Anda di halaman 1dari 19

Jantung sebagai Pompa Aliran Darah

Retty Tonapa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat 11510
email : rettytonapa@gmail.com

Abstrak
Jantung merupakan organ yang sangat vital. Jantung sangatlah penting karena sistem
sirkulasi merupakan sistem transport pada tubuh manusia. Sistem sirkulasi ini sendiri,
terutama jantung, sudah dimulai pada masa embrio hingga akhir hayat kehidupan sebagai
sistem yang sangat vital untuk mengangkut dan mentransport material-material yang
dibutuhkan oleh sel tubuh manusia. Jantung merupakan bagian dari sistem sirkulasi, tetapi
sistem sirkulasi tidak hanya mencakup jantung saja, di mana masih ada pembuluh darah
dengan darah itu sendiri. Jantung juga memiliki mekanisme dan cara kerjanya, sehingga
apabila terjadi gangguan maka akan mempengaruhi sistem kerja jantung untuk memompa
darah ke seluruh tubuh.
Kata Kunci: Jantung, sistem pulmonal, sistem sistemik.
Abstract
The heart is a vital organ. The heart is important because the circulatory system is a transport
system in the human body. This circulation system itself, especially the heart, already began
during the embryo until the end of life as the life of the system is vital for carrying and
transporting materials needed by the cells of the human body. The heart is a part of the
circulatory system, but the circulation system includes not only the heart of the course, where
there are blood vessels with the blood itself. The heart also has a mechanism and how it
works, so that in the event of disruption will affect the working system of the heart to pump
blood throughout the body.
Keywords: Cardiac, pulmonary system, the systemic system.

Pendahuluan
Mulai dari beberapa hari setelah pembuahan sampai meninggal, jantung terus
berdenyut. Pada kenyataanya, sepanjang rentang hidup rerata manusia, jantung berkontraksi
sekitar 3 milyar kali, tidak pernah berhenti kecuali selama sepersekian detik untuk mengisi
rongganya. Dalam sekitar tiga minggu setelah pembuahan, jantung pada manusia yang
sedang tumbuh mulai berfungsi. Jantung adalah organ pertama yang fungsional. Pada tahap
ini manusia memiliki panjang hanya beberapa millimeter. Jantung adalah organ berongga dan
berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di rongga toraks sekitar garis tengah antara
ternum di sebelah anterior dan vertebra di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan
meruncing membentuk titik di ujungnya, apeks, dibagian bawah. Jantung terletak menyudut
di bawah sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak di kanan dan apeks di kiri
sternum. Ketika jantung berdenyut kuat, apeks sebenarnya memukul bagian dalam dinding
dada di sisi kiri. Karena kita menjadi sadar akan denyut jantung melalui denyut apeks di sisi
kiri dada maka kita cenderung berpikir secara salah bahwa seluruh jantung ada di kiri.
Jantung juga memiliki mekanisme dan cara kerjanya, sehingga apabila terjadi gangguan maka
akan mempengaruhi system kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Rekaman
aktivitas jantung dapat direkam dengan menggunakan Elektrokardiogram ( EKG) dan
pembentukan gelombang dapat terjadi.
Jantung
Jantung merupakan organ dalam tubuh yang sangat penting karena jantung berfungsi
memompa darah ke seluruh tubuh. Jika jantung berhenti berdetak, maka manusia akan mati
karena darah yang seharusnya terus mengalir guna menyalurkan sari makanan telah berhenti
mengalir.1
System sirkulasi memiliki tiga komponen dasar:
1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk
menghasilkan gradient tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan.
Seperti semua cairan, darah mengalir menuruni gradient tekanan dari daerah dengan
tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah.1
2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan menyebarkan
darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian di kembalikan ke jantung.1
3. Darah adalah medium pengangkutan tempat larut atau tersuspensinya bahan-bahan
(misalnya O2, CO2, dan nutrient, zat sisa, elektrolit, dan hormon) yang akan diangkut

jarak jauh ke berbagai bagian tubuh. Darah terus menerus mengaliri system sirkulasi
ked an jantung melalui dua lengkungan vascular atau pembuluh darah terpisah,
dengan keduanya berasal dari jantung dan berakhir juga di jantung. Sirkulasi paru
(pulmonalis) terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang mengangkut
darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik adalah sirkuit pembuluh yang
mengangkut darah antara jantung dan system tubuh lain.1
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja
jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita.
Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan
jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Saraf

