 ayat 1, pasal 352
ayat 2, pasal 354 ayat 1 dan pasal 360 ayat 1 dan ayat 2. Dengan demikian penyidik akan
mengenal tiga kwalifikasi luka yaitu:
2.1.3.1 Luka yang tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan
pekerjaan atau jabatan
2.1.3.2 Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan
atau jabatan untuk sementara waktu (hari/minggu/bulan)
2.1.3.3 Luka yang dimaksudkan dalam K.U.H.P pasal 90 yaitu:
3
Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurna
atau yang dapat mendatangkan bahaya maut
Lumpuh (kelumpuhan)
Akal (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama dari empat minggu
Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada
saat timbul memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah
4 sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam
7 hari sampai 10 hari dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Perubahan
warna tersebut dimulai dari tepid an waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan
berbagai faktor yang mempengaruhinya.
2.2.2 Luka lecet
Luka lecet adalah suatu kerusakan yang mengenai lapisan atas dari epidermis akibat
kekerasan dengen benda yang mempunyai permukaan kasar, sehingga epidermis menjadi
tipis, sebagian atau seluruh lapisannya hilang. Ciri-ciri luka lecet yaitu sebagian atau
seluruh epitel hilang, kemudian permukaan tertutup oleh eksudasi yang akan mongering
(crusta), timbul reaksi radang berupa penimbunan sel-sel PMN, dan biasanya tidak
meninggalkan
jaringan
parut.
Berdasarkan
mekanismenya,
luka
lecet
dapat
diklasifikasikan sebagai:
1. luka lecet gores (scratch), diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan
permukaan kulit di depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat
sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.
2. luka lecet serut (graze) adalah variasi dari luka lecet gores yang daerah
persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan
dengan melihat letak tumpukan epitel.
3. luka lecet tekan (impression, impact abrasion) disebabkan oleh penjejakan benda
tumpul pada kulit. Karena kulit adalah jaringan yang lentur, maka bentuk luka
lecet tekan belum tentu sama dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut
tetapi masih memungkinkan identifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk
yang khas misalnya kisi-kisi radiator mobil, jejas gigitan, dsb.
4. luka lecet geser (friction abrasion) disebabkan oleh tekanan linier pada kulit
disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada
korban pecut. Luka lecet geser yang terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan
dari luka lecet geser yang terjadi segera pasca mati.
Luka lecet dapat terjadi ante mortem atau post mortem. Tabel berikut menunjukkan
perbedaan luka lecet intravital dan postmortem
5
Ante Mortem
Post Mortem
1. Coklat Kemerahan
1. Kekuningan
dermis
4. Sembarang tempat
tumpul yang menghampiri kepala, atau kepala yang mendekati benda tumpul. Pada dada
biasanya menyebabkan patah tulang costae, tulang sternum atau tulang scapula clavicula.
2.3 Tanda Kematian
2.3.1 Lebam mayat (Livor Mortis)
Lebam mayat terjadi karena adanya pengumpulan darah dalam pembuluhpembuluh darah kecil, kapiler dan venula, pada bagian tubuh terendah akibat adanya
gaya gravitasi. Lebam mayat tidak terjadi pada tempat yang mendapat tekanan. Lebam
mayat biasanya muncul dalam waktu 30 menit setelah kematian somatis. Intensitas
maksimal akan dicapai dalam 8-12 jam post-mortal sehingga tidak akan mengalami
perubahan apabila ditekan. Hal ini bisa menjadi penanda apakah mayat tersebut telah
diubah posisinya atau tidak. Warna lebam mayat biasanya merah-ungu (livide), namun
bisa berbeda pada keadaan tertentu. Lebam mayat harus dibedakan dengan resapan
darah akibat trauma (ekstravasasi darah) dimana warna merah darah pada trauma
menempati ruangan tertentu dalam jaringan dan tidak akan hilang bila irisan jaringan
disiram air.
