Anda di halaman 1dari 10

Senin, 14 Maret 2011

CA RECTI
03.26 | Diposkan oleh Keigo Sikawa |

TINJAUAN

TEORITIS

CA. RECTI
1.

DEFINISI
Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau
jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar
kanker colorectal adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang
membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).
( Parkwaycancercentre.com )

2.

ETIOLOGI ( Faktor penyebab )


Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah
teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat
penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah
serat.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ).
Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding
dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas.
Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma)
dapat menjadi kanker.
Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang
menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativaatau penyakit Crohn)
selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar
Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal
dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat
kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko
yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.
Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat
kanker colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih
besar, khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang
tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih
besar terkena kanker colorectal.

Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih
tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia
50 tahun ke atas.
( parkwaycancercentre.com )
1.
JENIS KLASIFIKASI

Dokter membagi kanker colorectal berdasarkan stadium berikut:

1.

2.
3.

4.
5.
6.

Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon


atau rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal Stadium
0.
Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum.
Tumor belum tumbuh menembus dinding.
Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus
dinding kolon atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di
sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening,
Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di
sekitarnya, tapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya
hati atau paru-paru.
Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh
kembali setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini
dapat kambuh kembali dalam kolon atau rektum, atau di bagian tubuh yang lain.
( parkwaycancercentre.com )

Menurut klasifikasi duke berdasarkan atas penyebaran sel karsinoma dibagi menjadi :
Kelas A
: Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B
: Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C
: Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D
: Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ).
2.

ANATOMI, PATOFISIOLOGI
Patofisiologi :
Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma ( muncul dari lapisan
epitel usus). Di mulai sebagai polip jinak (dapat diakibatkan pola diet rendah serat)
tetapi dapat menjadi ganas karena faktor mutasi (sesuai dengan teori seleksi sel,dr.
Jan tambayong,patofisiologi hal. 69) dan menyusup serta merusak jaringan normal
serta meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker dapat terlepas dari tumor dan
menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati. Melalui
proses invasi dengan cara tumbuh menyebar keluar lokasi asalnya, dilanjutkan
pemisahan sel dengan menembus pembuluh darah,kemudian menetap pada
endotelium yang disebut proses diseminasi akhirnya sel kanker ini menetap pada area
baru dan menyasuaikan diri untuk pertumbuhan selanjutnya yang disebut proliferasi.
Sumber : Patofisiologi untuk keperawatan hal.67-72 (dr. Jan tambayong) dan brunner
&
sudarth,hal. 1136.

3.

DAMPAK PADA BERBAGAI SISTEM TUBUH

Ca. Recti dapat bermetastasis ke organ lain seperti hati, paru-paru, limfe hal ini dapat
menyebabkan gangguan atau kerusakan fungsi organ tersebut.
4.
MANIFESTASI KLINI

Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit/konstipasi)

Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya

Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda

Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya

Sering kembung atau keram perut, atau merasa kekenyangan

Kehilangan berat badan tanpa alasan

Selalu merasa sangat letih

Mual atau muntah-muntah.


( parkwaycancercentre.com )
1.
PROSEDUR DIAGNOSTIK

Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test


FOBT): Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat
mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena tes ini hanya
mendeteksi darah, tes-tes lain dibutuhkan untuk menemukan sumber darah tersebut.
Kondisi jinak (seperti hemoroid), juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran.

Sigmoidoskopi: Dokter akan memeriksa rektum Anda dan bagian bawah kolon
dengan tabung cahaya (sigmoidoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang
dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.

Kolonoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan seluruh kolon dengan


menggunakan tabung panjang bercahaya (kolonoskop). Jika ditemukan polip
(pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.

Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema): Prosedur ini


mencakup pengisian kolon dan rektum dengan bahan cair putih (barium) untuk
meningkatkan kualitas gambar sinar X. Dengan demikian, ketidaknormalan (seperti
polip) dapat terlihat dengan jelas.

