Anda di halaman 1dari 7

Seorang Wanita Hamil dengan Nyeri Akut Perut Kanan Bawah

Agusdianto Bello Chrisdarmanta A.Putra


102012222
Fakultas KedokteranUniversitas Kristen KridaWacana
JalanArjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
email : agusdianto.putra@civitas.ukrida.ac.id
PENDAHULUAN
Ovarium manusia mempunyai kecenderungan yang mencolok untuk terjadi berbagai
macam tumor yang kebanyakannya jinak. Sesungguhnya sebagian besar tumor ovarium adalah
non neoplastik. Ovarium adalah sepasang organ pada wanita yang berfungsi untuk reproduksi.
Terletak di pelvis dan mengapit uterus, bentuk dan ukurannya seperti buah almond. Ovarium
berfungsi untuk menghasilkan telur dan hormone-hormon.
Wanita normalnva memiliki 2 ovarium yang berfungsi untuk menyimpan dan
mengeluarkan telur. Kista ovarium dapat mengenai semua wanita dan di semua umur terutama
pada masa reproduksi.
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terdapat pada ovarium. Penemuan kista
ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena adanya kecenderungan menjadi
ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat yang jinak (80-84%). Sekarang ini
semakin sering ditemukan kista ovarium pada seorang wanita dikarenakan pemeriksaan fisik dan
semakin majunya tekhnologi.
Sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala yang nyata, namun sebagian lagi
menimbulkan masalah seperti rasa sakit dan pendarahan. Bahkan kista ovarium yang malignan
tidak menimbulkan gejala pada stadium awal, sehingga sering ditemukan dalam stadium yang
lanjut. Komplikasi yang paling sering dan paling serius pada kista ovarium yang terjadi dalam
kehamilan adalah peristiwa torsio atau terpuntir.
PEMBAHASAN
Anamnesis
Pasien datang dengan onset mendadak, berat, nyeri abdomen bagian bawah unilateral yang
memburuk secara intermiten dalam beberapa jam. Hampir 25% pasien mengalami nyeri bilateral
kuadran bawah yang dideskripsikan sebagai nyeri tajam atau lebih jarang berupa kram.

Mual muntah terjadi pada hampir 70% pasien, menyerupai nyeri yang berasal dari traktus
gastrointestinal dan menyulitkan diagnosis. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya mungkin
membantu sehubungan dengan adanya torsi yang membaik secara spontan. Demam mungkin
merupakan temuan akhir bila ovarium mengalami nekrosis. Onset selama latihan fisik atau
gerakan aktif lainnya umum terjadi.
Terpuntirnya ovarium bisa membuat pasien mengalami hiperpireksia. Ditemukan juga
nyeri yang sedang sampai berat pada abdominal bagian bawah baik itu bilateral atau unilateral.
Bila ada komplikasi dari kista ovarium, ada nyeri yang dirasakan pada adneksa. Jika terjadi
perdarahan atau peritonitis, ditemukan nyeri yang difus pada abdomen dengan adanya nyeri
pantul dan ditemukan juga distended abdomen
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik, sebagaimana anamnesis biasanya tidak spesifik dan sangat bervariasi.
Massa adnexa kenyal, unilateral, dilaporkan pada 50-90%. Bagaimanapun, tidak adanya temuan
ini tidak menyingkirkan diagnosis.
Nyeri tekan umum ditemukan; tetapi cukup ringan pada 30% pasien. Oleh karena itu, tidak
adanya nyeri tekan tidak dapat digunakan untuk menyingkirkan kista ovarium terpuntir. Nyeri
lepas dan muscle rigidity dapat ditemukan dan sering sulit dibedakan dari abses pelvis atau
apendisitis.
Temuan massa ovarium mungkin mengarahkan, namun bisa menyesatkan asal sumber
nyeri. Karena massa yang terlibat biasanya non-neoplasma atau kista hemoragik, yang memang
menimbulkan nyeri pada lokasi dan dengan kualitas yang sama.
c. Pemeriksaan penunjang
USG adalah modalitas gambaran utama untuk pasien yang dicurigai mengalami kista
ovarium terpuntir. Pembesaran ovarium sekunder terhadap kerusakan drainase vena dan
limfatik adalah temuan paling umum pada kista ovarium terpuntir.
Kombinasi Doppler flow imaging dengan penentuan morfologik ovarium dapat
meningkatkan akurasi diagnosis; membantu memperkirakan viabilitas struktur adneksa
dengan menggambarkan aliran darah pada pedikel yang terpuntir dan adanya aliran vena
sentral.