2.3.2 Kaku mayat
Kaku mayat adalah kekakuan pada seluruh otot yang terjadi setelah periode
relaksasi primer. Kaku mayat terjadi bila cadangan glikogen dalam otot habis maka energi
tidak terbentuk dan aktin-miosin akan menggumpal sehingga otot menjadi kaku. Dalam
keadaan kontraksi otot normal, glikogen yang disimpan dalam otot diubah menjadi asam
laktat dan energi. Energi ini akan digunakan kembali untuk mensintesis ATP. ATP
penting untuk menjaga kemampuan kontraksi dan kelenturan otot sehingga otot tidak
menjadi kaku. Pada kematian somatis sudah tidak terjadi proses metabolisme sel yang
akan menghasilkan ATP sehingga kadar ATP menjadi sangat berkurang dan akibatnya
sifat kelenturan dan kemampuan kontraksi otot menjadi hilang sehingga muncul kaku
mayat (rigor mortis). Kaku mayat mulai muncul 2 jam setelah mati klinis dengan arah
kemunculan sentripetal (dari luar ke dalam) dan menjadi lengkap setelah 12 jam,
dipertahankan selama 12 jam kemudian menghilang sesuai urutan terbentuknya yaitu dari
otot-otot wajah, leher, dada, perut dan tungkai. Cadangan ATP pada setiap otot berbeda,
sehingga munculnya kaku mayat (rigor mortis) akan berbeda dan biasanya lebih cepat
7
pada jaringan otot yang serabut ototnya lebih sedikit. Peranan ATP tersebut juga dapat
menjelaskan munculnya kaku mayat yang lebih cepat pada kematian karena infeksi,
konvulsi kelelahan, keadaan suhu keliling yang tinggi, dan keadaan gizi yang jelek. Jika
terjadi pada ekstremitas, kekakuannya menyerupai papan, sehingga dibutuhkan tenaga
untuk dapat melawan kekakuan tersebut. Adanya kejanggalan dari postur pada mayat,
dimana kaku mayat telah terbentuk dengan posisi sewaktu mayat ditemukan dapat
menjadi petunjuk bahwa tubuh korban telah dipindahkan setelah mati. Dalam
mengidentifikasi terjadinya kaku mayat, perlu dibedakan dengan beberapa hal yaitu:
Cadaveric Spasmus, yaitu kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan
menetap sesudah kematian akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan
atau emosi yang hebat sesaat sebelum mati.
Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein karena panas
sehingga serabut otot memendek dan terjadi fleksi sendi. Misalnya pada mayat
yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam waktu yang lama.
Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin sehingga
terjadi pembekuan cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemak subkutan sampai
otot
kira 36-48 jam jam pascamati akan dijumpai larva lalat. Identifikasi spesies lalat melalui
pengukuran panjang larva dapat memperkirakan saat kematian
2.4 Trauma Tumpul Dada
Kekerasan tumpul pada dada dapat berakibat patah tulang iga, tulang sternum, dan
tulang scapula clavikula. Selain itu, dapat menyebabkan traumanya organ jantung, paru
dan pericardium.
2.4.1 Patah Tulang Iga
Patah tulang iga sering terjadi pada trauma tumpul pada dada. Iga kempat sampai
sepuluh merupakan daerah yang sering mengalami patah. 50% pasien yang mengalami
trauma tumpul pada jantung juga terdapat patah tulang iga. Patah pada iga 8 sampai 12
patut dicurigai adanya trauma pada organ abdomen. Organ abdomen yang paling sering
trauma adalah hati dan limpa. Pasien dengan patah tulang iga sebelah kanan (iga 8 dan di
bawah), 19% - 56% mengalami trauma hati, sedangkan sibelah kiri 22%-28% mengalami
trauma limpa. Patah tulang iga bagian bawah juga dapat disertai adanya trauma pada
diafragma.
8% pasien yang dibawa ke rumah sakit setelah tabrakan kenderaan bermotor
dengan kecepatan tinggi, terjatuh dengan ketinggian lebih dari 4,5 meter, atau terlempar
setelah ditabrak sejauh lebih dari 3 meter memiliki gambaran trauma pada aorta dalam
pemeriksaan toraks angiografi CT. Patah tulang iga sebanyak 3 atau lebih berbanding
lurus dengan meningkatnya resiko trauma organ dalam dan meningkatkan angka
mortalitas.
