SIMPLISIA
OLEH :
ADELYA
ANCU SUGIANTO
ANITA ULANDARI
ATIRAH OKTARINA
AYU RAHMANI RAHIM
FITRIANI HASMIN
HARIYANI
HASRINA HASYIM
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
2015
A. Pengertian
Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III, adalah bahan
alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapaun juga kecuali dinyataka lain berupa bahan yang telah dikeringkan.
Nama Simplisia
Asal
Kegunaan
Agerati folium
Daun
Bandotan(Ageratum Perawatan rambut, sakit perut, obat
conyzoides L.)
luka
Basilici folium
Daun
basilicum L.)
Carambolae flos
Bunga
belimbing
manis Peluruh dahak/obat batuk (ekspektoran)
(Averrhoa carambola L.)
Eurycomae Radix
Granati Cortex
Kulit batang
granatum L.)
Jasmini radix
Akar
melati
(Jasminum Obat luka,obat pereda rasa sakit
sambac (L.) W.Ait)
(ekspektoran),
Kalanchois Folium
Lansii Semen
Lagenarieae Fructus
penurun
Buah labu panjang, buah labu Peluruh air seni (diuretik), peluruh
air(Lagenaria siceraria (Molina) dahak, obat batuk (ekspektoran),
Standley)
penurun panas (antipiretik).
Nama Simplisia
Asal
Kegunaan
Ikan
lebah
Bahan
tambahan
pada
sediaan
farmasetik umumnya sebagai dasar
pembuatan salep, bahan pembuatan
sabun, pasta, dsb.
Digunakan
dalam
makanan
dan
sebagai bahan pembuatan salep, dsb.
Lebah(Apis mellifera)
Lebah(Apis mellifera)
Mel depuratum
(madu lebah)
Adeps lanae
(lemak bulu domba)
Adeps suillus
(lemak perut babi)
Cera Alba
(malam putih)
Cera Flava
Gelatinum
Ikan, sapi, dan babi(protein Sebagai salah satu bahan baku dari
yang dihasilkan dari tulang permen lunak, jeli, dan es krim, dan
dan kulit binatang)
sebagai bahan pembuatan salep, dsb.
Minyak ikan hiu
Sumber
kalori
dan
avitaminosis A dan B
Oleum charcharidis
Cetaceum
Thyroidum
pengobatan
Nama Simplisia
Asal
Kegunaan
Mempertahankan
kesuburan,
memperkuat
daya
tahan
tubuh,
membantu dalam proses penyembuhan
dan
mampu
membantu
agar
menghasilkan sekitar 100 enzim yang
diperlukan. Seng juga berguna untuk
kecantikan kulit yaitu dapat mencegah
timbulnya jerawat, mecegah kulit kering,
dan membantu regerasi kulit
Mangan (Mn)
Kromium (Cr)
dan keju
Magnesium (Mg)
Vaselin flavum
Vaselin album
Vaselin flavum yang telah Bahan salep (tidak untuk salep mata),
diputihkan
dengan pencahar lemak.
menggunakan asam sulfat
Destilasi minyak mineral
Parafin liquidum
Parafin solidum
C. Penggolongan simplisia
Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya
Datura Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel
yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja
dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahanbahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari
tanamannya.
b. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zatzat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia
murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel
depuratum).
c. Simplisia Pelikan atau Mineral
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga
( Dep.Kes RI,1989).
Selain ketiga jenis simplisia diatas juga terdapat hal lain, yaitu benda
organic asing yang disingkat benda asing, adalah satu atau keseluruhan
dari apa-apa yang disebut dibawah ini :
1. Fragmen, merupakan bagian tanaman asal simplisia selain bagian
tanaman yang disebut dalam paparan makroskopik, atau bagian
sedemikian nilai batasnya disebut monografi.
2. Hewan hewan asing, merupakan zat yang dikeluarkan oleh
hewan, kotoran hewan, batu tanah atau pengotor lainnya.
