Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

TUTORIAL BLOK 1

DISUSUN OLEH

: KELOMPOK 6

TUTOR

: dr. Ziske Maritska

ANGGOTA

Awen Fitri Yanata

(04011181520031)

Dara Prameswari

(04011181520032)

Kemas Muhammad Naufal Nashor

(04011181520049)

Kemas Muhammad Alwan Dwiputra

(04011181520050)

Salnaza Fahrunnisa Rahmah

(04011181520077)

Laras Andianti Putri

(04011181520078)

Aggra Wardatu

(04011181520134)

M. Rifqi Azrevi

(04011181520135)

Shintia Maharani

(04011181520152)

Ezra Reinhard

(04011181520153)

Karina Dinsyafuri Siregar

(04011181520170)

Litania Leona Hidayat

(04011181520172)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2015
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan tugas
tutorial skenario ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dr. Ziske Maritska selaku
tutor serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini.
Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang
akan datang.

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
SKENARIO B: TAMA........................................................................................................ 1
I.

Klarifikasi Istilah...........................................................................................................1

II.

Identifikasi Masalah......................................................................................................2

III.

Analisis Masalah....................................................................................................... 3
III.1. Kerangka Konsep....16

IV.

Merumuskan Keterbatasan dan Learning Issues...17

V.

Sintesis

Masalah....

18
V.1. Drop Out..............................................................18
V.2. Etika Profesi.......... 23
V.3. Etika Akademik..... 28
V.4. Malas Belajar 30
V.5. Kaidah Ilmiah........................................................................................................ 33
V.6. Plagiarisme............................................................................................................ 33
V.7. Etika Komunikasi...................................................................................................37
V.8 Landasan Etika......................................................................................................42
V.9 Skripsi....................................................................................................................42
V.10 Pelaranggaran Akademik......................................................................................43
V.11 Komisi Akademik Senat Fakultas45
KESIMPULAN.....46
DAFTAR PUSTAKA...........47

ii

SKENARIO B BLOK 1 TAHUN 2015


Tama adalah mahasiswa PSPD FK Unsri semester 14 yang malas belajar. Ia
terancam di-drop out karena hampir melewati batas waktu studi. Sampai saat ini ia
masih belum mampu menyelesaikan proposal skripsi yang dibimbing oleh dokter Rudi.
Dokter Rudi belum menyetujui proposal Tama karena dianggap belum memenuhi
kaidah ilmiah serta banyak mengandung unsur plagiarisme. Dalam kondisi sedih, Tama
berkonsultasi dengan dokter Ira yang terkenal baik kepada mahasiswa. Tanpa berdiskusi
terlebih dahulu dengan dokter Rudi, dokter Ira kemudian menghadap pimpinan agar
mengubah pembimbing skripsi Tama dari dokter Rudi ke dokter Ira. Atas perintah
pimpinan fakultas, dokter Rudi terpaksa setuju melepas mahasiswa bimbingannya
dengan topik penelitian yang baru. Di bawah asuhan dokter Ira, Tama menyelesaikan
proposal, mengambil data menyusuh laporan skripsi, dan ujian skripsi dalam waktu 3
minggu. Dokter Rudi mencurigai telah terjadi pelanggaran akademik dan melapor ke
komisi akademik Senat Fakultas untuk mengevaluasi dan memberi sanksi kepada Tama
dan pembimbingnya. Dokter Ira merasa keberatan atas laporan dokter Rudi dan balik
melaporkan dokter Rudi yang dianggapnya telah melanggar etika akademik Unsri.
I. Klarifikasi Istilah
1.

Drop out

2.

Skripsi

3.
4.

Plagiarisme
Kaidah Ilmiah

5.
6.

Senat
Penelitian

7.

Sanksi

8.

Etika

9.

Mengevaluasi

10. Komisi

: keluar dari sekolah sebelum waktunya atau sebelum


lulus
: karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa
sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan
akademisnya
: penjiplakan yang melanggar hak cipta
: rumusan asas atau aturan yang sudah pasti yang
bersifat keilmuan
: organisasi mahasiswa tingkat fakultas
: laporan berdasarkan penelitian ilmiah berdasarkan
suatu gejala
: hukuman untuk memaksa orang menepati perjanjian
atau menaati ketentuan
: ilmu tentang apa yang baik dan apa yang burukdan
tentang hakdan kewajiban moral
: memberikan penilaian terhadap sesuatu yang
dilakukan secara terus menerus
: sekelompok orang yang ditunjuk untuk menjalankan
tugas tertentu

11. Proposal

: rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan


kerja
12. Laporan
: segala sesuatu yang dilaporkan berupa informasi,
masukan, komentar, catatan, penjelasan
13. Pelanggaran akademik : perbuatan yang termasuk dalam kategori tindakan
tidak etis atau merupakan perbuatan terlarang yang
berhubungan dengan bidang akademik
14. Konsultasi
: pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan
berupa (nasihat, saran dan sebagainya yang sebaikbaiknya)
15. Akademik
: hal-hal yang mengenai akademis berupa soal-soal
bersifat ilmiah atau ilmu pengetahuan

II. Identifikasi Masalah


1. Tama malas belajar. (vvvv)
2. Tama terancam dropout karena belum mampu menyelesaikan proposal skripsi
yang dibimbing dokter Rudi. (vvvvv)
3. Proposal Tama belum disetujui karena belum memenuhi kaidah ilmiah dan
banyak unsur plagiarisme. (vvvv)
4. Dokter Ira meminta mengubah pembimbing skripsi Tama melalui pimpinan
fakultas tanpa berdiskusi dengan dokter Rudi. (vvv)
5. Tama. (vv)
6. Dokter Rudi mencurigai telah terjadi pelanggaran akademik. (vv)
7. Dokter Rudi melapor ke komisi akademik senat fakultas untuk mengevaluasi
dan member sanksi kepada Tama dan pembimbingnya. (v)
8. Dokter Ira keberatan atas laporan dokter Rudi sehingga balik melaporkan karena
dianggap melanggar etika kademik. (v)
Main Problem

: Tama terancam dropout karena belum mampu menyelesaikan

proposal skripsi yang dibimbing dokter Rudi.


III. Analisis Masalah
1. Tama terancam drop out karena belum mampu menyelesaikan proposal
skripsi yang dibimbing dokter Rudi.
a. Apa itu drop-out?
Drop out adalah istilah yang sering dipakai untuk kasus pemutusan
pendidikan, yang merupakan pengertian dari proses pencabutan status
kemahasiswaan atas diri mahasiswa yang disebabkan oleh hal-hal tertentu
yang telah ditentukan. Drop out juga diartikan sebagai pengunduran diri.
Drop out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya, atau sebelum lulus.
2

Hal tersebut dapat memberikan kerugian baik untuk yang mengalaminya


ataupun perguruan tinggi tempat seseorang itu di drop out. Kerugian utama
bagi orang yang terkena drop out adalah tidak bisa melanjutkan
pendidikannya, sedangkan bagi perguruan tinggi adalah kurangnya
kredibilitas peguruan tinggi tersebut dimata masyarakat. Oleh karena itu,
dibutuhkan sebuah sistem yang dapat digunakan sebagai peringatan dini
untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
Mahasiswa Drop Out adalah mahasiswa melebihi jangka waktu studi dan
atau melanggar ketentuan yang berlaku (menurut peraturan di Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Nadhlatul Ulama Jepara).
Jenis-jenis drop out adalah :
1. DO Administratif
diberlakukan kepada mahasiswa yang tidak melakukan daftar ulang
selama dua semester berturut-turut
2. DO Akademik

diberlakukan kepada mahasiswa karena tidak memenuhi ketentuan


akademik. DO akademik digolongkan menjadi dua yaitu:
a. DO prestasi
yaitu DO karena mahasiswa mempunyai IP semester sebesar 1,50
atau kurang pada tiga semester pertama berturut-turut
b. DO masa studi
yaitu DO akibat tidak terpenuhinya ketentuan masa studi sebagaiman
a ketentuan masa studi yang berlaku
3. DO Luar Biasa
diberlakukan kepada mahasiswa yang melanggar ketentuan hukum,
susila dan etika.
Faktor penyebab di drop out antara lain :
1. Rendahnya kemampuan yang dimiliki
2. Karena tidak punya biaya untuk sekolah
3. Karena sakit yang tidak tahu kapan sembuhnya
4. Karena bekerja
5. Harus membantu orang tua di ladang
6. Karena di-drop out oleh sekolah
7. Karena peserta didik itu sendiri
8. Terkena kasus pidana
9. Karena sekolah dianggap tidak menarik
b. Apa itu proposal skripsi?
Istilah skripsi yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu
karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang
membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan
3

menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Proposal Skripsi biasanya terdiri


dari bab 1-3.
Proses penyusunan proposal skripsi ialah :
1. Pengajuan judul skripsi
2. Pengajuan proposal skripsi
3. Seminar proposal skripsi
c. Bagaimana etika berkorelasi yang benar antara pembimbing skripsi dan
mahasiswa?
Hubungan antarpribadi yang dilakukan oleh mahasiswa dan pembimbing
dosen dapat berhasil bila melakukan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan
bermusuhan
b. Menetapkan dan menegaskan identitas anda dalam hubungan dengan
orang lain tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan
c. Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan
kebingungan, kesalahpahaman, penyimbangan atau perubahan lainnya
yang disengaja
d. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan
sikap bertahan atau menghentikan proses
e. Membantu orang lain untuk mengembangkan gaya hubungan personal
dan antar personal yang efektif
f. Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa terlibat dalam muslihat
atau gangguan atau hal-hal lainnya yang mengganggu komunikasi yang
menyenangkan
2. Tama malas belajar
a. Apa faktor yang mempengaruhi malas belajar?
Berikut faktor-faktor orang malas belajar, yakni:
a. Kurang Berolahraga
b. Kurang Motivasi
c. Kurang Asupan Nutrisi
d. Suka Menunda-Nunda Pekerjaan
e. Berada di lingkungan orang-orang yang malas
f. tujuan yang kurang jelas
g. Suka meremehkan pekerjaan
b. Bagaimana cara mengatasi malas belajar?
Cara mengatasi malas belajar diantaranya:
1. Miliki tujuan yang spesifik atas apa yang akan anda lakukan

2. Perjelas keuntungan apa yang akan anda dapatkan dari melakukan


3.
4.
5.
6.
7.
8.

pekerjaan ini
Ubah pandangan anda
Perjelas apa yang harus dilakukan
Bergerak
Temukan pesaing
Menumbuhkan kebiasaan disiplin
Menumbuhkan kebiasaan positif