2.4.2 Trauma Jantung
Trauma tumpul pada dada, 20 % dapat menyebabkan trauma pada organ jantung.
Manifestasi klinis bervariasi antara memar pada otot jantung yang bersifat asimtomatik,
robekan jantung, dan kematian. Mekanisme kejadian dapat berupa impak langsung pada
precordial, trauma remuk dari kompresi antara sternum dan tulang belakang, deselerasi
atau torsi yang menyebabkan robekan pada titik fiksasi, dan trauma akibat ledakan.
Memar pada otot jantung dapat terjadi pada trauma tumpul pada dada (misalnya
kecelakaan lalu-lintas). Hal ini mungkin berhubungan dengan pneumotoraks, patah tulang
sternum, patah tulang iga, memar paru ataupun hemotoraks. Luka memar pada jantung
dapat menyebabkan kematian akibat daripada detak jantung yang tidak beraturan
(aritmia). Memar jantung tidak menimbulkan gejala yang spesifik dan seringkali terjadi
bersamaan dengan memar pada paru dan patah tulang sternum.
Ruptur aorta juga sering terjadi pada trauma tumpul pada dada. Aorta adalah arteri
terbesar dalam tubuh, yang bertanggungjawab terhadap pengiriman oksigen darah ke
seluruh jaringan tubuh. Ruptur aorta sering menyebabkan kematian, diperkirakan sebagai
penyebab kedua tersering kematian pada pasien dengan trauma dada. Lokasi ruptur sering
di bagian proksimal arteri subklavia kiri dekat ligamentum arteriosum. Kecurigaan
adanya ruptur aorta dari foto toraks bila didapatkan mediastinum yang melebar, patah
tulang iga pertama dan kedua, trake terdorong ke kanan, gambaran aorta kabur, dan
penekanan bronkus utama kiri.
Tamponade jantung juga sering terjadi pada penderita dengan trauma dada yang
berat. Memar pada otot jantung tanpa disertai ruptur dapat menjadi penyebab tamponade
jantung. Patut dicurigai seseorang mengalami trauma jantung bila terdapat : trauma
tumpul di daerah anterior, patah tulang sternum, trauma tembua/tajam pada area
prekordial.
Data pada otopsi menunjukkan kejadian kontusio (memar) pada otot jantung
adalah sebanyak 60%-100% pada kasus trauma tumpul pada jantung. Kejadian robekan
pada bilik-bilik jantung, ventrikel kanan (19%-32%), atrium kanan (10%-15%), ventrikel
kiri (5%-44%), atrium kiri (1%-7%).
10
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 DESKRIPSI
Jenazah seorang laki-laki, dengan inisial ARE, berumur lima puluh lima tahun,
kebangsaan Australia dikirim oleh polisi Polsek Densel ke Instalasi Kedokteran Forensik
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada tanggal 23 Juli 2011 pukul 00.15
WITA. Telah dilakukan pemeriksaan luar pada tanggal 23 Juli 2011 pada pukul 00.30
WITA, dan pemeriksaan dalam pada tanggal 26 Juli 2011 pada pukul 09.20 WITA
dengan hasil :
3.2 PEMERIKSAAN
11
PEMERIKSAAN LUAR
1. Label : Label dari kepolisian tidak ada
2. Pembungkus jenazah:
Celana
pendek
berwarna
hitam,
bergaris
oranye,
dengan
merek
Celana dalam berwarna hitam dan putih, dengan merek BONDS, bahan
katun, ukuran M
5. Perhiasan: Jenazah tidak menggunakan perhiasan
6. Tanda Kematian:
Lebam mayat pada tubuh bagian belakang, warna merah keunguan, hilang
pada penekanan
Pemeriksaan Rambut:
Rambut kepala warna coklat kekuningan, beruban, tumbuh lebat, ikal, panjang
9. Pemeriksaan Mata:
Gigi geligi :
Pada rahang atas kanan: gigi geraham belakang nomor 1 dan 3 tidak ada
Pada rahang atas kiri: gigi geraham depan nomor 2 tidak ada, gigi geraham
belakang nomor 2 dan 3 tidak ada
Pada rahang bawah kanan: gigi geraham depan nomor 2 tidak ada, gigi
geraham belakang nomor 3 tidak ada
Pada rahang bawah kiri: gigi geraham belakang nomor 1 dan 3 tidak ada