D. Contoh simplisia
Klasifikasi Sampel
CORTEX adalah kulit batang, merupakan bagian kulit yang digunakan
sebagai ramuan obat. Simplisia kulit batang umumnya diambil dari bagian
kulit terluar tanaman tingkat tinggi yang berkayu. Bagian yang sering
digunakan sebagai bahan ramuan meliputi kulit batang, cabang atau kulit
akar sampai ke lapisan epidermis.
Keluarga
: Lauraceae
Zat
berkhasiat
utama/isi
Minyak
atsiri
yang
mengandung
egenol
cm diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan dibiarkan tumbuh untuk
dipotong lagi setelah mencapai tinggi 2-3 meter.
Akar merupakan salah satu organ tumbuhan yang paling penting disamping
batang dan daun, bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus.
Daftar radix yang akan dibahas
: Ginseng
: Panax schinseng
Keluarga
: Araliaceae
Penggunaan
Pemerian
: Akar
Sediaan
Waktu panen
berumur 5 6 tahun
Penyimpanan
CURCUMAE RHIZOMA ( FI )
Nama lain
Keluarga
: Zingiberaceae
Penggunaan
: Kolagoga, antispasmodika
Pemerian
Waktu panen
: Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas
yang sudah mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas
penanamannya dilakukan pada musim kemarau berikutnya.
Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak jelas musim
kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur 9 bulan atau lebih. Cara panen
dilakukan dengan membongkar rimpang menggunakan garpu
Syarat Temulawak kering untuk ekspor sebagai berikut:
Warna
Aroma
Rasa
Kelembaban
: Maksimum 12 %
Abu
:37%
Pasir
:1%
Daun
Kingdom : Plantae.
Division : Magnoliophyta.
Class : Magnoliopsida.
Ordo : Piperales.
Family : Piperaceae.
Genus : Piper.
Species : P. Betle
Bunga
Klasifikasi Tanaman
Nama Simplisia
: Jasmini flos
Tanaman Asal
: Jasminum sambac L
Divisi
: Magnoliophyta
Sub Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Scrophularies
Famili
: Oleaceae
Genus
: Jasminum
Spesies
: Jasminum sambac
Kandungan
E. Cara pembuatan
1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung
pada :
1. Bagian tanaman yang digunakan.
2. Umur tanaman yang digunakan.
3. Waktu panen.
4. Lingkungan tempat tumbuh.
sejumlah mikroba. Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan
jumlah rnikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk
pencucian kotor, maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat
bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat
menipercepat pertumbuhan mikroba.
4. PERAJANGAN
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan
bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan
dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi
dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan
pisau, dengan alat mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau
potongan dengan ukuran yang dikehendaki.
Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan air,
sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis
juga dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah
menguap. Sehingga mempengaruhi komposisi bau dan rasa yang diinginkan. Oleh
karena itu bahan simplisia seperti temulawak, temu giring, jahe, kencur dan bahan
sejenis lainnya dihindari perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah
berkurangnya kadar minyak atsiri. Selama perajangan seharusnya jumlah mikroba
tidak bertambah. Penjemuran sebelum perajangan diperlukan untuk mengurangi
pewarnaan akibat reaksi antara bahan dan logam pisau. Pengeringan dilakukan
dengan sinar matahari selama satu hari.
5. PENGERINGAN
Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar
air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau
perusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu
dapat merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.Enzim
tertentu dalam sel, masih dapat bekerja, menguraikan senyawa aktif sesaat setelah
sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih mengandung kadar air
tertentu. Pada tumbuhan yang masih hidup pertumbuhan kapang dan reaksi
enzimatik yang merusak itu tidak terjadi karena adanya keseimbangan antara
proses-proses metabolisme, yakni proses sintesis, transformasi dan penggunaan isi
sel. Keseimbangan ini hilang segera setelah sel tumbuhan mati. Sebelum tahun
1950, sebelum bahan dikeringkan, terhadap bahan simplisia tersebut lebih dahulu
dilakukan proses stabilisasi yaitu proses untuk menghentikan reaksi enzimatik.