simpatis

mempercepat frekuensi jantung dan memperkuat kontraksi. Dan Sistem

saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik.
Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada
sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung. Persarafan ganda terhadap
jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung di medula oblongata otak. Apabila tekanan darah
meningkat, maka akan terjadi penurunan rangsang simpatis dan peningkatan rangsang
parasimpatis, sehingga frekuensi jantung melambat dan tekanan darah menurun. Ini adalah
salah satu contoh mekanisme homeostatik yang bekerja melalui umpan balik negative. Setiap
kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengendalian persarafan pada
keadaan istirahat, pengaruh nervus vagus lebih besar dari pada nerfus simpatikus.2
Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan
berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju pemiliknya. Jantung bersandar
pada diaphragma diantara bagian inferior kedua paru dan di bungkus oleh membrane khusus
yang disebut pericardium. Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler.
Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri
serta ventrikel kanan dan kiri. Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior,
disebelah ventral ditutupi oleh sternum dan cartilage costalis III-VI.3
Ukuran jantung pada manusia dewasa mempunyai ukuran panjang 12 cm, lebarnya 89 cm, dengan diameter anteroposterior 6cm, jantung pada orang dewasa beratnya antara 220260 gram (berat jantung pada laki-laki sekitar 280-350 gram sedangkan berat jantung pada
perempuan sekitar 230-280 gram). Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam
masa periode itu jantungmemompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.3

Struktur Makroskopis Jantung


Jantung secara makroskopis yang akan dibahas dalam makalah ini terdiri dari beberapa
bagian yaitu lapisan jantung, ruang-ruang jantung, katup-katup pada jantung dan persarafan
serta perdarahan jantung)
a. Ruang-ruang pada Jantung
Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium kanan, atrium
sinstrum, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium kanan terletak anterior terhadap atrium
kiri dan ventrikel kanan anterior terhadap ventrikel kiri.4
Dinding jantung tersusun atas otot jantung, miokardium, yang di luar terbungkus oleh
perikardium serosum, yang disebut epikardium, dan di bagian dalam diliputi oleh selapis
endothel, disebut endokardium.
1. Atrium kanan
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke
ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium
kanan melalui vena kava superior, vena kava inferior dan sinus koronarius. Dalam muara
vena kava tidak terdapat katup-katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium
jantung ini hanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu,
peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan
dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi sistemik. Sekitar 75% aliran balik venake dalam
atrium kanan akan mengalir secara pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi ventrikel selama kontraksi atrium. Pengisian
ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung
dapat menurunkan pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.4
2. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat
vena pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh
karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam.4

3. Ventrikel kanan

Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui ostiumatrio


ventriculare kanan dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis.
Waktu rongga mendekati ostium trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti
corong, tempat ini disebut infundibulum. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal
dibandingkan dengan atrium kanan dan menunjukkan beberapa rigi menonjol ke dalam,
yang dibentuk oleh berkas-berkas otot. Rigi-rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding
ventrikel terlihat seperti busa dan dikenal sebagai trabeculae carneae. Trabecula carneae
terdiri atas tiga jenis. Jenis pertama terdiri atas musculi papillares, yang menonjol ke
dalam, melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel, dan bebas pada bagian
tengahnya. Salah satu diantaranya adalah trabecula septomarginalis, menyilang rongga
ventrikel dari septa kedinding anterior. Trabecula septomarginalis ini membawa
fasciculus atriventriculariscrus kanan yang merupakan bagian dari sistem konduksi
jantung. Jenis ketiga hanyaterdiri atas rigi-rigi yang menonjol.4
4. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium atrioventriculare
kiri dan dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal
dari pada dinding ventrikel dexter. Pada penampang melintang, ventrikel kiri
berbentuk sirkular; ventrikel dexter kresentik (bulan sabit) karena penonjolan septum
interventriculare ke dalam rongga ventrikel dexter. Terdapat trabeculae carneae
yang berkembang baik, dua buah musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat
trabecula

septomarginalis.