12. Pemeriksaan Telinga:
Bentuk oval
Dari lubang telinga kanan keluar darah dan dari lubang telinga kiri tidak
keluar apa-apa
13. Alat Kelamin:
Zakar disunat
Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 7,5 cm dari garis pertengahan depan,
Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 6,5 cm dari garis pertengahan depan,
Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 11,5 cm dari garis pertengahan
Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 6,5 cm dari garis pertengahan depan,
Tato pada dada kanan berbentuk bintang, 8,5 cm dari garis pertengahan depan,
Tato pada dada kiri berbentuk setangkai bunga mawar dengan tulisan Jacob,
Jaringan parut pada lengan kanan atas sisi luar, 19 cm dari puncak bahu,
Luka memar tepat pada kelopak atas mata kanan, 4 cm dari garis pertengahan
depan, 1 cm dari alis mata, ukuran 3 cm x 1,8 cm, warna biru keunguan
2)-------------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada kelopak atas mata kiri, 4 cm dari garis pertengahan depan, 1 cm
dari alis mata, ukuran 3 cm x 1,8 cm, warna biru keunguan
3)-------------------------------------------------------------------------------------------------
Luka-luka lecet pada lengan atas kanan sisi luar, 8 cm dari puncak bahu, meliputi
daerah seluas 29,5 cm x 11 cm, ukuran terbesar 12 cm x 4 cm, ukuran terkecil 0,1
cm x 0,1 cm
6)-------------------------------------------------------------------------------------------------
7)-------------------------------------------------------------------------------------------------
Luka lecet pada lengan bawah kanan bagian belakang, 3 cm dari siku, ukuran 6,5
cm x 3 cm
8)-------------------------------------------------------------------------------------------------
Luka-luka lecet pada lengan bawah kanan bagian belakang, 10 cm dari siku,
meliputi daerah seluas 8 cm x 8 cm, ukuran terbesar 5 cm x 1 cm, ukuran terkecil
0,1 cm x 0,1 cm
9)-------------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada lengan bawah kanan sisi dalam, 13 cm dari pergelangan tangan,
warna keunguan, ukuran 3,5 cm x 0,5 cm
10)-----------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada punggung tangan kiri, 7 cm dari pergelangan tangan, warna
keunguan, ukuran 6 cm x 3,5 cm
11)-----------------------------------------------------------------------------------------------
Luka-luka lecet pada lengan bawah kiri bagian belakang, 3,5 cm dari pergelangan
tangan, meliputi daerah seluas 5 cm x 2,5 cm, ukuran terbesar 1 cm x 0,5 cm,
ukuran terkecil 0,2 cm x 0,2 cm
13)-----------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar berbentuk garis menyerupai huruf Y, 8 cm dari puncak bahu, dengan
panjang sisi luar 8 cm, sisi dalam 9 cm, jarak masing-masing garis 1,5 cm
14)-----------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada punggung jari telunjuk tangan kiri, warna keunguan, ukuran 3
cm x 2,5 cm
15)-----------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada punggung jari tengah tangan kiri, warna keunguan, ukuran 3 cm
x 2,5 cm
15
16)-----------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada punggung jari manis tangan kiri, warna keunguan, ukuran 7 cm
x 1 cm
17)-----------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada punggung jari kelingking tangan kiri, warna keunguan, ukuran
2,5 cm x 2,5 cm
18)-----------------------------------------------------------------------------------------------
PEMERIKSAAN DALAM
SEBELUM ALAT-ALAT DIANGKAT
1. Leher :
Jaringan di bawah kulit leher tidak ditemukan kelainan
