KATA PENGANTAR
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan...................................................................................................
4
5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Definisi..................................................................................................
Ruang Lingkup......................................................................................
Metode-metode Epidemiologi..............................................................
Peran Epidemiologi...............................................................................
Pengukuran Epidemiologi.....................................................................
Epidemiologi Penyakit Menular...........................................................
6
7
8
13
14
18
24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu Epi yang berarti pada,
Demos yang berarti penduduk, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari hal hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya
proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan
faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke 5 SM)
dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai Airs,
Waters, and Places, dimana beliau telah mempelajari masalah penyakit
dimasyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang hubungan
sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. (Nasri N, 2000)
Pada era dewasa ini telah terjadi pergeseran pengertian epidemiologi,
yang dulunya lebih menekankan ke arah penyakit menular ke arah arah masalah
kesehatan dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena
transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup,
peningkatan sosial, ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan
masyarakat. Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat
menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara
penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit wabah
tersebut. Kemudian tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit yang
infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi
seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai
meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan,
kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah
kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah
keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan,
pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek
epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Berikut ini terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai epidemiologi.
Last (1988) mendefinisikan bahwa
masyarakat
Hacmonhan dan pugh (1970) epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari penyebaran dan factor-faktor yang menentukan terjadinya suatu
penyakit dalam populasi
WHO (Regional commit enacting ke- 42 di Bandung) mendefinisikan
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari
peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan
yang menimpa sekelompok masyarakat serta menerapkan ilmu tersebut untuk
memecahkan masalah-masalah tersebut. (Wahit Iqbal, 2009)
B. Ruang Lingkup
1. Epidemiologi penyakit menular
Sebagai bentuk dan upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit
menular yang saat ini hasilnya sudah tampak
2. Epidemiologi penyakit tidak menular
Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti: kanker, penyakit
sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat.
3. Epidemiologi klinik
Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk
membekali para klinisi atau dokter/paramedic tentang cara pendekatan
masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4. Epidemiologi kependudukan
Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi
dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang
demografi serta factor-faktor yang memengaruhi berbagai perubahan
demografi yang terjadi di dalam masyarakat.memberikan analisis tentang sifat
karakteristik penduduk secara demografi dalam hubungannya dengan masalah
kesehatan dalam masyarakat. Juga berperan dalam berbagai aspek
kependudukan dan keluarga berencana, serta digunakan sebagai dasar dalam
mengambil kebijakan dan menyusun perecanaan yang baik.
5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah,
mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah, serta penyusunan rencana
pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Bentuk
pendekatan ini dapat digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan,
baik dalam bentuk penilaian hail suatu kegiatan kesehatan yang bersifat
umum maupun dengan sasaran yang khusus.
6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Occupational and environmental epidemiologi merupakan salah satu bagian
epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga
kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat
fisik, kimia, biologis, maupun social budaya serta kebiasaan hidup para
pekerja.
7. Epidemiologi kesehatan jiwa
Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat,
baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun
analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam
masyarakat.
8. Epidemiologi gizi
Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, dimana masalah
ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup
masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisis factor yang
berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang
bersifat biologis maupun yang berkaitan dengan masalah social. (Wahit Iqbal,
2009)
C. Metode-metode epidemiologi
Di dalam epidemiologi terdapat 2 tipe pokok pendekatan atau metode
yakni :
1. Epidemiologi deskriptif (descriptive epidemiology)
Didalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit
berubah menurut perubahan variable-variable epidemiologi yang terdiri dari
orang (person), tempat (place),dan waktu (time).
Orang (Person)
Di sini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial,
pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur
keluarga, dan paritas.
1) Umur
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikanpenyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di
dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.
Dengan cara ini dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola
kesakitan atau kematian menurut golongan umur.
2) Jenis Kelamin
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
maupun
pencegahan.
10
11
a. Studi riwayat kasus (case history studies). Dalam studi ini akan
dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena
penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok kontrol).
Contoh: Ada hipotesis yang mengatakan bahwa penyebab utama kanker
paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil sekelompok
orang penderita kanker paru-paru. Kepada penderita ini ditanyakan tentang
kebiasaan merokok.
Dari jawaban pertanyaan tersebut akan terdapat dua kelompok, yakni
penderita yang tidak merokok. Kemudian, kedua kelompok ini diuji
dengan uji statistik, apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua
kelompok tersebut.
b. Studi Kohort (kohort studies). Dalam studi ini sekelompok orang
dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian,
diambil sekelompok orang lain yang mempunyai ciri-ciri yang sama
dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada
penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol.
Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut
dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna
atau tidak.
Contoh: Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama
penyebab kanker paru-paru, diambil dua kelompok orang yang satu
kelompok terdiri dari orang-orang yang merokok dan satu kelompok lagi
terdiri dari orang-orang yang tidak merokok. Kemudian, diperiksa apakah
ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan
kelompok non-perokok.