Bagian

ventrikel

di

bawah ostium

aortae

disebut

vestibulumaortae.4
b. Katup pada Jantung
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke ventrikel
ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katupkatup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan
mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya,
sementara gradient tekanan kearah belakang mendorong katup menutup, seperti anda
mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient
ke arah belakang dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya. Keempat
katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik

bilik jantung. Ada 2 jenis katup: katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium
dengan ventrikel dan katup semiulnaris, yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari
ventrikel yang bersangkutan. Katup- katup ini membuka dan menutup secara pasif,
menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.5

Katup Atrioventrikularis (AV)


Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katup mitralis. Daun-daun

katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara
atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitralis yang memisahkan
atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun
katup dari kedua katup ini tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut
kordatendinae. Korda tendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan otot pada
dinding ventrikel. Kordatendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk
mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium.Apabila korda tendinae atau otot
papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia),darah akan mengalir kembali ke dalam
atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi.
Pencegahan pembalikan katup AV, pembalikan katup AV dicegah oleh ketegangan
pada daun katup yang timbulkan oleh korda tendine sewaktu otot papilaris berkontraksi.5

Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya, katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris

yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak
antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan
dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau
arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di
atas daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang
disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantungtersebut.
Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada
waktu katup aorta terbuka.5

c. Pacemaker ( Pusat Picu Jantung )


Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat
memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot

jantung mempunyai kemampuan untuk menimbulkan rangsangan listrik. Aktifitas kontraksi


jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik.
Aktifitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara
vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi
secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui selsel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya
ke seluruh otot ventrikel.6
Struktur Mikroskopis Jantung
Lapisan jantung
Lapisan jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu:
1. Epicardium, merupakan lapisan terluar dinding jantung lapisan dalam epicardium
disebut membrane serosa (pericardium visceral), merupakan selapis sel squamosa
yang bersandar pada lamina propria jaringan ikat halus. Di antara membrane serosa
dengan myocardium terdapat jaringan ikat fibrosa elastis. Jaringan ikat ini bercampur
dengan jaringan lemak yang mengisi cela dan sulcus sehingga permukaan jantung
tampak halus. Pembuluh darah besar dan saraf terdapat dilapisan ini.7
2. Miokardium
Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal
dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat
menghasilkan atriopeptin, ANF (Atrial Natriuretic Factor kardiodilatin dan
kardionatrin yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit. Miokardium terdiri dari 2 jenis serat otot yaitu serat konduksi dan serat
kontraksi. Serat konduksi pada jantung merupakan modifikasi dari serat otot jantung
dan menghasilkan impuls. Serat konduksi terdiri dari 2 nodus di dinding atrium yaitu
nodus SA dan AV, bundle of HIS dan serat purkinje. Serat purkinje
merupakan percabangan dari nodus AV dan terletak disubendokardial. Sel purkinje
mengandung sitoplasma yang besar, sedikit miofibril, kaya akan mitokondria dan
glikogen serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak di sentral.Serat kontraksi
merupakan serat silindris yang panjang dan bercabang. Setiap serat terdiri hanya 1
atau 2 nukleus di sentral. Serat kontraksi mirip dengan otot lurik karena memiliki
striae. Sarkoplasmanya mengandung banyak mengandung mitokondria yang besar.

Ikatan antara dua serat otot adalah melalu fascia adherens, macula adherens
(desmosom), dan gap junction.7
3. Endokardium
Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokardium
homolog dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari
endotelium dan lapisan subendokardial. Endotelium merupakan epitel selapis pipih
dimana terdapat tight/occluding junction dan gap junction. lapisan subendokardial
terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan
sel purkinje.7
Aktivitas Listrik jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi
yang menyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara
ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri suatu sifat yang dinamai otoritmisitas
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:1
1. Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk
sendiri potensial aksinya.
2. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting,sel otoritmik,
tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang
menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil. Berbeda dengan sel saraf dan sel
otot rangka, yang membranya tetap berada pada potensial istirahat yang konstan yang
kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial
istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu (pacemaker activity), yaitu
membrane meraka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, atara
potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane mengalami
potensial aksi. Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang
berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi,
yang kemudian menyebar keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara
berirama tanpa perangsangan saraf apapun. Sel-sel jantung yang mampu mengalami
otoritmisitas ditemukan dilokasi-lokasi berikut ini:
1.

Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang
(muara) vena kava superior.1

2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus
didasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atrium dan ventrikel.1
3. Berkas his (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus
AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawah melalui spetum, melingkari
ujung bilik septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali keatrium di
4.

sepanjang dinding luar.1


Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his dan menyebar
keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.1

Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di
nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut akan
menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan system penghantar khusus. Oleh
karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan otoritmisitas
tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan
kecepatan ini dikenal sebagai pemacu ( pacemaker , penentu irama) jantung. Jaringan
otoritmik lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka
sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai ke
ambang dengan irama mereka yang lebih lambat. Analogi berikut memperlihatkan bagaimana
nodus SA mendorong bagian jantung lain dengan kecepatan pemacunya. Misalnya sebuah
kereta terdiri dari seratus gerbong, tiga diantaranya adalah lokomotif yang mampu berjalan
sendiri, Sembilan puluh tujuh gerbong lainya harus ditarik agar dapat bergerak. Salah satu
lokomotif (nodus SA) dapat berjalan sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain (nodusAV) 50
mil/jam dan lokomotif terakhir (serabut purkinje) 30 mil/jam. Apabila seluruh gerbong
tersebut disatukan lokomotif yang mampu berjalan dengan kecepatan 70 mil/jam akan
menarik gerbong lainnya dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang bergerak lebih lambat
akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggi oleh lokomotif tercepat dan demikian, tindak
mampu berjalan dengan kecepatan mereka sendiri yang lebih lambat selama mereka
ditarik oleh lokomotif tercepat. Kesembilan puluh tujuh gerbong lainya (sel-sel pekerja
kontraktil, nonotoritmik),yang tidak mampu berjalan sendiri, akan berjalan dengan kecepatan
apapun yang ditentukan oleh lokomotif tercepat yang menarik mereka. Apabila karena suatu
hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodusSA),lokomotif tercepat kedua (nodus AV)
akan mengambil alih dan keretaakan berjalan dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu, apabila
nodus SA nonfungsional. Nodus AV akan menjalankan aktivitas pemacu Jaringan

otoritmik bukan nodus SA adalah pemacu laten yang dapat mengambil alih,walaupun dengan
keceptan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Apabila hantaran impuls
antara atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan terus berdenyut dengan kecepatan 70
kali/menit, dan jaringan ventrikel, yangtidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang lebih
tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel otoritmik ventrikel
(serabut purkinje). Situasi ini dapat diperbandingkan
dengan rusaknya lokomotif ke dua (nodus AV), sehingga lokomotif utama (nodus SA)
terputus dari lokomotif ketiga (serabut purkinje) dan gerbong lainya. Lokomotif utama terus
melaju dengan kecepatan 70 mil/jam sementara bagian kereta lainya berjalandengan
kecepatan30 mil/jam. Fenomena seperti itu, yang dikenal sebagai blok jantung total
(complete heart block), timbul apabila jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel rusak
dan tidak berfungsi. Kecepatan denyut ventrikel 30kali/menit hanya akan dapat menunjang
gaya hidup yang sangat santai pada kenyataanya pasien biasanya menjadi koma. Pada
keadaan-keadaan dengan kecepatan denyut jantung sangat rendah, misalnya kegagalan nodus
SA atau blok jantung,dapat digunakan alat pacu buatan (aktifisial pacemaker). Alat yang
ditanam tersebut secara ritmis menghasilkan impuls yang menyebar keseluruh jantung untuk
menjalakan baik atrium maupun ventrikel dengan kecepatan lazim.1
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama
akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang
melakukan kerja mekanis,yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak
menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel
otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Kontraksi otot jantung
dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab pergeseran potensial
membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal itu terjadi
karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran
lambat Na+ ke dalam. Di sel-sel otoritmik jantung, antara potensial-potensial aksi
permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan selotot rangka. Permeabilitas
membrane terhadap K+ menurun antara potensial-potensial aksi, karena saluran K+
diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif mengikuti penurunan gradien
konsentrasi mereka. Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian

dalam secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang
tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran
Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian, fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+
bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti
biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat
pengaktifan saluran K+. Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran-saluran K+ ini akan
mengawali depolarisasi berikutnya. Sel-sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas
ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.1