Jaringan otot leher samping kiri setinggi tulang selangka ditemukan memar
sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan dengan ukuran sepuluh sentimeter
kali dua sentimeter
2. Dada :
Lemak dinding dada berwarna kuning, tebal dua sentimeter
Sekat rongga badan kanan dan kiri sama tinggi, setinggi sela iga kelima
Pada otot dada samping kanan bawah setinggi sela iga keenam, dua belas
sentimeter dari garis pertengahan depan ditemukan memar dengan ukuran tujuh
sentimeter kali tiga sentimeter
Pada otot dada samping kiri setinggi sela iga ketiga, lima sentimeter dari garis
pertengahan depan ditemukan memar dengan ukuran tujuh sentimeter kali tiga
sentimeter
16
Kandung jantung tampak lima jari di antara kedua tepi paru-paru. Pada dinding
belakang samping kiri bawah terdapat robekan sepanjang delapan sentimeter. Di
dalam kandung jantung terdapat darah dan gumpalan darah sebanyak lima ratus
mililiter
Dalam rongga dada kanan terdapat darah dan gumpalan darah sebanyak dua puluh
mililiter
Dalam rongga dada kiri terdapat darah dan gumpalan darah sebanyak seratus
mililiter
Pembuluh nadi subklavia tampak robek
Iga kanan bagian belakang nomor satu sampai delapan patah dikelilingi resapan
darah dengan ukuran dua puluh enam sentimeter kali tujuh sentimeter
Iga ke dua kanan bagian depan sebelas sentimeter dari garis pertengahan depan
patah dikelilingi resapan darah ukuran tiga sentimeter kali dua sentimeter
Iga ke tiga sampai empat kiri belakang sebelas sentimeter dari garis pertengahan
depan patah dikelilingi resapan darah dengan ukuran tiga sentimeter kali empat
sentimeter
Iga ke tiga kiri bagian depan dua belas sentimeter dari garis pertengahan depan
patah dikelilingi resapan darah dengan ukuran lima sentimeter kali enam sentimeter
Iga ke enam kiri bagian depan, tiga belas sentimeter dari garis pertengahan depan
patah dikelilingi resapan darah dengan ukuran empat sentimeter kali lima sentimeter
3. Perut
17
sepuluh mililiter
Terdiri dari dua baga berwarna coklat pucat, pada perabaan kenyal, pada
irisan berwarna coklat kemerahan, gambaran kelenjar jelas, berat empat puluh
gram
3. Tulang rawan lidah : Utuh
4. Tulang rawan gondok
: Utuh
: Utuh
6. Kerongkongan :
Selaput lendir warna coklat kemerahan, licin, berisi lendir berwarna coklat
18
Kanan
:Terdiri dari tiga baga, warna coklat pucat, pada perabaan seperti spon
kenyal. Pada sela antar baga bawah dan atas terdapat robekan
sepanjang lima sentimeter dikelilingi resapan darah dengan ukuran
delapan sentimeter kali tujuh sentimeter, terdapat robekan pada baga
bawah bagian belakang sepanjang satu koma lima sentimeter
dikelilingi resapan darah dengan ukuran delapan sentimeter kali tiga
sentimeter, terdapat resapan darah pada paru kanan baga bawah bagian
belakang dan basal dengan ukuran terbesar empat sentimeter kali tiga
sentimeter dan ukuran terkecil satu sentimeter kali satu sentimeter,
pada irisan paru berwarna merah kecoklatan dan terdapat bercakbercak kemerahan, berat lapan ratus gram
Kiri
:Terdiri dari dua baga, warna coklat pucat, pada perabaan seperti spon
kenyal. Terdapat bercak perdarahan pada baga bawah dengan ukuran
empat sentimeter kali tiga sentimeter, pada irisan paru berwarna merah
kecoklatan, pada penekanan keluar darah dan buih, berat tujuh ratus
gram
2. Jantung
Pada dinding bagian belakang samping kanan terdapat bintik dan bercak
perdarahan
Tampak robekan pada serambi kanan bagian belakang dengan panjang empat
sentimeter
19
Lingkar katup antara serambi kanan dan bilik kanan dua belas sentimeter.