3. Proposal tama belum disetujui karena belum memenuhi kaidah ilmiah dan
banyak unsur plagiarism
a. Apa itu plagiarism?
Plagiarism merupakan pemanfaatan/penggunaan hasil karya orang lain yang
diakui sebagai hasil kerja diri sendiri, tanpa memberi pengakuan pada
penciptanya yang asli.
Kriteria yang meliputi tindakan-tindakan sebagai berikut:
1. menggunakan kata-kata atau ide (termasuk teori dan opini) yang ditulis
oleh orang lain dalam buku, skripsi, thesis, majalahs, koran, lagu, acara
TV, film, program komputer, surat, email, Web Page, iklan, dll.
2. menggunakan frase unik yang dikatakan oleh seseorang
3. menggunakan informasi yang diambil dari interviu, atau email,
komunikasi personal, dll.
4. menjiplak ilustrasi, foto/gambar, grafik, diagram, lukisan, statistik, atau
fakta yang tertera dalam tulisan orang lain
5. menggunakan ide orang lain yang dikomunikasikan melalui media
tulisan (email, surat, web page, dll) ataupun percakapan lisan/personal
6. membuat parafrase dari tulisan atau ide orang lain (baik yang tertulis
maupun lisan), tanpa menyebutkan sumbernya.
b. Bagaimana sistematika kaidah ilmiah yang benar?
Kaidah Ilmiah terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Bagian awal, terdiri dari:
1. Sampul depan (cover)
2. Halaman Judul
3. Halaman Penjelasan
4. Halaman Pernyataan Keaslian
5. Halaman Pengesahan
6. Ringkasan
7. Kata Pengantar
8. Daftar Isi
9. Daftar Tabel
10. Daftar Ilustrasi
11. Daftar Lampiran

b. Bagian utama merupakan komponen inti yang menampilkan :


1. latar belakang
2. permasalahan
3. hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini
4. penjelasan mengenai metode yang dipergunakan dalam
melaksanakan penelitian
5. hasil pengamatan yang dianalisis
6. dibahas dan diinterpretasikan.
Hal-hal tersebut di atas disajikan dengan selalu memperhatikan sifat taat
azas atau konsisten dari awal sampai akhir.
Bagian inti dari karya ilmiah mahasiswa : pendahuluan,tinjauan
pustaka,metode penelitian atau materi dan metode, hasil dan
c. Bagian akhir sebuah karya ilmiah mahasiswa merupakan pendukung dari
bagian teks atau inti terdiri dari :
1. daftar pustaka
2. lampiran
3. riwayat hidup.
4. Dokter Ira meminta mengubah pembimbing skripsi tama

melalui

pimpinan fakultas tanpa berdiskusi dengan dokter Rudi


a. Bagaimana etika profesi yang baik dalam mengambil tindakan?
Sebaiknya sebelum mengambil tindakan yang bersangkutan dengan teman
seprofesi atau sejawat, kita perlu memperhatikan etik yang disebutkan dalam
Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia No. 221
/PB/A.4/04/2002 Tentang Penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia yaitu Kewajiban Dokter Kepada
Teman Sejawatnya.
1. Pasal 14
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan.
2. Pasal 15
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan teman sejawat,
kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
Etika terhadap sesama Dosen diwujudkan dalam bentuk:
a. bekerjasama secara harmonis dalam melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi;
b. mengembangkan, meningkatkan mutu profesi, membina hubungan
kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial;
c. bersikap santun terhadap teman sejawat, tidak mencaci, merendahkan
atau mengungkap kejelekan sejawat di muka umum;

d. membangun kreativitas dan memberikan dorongan positif kepada rekan


e.

sejawat dan dosen junior untuk meningkatkan prestasi kerjanya;


memegang teguh dan menghormati hak dan kebebasan akademik serta

hak kebebasan mimbar akademik antar dosen;


f. memelihara dan menumbuh kembangkan masyarakat akademik antar
dosen;
g. memperhatikan batas kewenangan dan tanggung jawab ilmiah dalam
menggunakan kebebasan mimbar akademik serta tidak melangkahi
wewenang keahlian atau keahlian rekan sejawatnya;
h. menghormati sesama dosen dan berusaha meluruskan perbuatan tercela
dari rekansejawat;
i. memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap rekan dosen dan
juniornya;
j. memberikan kesempatan kepada dosen junior untuk mengembangkan
kariernya,
k. memelihara rasa persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi harkat dan
martabat sesama dosen, menghargai perbedaan pendapat di antara rekanrekan dosen;
l. menghargai antara teman sejawat baik secara vertikal maupun horizontal
dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar instansi;
m. memperlakukan teman dosen yang lain dengan baik sebagaimana ia
ingin diperlakukan;
n. tidak membuka hal-hal yang memalukan atau merugikan teman sejawat
baik disengaja maupun tidak disengaja, kecuali hal itu merupakan
keharusan dalam memenuhi tuntutan profesional atau diharuskan
menurut hukum dan perundang-undangan.
b. Bagaimana seharusnya sikap seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan?
Para komunikator yaitu pemimpin, hendaknya mengajarkan kejujuran dalam
komunikasi, melalui tranparansi pesan yang dilontarkan. Komunikator harus
terbiasa mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
Apa yang menjadi keinginan dan cita-cita bersama bawahannya lebih
didahulukan. Artinya seorang pemimpin dituntut secara etis untuk
memikirkan nasib dan kebersamaan dengan pihak lain dalam lingkungan
tempat ia berada.

c. Apa yang menjadi landasan etika dalam masalah tersebut?


Yang menjadi landasan dalam masalah ini adalah komunikasi antarpribadi.
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses
pengiriman dan penerimaan pesan pesan antara dua orang atau diantara
sekelompok kecil orang orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi di dalam
diri sendiri, di dalam diri manusia terdapat komponen komponen
komunikasi seperti sumber, pesan, saluran penerima dan balikan. Dalam
komunikasi interpersonal hanya seorang yang terlibat. Pesan dimulai dan
berakhir dalam diri individu masing masing. Komunikasi interpersonal
mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Suatu pesan
yang dikomunikasikan, bermula dari diri seseorang.
d. Bagaimana prosedur dalam pengubahan pembimbing skripsi?
5. Dokter Rudi mencurigai telah terjadi pelanggaran akademik
a. Apa itu pelanggaran akademik?
Pelanggaran akademik adalah tindakan-tindakan yang melanggar etika
akademik, yang antara lain adalah :
1. Dengan sadar (sengaja) atau tidak sadar menggunakan atau mencoba
menggunakan bahan-bahan, informasi, atau alat bantu belajar lainnya
tanpa ijin dari asisten atau dosen yang bersangkutan.
2. Dengan sadar (sengaja) atau tidak sadar tanpa ijin mengganti atau
mengubah, memalsukan nilai atau transkrip akademik, ijasah, kartu tanda
mahasiswa, tugas-tugas perkuliahan, keterangan, laporan, atau tanda
tangan.
3. Dengan sadar (sengaja) menggunakan kata-kata atau karya orang lain
sebagai kata-kata atau karya sendiri.
4. Menyuap, memberi hadiah, atau

mengancam

dengan

maksud

mempengaruhi penilaian prestasi akademik.


5. Melakukan atau menyediakan sarana dan prasarana yang tidak
dibenarkan dalam kegiatan akademik seperti melakukan penjiplakan
karya

orang

lain,

berlaku

curang

dalam

bidang

akademik,

penyalahgunaan gelar akademik, melanggar etika/norma akademik


lainnya yang berlaku.

b. Bagaimana cara mengatasi pelanggaran akademik?


Cara mengatasinya adalah dengan memberi sanksi-sanksi

kepada

pelanggarnya sesuai dengan kategori pelanggaran yang dilakukannya.


1. Tingkat dan jenis sanksi administrasi sebagaimana terdiri atas sanksi
disiplin ringan, sedang, dan berat sesuai dengan pelanggaran etika
akademik serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Tingkat dan jenis sanksi akademik terdiri atas:
a. teguran lisan dan atau tulisan;
b. penangguhan semua kegiatan akademik dalam jangka waktu minimal
1 (satu) bulan, maksimal satu semester di fakultas dan atau
lingkungan universitas;
c. rekomendasi pencabutan hak sebagai dosen, mahasiswa, dan peserta
didik universitas.
3. Sanksi ganti kerugian dapat dikenakan apabila pelanggaran etika
mengakibatkan kerugian material bagi seseorang atau lembaga.
4. Berdasarkan UU No. 20/2003 sanksi atas tindakan plagiarism (salah satu
pelanggaran akademik) antara lain :
a. Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya di gunakan untuk
memperoleh gelar akademik profesi atau vokasi terbukti melakukan
jiplakan maka gelarnya aka dicabut (pasal 25 ayat 2).
b. Lulusan yang karya ilmiah yang di gunakan untuk memperoleh gelar
akademik profesi atau vokasi sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 25 ayat 2 terbukti melakukan jiplakan akan di pidana dengan
penjara paling lama dua tahun dan atau pidana denda paling besar
Rp. 200.000.000
c. Mengapa pelanggaran akademik bisa terjadi?
Ada beberapa faktor menagapa seseorang melakukan pelanggaran akademik,
antara lainnya seperti :
1. Kurangnya rasa jujur dan tanggung jawab
2. Adanya kesempaatan untuk melakukan pelanggaran
3. Adanya pengaruh lingkungan dari teman-teman sekitarnya yang juga
melakukan pelanggaran
4. Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai
6. Tama menyelesaikan skripsi dalam waktu yang relative cepat dalam waktu
3 minggu.
a. Bagaimana prosedur penyelesaian skripsi?
Prosedur penyelasaian skripsi adalah :
9

1.
2.
3.
4.