Gambar 1. Potensial aksi di sel kontraktil otot jantung


Pompa jantung
Jantung adalah pompa ganda. Meskipun secara anatomis jantung adalah organ tunggal
namun sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa terpisah. Jantung dibagi
menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga, satu rongga atas dan satu rongga
bawah di masing-masing paruh. Rongga-rongga atas (atrium), menerima darah yang kembali
kejantung dan memindahkannya ke rongga bawah (ventrikel), yang memompa darah dari
jantung. Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena, dan yang
membawa darah dari ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung di pisahkan
oleh septum, suatu partisi berotot kontiyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi

jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh kanan jantung menerima dan
memompa darah miskin O2, sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah kaya
O2.8
Jantung sebenarnya merupakan 2 pompa yang terpisah. Jantung bagian kanan yang
memompa darah ke paru-paru dan kemudian dibawa menuju ke jantung bagian kiri.
Lalu jantung bagian kiri yang akan memompa darah ke bagian tubuh lainnya. Darah mengalir
terus dalam suatu lingkaran yang disebut system sirkulasi.8

Gambar 2. Pompa jantung


Gambar diatas memperlihatkan detil jantung yang berfungsi sebagai pompa. Darah
yang memasuki atrium kanan dari vena besar didorong oleh kontraksi atrium dan
mengalir melalui katup trikuspidalis untuk masuk ke dalam ventrikel kanan. Dari ventrikel
kanan darah dipompakan melalui katup pulmonalis ke arteri pulmonalis yang kemudian
melalui paru-paru dan terakhir melalui vena pulmonalis masuk kedalam atrium kiri. Dengan
kontraksi atrium kiri darah didorong melalui katup mitralis ke ventrikel kiri, dan dari sini
dipompa melalui katup aorta untuk memasuki aorta dan dialirkan melalui sirkulasi sistemik.
Kedua atrium adalah pompa primer yang memaksa sisa darah terakhir masuk kedalam
ventrikel yang bersangkutan sesaat sebelum kontraksi. Sisa darah terakhir yang di pompakan
masuk ke dalam ventrikel ini membuat ventrikel menjadi lebih efisien dalam kerjanya
sebagai pompa di banding kalau tidak mempunyai mekanisme pengisian yang khusus.
Namun demikian ventrikel adalah demikian kuatnya sehingga tetap dapat memompa
sejumlah besar darah walaupun atrium tidak berfungsi. Bila seseorang dalam keadaan

istirahat, setiap menitnya jantung hanya akanmemompa 4-6 liter darah. Selama bekerja berat,
jantung mungkin perlu memompa darahsebanyak 4-7 kali dari jumlah ini.8

Mekanisme pompa jantung (siklus jantung)


Proses-proses mekanisme pada siklus jantung kontraksi, relaksasi, dan perubahan
aliran darah melalui jantung yang ditimbulkannya disebabkan oleh perubahan ritmik aktivitas
listrik jantung.1
Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol(relaksasi
dan pengisian) yang bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran eksitasi ke seluruh
jantung, sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel
melakukan siklus sistol dan diastol merujuk kepada apa yang terjadi di ventrikel.1
Pembahasan dimulai dan diakhiri dengan diastol ventrikel. Selama sebagian besar
diastol ventrikel, atrium juga masih berada dalam diastol. Karena darah dari sistem vena terus
mengalir ke dalam atrium maka tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel meskipun
kedua rongga ini berada dalam keadaan relaksasi. Karena berbedaan tekanan ini maka katup
AV terbuka, dan darah menhalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel sepanjang diastol
ventrikel. Akibatnya pengisian pasif ini,volume ventrikel secara perlahan menungkat bahkan
sebelum atrium mulai berkontraksi.1
Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan melepaskan
muatan. Impuls menyebar ke seluruh atrium, yang tampak di EKG sebagai gelombang P.
Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium, meningkatkan kurva tekanan atrium dan
merasa lebih banyak darah ke dalam ventrikel. Proses penggabungan eksitasi-kontraksi
berlangsung selama jeda singkatantara gelombang P dan peningkatan atrium. Peningkatan
tekanan ventrikel yangterjadi secara bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium
disebabkan olehtambahan volume darah yang dimasulkan ke ventrikel oleh kontraksi
atrium.Sepanjang kontraksi atrium, tekanan atrium sedikit lebih tinggi daripada
tekananventrikel sehingga katup AV tetap terbuka.1
Diastol ventrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel. Pada saat ini,kontraksi
atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas. Volume darah di ventrikel padaakhir diastol
dikenal sebagai volume diastolik akhir (VDA), rata-rata sekitar 135ml. Tidak ada lagi darah
yang akan ditambahkan ke ventrikel selama siklus ini. Karena itu,volume diastolik akhir
adalah jumlah maksimal darah yang akan dikandung olehventrikel selama siklus ini. Karena