Cara yang lazim dilakukan pada saat itu, merendam bahan simplisia dengan etanol
70% atau dengan mengaliri uap panas. Dari hasil penelitian selanjutnya diketahui
bahwa reaksi enzimatik tidak berlangsung bila kadar air dalam simplisia kurang
dari 10%.
1. Pengeringan Alamiah.
Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian tanaman yang
dikeringkan, dapat dilakukan dua cara pengeringan :
1. Dengan panas sinar matahari langsung. Cara ini dilakitkan untuk
mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras seperti kayu, kulit kayu,
biji dan sebagainya, dan rnengandung senyawa aktif yang relatif stabil.
Pengeringan dengan sinar matahari yang banyak dipraktekkan di Indonesia
merupakan suatu cara yang mudah dan murah, yang dilakukan dengan cara
membiarkan bagian yang telah dipotong-potong di udara terbuka di atas
tampah-tampah tanpa kondisi yang terkontrol sepertl suhu, kelembaban
dan aliran udara. Dengan cara ini kecepatan pengeringan sangat tergantung
kepada keadaan iklim, sehingga cara ini hanya baik dilakukan di daerah
yang udaranya panas atau kelembabannya rendah, serta tidak turun hujan.
Hujan atau cuaca yang mendung dapat memperpanjang waktu pengeringan
sehingga memberi kesempatan pada kapang atau mikroba lainnya untuk
tumbuh sebelum simplisia tersebut kering.
2. Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari
langsung. Cara ini terutama digunakan untuk mengeringkan bagian
tanaman yang lunak seperti bunga, daun, dan sebagainya dan mengandung
senyawa aktif mudah menguap.
2. Pengeringan Buatan
sortasi disini dapat dilakukan dengan atau secara mekanik. Pada simplisia bentuk
rimpang sering jurnlah akar yang melekat pada rimpang terlampau besar dan
harus dibuang. Demikian pula adanya partikel-partikel pasir, besi dan bendabenda tanah lain yang tertinggal harus dibuang sebelum simplisia dibungkus.
Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau
cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian
bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang
membahayakan kesehatan.
Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau
tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah
yang langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah
yang tidak bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan
perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan
resmi.
Wadah tertutup baik: harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
Suhu Penyimpanan
Dingin
: suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara
20C 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.
Sejuk
: suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus
F. Penamaan simplisia
Tata Nama Latin Tanaman
1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus
dan perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari
padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa
adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf
besar dan
kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin
diikuti dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin
tersebut.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut :
Nama ahli botani
Linnaeus
De Candolle
Miller
Houttuyn
Disingkat sbg
L
DC
Mill
Houtt
2. Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2
kata (3 kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix mas
Strychnos nux vomica
Hibiscus rosa sinensis
3. Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang
berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga
ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan
terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan uraian morfologis tersebut.
Tata Nama Simplisia
Zingiberis Rhizoma
Belladonnae Herba, Serpylli Herba, Ipecacuanhae
2.
tanaman :
Radix, Stramonii Herba
Genus + petunjuk species + nama Curcuma aeruginosae Rhizoma, Capsici frutescentis
3.
bagian tanaman :
Fructus
Cara memanen
Buah. Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara me-metik.
Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan kualitas
yang rendah dan kuantitasnya berkurang. Buah yang dipanen pada saat masih
muda, seperti buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji dan buah ceplukan akan
memiliki rasa yang tidak enak dan aromanya kurang sedap. Begitu pula halnya
dengan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan pe-nurunan kualitas karena
akan terjadi perombakan bahan aktif yang ter-dapat di dalamnya menjadi zat lain.
Selain itu tekstur buah menjadi lembek dan buah menjadi lebih cepat busuk.
Daun. Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan
sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan memangkas
tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang bersih atau
gunting stek. Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang
diperoleh rendah dan kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah, seperti
tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji pada umur
6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah
tanam. Demikian juga dengan pe-manenan yang terlambat menyebab-kan daun
mengalami penuaan (se-nescence) sehingga mutunya rendah karena bahan
aktifnya sudah ter-degradasi. Pada beberapa tanaman pemanenan yang terlambat
akan mempersulit proses panen.