Computed tomography dapat menggambarkan pembesaran ovarium dan massa adneksa,


tapi tidak dapat mengevaluasi da tidaknya aliran darah ke ovarium yang terlibat. CT dapat
berguna dalam menyingkirkan penyebab lain nyeri abdomen bawah bila diagnosis tidak
dapat ditentukan. CT dapat menyingkirkan adanya massa pelvis.
WORKING DIAGNOSIS
Kista Ovarium Terpuntir
Torsi atau puntiran kista ovarium terjadi bila kista terpuntir pada tangkai vaskularnya dan
mengganggu suplai darah. Kista dan ovarium (dan sering diikuti sebagian tuba) mengalami
nekrosis.1
Kista ovarium terpuntir merupakan penyebab nyeri abdomen bagian bawah yang jarang
namun signifikan pada wanita. Presentasi klinisnya sering tidak spesifik dengan temuan fisik
tidak khas, biasanya menimbulkan keterlambatan diagnosis dan penanganan bedah.1
DIFFERENTIAL DIAGNOSES
Urolitiasis
Urolitiasis adalah penyebab paling umum dari sakit perut nonobstetrical yang
memerlukan rawat inap antara pasien hamil.1 Batu simtomatik ditemukan di ureter dua kali lebih
sering dalam pelvis ginjal. 80-90 % didiagnosis setelah trimester pertama.2,3
Urolitiasis pada kehamilan seringkali menjadi tantangan diagnostik dan terapeutik untuk
beberapa alasan. Pertama, efek negatif dari anestesi, radiasi, dan pembedahan sering mempersulit
modalitas diagnostik dan pengobatan tradisional. Kedua, banyak tanda dan gejala urolithiasis
dapat ditemukan pada kehamilan normal atau dapat berhubungan dengan diferensial diagnosis
yang luas dari kelainan abdomen seperti apendisitis, divertikulitis, atau solusio plasenta.
Pengobatan urolitiasis pada kehamilan berkisar dari manajemen konservatif (misalnya,
istirahat di tempat tidur, hidrasi, analgesia) untuk lebih tindakan invasif (misalnya, nefrostomi
perkutan). Dengan diagnosis dan manajemen yang tepat, hasil bagi ibu dan bayi sangat baik.

Apendisitis Akut (AA)


Secara singkat, patofisiologi dari apendisitis akut dikaitkan dengan obstruksi luminal
yang menyebabkan distensi, vena dan drainase limfatik tidak efektif, infeksi bakteri, dan
akhirnya terjadi perforasi dengan kebocoran ke dalam rongga peritoneum.
Secara umum gejala apendisitis akut terdiri dari anoreksia dan nyeri periumbilical, diikuti
mual, nyeri kuadran kanan bawah (RLQ), dan muntah, serta leukositosis. 1 Riwayat dan
pemeriksaan fisik harus memberikan informasi klinis yang cukup untuk mendiagnosa AA,
dengan pemeriksaan radiologi sebagai tambahan dalam mendiagnosis.
Pengobatan dengan pemberian resusitasi cairan intravena dan antibiotik, melakukan
kontrol nyeri, dan merujuk ke bagian bedah umum untuk manajemen operasi definitif. Teknik
operasi untuk AA terdiri dari apendiktomi (operasi pengangkatan usus buntu); Namun, ada
pilihan antara operasi terbuka atau operasi dengan laparoskopi.

Etiologi
Perubahan anatomis yang mempengaruhi berat dan ukuran ovarium dapat mengubah posisi
tuba fallopi dan menimbulkan puntiran. Kehamilan kadang-kadang menyebabkan kista
terpuntir, sekunder terhadap pembesaran ovarium yang terjadi selama ovulasi dengan
kelemahan jaringan penyokong ovarium.
Malformasi kongenital dan pemanjangan tuba fallopi dapat ditemukan pada sebagian pasien
prepubertas muda.
Tumor ovarium. Menyebabkan lebih dari setengah kasus torsi adnexa. Tumor dermoid adalah
yang paling sering. Tumor ganas lebih jarang daripada tumor jinak. Hal ini disebabkan
perlekatan kanker yang memfiksir ovarium ke jaringan sekitar.
Pasien dengan riwayat pembedahan pelvis (terutama ligasi tuba) memiliki resiko lebih tinggi
terhadap kista terpuntir.

Epidemiologi
Hal ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi kebanyakan kasus terjadi pada tahun-tahun
reproduksi awal. Usia rata-rata yang dilaporkan oleh ulasan besar adalah 28 tahun. Persentase

pasien yang lebih muda dari 30 tahun adalah sekitar 70-75%. Dua kelompok perempuan
menunjukkan kecenderungan tertentu yang akan terpengaruh oleh torsi adneksa (kista ovarium
terpuntir): wanita di pertengahan usia 20-an dan wanita yang menopause.
Sekitar 20% dari kasus torsi terjadi selama kehamilan. 1 Wanita postmenopause dengan
adneksa massa juga akan terpengaruh. Remaja juga berisiko; ini mungkin karena perubahan
berat adneksa jatuh tempo mereka.1 Sekitar 17% dari kasus telah ditemukan terjadi pada wanita
premenarchal atau menopause. Meskipun torsi ovarium pada anak-anak yang sangat muda
jarang, kasus ovarium kista torsi dilaporkan dalam 2 tahun.4