3. Epidemiologi Eksperimen
Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada
kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang
tidak dikenakan percobaan). Contoh : untuk menguji keampuhan suatu
vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin
tersebut.
Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya
diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian, dilihat kemungkinan-
12
13
prevalencerate=
14
Period Prevalence adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit
yang ditemukan pada suatu waktu jangka tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen
atau permil.
jumlah kasus penyakit yang selama periode
x 1000
penduduk rataratadari periodetersebut
5. Crude Death Rate(CDR) (mid period population)
period prevalance=
pertengahan
jumlah kematian dikalangan penduduk
di suatudaerah dalam satutahun
CRD=
x 1000
jumlah penduduk ratarata(tahun di daerah dan tahun yang sama)
Catatan :
1) Jumlah penduduk disini bukanlah merupakan penyebut yang sebenarnya,
oleh karena berbagai golongan umur mempunyai kemungkinan mati yang
berbeda-beda, sehingga perbedaan dalam susunan umur antara beberapa
penduduk akan menyebabkan perbedaan dalam crude death rate meskipun
rate untuk berbagai golongan umur sama.
2) Kekurangan-kekurangan dari crude death rate ini adalah (1) terlalu
menyederhanakan pola yang kompleks dari rate, dan (2) penggunaannya
dalam perbandingan angka kematian antara berbagai penduduk yang
mempunyai susunan umur yang berbeda, tidak dapat seara langsung
melainkan harus melalui prosedur penyesuaian(adjusment).
3) Meskipun mempunyai kekurangan-kekurangan tersebut diatas, crude
death rate ini digunakan secara luas oleh karena (a) sifatnya yang
merupakan summary rate dan (b) dapat dihitung dengan adanya
informasi yang minimal.
4) Crude death rate digunakan untuk perbandingan-perbandingan menurut
waktu dan perbandingan-perbandingan internasional.
5) Untuk penyelidikan epidemiologi akan diperlukan summary rate yang
tidak mempunyai kelemahan-kelemahan, seperti crude rate. Rate seperti
diperoleh dengan mengadakan penyesuaian pada susunan umur dari
erbagai pendduk yang akan diperbandingkan angka kematiannta, dengan
sendirinya adjustment rate ini adalah fiktif.
15
16
jumlah seluruh
(Efendi, 1998)
kematianMenular
bayi
F. Maternal
Epidemiologi
Penyakit-Penyakit
mortality
rate=
penyakit,
mereka
telah
membuat
model-model
tersebut
Penyebab Penyakit
Lingkungan (Environtmen)
b. Jaring-jaring sebab akibat (the web of causation)
Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah
keseimbangan
antara
mereka,
17
yang
berakibat
bertambah
atau
Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang
berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses seab
dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah
atau dihentikan dengan memotong rantai pada berbagai titik.
c. roda (the wheel)
18
melalui vektor(vektor home disease) dan peranan anti genetic lebih besar
dari yang lainnya pada penyakit keturunan.
Dengan
model-model
tersebut
diatad
henaknya
ditunjukkan bahwa
yakni
bermacam-macam
panu,
kurap,
dan
sebagainya.
6) Golongan cacing, yakni bermacam-maca cacing perut seperti ascaris
(cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang, dan
sebagainya.
Agar agent atau penyebab penyakit menular ini tetaphidup (survive),
maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
Berkembang baik.
Bergerak atau berpindah dari induk semang
Mencapai induk semang baru
Menginfeksi induk semang tersebut.
19
20
misalnya
rabies.
Benda-benda mati sebagai reservoir
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada benda-benda mati
pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit
penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh
karena itu, bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi
dimana ia dapat hidup, maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh
clostradium tetani peyebab tetanus, C. otulinum penyebab keracunan
makanan, dan sebagainya.
b. Penyebaran penyakit
Macam-macam penularan (mode of transmission). Mode penularan adalah
suatu mekanisme dimana agent/penyebab penyakit tersebut ditularkan dari
orang ke orang lain, atau dari reservoir kepada induk semang baru.
Penularan ini melalui berbagai cara antara lain:
1) Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsungmaupun kontak tidak
langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi.
2) Pernapasan (inhalation)
3) Infeksi
Penularan melalui tangan, makanan atau minuman.
4) Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit
mislanya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria
atau melalui luka, misalnya tetanus.
5) Infeksi melalui plasenta
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita
penyakit pada waktu mengandung, misalnya sifilis dan toxoplasmosis.
c. Faktor induk semang (host)
21
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorag ditentukan oleh faktorfaktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan kata lain penyakit
dapat
terjadi
pada
seseorang
tergantung/ditentukan
oleh
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian
epidemiologi
secara
umum
adalah
suatu
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta
23
Mubarak, Wahit Iqbal. Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Kesehatans Masyarakat: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba medika
24