Pengajuan judul skripsi


Pengajuan proposal skripsi
Seminar proposal skripsi
Penelitian
5. Setelah
penulisan dianggap

siap

dan

selesai,

mahasiswa

mempresentasikan hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji


(sidang tugas akhir)
6. Mahasiswa yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi,
melakukan proses revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji
b. Apa itu skripsi?
Istilah skripsi yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu
karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang
membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan
menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.
Tujuan membuat skripsi antara lain :
1. Mendapatkan pengalaman berpikir ilmiah secara komprehensif
2. Melatih menuangkan hasil dan kajian pemikirannya dalam bentuk karya
ilmiah penelitian.
3. Mengembangkan prakarsa dan kepribadian dalam pemecahan masalahmasalah dimasyarakat
4. Memberi masukan dan pengetahuan bagi pihak-pihak yang terkait
langsung dengan penelitian
5. Mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian di bagian lain
Ciri-ciri Skripsi antara lain :
1. Menyajikan fakta objektif secara sistematis
2. Pernyataan cermat, tepat, tulus, dan benar, serta tidak memuat terkaan
3. Penulisnya tidak mengejar kuntungan pribadi
4. Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan
procedural
5. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta
6. Tidak emotif menonjolkan perasaan
7. Tidak bersifat argumentatif, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar
fakta
7. Dokter Rudi melapor ke komisi akademik senat fakultas untuk
mengevaluasi dan member sanksi kepada Tama dan pembimbingnya.
a. Apa itu komisi akademik senat fakultas?
Senat Akademik merupakan salah satu organ Universitas selain Majelis Wali
Amanat, Majelis Guru Besar, dan Pimpinan Universitas. Di dalam Peraturan

10

Pemerintah tersebut disebutkan bahwa Senat Akademik adalah badan


normatif tertinggi Universitas di bidang akademik.
Senat Akademik terdiri dari beberapa komisi yaitu:
Komisi 1
Tugas : Menyusun kebijakan akademik Universitas, peraturan-peraturan
Program Diploma, S1, S2, S3 dan mengesahkan gelar
Komisi 2
Tugas : Memberi masukan kepada Pimpinan Univesitas dalam menyusun
Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Rencana Anggaran
Komisi 3
Tugas : Menyusun kebijakan penilaian prestasi dan etika akademik,
kecakapan serta integritas civitas akademik.
Komisi 4
Tugas : Menyusun kebijakan penilaian prestasi dan etika akademik,
kecakapan serta integritas civitas akademik.
Komisi 5
Tugas : Memberi masukan kepada Menteri atas kinerja MWA
Fungsi pokok senat akademik :
1. Memberi masukan kepada Menteri atas kinerja MWA
2. Menyusun kebijakan akademik Universitas, mengesahkan gelar, serta
peraturan-peraturan program diploma;
3. Menyusun kebijakan akademik Universitas, mengesahkan gelar, serta
peraturan-peraturan program diploma;
b. Apa jenis sanksi akademik yang berlaku di universitas?
1. Sanksi Berat
Peringatan keras secara tertulis
Diputus studikan (Drop out)
2. Sanksi Sedang
Peringatan sedang secara tertulis
Dianjurkan untuk pindah ke perguruan tinggi lain
3. Sanksi Ringan
Teguran langsung oleh dosen/SBK
Peringatan ringan secara tertulis
Tidak boleh mengikuti kuliah dan ujian untuk waktu tertentu
8. Dokter Ira keberatan atas laporan dokter Rudi sehingga balik melaporkan
karena dianggap melanggar etika akademik.
a. Apa itu etika akademik?
Etika akademik adalah nilai-nilai luhur yang wajib ditaati insan akademi
dalam berpikir, berperilaku dan betindak secara intelektual guna mengemban
tugas-tugas keilmuan di universitas berdasarkan sistem nilai yang berlaku di

11

bidang agama, adat istiadat sopan santun, kesusilaan serta tolok ukur normal
dan akhlak lainnya.
Etika masyarakat kampus disebut sebagai etika akademik bersifat universal
karena berdasarkan ilmu dan kearifan, juga adat kebiasaan lokasi dimana
kampus tersebut berada akan mempengaruhi tata krama pergaulan dalam
kampus tersebut.
Fungsi etika akademik ialah :
1. Menjamin tercapainya Sistem Pendidikan

Nasional

dan tujuan

Universitas.
2. Memberi arah, landasan, serta petunjuk kepada dosen dalam sikap dan
perilaku sebagai anggota masyarakat ilmiah.
3. Memberi arah, landasan, serta petunjuk kepada tenaga kependidikan
dalam sikap dan perilaku
Bentuk pelanggaran etika akademik antara lain :
1. Memalsukan hasil penelitian (plagiat)
2. Memanipulasi nilai
3. Membocorkan rahasia kegiatan akademik
4. Menyesatkan pengetahuan pihak lain atau menimbulkan kekeliruan
persepsi
5. Bertindak angkuh dan sewenang-wenang.
6. Menjadikan universitas sebagai batu loncatan untuk meraih kepentingan
dan keuntungan pribadi
7. Menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya, melakukan
perbuatan curang, dan atau mengkhianati tugas akademik dan profesinya.
8. Penyontekan/kecurangan dalam ujian/cheating
9. Perjokian
10. Penyuapan
11. Pemalsuan
b. Bagaimana prosedur pelaporan pelanggaran etika akademik yang tepat?

III.1. Kerangka Konsep


Malas Belajar
Unsur
Plagiarisme
12

Tidak Termotivasi

Tidak
memenuhi
Kaidah
Ilmiah
Melanggar
Kode Etik
Akademik

Proposal Skripsi
Tidak Benar

Sudah Semester
14

Pengubahan
Pembimbing
Sepihak

Terancam
Drop Out
Tanpa Etika
Komunikasi

Skripsi
(selesai 3
minggu)

Melanggar
Kode Etik
Profesi

Dicurigai
Pelanggaran
Akademik

Tanpa Mediasi
Pimpinan
Fakultas

Saling Lapor Teman


Sejawat Kepada Komisi
III Senat Fakultas

Sanksi Pelanggaran
Akademik
RESUME:

Tama adalah mahasiswa FK Unsri yang malas belajar karena tidak adanya motivasi,
sehingga sampai di semester 14 Tama belum selesai mengerjakan skripsi. Skripsi yang
ia buat tidak benar karena mengandung unsur plagiarisme dan tidak memenuhi kaidah
ilmiah sehingga terancam di-drop out. Tama berkonsultasi dengan dokter Ira, dan tanpa
adanya etika komunikasi dokter Ira menghadap pimpinan agar mengubah pimbimbing
skripsi secara sepihak dan hal ini termasuk pelanggaran kode etik akademik, dan dokter
Ira menjadi pembimbing Tama. Tama menyelesaikan skripsi dalam waktu 3 minggu.
Dokter Rudi mencurigai hal tersebut karena adanya pelanggaran akademik, dan

13

melaporkannya ke pimpinan fakultas, mengetahui hal tersebut dokter Ira merasa


keberatan dan melaporkan balik karena melanggar kode etik profesi.
IV. Merumuskan Keterbatasan dan Learning Issues
1. Drop Out
2. Etika Profesi
3. Etika Akademik
4. Malas Belajar
5. Kaidah Ilmiah
6. Plagiarisme
7. Etika Komunikasi
8. Landasan Etika
9. Skripsi
10. Pelanggaran akademik
11. Komisi Akademik Senat Fakultas

Pokok bahasan

What I know

Drop Out

Pengertian

Etika Profesi
Etika Akademik

What

dont What I have to How

know
Jenis,

prove
Faktor

Penyebab

Pengertian,

Prinsip

Fungsi, Tujuan
Pengertian,

Ciri-ciri

Fungsi, Tujuan

Dasar,

Contoh, Sanksi
Faktor

Malas Belajar

mempengaruhi,

Ciri-ciri

Dampak,

Cara

learn

Prosedur
Sistem
Sistem

yang

Pengertian,

Jurnal
Pakar

mengatasi
Kaidah Ilmiah

Pengertian

Sistematika

Sistematika

Plagiarisme

Pengertian

Jenis, Sanksi, Cara

Etika

Pengertian,

Komunikasi

Fungsi, Jenis

Sifat, Contoh

Landasan Etika

Pengertian

Jenis

Skripsi
Pelanggaran
Akademik

Pengertian,
Tujuan
Pengertian

Ciri-ciri
Faktor Penyebab,
Contoh

14

Sistematika,
Proses
Sanksi

Internet
Text Book

will

Komisi

Senat

Akademik

Pengertian

Fungsi, Struktur

V. Sintesis Masalah
V.1 Drop Out
a. Definisi
Drop out adalah istilah yang sering dipakai untuk kasus pemutusan pendidikan,
yang merupakan pengertian dari proses pencabutan status kemahasiswaan atas diri
mahasiswa yang disebabkan oleh hal-hal tertentu yang telah ditentukan. Drop out juga
diartikan sebagai pengunduran diri. Drop out adalah keluar dari sekolah sebelum
waktunya, atau sebelum lulus. Hal tersebut dapat memberikan kerugian baik untuk yang
mengalaminya ataupun perguruan tinggi tempat seseorang itu di drop out. Kerugian
utama bagi orang yang terkena drop out adalah tidak bisa melanjutkan pendidikannya,
sedangkan bagi perguruan tinggi adalah kurangnya kredibilitas peguruan tinggi tersebut
dimata masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat digunakan
sebagai peringatan dini untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
Mahasiswa Drop Out adalah mahasiswa melebihi jangka waktu studi dan atau
melanggar ketentuan yang berlaku (menurut peraturan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Nadhlatul Ulama Jepara).
b. Jenis-Jenis
1. DO Administratif
diberlakukan kepada mahasiswa yang tidak melakukan daftar ulang selama dua
semester berturut-turut
2. DO Akademik
diberlakukan kepada mahasiswa karena tidak memenuhi ketentuan akademik. DO
akademik digolongkan menjadi dua yaitu:
DO prestasi
yaitu DO karena mahasiswa mempunyai IP semester sebesar 1,50 atau kurang

pada tiga semester pertama berturut-turut


DO masa studi
yaitu DO akibat tidak terpenuhinya ketentuan masa studi sebagaimana ketentuan

masa studi yang berlaku


3. DO Luar Biasa
diberlakukan kepada mahasiswa yang melanggar ketentuan hukum, susila dan etika.
c. Faktor Penyebab
Ada banyak sebab mengapa peserta didik drop out dan tidak menyelesaikan
pendidikannya.
Rendahnya kemampuan yang dimiliki
15

Ini menjadikan penyebab peserta didik merasa berat untuk menyelesaikan


pendidikannya. Oleh karena itu, peserta didik dengan kemampuan rendah
demikian, perlu mendapatkan perlakuan khusus yang berbeda dengan peserta

didik kebanyakan.
Karena tidak punya biaya untuk sekolah
Ini terutama banyak terjadi di daerah-daerah pedesaan dan kantong-kantong
kemiskinan. Pada daerah demikian, jangankan untuk biaya pendidikan, untuk
kebutuhan sehari-hari saja peserta didik bersama keluarga merasa tidak
mencukupi. Padahal, haruslah disadari, bahwa semakin tinggi tingkatan dan
jenjang pendidikan yang akan ditempuh oleh peserta didik, semakin banyak pula

biaya pendidikan yang harus dikeluarkan.


Karena sakit yang tidak tahu kapan sembuhnya
Ini menjadikan penyebab siswa tidak sekolah sampai dengan batas waktu yang
dia sendiri tidak tahu. Lantaran sudah jauh tertinggal dengan peserta didik
lainnya, maka kemudian ia lebih memilih tidak bersekolah saja ketimbang
bersekolah, karena teman-teman sebayanya sudah hampir menyelesaikan

sekolah.
Karena bekerja
Pekerja anak-anak, pada negara-negara sedang berkembang sangat banyak
jumlahnya. Tidak jarang, anak-anak ini juga bekerja pada sektor formal yang
terikat oleh waktu dan aturan. Waktu yang ditetapkan oleh perusahaan tempat
bekerja bisa saja berbenturan dengan waktu ia harus masuk sekolah. Oleh karena

itu, lambat laun ia tidak dapat sekolah lagi, karena harus bekerja.
Harus membantu orang tua di ladang
Di daerah agraris dan kantong-kantong kemiskinan, putra laki-laki dipandang
sebagai pembantu terpenting ayahnya untuk bekerja di ladang. Untuk membantu
di ladang, dibutuhkan waktu yang relatif banyak sehingga seringkali menjadikan
peserta didik tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Karena itu, tidak jarang
mereka tidak dapat mengikuti lagi pelajaran yang diberikan. Merasa tidak dapat

mengikuti tersebut, kemudian peserta didik drop out.