Patofisiologi
Kista ovarium terpuntir secara klasik terjadi unilateral pada ovarium yang membesar
patologis. Ketidakteraturan ovarium menimbulkan fulcrum di sekitar tuba yang terlibat. Proses
tersebut dapat berlangsung pada ovarium saja tapi lebih sering mempengaruhi kedua ovarium
dan tuba (adnexa terpuntir). Hampir 60% torsi terjadi pada sisi kanan.
Berbagai faktor mempengaruhi perjalanan kista ovarium terpuntir. Kista ovarium terpuntir
normalnya paling sering terjadi pada usia muda, dimana abnormalitas perkembangan misalnya
tuba yang panjang atau ketiadaan mesosalfing mungkin berperan. Faktanya, kurang dari setengah
terpuntirnya ovarium pada pasien anak melibatkan kista, teratoma, atau massa lainnya. Selama
hamil muda, adanya pembesaran kista korpus luteum mungkin merupakan predisposisi
terpuntirnya kista. Wanita yang menjalani induksi ovulasi untuk infertilitas memiliki resiko lebih
besar, dimana adanya kista teka lutein memperbesar volume ovarium secara bermakna.
Tumor ovarium, jinak maupun ganas berimplikasi pada 50-60% kasus. Massa yang terlibat
hampir seluruhnya lebih besar dari 4-6 cm, walaupun juga mungkin terjadi pada massa
berukuran lebih kecil.
Gejala Klinis
Dari gambaran klinis, kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak menunjukan
gejala atau rasa sakit, kecuali kalau pecah atau terpuntir yang menyebabkan perdarahan
intraperitoneum dan gejala akut abdomen ,sakit yang hebat di daerah perut bagian bawah, dan
kaku.
Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala seperti:

rasa sakit pada panggul

sakit pinggang

sakit saat berhubungan seksual

pendarahan rahim yang abnormal

Tatalaksana
Pembedahan dilakukan untuk menghilangkan jaringan nekrotik. Jika pembedahan tidak
dapat dilakukan, bedrest, cairan intravena, dan analgesik dapat memberikan hasil yang
memuaskan, walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama. Dapat digunakan obat-obatan
untuk mengatasi gejala yang muncul seperti penggunaan antiemetik/ sedatif.5
Komplikasi
Infeksi
Peritonitis
Sepsis
Adhesi
Nyeri kronis
Infertilitas (jarang)
Prognosis
Dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, prognosis torsi ovarium sangat baik.
Namun, kebanyakan pasien dengan kista ovarium terpuntir memiliki diagnosis terlambat, sering
mengakibatkan infark dan nekrosis ovarium. Tingkat penyelamatan ovarium telah dilaporkan di
bawah 10% pada orang dewasa, tetapi sekitar 27% dalam studi pediatrik.3 Tingkat kekambuhan
dari kista ovarium terpuntir adalah 19,5% pada wanita hamil dan 9,1% pada wanita yang tidak
hamil.5
Kesimpulan
Wanita normalnva memiliki 2 ovarium yang berfungsi untuk menyimpan dan
mengeluarkan telur. Kista ovarium dapat mengenai semua wanita dan di semua umur terutama

pada masa reproduksi. Ovarium manusia mempunyai kecenderungan yang mencolok untuk
terjadi berbagai macam tumor yang kebanyakannya jinak. Kista ovarium adalah kantung berisi
cairan yang terdapat pada ovarium. Sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala yang nyata,
namun sebagian lagi menimbulkan masalah seperti rasa sakit dan pendarahan.
Komplikasi yang paling sering dan paling serius pada kista ovarium yang terjadi dalam
kehamilan adalah peristiwa torsio atau terpuntir. Prognosis baik dengan diagnosis yang cepat dan
pengobatan tang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Griffin D, Shiver SA. Unusual presentation of acute ovarian torsion in an adolescent. Am J
Emerg Med. May 2008;26(4):520.e1-3.
2. Anders JF, Powell EC. Urgency of evaluation and outcome of acute ovarian torsion in
pediatric patients.Arch Pediatr Adolesc Med. Jun 2005;159(6):532-5.
3. Hasson J, Tsafrir Z, Azem F, Bar-On S, Almog B, Mashiach R, et al. Comparison of adnexal
torsion between pregnant and nonpregnant women. Am J Obstet Gynecol. Jun
2010;202(6):536.e1-6.
4. Huang TY, Lau BH, Lin LW, Wang TL, Chong CF, Chen CC. Ovarian cyst torsion in a
toddler. Am J Emerg Med. Jun 2009;27(5):632.e1-3.
5. Hasson J, Tsafrir Z, Azem F, Bar-On S, Almog B, Mashiach R, et al. Comparison of adnexal
torsion between pregnant and nonpregnant women. Am J Obstet Gynecol. Jun
2010;202(6):536.e1-6.

Anda mungkin juga menyukai