Pemeriksaan rektal secara digital: Pemeriksaan rektal seringkali menjadi


bagian pemeriksaan (check-up) fisik rutin. Dokter akan memasukkan jari dengan
sarung tangan yang telah dilumasi ke dalam rektum, untuk merasakan
ketidaknormalan.
( parkwaycancercentre.com )
1.
MENEJEMEN KLINIKS ( Penatalaksanaan )
Penatalaksanaan medis :

Penghisapan nasogastrik
Jika didapati pasien dengan obstruksi usus dan terjadi perdarahan yang cukup berarti.

Terapi komponen darah (Endoskopi, Ultrasonografi, Laparoskopi)


Dilakukan pada periode pre operatif.

Terapi ajufan
1. Kemoterapi
2. Terapi radiasi
3. Imunotropi
Dilakukan/dapat digunakan pada periode pre operatif,intraoperatif dan post operatif.

Alat radiasi intrakovitas


Digunakan pasca operasi untuk mengurangi resiko kekambuhan tumor dengan cara
diimplantasikan.
Metode pentahapan yang sering digunakan secara luas adalah klasifikasi duke :
Kelas A
: Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B
: Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C
: Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.

Kelas D
: Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ).
Penatalaksanaan bedah :

Kolonoskopi
Untuk kanker yang terbatas pada satu sisi.

Polipektomi
Metode dalam kolostomi laparoskopik agar dapat meminimalkan area pembedahan
pada beberapa usus.

Laser Nd:YAG
Efektif untuk lesi A,B dan C
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan besarnya tumor. Pemilihan prosedur
pembedahan tumor sebagai berikut (menurut Duoghty & Jackson,1993)
1. Reseksi segmental : anastomosis ( pengngkatan tumor dan porsi usus
pada sisi pertumbuhan,pembuluh darah dan nodus limfatik.
2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen
(pengangkatan tumor dan persi sigmoid dan semua rektum dan sfingter
anal).
3. Kolostomi sementara dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekompresi usus awal
dan persiapan usus sebelum reseksi).
4. Kolostmi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksi
yang tidak dapat direseksi).
(Brunner & suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah ed.8,hal. 1127).
1.

KOMPLIKASI
Hemmoragi (perdarahan)

Syok
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN
NEOPLASMA, Ca. RECTI

1.

PENGKAJIAN
1.
1.
2.
2.
1.
1.
2.
3.

Anamnese
Identitas pasien.
Identitas penanggung jawab.
Keluhan utama
Dilihat dari tanda dan gejala penyakit.
Riwayat penyakit sekarang
Dengan format P Q R S T
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pola kebiasaan
1. Pemeliharaan kesehatan.
2. Pola pelatihan aktivitas.
3. Pola nutrisi.
4. Pola istirahat dan tidur.

5. Pola eliminasi.
6. Riwayat spiritual,sosial dan konsep diri.
KELUHAN UTAMA PASIEN
Nyeri abdomen / rektum.

1.

Konsultasi feses terdapat darah.

Konsultasi adanya kecemasan kehilangan anggota tubuh dan


perubahan fungsi tubuh.
1.
PEMERIKSAAN FISIK
Dengan "RECTAL TOUCHER" biasanya diketahui :
1.
Tonus sfingterani keras/lembek.
2.
Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
3.
Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor yang dapat
teraba ataupun tidak.
2.
PROSEDUR DIAGNOSTIK
Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test
FOBT).
Sigmoidoskopi

Kolonoskopi

Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema)

Pemeriksaan rektal secara digital


ANALISA DATA

PRE OPERASI
NO
1

DS
:

DO
:

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

klien mengeluh pada


daerah rektal

Ca. Recti

Nyeri

klien tampak
meringis menahan
sakit.
klien tampak
lemah

Mendesak jaringan
disekitarnya
mengeluarkan zat
neurotransmiter
Medulla spinalis
Medulla oblongata
Korteks serebri

DS
:

Klien mengatakan takut


untuk operasi karena
resiko kematian

Nyeri
Ca. Recti
Takut mati, takut

Berduka /
antisipasi

DO
:

klien tampak
cemas
klien gelisah

DS
:

wajah klien
tampak murung

Klien mengatakan
badannya terasa lemah

perubahan pada
kehidupan sosial
Gangguan konsep diri

Berduka
Ca. Recti

nutrisi tubuh
kurang dari
kebutuhan

Metastasis

klien tampak
lemah
klien tampak
pucat

DO
:

hipermetabolik dan
asupan nutrisi tetap
nutrisi tubuh kurang dari
kebutuhan

POST OPERASI
NO
1

DS
:

DATA

klien mengatakan nyeri pada


daerah pembedahan

ETIOLOGI

MASALAH

Pembedahan

Nyeri

terputusnya kontinuitas
jaringan
DO
:

klien tampak lemah

klien tampak
meringis menahan nyeri
nyeri skala 8

mengeluarkan zat
neurotransmiter
Medulla spinalis
Medulla oblongata
Korteks serebri

DS
:
DO
:

Nyeri
Pembedahan

terdapat luka irgasi


pembedahan

Terputusnya kontinuitas
jaringan
Port de entry

Resiko infeksi

DS
:

Resiko infeksi
Ca. Recti

Klien mengatakan kotor


didaerah badannya

Defisit
perawatan diri

pembedahan
Tampak badan klien kotor
dan kurang terawat
DO
:

Imobilisasi/
Bedrest (istirahat total)

ADL terganggu
Defisit perawatan diri
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN
NEOPLASMA, Ca. RECTI
PRE OPERASI
DIAGNOSA 1
Nyeri sehubungan dengan adanya kanker pada daerah rektal.
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Setelah dilakukan

tindakan keperawatan
diharapkan nyeri yang

dirasakan oleh klien


hilang atau tidak
dirasakan lagi.

Kaji tingkat
nyeri.
Berikan
tehnik distraksi
dan relaksasi

Berikan
lingkungan yang
nyaman pada
klien.

Berikan
analgetik sesuai
prosedur/instruk
si dokter.

Untuk
mengetahui
seberapa dalam
nyeri yang
dirasakan.
Agar
membantu
mengurangi rasa
sakit.
Meningkatkan
relaksasi dan
membantu
memfokuskan
kembali perhatian.
Nyeri adalah
komplikasi serng
pada kanker,dengan
memberi analgetik
dapat mengurangi
rasa nyeri.

EVALUASI
Nyeri yang
dirasakan
klien tidak
dirasakan lagi.

DIAGNOSA 2
Berduka sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan rasa takut karena resiko
kematian.
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
EVALUASI

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan klien
dapat informasi
yang diperukan
dan dapat
mengembalikan
kepercayaan diri

seperti semula.

Kaji
klien/orang
terdekat
terhadap duka
yang dialami.
Jelaskan
sesuai
kebutuhan.
Perkiraka
n syok awal
dan ketidak
yakinan
setelah
diagnosis
kanker
dan/atau
prosedur yang
menimbulkan
trauma.
Diskusika
n informasi
yang
diperlukan
klien
Dorong
pengungkapan
pikiran/masala
h dan
penerimaan
ekspresi
kesedihan,mar
ah dan
penolakan

Pengetahu
an tentang
proses berduka
memperkuat
normalitas
perasaan/reaksi
terhadap apa
yang dialami
dan dapat
membantu
pasien
menghadapi
lebih efektif
dengan mereka.
Sedikit
pasien yang
benar-benar
siap untuk
realita
perubahan yang
dapat terjadi.
Untuk
menyampaikan
informasi yang
dibutuhkan oleh
pasien.
Pasien
merasa
terdukung
mengekspresika
n perasaan
dengan
memahami
bahwa konflik
emosi yang
dalam dan
sering adalah
normal dan
dapat dialami
oleh orang lain
dalam situasi
sulit.

Klien memperoeh
pengetahuan akan
penyakitnya dan klien
dapat beraktivitas
dengan
normal,merencanakan
masa depan.