Karena di-drop out oleh sekolah
Hal ini terjadi karena yang bersang-kutan memang sudah tidak mungkin dapat
dididik lagi. Tidak dapat dididik lagi ini, bisa disebabkan karena memang
kemampuannya rendah, atau dapat juga karena yang bersangkutan memang
tidak mau belajar.

16

Karena peserta didik itu sendiri


Karena peserta didik itu sendiri yang ingin drop out dan tidak mau sekolah. Pada
peserta didik demikian, memang tidak dapat dipaksa untuk bersekolah, termasuk

oleh orang tuanya sendiri.


Terkena kasus pidana
Terkena kasus pidana dengan kekuatan hukum yang sudah pasti. Pidana yang
dialami oleh peserta didik untuk beberapa tahun, bisa menjadikan yang
bersangkutan akan drop out dari sekolah. Karena tidak mungkin sambil dipidana

dengan tetap bersekolah.


Karena sekolah dianggap tidak menarik
Karena sekolah dianggap tidak menarik bagi peserta didik. Karena tidak
menarik, mereka memandang lebih baik tidak sekolah saja.

d. Prosedur
Ketentuan Umum

Untuk menyelesaikan program studi D-3, mahasiswa diberikan kesempatan


waktu paling lama 10 semester dimulai sejak pertama kali terdaftar sebagai
mahasiswa pada program studi tertentu

Untuk menyelesaikan program studi D-4 dan S-1, mahasiswa diberi kesempatan
waktu paling lama 14 semester dimulai sejak pertama kali terdaftar sebagai
mahasiswa pada program studi tertentu

Untuk menyelesaikan program studi S-2, mahasiswa diberi kesempatan paling


lama 6 semester dimulai sejak pertama kali terdaftar sebagai mahasiswa program
studi tertentu

Keberhasilan studi total mahasiswa dicantumkan dalam daftar studi kumulatif


(transkrip)

Penghitungan putus studi dan evaluasi hasil studi dilakukan sebagai berikut:

Agar dapat melanjutkan studi Program D-4 dan S-1, pada akhir tahun tertentu
mahasiswa harus dapat mengumpulkan sejumlah kredit/Sistem Kredit Semester
(SKS) dengan nilai Indek Prestasi Kumulatif (IPK) minimal sebagai berikut
Akhir

Mengumpulkan

IPK Minimal

Tahun Ke1
2

SKS Minimal
30 SKS
60 SKS

2,00
2,00
17

90 SKS

2,00

Agar dapat melanjutkan studi Program S-2, pada akhir semester mahasiswa
harus dapat mengumpulkan jumlah SKS dengan IPK minimal sebagai berikut:
Semester

Mengmpulkan

IPK Minimal

KeSKS Minimal

1
10 SKS
2,75
2
20 SKS
2,75
3
30 SKS
2,75
Mahasiswa yang tidak mencapai standar di atas dianggap mengundurkan diri atau
dikenakan penghentian studi (Drop Out); jika SKS yang diambil melebihi
sebagaimana tabel di atas, maka diperhitungkan nilai tertinggi.
Ketentuan Khusus
Hal-hal yang bersifat spesifik yang akan diatur dalam dokumen mutu tersendiri.
Prosedur :

Dosen PA memantau perkembangan studi mahasiswa bimbingannya melalui


Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa

Dosen PA mengidentifikasi mahasiswa yang berada di zona kriteria DO


berdasarkan kriteria

Dosen PA memberitahukan Ketua prodi daftar nama mahasiswa yang berada di


zona kriteria DO

Ketua prodi memberitahukan Biro Administrasi Akademik (BAAKPSI) daftar


nama mahasiswa yang berada di zona kriteria DO

BAAKPSI mengirimkan surat pemberitahuan kepada mahasiswa yang masuk


dalam kriteria terkena DO dan orang tua/wali mahasiswa bersangkutan tentang
pemberlakuan aturan DO

Untuk kriteria DO karena batas waktu studi, surat pemberitahuan dikirim paling
lambat 1 (satu) tahun sebelum habis waktu studinya

Dosen PA harus memberikan advisi-advisi untuk menghindarkan mahasiswa


terkena DO

Jika DO tidak bisa dihindari, dosen PA memberitahukan Ketua prodi daftar


nama mahasiswa yang harus di-DO

18

Ketua prodi memberitahukan BAAKPSI daftar nama mahasiswa yang harus diDO

BAAKPSI mengirimkan surat pemberitahuan DO kepada mahasiswa yang


masuk dalam kriteria harus di-DO dan orang tua/wali mahasiswa bersangkutan;
surat tembusan dikirim kepada Dekan, Ketua prodi, dan dosen PA di mana prodi

mahasiswa terdaftar.
Kaitan dengan skenario adalah Tama terancam di-drop out karena malas belajar dan
hamper melewati masa studi.
V.2 Etika Profesi
a. Definisi

Kode, yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa tulisan, gambar,atau

benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu


Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai

seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi.


Menurut Harris [1995]: Ruang gerak seorang profesional diatur melalui etika

profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi.


Umumnya dikeluarkan oleh asosiasi atau organisasi tertentu (profesi, politik,

sosial, dll)
Contoh di Indonesia: : Ikatan Profesi Komputer Indonesia (IPKIN), Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), Ikatan Akuntansi Indonesi (IAI), Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Aliansi Jurnalis Indonesia

(AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dll.


b. Fungsi Kode Etik Profesi
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh di lakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial Bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan.Maksudnya bahwa etika profesi dapat Memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya
suatu profesi, sehinggamemungkinkanpengontrolanterhadap para pelaksana
dilapangan kerja (kalanggan sosial).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat

19

dijelaskan bahwa paraPelaksana profesi pada suatu instansi atauperusahaan yang


lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi dilain instansi atau perusahaan.
4. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun produk
hasil kerja profesional.
5. Menjaga kompetensi sebagai profesional.
6. Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan kerja
yang profesional.
7. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.
c. Prinsip Dasar Kode Etik Profesi
1. Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakatpada umumnya.
2. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.
3. Keadilan
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja yang menjadi
haknya.
d. Tujuan Kode Etik Profesi
a. Menjunjung tinggi martabat profesi
b. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
c. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Meningkatkan mutu profesi
e. Meningkatkan mutu organisasi profesi
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
h. Menentukan baku standarnya sendiri
e. Ciri-Ciri Kode Etik Profesi
a. Singkat
b. Sederhana
c. Jelas & konsisten
d. Masuk akal
e. Dapat diterima
f. Realistis
g. Komprehensif/lengkap
h. Positif dalam formulasinya
f. Pelanggaran Kode Etik Profesi
1. Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi
itu
i. Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar
ii.

keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan


Menyalahgunakan kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap
melanggar kode etik profesi
20

2. Pelanggaran

terhadap

perbuatan

pelayanan

jasa profesi

yang

kurang

mencerminkan kualitas keahlian serta yang kurang dapat dipertanggungjawabkan menurut standar maupun kriteria profesional
g. Etika Dosen
1) Etika Dosen bertujuan untuk:
a.

membentuk citra dosen yang dapat dijadikan teladan dalam memasuki


lingkungan masyarakat

b.

membentuk citra dosen sebagai figur yang memiliki integritas intelektual


dan terbuka terhadap perubahan.

c.

membentuk citra dunia civitas akademika yang peduli terhadap lingkungan,


kesehatan, dan waktu.

d.

membuat citra profesional dalam penyelenggaraan pendidikan.

2) Etika terhadap diri sendiri diwujudkan dalam bentuk:


a.

menjaiankan ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing;

b.

bersikap santun dan rendah hati dalam perilaku sehari-hari;

c.

proaktif dalam memperluas wawasan dan mengembangkan kemampuan diri


sendiri;

d.

menolak pemberian dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan


pekerjaannya;

e.

menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran dalam setiap perbuatan;

f.

menjaga kesehatan jasmani dan rohani; dan

g.

berpenampilan rapi dan sopan.

3) Etika terhadap sesama Dosen diwujudkan dalam bentuk:


a. bekerjasama secara harmonis dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi;
b. mengembangkan,

meningkatkan

mutu

profesi,

membina

hubungan

kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial;


c. bersikap santun terhadap teman sejawat, tidak mencaci, merendahkan atau
mengungkap kejelekan sejawat di muka umum;
d. membangun kreativitas dan memberikan dorongan positif kepada rekan
sejawat dan dosen junior untuk meningkatkan prestasi kerjanya;
e. memegang teguh dan menghormati hak dan kebebasan akademik serta hak
kebebasan mimbar akademik antar dosen;
21

f. memelihara dan menumbuh kembangkan masyarakat akademik antar dosen;


g. memperhatikan batas kewenangan dan tanggung jawab ilmiah dalam
menggunakan kebebasan mimbar akademik serta tidak melangkahi
wewenang keahlian atau keahlian rekan sejawatnya;
h. menghormati sesama dosen dan berusaha meluruskan perbuatan tercela dari
rekansejawat;
i. memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap rekan dosen dan
juniornya;
j. memberikan kesempatan kepada dosen junior untuk mengembangkan
kariernya,
k. memelihara rasa persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi harkat dan
martabat sesama dosen, menghargai perbedaan pendapat di antara rekanrekan dosen;
l. .menghargai antara teman sejawat baik secara vertikal maupun horizontal
dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar instansi;
m. memperlakukan teman dosen yang lain dengan baik sebagaimana ia ingin
diperlakukan;
n. tidak membuka hal-hal yang memalukan atau merugikan teman sejawat baik
disengaja maupun tidak disengaja, kecuali hal itu merupakan keharusan
dalam memenuhi tuntutan profesional atau diharuskan menurut hukum dan
perundang-undangan.
4) Etika terhadap mahasiswa diwujudkan dalam bentuk:
a. melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan sikap tulus
ikhlas,

kreatif,

komunikatif,

berpegang

pada

moral

luhur

dan

profesionalisme;
b. Tidak bertindak diskriminatif atas dasar ras, warna kulit, keyakinan, jenis
kelamin, suku bangsa, status perkawinan, kepercayaanf agama, politik,
keluarga, keturunan dan latar belakang sosial dan budaya mahasiswa;
c. menjaga hubungan baik dengan bersikap dan bertindak adil terhadap
mahasiswa;

22

d. membimbing

dan

memberi

kesempatan

kepada

mahasiswa

untuk

mendapatkan, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan,


teknologi dan kesenian sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
e. membimbing dan mendidik mahasiswa ke arah pembentukan kepribadian
insan terpelajar yang mandiri dan bertanggung jawab;
f. mengembangkan dan merangsang pemikiran kreatif dan inovatif mahasiswa;
g. memberikan penilaian dan menentukan kelulusan mahasiswa sesuai dengan
kemampuan dan hasil prestasi mahasiswa secara obyektif;
h. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas mahasiswa;
i.

berinisiatif

untuk

meningkatkan

kualitas

pengetahuan,

kemampuan

keterampilan dan sikap para mahasiswa;


j. selalu berusaha untuk menjadi panutan (role model) bagi mahasiswa;
k. menghindarkan diri dari penyalahgunaan mahasiswa untuk kepentingan

pribadi, kelompok, atau golongan;


l. membantu mahasiswa dan melayani mereka secara adil;
m. memberikan motivasi kepada anak didik sehingga dapat merangsang daya
fikir;
n. tidak melakukan tindakan asusila terhadap mahasiswa seperti pelecehan

seksual atau hubungan suami istri di luar pernikahan;


o. tidak membuka hal-hal yang memalukan atau merugikan mahasiswa baik

disengaja maupun tidak disengaja, kecuali hal itu merupakan keharusan


dalam memenuhi tuntutan professional atau diharuskan menurut hukum dan
perundang-undangan.
h. Etika Mahasiswa
Etika Mahasiswa bertujuan:
1. Membentuk citra mahasiswa sebagai manusia yang unggul secara intelektual.
2. Membentuk citra mahasiswa sebagai figur yang memiliki integritas intelektual,
profesional, dan terbuka terhadap perubahan.
3. Membentuk citra mahasiswa yang santun, peduli terhadap lingkungan kesehatan
dan waktu.
Kaitan dengan skenario adalah etika profesi sangat dibutuhkan terhadap teman
sejawat.