itu, volume diastolik akhir adalah jumlah maksimaldarah yang akan dikandung oleh ventrikel
selama siklus ini.1
Setelah eksitasi atrium, impuls merambat melalui nodus AV dan sistem penghantar
khusus untuk merangsang ventrikel. Secara bersamaan, kedua atrium berkontraksi. Pada saat
pengaktifan ventrikel selesai, kontaksi atrium sudah berlalu.Kompleks QRS mencerminkan
eksitasi ventrikel ini yang memicu kontraksi ventrikel.Kurva tekanan ventrikel meningkat
tajam segera setelah kompleks QRS, mengisyaratkan awitan sisteol ventrikel. Jeda singkat
antara kompleks QRS danawitan sistol ventrikel yang sebenarnya adalah waktu yang
diperlukan untuk terjadinya prosaes penggabungan eksitasi-kontraksi. Sewaktu kontraksi
ventrikeldimulai. Tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Berbaliknya
perbedaantekanan ini memaksa katup AV menutup.1
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV tertutup,untuk
membuka katup aorta, tekanan ventrikel harus terus meningkat sampai melebihi
tekanan aorta. Karena itu, setelah katup AV tertutup dan sebelum katup aorta
terbukaterdapat periode singkat ketika ventrikel menjadi suatu ruang tertutup. Karena
semuakatup tertutup maka tidak ada darah yang masuk atau keluar dari ventrikel
selamawaktu ini. Interval ini dinamai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik. Karena
tidak ada darah yang masuk atau meninggalkan ventrikel maka volume rongga ventrikeltidak
berubah, dan panjang serat-serat ototnya tidak berubah. Selama kontraksiventrikel
isovolumetrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena volume tidak berubah.1
Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, katup aorta terbuka dan dimulailah
ejeksi (penyemprotan) darah. Jumlah darah yang dipompa keluar darimasing-masing
ventrikel pada setiap kontraksi disebut isi sekuncup (IS). Kurvatekanan aorta meningkat
sewaktu darah dipaksa masuk ke dalam aorta dari ventrikellebih cepat daripada darah
mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh yang lebih halusdi sebelah hilir. Volume ventrikel
menurun secara bermakna sewakt darah dengancepat dipompa keluar. Sistol ventrikel
mencakup periode kontraksi isovolumetrik danfase ejeksi ventrikel.1
Ventrikel tidak mengosongkan isinya secara sempurnya selama fase ejeksi.Dalam
keadaan normal, hanya separuh darah di dalam ventrikel pada akhir diastole dipompa keluar
selama sistol berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di ventrikel pada akhir sistol ketika
ejeksi selesai disebut volume sistolin akhir (VSA), yang rerata besarnya 65 ml. Ini adalah
jumlah darah paling sedikit yang terkandung dalam ventrikel selama siklus ini.1

Perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum kontraaksi dan setelahkontraksi


adalah jumlah darah yang diejeksikan selama kontraksi; yaitu VDA-VSA= IS. Dalam contoh
diatas, volume diastolik akhir adalah 135 ml, volume sistolik akhir 65 ml, dan isi sekuncup
70 ml.1
Gelombang T menandakan repolarisasi ventrikel pada akhir sistol ventrikel. Sewaktu
ventrikel mulai melemas pada repolarisasi, tekanan ventrikel turun di bawahtekanan aorta dan
katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menyebabkan gangguan atau takik pada kurva
tekanan aorta, takik dikrotik. Tidak ada darah yangkeluar dari ventrikel selama siklus ini,
karena katup aorta telah tertutup.1
Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka, karena tekanan ventrikelmasih
melebihi tekanan atrium, sehingga tidak ada darah yang masuk ke ventrikel dari atrium.
Karena itu semua katup kembali tertutup untuk waktu yang singkat, dikenalsebagai relaksasi
ventrikel isovolumetrik. Panjang serat otot dan volume ringga tidak berubah. Tidak ada
darah yang meninggalkan atau masuk sewaktu ventrikel terusmelemas dan tekanan terus
turun.1
Ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium, katup AV membuka,dan
ventrikel kembali terisi. Diastol ventrikel mencakup baik periode relaksasiventrikel
isovolumetrik maupun fase pengisian ventrikel.1
Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi bersamaan, sehinggaatrium
berada dalam keadaan diastol selama sistol ventrikel. Darah terus mengalir darivena-vena
paru ke dalam atrium kiri. Dengan berkumpulnya darah yang masuk ini diatrium maka
tekanan atrium terus meningkat. Ketika katup AV membuka pada akhir sistol ventrikel, darah
yang terkumpu; di atrium selama sistol ventrikel mengalir deraske dalam ventrikel (kembali
ke jantung). Karena itu pengisian ventrikel mula-mula berlangsung cepat karena
meningkatnya tekanan atrium yang terjadi akibat akumulasidarah atrium. Pengisian ventrikel
melambat sewaktu darah yang terakumkulasi tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan
tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir
dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri dan menembus katup AV ke dalam ventrikel kiri.
Selama diastol ventrikel tahapakhir, ketika pengisian ventrikel melambat, nodus SA kembali
melepaskan muatandan siklus jantung kembali berulang.1
Ketika tubuh berada dalam keadaan istirahat, satu siklus jantung lengkap berlangsung
800 mdet, dengan 300 mdet dihabiskan untuk sistol ventrikel dan 500mdet digunakan oleh
diastol ventrikel. Pengisian ventrikel sebagian besar berlangsung pada awal diastol saat fase
pengisian cepat. Pada kecepatan denyut jantung yangtinggi, diastol memendek jauh leboh