Otot bilik jantung kanan berwarna coklat, tebal otot nol koma tujuh
sentimeter
Lingkar katup antara serambi kiri dan bilik kiri sebelas sentimeter
Otot bilik jantung kiri berwarna coklat, tebal satu koma lima sentimeter
:
Warna coklat pucat, permukaan licin, tepi tajam,, pada perabaan kenyal, pada
irisan berwarna coklat, gambaran hati jelas, berat satu ribu tujuh ratus lima puluh
gram
2. Kandung empedu
3. Limpa
:
Warna ungu pucat, permukaan keriput, pada perabaan kenyal, pada irisan
berwarna merah keunguan, pada kerokan jaringan limpa terikut, berat seratus dua
puluh lima gram
4. Lambung
:
Berisi cairan berwarna coklat, selaput lendir berwarna putih abu-abu
irisan berwarna coklat muda, gambaran kelenjar jelas, berat seratus gram,
6. Usus halus
:
Warna merah muda, permukaan licin
7. Usus besar
bercak perdarahan
9. Ginjal
Kelenjar anak ginjal kiri bentuk seperti bulan sabit, warna kuning
:
Lemak ginjal kanan tebal, sampai ginjal mudah dilepas, warna merah
Lemak ginjal kiri tebal, sampai ginjal mudah dilepas, warna merah pucat,
Kandung kemih berisi cairan kuning jernih sebanyak lima puluh mililiter,
: terdiri dari dua baga, warna putih ukuran lima sentimeter kali tiga
sentimeter
PEMERIKSAAN KEPALA
1. Kulit kepala bagian dalam:
2. Tulang tengkorak :
Patah tulang dari pelipis kanan sampai puncak kepala dengan panjang
delapan sentimeter
Patah tulang pelipis kiri, puncak kepala sampai kepala bagian belakang
kanan
Pada dasar tengkorak tampak patah tulang dari pelipis kanan, tulang
karang kanan melalui sela tursika ke depan sampai ke dinding bagian atas tulang
bola mata kiri sepanjang dua belas sentimeter
Tampak patah tulang karang kanan sampai lubang oval kanan dengan
Patah tulang dari pelipis kiri, tulang karang kiri sampai ke sela tursika
Tampak tiga patahan pada dinding bagian atas tulang bola mata kiri
masing-masing ukuran panjang tiga sentimeter, dua sentimeter dan tiga sentimeter
Patah tulang bagian atas tulang bola mata kanan sampai pertengahan
Patah tulang dinding bagian atas tulang bola mata kanan sisi dalam sampai
Terdapat resapan darah pada tulang bola mata kanan dan kiri
3. Selaput keras :
sampai puncak kepala kiri dengan ukuran dua belas sentimeter kali tujuh
sentimeter
sampai puncak kepala dan tulang kepala bagian belakang dengan ukuran dua belas
sentimeter kali tiga belas sentimeter
5. Otak besar :
Terdapat memar otak pada baga pelipis kiri dengan ukuran dua sentimeter kali
satu koma lima sentimeter
Terdapat memar otak pada baga pelipis kanan dengan ukuran tiga sentimeter kali
satu sentimeter
Terdapat robekan pada baga pelipis kanan bagian basal dengan ukuran dua
sentimeter kali dua sentimeter
23
6. Otak kecil :
baga kanan dan kiri bagian atas dengan ukuran tiga sentimeter kali dua sentimeter
7. Batang otak :
8. Bilik otak :
Berisi darah
9. Berat otak seluruhnya seribu lima ratus dua puluh lima gram
24
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
PROSEDUR MEDIKOLEGAL
Visum et Repertum (VeR) adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan
penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau
mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di
bawah sumpah, untuk kepentingan pengadilan. Penggunaan keterangan ahli atau dalam hal ini
visum et repertum, adalah hanya untuk keperluan peradilan. Dengan demikian, berkas keterangan
ahli ini hanya boleh diserahkan kepada penyidik (instansi) yang memintanya. Permintaan
keterangan ahli oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis, dan hal ini secara tegas diatur dalam
KUHAP pasal 133 ayat (2) terutama untuk korban mati.
Pasal 133 ayat (2) : Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka
atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
Pada korban ini sudah dicantumkan surat permintaan visum dengan nomor polisi B garis
miring nol delapan garis miring tujuh romawi garis miring dua ribu sebelas garis miring Polsek
Densel. Surat permintaan visum repertum hanya boleh dibuat oleh pihak yang diberi wewenang
sesuai dengan KUHP dan dalam hal ini pihak penyidik. VeR merupakan suatu laporan tertulis dari
dokter yang telah disumpah tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang
diperiksanya serta memuat pula kesimpulan dari pemeriksaan tersebut guna kepentingan peradilan.