23

V.3 Etika Akademik


a. Definisi

Etika akademik adalah nilai-nilai luhur yang wajib ditaati insan akademi dalam
berpikir, berperilaku dan betindak secara intelektual guna mengemban tugastugas keilmuan di universitas berdasarkan sistem nilai yang berlaku di bidang
agama, adat istiadat sopan santun, kesusilaan serta tolok ukur normal dan akhlak

lainnya.
Etika masyarakat kampus disebut sebagai etika akademik bersifat universal
karena berdasarkan ilmu dan kearifan, juga adat kebiasaan lokasi dimana
kampus tersebut berada akan mempengaruhi tata krama pergaulan dalam
kampus tersebut.

b. Fungsi

Menjamin tercapainya Sistem Pendidikan Nasional dan tujuan Universitas.

Memberi arah, landasan, serta petunjuk kepada dosen dalam sikap dan perilaku
sebagai anggota masyarakat ilmiah.

Memberi arah, landasan, serta petunjuk kepada tenaga kependidikan dalam sikap
dan perilaku

c. Tujuan
Dosen dan mahasiswa melaksanakan kaidah-kaidah moral, kesusilaan, kejujuran,
kebenaran, dan keilmuan serta disiplin dalam melaksanakan tugas, wewenang dan
kewajibannya termasuk juga dalam menerima penghargaan dan sanksi. Tenaga
kependidkan melaksanakan kaidah-kaidah moral, kesusilaan, kejujuran, dan
keilmuan serta disiplin dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajibannya
termasuk juga dalam menerima penghargaan dan sanksi.
d. Bentuk Pelanggaran Etika Akademik

Memalsukan hasil penelitian (plagiat)


Memanipulasi nilai
Membocorkan rahasia kegiatan akademik
Menyesatkan pengetahuan pihak lain atau menimbulkan kekeliruan persepsi
Bertindak angkuh dan sewenang-wenang.
Menjadikan universitas sebagai batu loncatan untuk meraih kepentingan dan

keuntungan pribadi
Menyalahgunakan kepercayaan

yang

diberikan

kepadanya,

melakukan

perbuatan curang, dan atau mengkhianati tugas akademik dan profesinya.


24

Penyontekan/kecurangan dalam ujian/cheating


Perjokian
Penyuapan
Pemalsuan

e. Sanksi Terhadap Pelanggaran Akademik


1.

Sanksi Berat

Peringatan keras secara tertulis


Diputus studikan (Drop out)
2.
Sanksi Sedang
Peringatan sedang secara tertulis
Dianjurkan untuk pindah ke perguruan tinggi lain
3. Sanksi Ringan
Teguran langsung oleh dosen/SBK
Peringatan ringan secara tertulis
Tidak boleh mengikuti kuliah dan ujian untuk waktu tertentu
Kaitan dengan skenario adalah etika akademik adalah sangat dibutuhkan sebagai
pedoman yang berkaitan dengan akademik.

V.4 Malas Belajar


a. Definisi
Pengertian rasa malas secara luas yakni suatu perasaan di mana seseorang akan
enggan melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian
negatif atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Malas Belajar
Berikut faktor-faktor orang malas belajar, yakni:

Kurang Berolahraga
Kurang Motivasi
Kurang Asupan Nutrisi
Suka Menunda-Nunda Pekerjaan
Berada di lingkungan orang-orang yang malas
tujuan yang kurang jelas
Suka meremehkan pekerjaan

c. Ciri-Ciri Sifat Orang Malas Belajar


Di bawah ini merupakan beberapa ciri orang yang malas belajar, yakni:
a. Sanggup melakukan sesuatu tetapi malas untuk mengerjakannya.

25

b. Diberi kemudahan untuk melakukan

sesuatu tetapi mengangga nya payah

untuk mengerjakan.
c. Berpeluang/ada waktu untuk melakukan sesuatu tetapi mencari alasan untuk
tidak mau mengerjakannya.
d. Sering melakukan sesuatu tetapi mengatakan tidak biasa mengerjakan nya.
e. Diberi kemudahan untuk melakukannya tetapi mengatakan suntuk untuk
melaksanakan nya.
f. Bisa melakukan sesuatu tetapi berpura-pura tidak bisa mengerjakannya.
g. Tahu cara melakukan sesuatu itu tetapi Anda malas untuk mengerjakannya.
h. Ditugaskan melakukan sesuatu tetapi menolak untuk mengerjakannya dengan
berbagai alasan.
i. Biasa melakukan sesuatu tetapi Anda selalu mengelak untuk mengerjakan nya.
j. Bisa melakukan sesuatu tetapi Anda enggan untuk mengerjakannya.
k. Paling sedikit berbuat sesuatu tetapi mengatakan telah sangat banyak
l.
m.
n.
o.

melakukannya.
Banyak peluang tetapi tidak mau mencoba untuk melakukannya.
Berusaha melakukan sesuatu tetapi Anda tidak mau melaksanakannya.
Seharusnya melakukan sesuatu tetapi mengelak untuk mengerjakannya.
Paling ahli dalam melakukan sesuatu tetapi mengatakan tidak pernah

mengerjakannya.
p. Belum tahu lagi apa berhasil apa tidak dalam melakukan sesuatu tetapi anda
malas melaksanakannya.
d. Dampak yang Ditimbulkan dari Rasa Malas Belajar
Aristoteles pernah berkata kepada muridnya yang bertanya mengenai apa yang
terjadi bila bila sifat malas di pelihara dan tidak bisa dihilangkan dan kemudian
Aristoteles menjawab:
"kalau demikian tidak ada jalan lain bagi si pemalas kelak, kecuali harus sabar
menghadapi kesengsaraan dan kebodohan.
e. Mencegah Rasa Malas Belajar
a. Miliki Tujuan yang Spesifik Atas Apa yang akan Anda Lakukan
Misalnya, saya malas mengerjakan laporan pekerjaan. Ini terjadi karena saya
tidak punya tujuan yang spesifik mengapa saya harus mengerjakan laporan. Jika
saya punya tujuan, saya tahu bahwa saya ingin dan harus melakukan pekerjaan
ini untuk mencapai tujuan saya.
b. Perjelas Keuntungan Apa yang Akan Anda Dapatkan Dari Melakukan
Pekerjaan Ini

26

Satu alasan mengapa rasa malas muncul adalah karena kita tahu dengan jelas
keuntungan apa yang akan kita dapatkan jika melakukannya. Banyak orang yang
bekerja hanya sekedar, menggugurkan kewajiban. Perasaan seperti ini membuat
kita

akhirnya

malas.

Seperti

yang

diceritakan Dr. Anugra

Martyanto,

mengenai pengalamannya mengatasi rasa malas.


Solusinya adalah ketahui apa keuntungan yang akan anda dapatkan jika
melakukan suatu pekerjaan. Misalnya jika saya rajin bangun pagi dan berangkat
lebih awal ke kantor, ini akan membuat saya lebih mudah mendapatkan promosi
kenaikan jabatan dan gaji.

c. Ubah Pandangan Anda


Tips ini datang dari Al Falaq Arsendatama, melalui blognya pengembangan
diri.com. Ia mengatakan anda perlu mengubah kata saya harus dengan kata
saya ingin. Hal ini akan mengubah pandangan anda bahwa anda melakukan
pekerjaan yang memang ingin anda lakukan.
d. Perjelas apa yang harus dilakukan
Umumnya rasa malas terjadi karena kita punya setumpuk hal yang harus
dilakukan. Dan kita tidak tahu harus mulai dari mana. Bagaimana mengatasinya?
Yang perlu anda lakukan hanyalah mengelompokkan list to do anda dalam 3
kategori besar.
Misalnya jika kamar anda berantakan dan anda malas membereskannya, buatlah
daftar berikut:
Pertama

: Singkirkan pakaian kotor

Kedua

: Rapikan tempat tidur

Ketiga

: Bereskan Meja Kerja/Belajar

e. Bergerak
Sama seperti yang saya katakan sebelumnya, bergerak akan memberikan
rangsangan pada diri anda untuk segera melakukan sesuatu. Bangkitlah! dan
mulailah mengerjakan hal kecil yang bisa anda kerjakan saat ini juga. Bergerak
akan membuat peredaran darah dan pasokan oksigen ke otak akan lancar.
f. Temukan Pesaing

27

Anda pasti tahu, kita terkadang menjadi begitu rajin jika kita melihat orang lainentah itu teman atau siapapun- tidak sesuai yang kita inginkan. Misalnya, di
tempat kerja, kita tidak senang melihat teman sekerja yang kerjanya malasmalasan dan tidak inisiatif. Nah, untuk menunjukkan ketidak senangan itu, kita
menjadi sangat rajin.
Yang berkaitan dengan skenario adalah Tama adalah mahasiswa PSPD FK Unsri
Semester 14 yang malas belajar.