besar daripada sistol. Jika kecepatan denyut jantung meningkat dari 75 menjadi 180 kali per
menit, maka durasi diastol berkurangsekitar 75%, dari 500 mdet menjadi 125 mdet. Hal ini
sangat mengurangi waktu yangtersedia untuk relaksasi dan pengisian ventrikel. Namun,
karena sebagian besar pengisian ventrikel terjadi selama awal diastol maka pada peningkatan
kecepatan denyut jantung, musalnya ketika olahraga, pengisian tidak terlalu terganggu.
Namun terdapat batas pada seberapa cepat jantung dapat berdenyut tanpa mengurangi periode
diastol hingga ke tahap yang dapat menyebabkan pengisian ventrikel terganggu. Pada
kecepatan jantung yang lebih dari 200 denyut per menit, waktu diastol menjadi terlalu singkat
untuk memungkinkan pengisian ventrikel yang memadai. Dengan tidak adekuatnya pengisian
maka curah jantung berkurang. Dalam keadaan normal, kecepatan denyut ventrikel tidak
melebihi 200 kali per menit karena periode refrakter nodus AV yang relatif lama mencegah
impuls dihantarkan ke ventrikel lebih cepat dari ini.1
Pemeriksaan Penunjang untuk Mengetahui Fungsi Jantung
Elektrokardiogram (ECG atau EKG)
Alat diagnostik yang secara rutin digunakan untuk menilai fungsi listrik dan otot
jantung.9 EKG adalah rekaman penyebaran keseluruhan aktivitas listrik jantung . Arus listrik
yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar ke dalam
jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh. Sebagian kecil dari aktivitas
listrik ini mencapai permukaan tubuh, tempat aktivitas tersebut dapat dideteki dengan
menggunakan elektroda perekam. Rekaman yang dihasilkan adalah suatu elektrokardiogram
atau EKG.
Tiga hal penting dalam mempertimbangkan apa yang direpresentasikan oleh EKG :1
1. EKG adalah rekaman dari sebagian aktivitas listrik yang diinduksi di cairan tubuh
oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung
aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang mencerminkan penyebaran keseluruhan
aktivitas di seluruh jantung sewaktu depolarisasi dan repolarisasi. EKG bukan
rekaman satu potensial aksi di sebuah sel pada suatu saat. Rekaman di setiap saat
mencerminkan jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang sebagian
mungkin mengalami potensial aksi sementara yang lain mungkin belum diaktifkan.
Sebagai contoh, segera setelah nodus SA menegeluarkan impuls, sel-sel atrium
mengalami potensial aksi sementara sel-sel ventrikel masih berada dalam potensial