Rimpang. Untuk jenis rimpang waktu pe-manenan bervariasi tergantung penggunaan. Tetapi pada umumnya pe-manenan dilakukan pada saat tanam-an
berumur 8 - 10 bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan eks-por dalam
bentuk segar jahe dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk
bibit 10 - 12 bulan. Selanjutnya untuk keperluan pem-buatan jahe asinan, jahe
awetan dan permen dipanen pada umur 4 - 6 bulan karena pada umur tersebut
serat dan pati belum terlalu tinggi. Sebagai bahan obat, rimpang di-panen setelah
tua yaitu umur 9 - 12 bulan setelah tanam. Untuk temu-lawak pemanenan rimpang
dilaku-kan setelah tanaman berumur 10 - 12 bulan. Temulawak yang dipanen pada
umur tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang tinggi.
Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen pada
pertengahan musim kemarau. Saat panen yang tepat ditandai dengan mulai
menge-ringnya bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah (daun dan
batang semu), misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan kencur.
Bunga. Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam bentuk
segar maupun kering. Bunga yang digunakan dalam bentuk segar, pemanenan
Pemetikan dimulai dari tanaman bagian bawah menuju atas. Daun dipetik sekitar
60 cm dari permukaan tanah , dengan tujuan meminimalkan bila ada kotoran atau
debu yang menempel, . Bila daun dipetik sekitar 10 cm dari permukaan tanah,
kotoran terlalu banyak sehingga kurang layak panen. Semakin sering daun
dipanen, semakin cepat tunas tumbuh, lanjutnya. Pemetikan sebaiknya pada pagi
hingga pukul 11.00. Bila dipetik pada sore hari, menghambat proses pengeringan.
Pemetikan dengan pisau tajam dan steril.
- PASCA PANEN :
Selesai dipetik, daun disortir dengan standar mutu : daun bersih, segar, tebal, dan
mengkilap. Daun kotor, cacat, dan kusam dibuang. Daun direndam dalam air
selama 1530 menit untuk membersihkan kotoran dan debu yang menempel.
Kemudian
dibilas
hingga
bersih,
dan
ditiriskan.
Langkah berikutnya daun dirajang dengan alat yang bersih, steril, dan tajam.
Lebar irisan sekitar 1 cm, langsung dikeringanginkan di atas tampah beralas kertas
selama 1 jam. Rajangan yang telah kering 60% ditutup dengan kain hitam
transparan untuk menghindari debu, serangga, atau kemungkinan terbang karena
tertiup
angin.
Setelah kering, daun dimasukkan ke kantong plastik tebal transparan. Bila perlu
berikan silica gel untuk menyerap kadar air. Tutup rapat kantong, beri label, dan
tanggal kering. Kemudian simpan di tempat bersih, tidak lembap, dan mudah
dijangkau, misalnya stoples kaca. Dengan cara ini kualitas sirih merah tetap
terjaga hingga setahun. Ketika hendak mengkonsumsi, ambil rajangan kering sirih
merah 34 lembar, dan rebus hingga mendidih. Minumlah setelah rebusan dingin
dan melalui penyaringan.
Daun sirsak yang saya jual, baik yang segar maupun yang sudah dikeringkan
adalah daun yang sudah dipilih. Daun yang kurang baik tidak digunakan.
DEFENISI HERBARIUM
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700)
untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550)
seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama
yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas
serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Ramadhanil, 2003).
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak
disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk
herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen
yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan
herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya
buah (Setyawan dkk, 2005).
No.
1
Bagian
Tanaman
Kulit Batang
Batang
Kayu
Cara Pengumpulan
Dari batang utama dan
cabang, dikelupas dengan
ukuran panjang dan lebar
tertentu
;untuk
kulit
batang
mengandung
minyak atsiri/ golongan
senyawa fenol digunakan
alat pengelupas bukan
logam.
Dari cabang dipotongpotong dengan panjang
tertentu dan diameter
cabang tertentu.
Dari batang atau cabang,
dipotong
kecil
atau
diserut(disugu)
setelah
dikelupas kulitnya.