V.5 Kaidah Ilmiah


Secara umum, karya tulis ilmiah baik berupa Disertasi, Tesis, Skripsi dan Tugas
Akhir, dengan perangkat pendukungnya yakni Usulan Penelitian (UP), Usulan Praktek
Kerja Lapangan (UPKL), Kolokium dan Seminar, terdiri dari 3 bagian. Bagian-bagian
tersebut yaitu: bagian awal (Pembukaan), bagian utama (Batang tubuh) atau inti dan
bagian akhir (Penutup), yang akan diuraikan berikut ini.
Bagian awal dari sebuah Karya Ilmiah Mahasiswa, secara umum terdiri dari: 1.
Sampul depan (cover) 2. Halaman Judul 3. Halaman Penjelasan 4. Halaman Pernyataan
Keaslian 5. Halaman Pengesahan 6. Ringkasan 7. Kata Pengantar 8. Daftar Isi 9. Daftar
Tabel 10. Daftar Ilustrasi 11. Daftar Lampiran
Bagian utama merupakan komponen inti sebuah Karya Ilmiah Mahasiswa. Bagian
ini menampilkan : latar belakang, permasalahan, hasil-hasil penelitian terdahulu yang
terkait dengan penelitian ini, penjelasan mengenai metode yang dipergunakan dalam
melaksanakan

penelitian,

hasil

pengamatan

yang

dianalisis,

dibahas

dan

diinterpretasikan. Hal-hal tersebut di atas disajikan dengan selalu memperhatikan sifat


taat azas atau konsisten dari awal sampai akhir.
Bagian inti dari karya ilmiah mahasiswa : pendahuluan,tinjauan pustaka,metode
penelitian atau materi dan metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran.
Bagian akhir sebuah karya ilmiah mahasiswa merupakan pendukung dari bagian
teks atau inti terdiri dari : daftar pustaka, lampiran, riwayat hidup.

28

Yang berkaitan dengan skenario adalah proposal skripsi Tama tidak memenuhi
kaidah ilmiah.
V.6 Plagiarisme
Plagiarism atau plagiarisme berasal dari bahasa Latin yaitu Plagiari(us) yang berarti
penculik dan Plagi(um) yang berarti

menculik. Melihat akar kata di atas,

plagiarism merupakan pemanfaatan/penggunaan hasil karya orang lain yang diakui


sebagai hasil kerja diri sendiri, tanpa memberi pengakuan pada penciptanya yang asli.
Plagiarism dalam penulisan makalah ilmiah mengandung unsur penganiayaan
intelektual, karena terjadi pengambilan secara paksa katakata/gagasan tanpa seizin
pemiliknya. Plagiarisme Ilmiah Biasanya Terjadi di Program Master dan Doktor
(berdasarkan Tempo.co, Kamis 4 Maret 2010) Ketua Senat akademik IPB, Prof.Dr.Ir.
Dudung Darusman mengatakan ada tiga faktor yang mendorong terjadinya plagiat karya
ilmiah. Pertama orang yang melakukan plagiat adalah pejabat negara (umumnya mereka
yang menduduki jabatan penting). Kedua, karena masalah waktu, banyak mahasiswa S2
dan S3 yang tidak memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan karya ilmiahnya
kemudian melakukan plagiat. Ketiga, karena faktor ekonomi. Pelaku merasa memiliki
uang yang cukup untuk meminta seseorang melakukan plagiat untuk karya ilmiahnya.
Baik disengaja atau tidak, plagiarism meliputi tindakan-tindakan sebagai berikut:
1.

menggunakan kata-kata atau ide (termasuk teori dan opini) yang ditulis oleh orang
lain dalam buku, skripsi, thesis, majalah, koran, lagu, acara TV, film, program
komputer, surat, email, Web Page, iklan, dll. 10

2.

menggunakan frase unik yang dikatakan oleh seseorang

3.

menggunakan informasi yang diambil dari interviu, atau email, komunikasi


personal, dll.

4.

menjiplak ilustrasi, foto/gambar, grafik, diagram, lukisan, statistik, atau fakta yang
tertera dalam tulisan orang lain 11

5.

menggunakan ide orang lain yang dikomunikasikan melalui media tulisan (email,
surat, web page, dll) ataupun percakapan lesan/personal

6.

membuat parafrase dari tulisan atau ide orang lain (baik yang tertulis maupun
lesan), tanpa menyebutkan sumbernya.

Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri:

29

a.

Plagiarisme ide
Dalam karya tulis ilmiah, plagiarisme ide sering dihubungkan dengan laporan
hasil penelitian replikatif. Penelitian replikatif adalah penelitian yang secara
garis besar mengulang penelitian orang lain, dengan maksud untuk menambah
data, menguji hipotesis apakah hasil yang sudah ditemukan dalam suatu populasi
berlaku pula untuk populasi yang lain. Dalam kedokteran penelitian replikatif
seperti ini dibenarkan, bahkan dianjurkan, oleh karena variabilitas subyek yang
amat luas (ras, jenis kelamin, kelompok umur, derajat penyakit dan seterusnya).
Dalam melakukan penelitian replikatif sebenarnya peneliti meminjam ide
orang lain, bahkan tidak jarang desain penelitian serta analisis yang digunakan
sama dan sebangun dengan penelitian sebelumnya. Hal itu pun tidak
diharamkan. Tindakan yang tidak dibenarkan adalah bila peneliti tidak menyebut
secara eksplisit bahwa penelitian yang dilakukannya diilhami atau bahkan
mengulang penelitian terdahulu, dengan alasan ilmiah yang layak mengapa
penelitian ulangan tersebut perlu dilakukan.

b. Plagiarisme isi (data penelitian)


Tindakan yang lebih banyak dilakukan adalah falsifikasi data; peneliti memiliki
data sendiri, namun data tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan lalu
peneliti mengubahnya, mematut-matutnya, dengan maksud agar hasil penelitian
sesuai dengan yang direncanakan.
c. Plagiarisme kata, kalimat, paragraph
d. Plagiarisme total

Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme:


a. Plagiarisme yang disengaja dan tidak sengaja
Bila seseorang menggunakan ide, kata, frase, kalimat, atau paragraf orang lain
tanpa menyebut sumber, mungkin hal tersebut memang disengaja oleh penulis,
namun mungkin juga karena tidak sengaja, misalnya ia tidak mengetahui
bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan. Namun kedua hal tersebut harus diberi
penilaian yang sama, harus mendapat sanksi yang sama. Saya tidak bermaksud
begitu kok, bukan ungkapan yang dapat menghilangkan tuduhan bahwa ia
melakukan plagiarisme. Plagiarisme bersifat universal. Tidak ada atau belum
adanya peraturan di suatu lembaga pendidikan tentang plagiarisme tidak
membuat orang boleh melakukan plagiarisme. Plagiarisme adalah pencurian;

30

tidak boleh orang mencuri dengan alasan saya tidak tahu ada undang-undang

atau peraturan yang melarang pencurian.


Klafisikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, paragraf yang
dibajak
1.

Plagiarisme ringan : 70% (angka-angka tersebut tentu dibuat

secara arbitrer berdasarkan kepantasan tanpa dasar kuantitatif yang definitif).


Berdasarkan pada pola plagiarisme:
1. Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarizing)
Seperti istilahnya, plagiarisme kata-demi-kata (word for word plagiarism),
merupakan plagiarisme yang paling mudah ditentukan. Jenis ini dapat
merupakan sebagian kecil (kalimat), dapat satu paragraf, atau bahkan seluruh
makalah (meskipun ditulis dalam bahasa lain).
2. Plagiarisme mosaic
Dalam plagiarisme mosaik penyalinan tidak dilakukan kata demi kata, namun
diselang-seling atau disisip-sisipkan. Ini lebih sulit untuk dideteksi. Penulis
meminjam kata, frase, atau kalimat dari penulis lain, kemudian menyambungnya
dengan kata, frase, atau kalimat dari penulis lain tanpa memberikan rujukan,

sehingga memberi kesan kalimat tersebut adalah kalimat asli penulis.


Beberapa kasus besar plagiat yang pernah terjadi adalah:
1.
Kasus Plagiat Amir Santoso (dosen UI), berupa bahan
ajar. Plagiasi dilakukan terhadap lebih dari 22 buku dan makalah pasca sarjana.
2.
Kasus Plagiat Syaiful S. Azhar MS (dosen Universitas
Gadjah Mada), berupa disertasi. Plagiasi dilakukan terhadap karya tulis Nurhasim
(peneliti LIPI).
3.

Kasus

Plagiat

Prof.

Dr.

Anak

Agung

Banyu

Perwita(dosen UNPAR Bandung), berupa artikel di Jakarta Post dan 4 tulisan


lainnya. Plagiasi dilakukan terhadap beberapa artikel jurnal internasional
Informasi atau ide umum dari berbagai sumber mis. buku atau artikel jurnal yang dibaca
dan sudah diinternalisasi menjadi bagian dari pemahaman dan pengetahuan kita (tacit
knowledge), tidak merupakan plagiarisme jika kita ungkapkan lagi. Namun ketika kita
ingin menuliskan kalimat yg spesifik mengacu kepada data tertentu atau bagian spesifik
milik si pengarang, maka harus mengutip dan membuat sitasinya. Adapun ketentuan
tidak perlu menuliskan sumber literature yaitu:
1.
Menuliskan common knowledge , observasi
yang menggunakan akal, yang diketahui orang banyak, folklor, atau informasi yang
2.

umum diketahui oleh orangorang dalam bidang anda


menceritakan pengalaman sendiri
31

menceritakan pikiran-pikiran, hasil observasi, dan

3.

kesimpulan anda sendiri


4.

menuliskan kesimpulan dari penelitian anda


sendiri

5.

menuliskan kumpulan fakta-fakta yang sudah


diterima oleh orang banyak.

Cara menghindari terjadinya plagiarisme adalah:


1.
Dalam mencatat kutipan atau ide-ide,
selalu beri tanda (misalnya beri tanda kutip)
2.
Dalam membuat parafrase, jangan sambil
membaca teks asli
3.

Periksa kembali hasil parafrase anda


dengan teks asli, untuk mencocokkan ketepatan interpretasi, dan menghindari
persamaan kata-kata atau kalimat

4.

kata-kata unik atau frase yang tidak bisa


diubah, diberi tanda kutip
Yang berkaitan dengan scenario adalah Dokter Rudi belum menyetujui proposal

Tama kerna mengandung unsur plagiarisme.


V.7 Etika Komunikasi
Etika Komunikasi manusia mempunyai keistimewaan dibanding makhluk lain, yaitu
kemampuan berpikir. Dengan kemampuan berpikir inilah, manusia sadar akan dirinya,
siapa saya dan apa yang harus saya perbuat dan sebagainya, sehingga manusia akan
berpikir sebelum melakukan tindakan. Manusia akan berpikir dan menimbang, apakah
perbuatan yang dilakukannya sesuai dengan harkat kemanusiannya atau justru
sebaliknya.
Etika merupakan kajian tentang bagaimana seharusnya manusia itu berbuat,
apakah perbuatan itu baik dan buruk. Sebagai salah satu kajian dari filsafat, etika
diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak). Komunikasi merupakan suatu hal yang amat penting dalam kehidupan
manusia. Kita tidak bisa, tidak berkomunikasi. Kita belajar menjadi manusia melalui
Andy Corry W.: Etika Berkomunikasi Dalam Penyampaian Aspirasi 16 ISSN : 2085
1979 komunikasi. Komunikasi sudah merupakan kebutuhan manusia, bahkan

32

kesuksesan seseorang sekarang ini, lebih banyak ditentukan pada kemampuan dia
berkomunikasi. Komunikasi melibatkan interaksi antar anggota masyarakat. Dalam
interaksi

diperlukan

norma-norma

atau

aturan-aturan

yang

berfungsi

untuk

pengendalian yang tujuannya adalah untuk tercapainya ketertiban dalam masyarakat.