istirahat. Pada waktu berikutnya, aktivitas listrik akan telah tersebar ke sel-sel
ventrikel sementara sel-sel atrium mengalami repolarisasi. Karena itu, pola
keseluruhan aktivitas listrik jantung bervariasi sesuai waktu selagi impuls mengalir ke
seluruh jantung.
3. Rekaman mencerminkan perbandingan dalam voltase yang terdeteksi oleh elektrodaelektroda di dua titik berbeda di permukaan tubuh, bukan potensial aksi sebenarnya.
Sebgai contoh, EKG tidak merekam potensial sama sekali ketika otot ventrikel
mengalami depolarisasi atau repolarisasi sempurna; kedua elektroda melihat potensial
yang sama sehingga tidak terdapat perbedaan potensial antara dua elektroda yang
terekam.
Pola pasti aktivitas listrik yang direkam dari permukaan tubuh bergantung pada
oriental elektroda perekam. Elektroda dapat secara kasar dianggap sebagai mata yang
melihat aktivitas listrik dan menerjemahkannya menjadi rekaman yang dapat dilihat,
rekaman EKG. Apakah yang terekam adalah defleksi ke bawah atau ke atas
bergantung pada bagaimana elektroda diorientasikan dalam kaitannya dengan aliran
arus di jantung. Sebagai contoh, penyebaran eksitasi melintasi jantung terlihat berbeda
dari lengan kanan, dari tungkai kiri, atau dari rekaman yang langsung dilakukan di
atas jantung meskipun dia jantung terjadi proses listrik yang sama maupun aktivitas
ini memperlihatkan bentuk gelombang yang berbeda jika direkam oleh elektrodaelektroda yang terletak pada titik yang berbeda di tubuh.
Untuk menghasilkan perbandingan yang baku, rekaman EKG secara rutin terdiri dari
12 sistem elektroda konvensional, atau sadapan (lead). Ketika sebuah mesin
elektrokardiograf dihubungkan antara elektroda-elektroda perekam di dua titik di
tubuh maka susunan spesifik dari masing-masing pasangan koneksi disebut sadapan.
Terdapat 12 sadapan berbeda yang masing-masing merekam aktivitas listrik di
jantung dari lokasi yang berbeda-beda enam sadapan dari ekstremitas dan enam
sadapan dada di berbagai tempat di sekitar jantung. Untuk menghasilkan gambaran
dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali penyimpangan dari normal, ke-12
sadapan tersebut digunakan secara rutin dalam semua perekaman EKG.
Gambar 3. Pemeriksaan EKG

Echocardiography (ECHO)
Memberikan gambaran struktural anatomi jantung dan pembuluh darah besar, berperan
dalam diagnosa berbagai kelainan jantung. Mendeteksi struktur anatomi katup-katup jantung
(kekakuan, pembukaan/ penutupan, tebalnya, geraknya, perlekatan). Mengetahui ukuran
ruang-ruang jantung. Menilai kemampuan gerak otot-otot dinding jantung akibat
penyempitan pembuluh koroner. Menilai fungsi pompa dan pengembangan jantung. Melihat
massa tumor seperti trombus, vegetasi atau adanya cairan di selaput jantung.9
CT Scan
Tomografi Jantung Terkomputerisasi (CT) scan adalah tes non-invasif yang memeriksa
arteri jantung, pembuluh darah yang memasok darah beroksigen ke dinding jantung. Plak
adalah kumpulan lemak dan substansi lainnya termasuk kalsium, yang dapat mempersempit
arteri atau bahkan menutup aliran darah ke jantung dari wktu ke waktu. Ini mungkin
mengakibatkan nyeri dada atau serangan jantung. CT jantung adalah scan relative tidak nyeri
yang memungkinkan dokter untuk mendapatkan informasi tentang lokasi dan jangkauan
kalsifikasi plak pada arteri jantung dengan tingkat akurasi lebih tinggi.9
MRA (Magnetic Resonance Angiogram)
Teknik berdasarkan pada pencitraan resonansi magnetic ( MRI ) untuk pembuluh darah.9

Kesimpulan
Nyeri dada yang dialami merupakan akibat dari terganggunya komponen di dalam
jantung yaitu penyumbatan arteri coroner sehingga jantung tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta:
EGC;2011.h.327-47.
2. http://www.scribd.com/doc/46946169/jantung-dipersarafi-olehsistem-saraf-otonom.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC;
2003.h.228-230
4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC;
2006.h.102-12
5. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga;
2004.h.14-5.
6. Corwin EJ. Patologi. Jakarta: EGC;2009.h.449-53
7. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara;
2006.h.115-20
8. Pearce EC. Anatmoni dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia;2009.h.151-3.
9. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: EGC; 2003.h.107-9

Anda mungkin juga menyukai