DIAGNOSA 3
Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan hipermetabolik akibat kanker.
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
EVALUASI
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan BB
stabil dan
pemahaman
pengaruh

Pantau
masukan
makanan tiap
hari, biarkan
pasien
menyimpan
buku harian

Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi
kekuatan.
Kebutuhan
jaringan metabolik
ditingkatkan begitu

BB stabil dan
pemahaman
pengaruh
individual pada
masukan
adekuat dan
klien mampu

individual pada
masukan adekuat
dan pasien dapat
berpartisipasi

dalam intervensi
spesifik untuk
merangsang nafsu
makan.

tentang
makanan sesuai
indikasi.
Dorong
pasien untuk
makan diet
tinggi kalori
kaya nutrien
dengan
masukan cairan
adekuat dan
dorong
penggunaan
suplemen dan
makan

sering/lebih
sedikit dibagibagi selama
sehari.
Ciptakan
suasana makan
malam yang
menyenangkan.
Dorong pasien
untuk berbagi
makanan
dengan
keluarga/teman.
Dorong
komunikasi
terbuka
mengenai
masalah
anoreksia.

juga cairan (untuk


menghilangkan
produk sisa) dan
suplemen dapat
memainkan peran
penting dalam
mempertahankan
maskan kalori da
protein adekuat.
Membuat waktu
makan lebih
menyenangkan,yang
dapat meningkatkan
masukan
Sering sebagai
sumber distres emosi
khususna untuk
orang terdekat yang
menginginkan untuk
memberi makan
pasien dengan
sering. Bila pasien
menolak orang
terdekat dapat
merasa
ditolak/frustasi.

POST OPERASI
DIAGNOSA 1
Nyeri pada post operasi sehubungan dengan pembedahan.
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan nyeri
yang dirasakan
oleh klien hilang
atau tidak
dirasakan lagi.

Kaji
tingkat nyeri.
Atur
posisi pasien
senyaman
mungkin.
Ajarkan
tenik distraksi
dan relaksasi.
Kolabora
si dengan tim

Bermanfaat
dalam evaluasi.
Nyeri
menentukan
efektivitas terapi.
Meningkatk
an relaksasi dan
meningkatkan
kemampuan
koping pasien.
Membantu

berpartisipasi
dalam intervensi
spesifik untuk
merangsang
nafsu makan.

EVALUASI
Klien mengungkapkan
tidak nyeri lagi,nyeri
berkurang dan klien
tidak tampak meringis
dan menahan sakit
lagi.

dokter dalam
pemberian
terapi
analgetik

memfokuskan
perhatian dan
membantu
pasien untuk
mengatasi nyeri.

DIAGNOSA 2
Resiko infeksi sehubungan dengan adanya luka akibat pembedahan.
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan
klien tidak akan mengalami
infeksi akibat
mikroorganismelalui luka
pembedahan.

Observasi
tanda-tanda
infeksi.
Gunakan
tehnik septik
dalam setiap
tindakan
keperawatan
terhadap luka
pembedahan.
Tekankan
higiene
personal.

Pengontro
lan tanda-tanda
infeksi sejak
dini.
Mencegah
masuknya
mikroorganisme
melalui luka
pembedahan.
Membantu
potensial
sumber infeksi
dan/atau
pertumbuhan
sekunder.

DIAGNOSA 3
Defisit perawatan diri sehubungan dengan keterbatasan aktivitas fisik.
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Setelah dilakukan

tindakan keperawatan
diharapkan defisit
keperawatan diri
pasien
dapat teratasi.
Dengan kriteria hasil :

kuku dan kulit pasien


tidak kotor.

Ajakan pada

keluarga untuk
membantu
pemenuhan
kebutuhan dasar klien
seperti mandi dan

makan.
Bantu perawatan
diri/personal hygiene
klien seperti
perawatan
kuku,rambut dan kulit.

EVALUASI

Salah
satu
pemenuhan
rasa
nyaman.
Salah
satu
pemenuhan
rasa
nyaman.

Tanda-tanda
infeksi tidak
terjadi.

EVALUASI
Kebutuhan
dasar aktivitas
pasien
terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Potter, Patricia A Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran : Arti dan keterangan Istilah. Jakarta : EGC.
www.google.com//kanker rectum/PCC (Parkway Cancer Centre).

Anda mungkin juga menyukai