Salah satu, upaya mewujudkan tertibnya masyarakat adalah adanya etika komunikasi
yakni kajian tentang baik buruknya suatu tindakan komunikasi yang dilakukan manusia,
suatu pengetahuan rasional yang mengajak manusia agar dapat berkomunikasi dengan
baik.
Komunikasi menandakan pula adanya interaksi antar-anggota masyarakat,
karena komunikasi selalu melibatkan setidaknya dua orang. Dalam interaksi selalu
diperlukan norma-norma atau aturan-aturan yang berfungsi untuk pengendalian atau
social control. Tujuannya untuk menciptakan masyarakat yang tertib.
Salah satu bentuk untuk mewujudkan tertibnya masyarakat adalah adanya etika,
yakni filsafat yang mengkaji baik-buruknya suatu tindakan yang dilakukan manusia.
Etika berkomunikasi juga dikenal sebagai suatu pengetahuan rasional yang mengajak
manusia agar dapat berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi tidak boleh menyelewengkan atau menyembunyikan data yang
mungkin dibutuhkan untuk mengevaluasi argumen komunikator yang adil. Para
komunikator, misalnya calon pemimpin, hendaknya mengajarkan kejujuran dalam
komunikasi, melalui tranparansi pesan yang dilontarkan. Komunikator harus terbiasa
mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Apa yang menjadi
keinginan dan cita-cita bersama warga daerahnya lebih didahulukan. Artinya seorang
calon pemimpin dituntut secara etis untuk memikirkan nasib dan kebersamaan dengan
pihak lain dalam lingkungan tempat ia berada.
Komunikator menanamkan kebiasaan menghormati perbedaan pendapat dengan
mendorong berbagai ragam argumen dan pendapat. Artinya proses pemilu betul-betul
dijadikan momentum untuk membiasakan perbedaan argumen dan pilihan namun saling
menghormati, sehingga berimplikasi positif bagi kepuasan batin individual lengkap
dengan risiko pilihannya. Membiasakan menerima beragam perbedaan dengan bijak
adalah fundamen mahal bagi terwujudnya bangunan demokrasi.

33

Selanjutnya, Nilsen (dalam Johannesen, 1996), mengatakan bahwa untuk


mencapai etika komunikasi, perlu diperhatikan sifat-sifat berikut:
a. Penghormatan terhadap seseorang sebagai person tanpa memandang umur
b. Penghormatan terhadap ide, perasaan, maksud dan integritas orang lain
c. Sikap suka memperbolehkan, keobjektifan, dan keterbukaan pikiran yang
mendorong kebebasan berekspresi
d. Penghormatan terhadap bukti dan pertimbangan yang rasional terhadap berbagai
alternatif
e. Terlebih dahulu mendengarkan dengan cermat dan hati-hati sebelum menyatakan
persetujuan atau ketidaksetujuan.
Etika komunikasi juga dapat ditinjau dari perspektif religius. Kitab suci seperti AlQuran, Injil, dan Taurat dapat dipakai sebagai standar etika berkomunikasi. Dalam kitab
suci, dijelaskan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam
berkomunikasi. Rakhmat (1993) memberi contoh, dalam Al-Quran ada prinsip Qaulan
Sadidan, artinya dalam berkomunikasi, hendaknya manusia melakukan pembicaraan
yang benar dan jujur (tidak bohong). Kemudian prinsip Qaulan Balighan, artinya
informasi yang disampaikan, hendaknya berupa kata-kata yang mampu membekas pada
jiwa seseorang dan ada juga prinsip yang disebut Qaulan Maisura, yakni informasi yang
disampaikan hendaknya berupa ucapan yang pantas untuk dibicarakan.
Dalam menyampaikan informasi, peranan media massa sangatlah berpengaruh.
Pemberitaan media massa yang berisikan tuntutan, protes dan dukungan dari
masyarakat, seringkali menyebabkan efek yang besar terhadap lingkungan masyarakat
dan kebijakan yang akan diambil. Misalnya, demonstrasi anarkis yang selalu
ditayangkan berulang-ulang di stasiun televisi, dapat menyebabkan orang takut dan
trauma. Begitu juga tuntutan yang disertai katakata yang kasar, dapat membuat orang
benci dan tidak simpati. Media mempunyai kebebasan dalam memberitakan, tetapi tentu
saja kebebasan yang dipunyainya bukanlah kebebasan yang mutlak. Kebebasan itu
harus disertai dengan tanggung jawab sosial, bukan justru menyalahgunakan kebebasan.
Berkaitan dengan perilaku media ini, kita memerlukan etika komunikasi.
Ada tiga pertimbangan mengapa perlu penerapan etika komunikasi (Haryatmoko,
2007):

34

1. Media mempunyai kekuasaan dan efek yang dahsyat terhadap publik. Media mudah
memanipulasi dan mengalienasi khalayak. Dengan demikian etika komunikasi mau
melindungi publik yang lemah.
2. Etika komunikasi merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan
berekspresi dan tanggung jawab.
3. Mencoba menghindari sedapat mungkin, dampak negatif dari logika instrumental.
Logika ini cenderung mengabaikan nilai dan makna, yang penting adalah
mempertahankan kredibilitas pers di depan publik, tujuan media sebagai instrumen
pencerahan kurang mendapat perhatian.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara
orang orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2004 : 73).
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan
penerimaan pesan pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang
orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi di dalam diri sendiri, di dalam diri
manusia terdapat komponen komponen komunikasi seperti sumber, pesan, saluran
penerima dan balikan. Dalam komunikasi interpersonal hanya seorang yang terlibat.
Pesan mulai dan berakhir dalam diri individu masing masing. Komunikasi
interpersonal mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Suatu pesan
yang dikomunikasikan, bermula dari diri seseorang (Muhammad, 1995 : 158).
Pentingnya suatu komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan
berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang
menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini
berfungsi ganda, masing masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian.
Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi
untuk terjadinya pergantian bersama (mutual understanding) dan empati. Dari proses ini
terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status sosial melainkan didasarkan
pada anggapan bahwa masing masing adalah manusia yang berhak dan wajib, pantas
dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.
Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya, dinilai paling
ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan.

35

Alasannya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh karena dengan
komunikasi itu terjadilah kontak pribadi (personal contact)yaitu pribadi anda menyentuh
prbadi komunikan. Ketika menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika
(immediate feedback) mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan
yang diontarkan pada ekspresi wajah dan gaya bicara. Apabila umpan balik positif,
artinya tanggapan itu menyenangkan, kita akan mempertahankan gaya komunikasi
sebaliknya jika tanggapan komunikasi negatif, maka harus mengubah gaya komunikasi
sampai komunikasi berhasil.
Dalam proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal arus
komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau berputar, artinya setiap individu
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi komunikator dan komunikan. Karena
dalam komunikasi atarpribadi efek atau umpan balik dapat terjadi seketika.
Hubungan komunikasi antara mahasiswa dan dosen pun harus terjalin baik untuk
kelanjutan proses belajar mengajar. Terkait proses pembuatan skripsi, stres yang dialami
oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dari faktor dosen pembimbing adalah
masalah hubungan komunikasi interpersonal yang negatif dengan dosen pembimbing
dalam kaitannya dengan komunikasi dan penilaian mahasiswa terhadap dosen
pembimbing.
Komunikasi interpersonal melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai
sifat, nilai-nilai, pendapat, sikap, pikiran dan perilaku yang khas dan berbedabeda.
Selain itu, komunikasi interpersonal juga menuntut adanya tindakan saling 24 memberi
dan menerima di antara pelaku yang terlibat dalam komunikasi, sesuai dengan pendapat
Rakhmat (2007). Menurut Kinansih (2011) dosen pembimbing mahasiswa adalah staf
pengajar tetap suatu Perguruan Tinggi yang paling tepat untuk menjadi sumber bantuan
nasehat akademik agar para mahasiswa dapat menyelesaikan tugasnya sebagai
mahasiswa. Bantuan yang diberikan oleh dosen pembimbing akademik kepada individuindividu mahasiswa dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengembangkan pandangan,
mengambil keputusan dan menanggulangi konsekuensinya sendiri. Bimbingan yang
diberikan oleh setiap dosen pembimbing skripsi/tugas akhir, kepada mahasiswa yang
sedang menyusun skripsi/tugas akhir.
Hubungan antarpribadi yang dilakukan oleh mahasiswa dan pembimbing dosen
dapat berhasil bila melakukan aspek-aspek sebagai berikut:

36

a. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan


b. Menetapkan dan menegaskan identitas anda dalam hubungan dengan orang lain
tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan
c. Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan kebingungan,
kesalahpahaman, penyimbangan atau perubahan lainnya yang disengaja
d. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap

bertahan atau menghentikan proses


e. Membantu orang lain untuk mengembangkan gaya hubungan personal dan antar
personal yang efektif
f. Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa terlibat dalam muslihat atau
gangguan

atau

hal-hal

lainnya

yang

mengganggu

komunikasi

yang

menyenangkan
Yang berkaitan dengan skenario adalah etika komunikasi sangat diperlukan
dalam keadaan atau permasalahan apapun.
V.8 Landasan Etika
Landasan Etika Kedokteran

Sumpah Hiprokates (460-377)


Deklarasi Geneva (1948)
International code of medical ethics (1949)
Lafal sumpah dokter Indonesia (1960)
Kode Etik Kedokteran (1983)
Pernyataan Pernyataan atau Deklarasi ikatan dokter sedunia (word medical
association)
a. Deklarasi geneva (1940)
Lafal sumpah kedokteran
b. Deklarasi Helsinski (1964)
Riset Klinik
c. Deklarasi Sydney (1968)
Saat Kematian
d. Deklarasi Oslo (1970)
Penggugatan Kandungan atas Indikasi Medis
e. Deklarasi Tokyo (1975)
Penyiksaan
Yang berkaitan dengan skenario adalah dalam beretika terdapat landasan agar

tidak terjadi kesalahpahaman.


V.9 Skripsi
Istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah
berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu

37

permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidahkaidah yang berlaku.
Tujuan membuat skripsi antara lain :
1.

Mendapatkan pengalaman berpikir


ilmiah secara komprehensif

2.

Melatih menuangkan hasil dan


kajian pemikirannya dalam bentuk karya ilmiah penelitian.

3.

Mengembangkan

prakarsa

dan

kepribadian dalam pemecahan masalah-masalah dimasyarakat


4.

Memberi

masukan

dan

pengetahuan bagi pihak-pihak yang terkait langsung dengan penelitian


5.

Mendorong peneliti

lain untuk

melakukan penelitian di bagian lain


Ciri-ciri Skripsi antara lain :
1.