4.2
IDENTIFIKASI
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik
untuk menentukan identitas seseorang. Prinsip identifikasi adalah membandingkan data ante
mortem yaitu data dari orang tersebut sebelum meninggal dengan data post mortem yaitu data yang
diperoleh dalam pemeriksaan jenazah.
Pada kasus di atas didapatkan bahwa jenazah adalah laki-laki dan usia kurang lebih lima puluh
lima tahun. Dikatakan berjenis kelamin laki-laki dilihat dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan
dalam atau otopsi.
25
dapat terlihat pada kulit namun juga bisa terdapat di dalam tubuh. Akibat trauma yang dapat dilihat
pada kulit misalnya akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar, luka lecet, dan luka robek.
Pada bagian dalam tubuh dapat terjadi perdarahan, patah tulang,atau kelainan-kelainan pada paru
dan jantung, bahkan dapat terjadi kegagalan organ yang multipel.
Penyebab kematian adalah hal-hal yang menyebabkan orang tersebut mati, misalnya trauma
pada kepala, luka tusuk pada perut, keracunan pestisida, infark miokard, penyakit keganasan dan
sebagainya. Jadi secara sederhana dapat dikatakan penyebab kematian adalah segala macam jejas
(injury) dan penyakit yang mengakibatkan gangguan fisiologis tubuh.
Pada pemeriksaan luar yang dilakukan ditemukan banyak luka lecet dan luka memar yang
menyebar di seluruh tubuh korban dan tidak teraba atau tidak tampak adanya patah tulang. Lukaluka lecet dan memar tersebut disebabkan oleh kekerasan tumpul..
26
Pada pemeriksaan dalam terhadap korban ini ditemukan banyak patah tulang, pada tulang
tengkorak dan tulang iga. Terdapat juga robekan dan perdarahan pada kandung jantung, robekan
pada serambi kanan jantung, robekan pada paru-paru, perdarahan pada rongga dada kanan dan kiri,
robekan dan memar otak serta perdarahan otak yang disebabkan oleh kekerasan tumpul. Sebab
kematian adalah robekan jantung yang menimbulkan perdarahan sebanyak 500 mililiter.
Melihat ciri-ciri dari luka-luka yang terdapat pada korban di atas, luka-luka tersebut termasuk
luka intravital yang berdasarkan lokasinya tidak mengarah pada kasus pembunuhan dengan derajat
luka berat (derajat luka ketiga), yaitu menimbulkan bahaya maut/kematian. Korban dengan luka
berat dapat diasosiasikan dengan pasal 351 (2), 353 (2), 354 (1), 355 (1) KUHP tergantung pada
niat dan ada atau tidaknya rencana.
27
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pembandingan antara tinjuan pustaka dan contoh kasus yang didapat maka
korban yang bernama ARE, jenis kelamin laki-laki, umur lima puluh lima tahun kebangsaan
Australia dikirim polisi Denpasar Selatan ke Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar dengan keterangan bahwa korban ditemukan mati setelah terjatuh dari
lantai 3 sebuah hotel pada hari Sabtu tanggal 23 Juli 2011 di Hotel Senia Sanur. Pada jenazah
ditemukan luka-luka dan patah tulang iga dan tengkorak yang disebabkan oleh kekerasaan tumpul.
Hampir seluruh luka-luka dan patah tulang tersebut tersebut adalah luka intravital. Sebab mati
adalah kekerasan tumpul pada dada yang merobek jantung.
Pada kasus diatas, luka-luka yang dialami oleh korban termasuk luka memar, lecet, dan luka
robek pada jantng. Diantara luka-luka tersebut, luka robek pada jantung diperkirakan merupakan
penyebab kematian pada pasien melalui mekanisme perdarahan dan gangguan pernafasan. Oleh
karena itu disimpulkan sebab kematian korban adalah trauma dada yang disebabkan oleh
kekerasan tumpul yang menyebabkan perdarahan.
28