Kadar Air
Simplisia
10%
10%
10%
Daun
Bunga
Pucuk
Akar
Rimpang
Buah
10
Biji
11
Kulit Buah
12
Bulbus
5%
5%
8%
10%
8%
8%
10%
8%
No.
Nama Latin
Radix
Keterangan
akar (root), sering tidak sama dengan konsep botani. Namanya
Rhizoma
Tuber
Bulbus
mengandung klorofil.
wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu.
Namun
sering
keliru,
misalnya
Quassiae
Iignum
juga
kecil.
bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium.
Folium
Flos
Fructus
karangan bunga.
fruit, buah yang berupa buah yang belum masak, sudah tua
10.
11.
12.
Pericarpium
Semen
Herba
13.
Aetheroleum
14.
15.
16.
17.
Oleum
Pyroleum
Resina
Balsamum
Contoh
2. Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari
2 kata (3 kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda
(-). Contoh : Hibiscus rosa-sinensis
3. Kadang-kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman
yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan ini terjadi
sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang
bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan uraian
morfologis tersebut.
Tatanama (Nomenclature)
[1]
http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_nama
Kebanyakan obat gubal berasal dari tumbuhan. Nama tumbuhan obat sering
dalam bahasa Latin Famasi. Di negara yang menggunakan bahasa Inggris,
biasanya sering digunakan nama Inggris. Nama Latin biasanya kata pertama
menunjukkan marga (genus) dan kata kedua menunjukkan jenis (species)
tumbuhan, demikian pula bagian tumbuhan yang digunakan. Kata ini yang
digunakan
untuk
menunjukkan
bagian
tanaman:
* Radix : akar (root), sering tidak sama dengan konsep botani. Namanya radix
ternyata merupakan rhizomes (akar tinggal).
* Tuber : bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi, yang secara botani
merupakan akar/rhizoma. Tuber adalah bagian tumbuhan yang menebal,
utamanya terdiri dari parenkim tempat menyimpan makanan (biasanya
pati/amilum) dan dengan sedikit bagian yang berkayu.
* Bulbus : onion, umbi Iapis. Secara botani umbi Iapis adalah batang, yang
diselimuti dengan daun bernutrisi yang biasanya hanya sedikit mengandung
klorofil.
* Lignum : wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu.
Namun sering keliru, misalnya Quassiae Iignum juga mengandung kulit
batang yang tebal, walaupun hanya sebagian kecil.
* Cortex : bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat
berasal dan akar, batang, dan cabang.
* Flos : flower, bunga yang terdiri dari bunga tunggal atau seluruh karangan
bunga.
* Fructus : fruit, buah yang berupa buah yang belum masak, sudah tua belum
masak, sudah masak.
* Semen : seed, biji terdiri dan seluruh biji atau biji tanpa kulit.
* Herba : herb, Bagian tumbuhan di atas tanah (aerial parts) terdiri dari
batang, daun, bunga, dan buah.
* Oleum : oil, minyak lemak (fixed oil) yang berasal dari tumbuhan yang
dipisahkan dengan pengepresan.
* Resina : resin, yaitu produk dan sekret tumbuhan tertentu atau hasil destilasi
balsam, yaitu residu penyulingan balsam.
* Balsamum : balsam, Ianutan resin dalam minyak atsiri yang dihasilkan oleh
tumbuhan tertentu.
yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam
seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat
sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli
dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama
kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.
Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi
Tata Nama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut
kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama
Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional
bagi Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi,
khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku
bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tata Nama Tanaman
Budidaya, ICNCP).
Aturan penulisan
spesiesmengikutinya.
1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis
dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine
soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini
adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20.
Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus,
nama atau epitet spesies diawali dengan huruf besar jika diambil dari
nama orang atau tempat.
2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang
terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
diberi
tanda
kurung
(parentesis).
max
Merr.)
TERHADAP
BEBERAPA
TINGKAT
Tatanama trinomial
Penamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies
(subspesies). Dalam zoologi penamaan ini disebut "trinomen" sedangkan di