Menyajikan fakta objektif


secara sistematis

2.

Pernyataan cermat, tepat,


tulus, dan benar, serta tidak memuat terkaan

3.

Penulisnya tidak mengejar


kuntungan pribadi

4.

Penyusunannya
dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural

5.

Tidak memuat pandanganpandangan tanpa dukungan fakta

6.

Tidak emotif menonjolkan


perasaan

7.

Tidak bersifat argumentatif,


tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta

Proses penyusunan skripsi ialah :


1.

Pengajuan

judul

skripsi
2.

Pengajuan proposal
skripsi
38

3.

Seminar

proposal

skripsi
4.
5.

Penelitian
Setelah
penulisan
dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil karya ilmiahnya
tersebut pada Dosen Penguji (sidang tugas akhir)

6.

Mahasiswa

yang

hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses revisi sesuai dengan
masukan Dosen Penguji
Yang berkaitan dengan skenario adalah Tama menyelesaikan skripsi dalam
waktu 3 minggu.
V.10. Pelanggaran Akademik
Pelanggaran akademik adalah tindakan-tindakan yang melanggar etika akademik, yang
antara lain adalah :

Dengan sadar (sengaja) atau tidak sadar menggunakan atau mencoba menggunakan
bahan-bahan, informasi, atau alat bantu belajar lainnya tanpa ijin dari asisten atau
dosen yang bersangkutan.

Dengan sadar (sengaja) atau tidak sadar tanpa ijin mengganti atau mengubah,
memalsukan nilai atau transkrip akademik, ijasah, kartu tanda mahasiswa, tugastugas perkuliahan, keterangan, laporan, atau tanda tangan.

Dengan sadar (sengaja) menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai katakata atau karya sendiri.

Menyuap, memberi hadiah, atau mengancam dengan maksud mempengaruhi


penilaian prestasi akademik.

Melakukan atau menyediakan sarana dan prasarana yang tidak dibenarkan dalam
kegiatan akademik seperti melakukan penjiplakan karya orang lain, berlaku curang
dalam bidang akademik, penyalahgunaan gelar akademik, melanggar etika/norma
akademik lainnya yang berlaku.

Sebagai contoh lain pelanggaran akademik adalah :


1. memalsukan hasil penelitian, mengambil, memanfaatkan, atau menyalin sebagian
atau seluruhnya, atau meniru karya atau ciptaan orang lain tanpa menyebut sumber
aslinya termasuk mengakui karya ilmiah orang lain seolah-olah hasil pemikirannya
sendiri;

39

2. membocorkan rahasia kegiatan akademik, seperti penemuan atau hasil penelitian


yang belum waktunya untuk diketahui umum;
3. menyesatkan pengetahuan pihak lain atau menimbulkan kekeliruan persepsi dalam
berpikir, meskipun perbuatan itu berdasarkan alasan yang dianggapnya penting;
4. bertindak angkuh dan sewenang-wenang, atau melakukan tekanan fisik maupun
mental kepada pihak lain
5. menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya, melakukan kolusi
akademik termasuk jual beli nilai dan atau gelar akademik, melakukan perbuatan
curang, dan atau mengkhianati tugas akademik dan profesinya.
Ada beberapa faktor menagapa seseorang melakukan pelanggaran akademik, antara
lainnya seperti :
Kurangnya rasa jujur dan tanggung jawab
Adanya kesempaatan untuk melakukan pelanggaran
Adanya pengaruh lingkungan dari teman-teman sekitarnya yang juga melakukan

pelanggaran
Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai

Sanksi pelanggaran akademik ialah :

Tingkat dan jenis sanksi administrasi sebagaimana terdiri atas sanksi disiplin ringan,
sedang, dan berat sesuai dengan pelanggaran etika akademik serta ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Tingkat dan jenis sanksi akademik terdiri atas:
a. teguran lisan dan atau tulisan;
b. penangguhan semua kegiatan akademik dalam jangka waktu minimal 1 (satu)
bulan, maksimal satu semester di fakultas dan atau lingkungan universitas;
c. rekomendasi pencabutan hak sebagai dosen, mahasiswa, dan peserta didik

universitas.
Sanksi ganti kerugian dapat dikenakan apabila pelanggaran etika mengakibatkan

kerugian material bagi seseorang atau lembaga.


Berdasarkan UU No. 20/2003 sanksi atas tindakan plagiarism (salah satu
pelanggaran akademik) antara lain :
a. Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya di gunakan untuk memperoleh
gelar akademik profesi atau vokasi terbukti melakukan jiplakan maka gelarnya
aka dicabut (pasal 25 ayat 2)
b. Lulusan yang karya ilmiah yang di gunakan untuk memperoleh gelar akademik
profesi atau vokasi sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 25 ayat 2 terbukti
melakukan jiplakan akan di pidana dengan penjara paling lama dua tahun dan
atau pidana denda paling besar Rp. 200.000.000

40

Yang berkaitan dengan skenario adalah Dokter Rudi mencurigai Tama dan
Dokter Ira karena telah terjadi pelanggaran akademik mengenal skripsi Tama.
V.11. Komisi Akademik Senat Fakultas
Senat Akademik merupakan salah satu organ Universitas selain Majelis Wali
Amanat, Majelis Guru Besar, dan Pimpinan Universitas. Di dalam Peraturan Pemerintah
tersebut disebutkan bahwa Senat Akademik adalah badan normatif tertinggi Universitas
di bidang akademik.
Terdiri dari beberapa komisi yaitu:
Komisi 1
Tugas : Menyusun kebijakan akademik Universitas, peraturan-peraturan Program
Diploma, S1, S2, S3 dan mengesahkan gelar
Komisi 2
Tugas : Memberi masukan kepada Pimpinan Univesitas dalam menyusun Rencana
Strategis, Rencana Kerja dan Rencana Anggaran
Komisi 3
Tugas : Menyusun kebijakan penilaian prestasi dan etika akademik, kecakapan serta
integritas civitas akademik.
Komisi 4
Tugas : Menyusun kebijakan penilaian prestasi dan etika akademik, kecakapan serta
integritas civitas akademik.
Komisi 5
Tugas : Memberi masukan kepada Menteri atas kinerja MWA
Fungsi pokok senat akademik :
Memberi masukan kepada Menteri atas kinerja MWA
Menyusun kebijakan akademik Universitas, mengesahkan gelar, serta peraturan

peraturan program diploma;


Menyusun kebijakan akademik Universitas, mengesahkan gelar, serta peraturanperaturan program diploma;
Yang berkaitan dengan skenario adalah Dokter Rudi mencurigai dan melapor ke

komisi akademik Senat Fakultas untuk mengevaluasi dan member sanksi kepada Tama
dan pembimbingnya.

KESIMPULAN
Adanya pelanggaran akademik dikarenakan komunikan yang tidak baik antara Tama,
dokter Ira, dan dokter Rudi.

41

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

Peraturan

Menteri

Pendidikan

Nasional

Republik

Indonesia.

http://sipma.ui.ac.id/files/dokumen/U_DOSEN/permendiknas-no-17-tahun2010_pencegahan%20plagiat.pdf (diakses 14 September 2015)


Artaria, Myrta. Plagiarism.
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_34197_PlagiarismBnW.pdf (diakses 14
September 2015)
Corry,

Andy.

Etika

Berkomunikasi

dalam

Penyampaian

Aspirasi.

http://journal.tarumanagara.ac.id/index.php/FIKOM/article/viewFile/1128/1224
(diakses 14 September 2015)
Devito, J.A, 2002. Komunikasi Antar Manusia, Jakarta : Profesional Books. Effendy.
Farid Hamid dan A. Rachman, Buku Panduan Skripsi, Universitas Mercu Buana,
Jakarta.
Gustiar,

Dhama.

Plagiarism

and

AntiPlagiarism

Tools.

http://library.uph.edu/Portals/0/Pdf/PLAGIARISM%20AND
%20ANTIPLAGIARISM%20TOOLS.7Maret13.pdf (diakses 14 September
2015)
Hanik, Faela. HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DOSEN PEMBIMBING MAHASISWA DAN PROBLEM FOCUSED
COPING DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA
MAHASISWA FKIP BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS
MURIA

KUDUS.

http://eprints.umk.ac.id/2692/1/SKRIPSI_PENUH.pdf

(diakses 14 September 2015)


Herqutanto. (2013). Plagiarisme, rutuhnya tembok akademik, 1(1), 1-2.
http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/viewFile/1589/1335

(diakses

14

September 2015)
Indriyanto. (2012, Januari). Mencegah terjadinya plagiarisme pada karya tulis. Cara me
ncegah plagiarisme.

http://staff.unila.ac.id/indriyanto/2012/01/17/cara-

mencegah-plagiarisme/ (diakses 14 September 2015)


Jalaludin,

rahmat.

2001.

psikologi

komunikasi

bab1.

http://doristarscreem.blogspot.co.id/2011/05/psikologi-komunikasi-rasa-malasdalam.html. (diakses 14 september 2015)


42

Jusuf, M. H ., danAmir,A. 2008. EtikaKedokterandanHukumKesehatan.Jakarta : EGC.


Kasanah, Nur, SE. 2013. ETIKA PROFESI DAN PROFESIONAL BEKERJA Untuk
Siswa SMK Kelas X Semester 1.
KBBI. Plagiarisme. http://kbbi.web.id/plagiarisme. (diakses 14 September 2015)
Margono, S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan Jakrta: PT RINEKA CIPTA.
Monks, F.J, Knoesrs A.M.P, Haditono Rahayu Siti. 2004. Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Onong, Uchjana, 2002. Dinamika komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2010). Pencegahan dan pe
nanggulangan plagiat di perguruan tinggi, 1-2. http://unnes.ac.id/wpcontent/uploads/Permen-Nomor-17-Thn-2010-tentang-pencegahan-

dan-

penanggulangan-plagiat.pdf (diakses 14 September 2015)


Praktek Baik Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, Buku I, Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat
Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan, Tahun 2004.
R.Rizal Isnanto, ST, MM, MT. 2009. Buku Ajar Etika Profesi (pdf).
Roida, E.F.S.Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Matematika. http://unindra.ac.id/Roida-3.pdf (diakses 14 september 2015)
Rumni Sri, Sundari Siti. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakrta: PT RINEKA
CIPTA.
Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Sulianta, F. (2007). Seri referensi praktis: Konten internet, 71-72.
http://books.google.com/books?isbn=9792717889 (diakses 14 September 2015)
Tim Penulis. 2014.PenyusunBukuPedomanPenulisanSkripsiProgram Sarjana Strata
Satu (S-1). Surabaya: Unesa
Tobing, E. (2013). Pancasila: Membentuk karakter mahasiswa anti plagiarisme.
http://www.academia.edu/4344537/Pancasila_Membentuk_Karakter_Mahasiswa
_Anti-Pl agiarisme (diakses 14 September 2015)
Utorodewo, Felicia, dkk. 2007. "Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah"
. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

43

Anda mungkin juga menyukai