Anda di halaman 1dari 2

Beyond the limits of your self

Setiap makhluk hidup pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya masingmasing, sebagaimana telah ditakdirkan Allah SWT dan diwahyukan dalam AlQuran sebagai berikut:
Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di sisi-Nya
terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuz). (QS. Ar-Rad : 39)
Jelas bahwa masing-masing makhluk hidup sudah memiliki ketetapan takdir yang
Allah tuliskan. Namun bagaimana makhluk hidup terutama manusia sebagai
makhluk sempurna mampu memaksimalkan apa yang dimilikinyalah yang masih
menjadi masalah saat ini.
Terkadang manusia mengeluh akan kekurangannya, bahkan menyesali takdir
yang telah ditetapkan Allah SWT. Untuk itu dengan adanya materi ini diharapkan
mahasiswa selaku agen utama perubahan mampu bersyukur dan selalu melihat
kekurangan yang dimilikinya sebagai suatu potensi yang dapat ia kembangkan
dan bukannya untuk disesali, serta mampu melakukan lebih dari apa yang biasa
mereka pikirkan dalam kehidupannya.
Dalam keseharian, mayoritas manusia melakukan aktivitas yang biasa mereka
lakukan secara statis, artinya mereka selalu melakukan hal yang itu-itu saja
tanpa memikirkan kualitas hidup yang akan mereka dapatkan jika mereka
melakukan hal-hal lebih dari apa yang biasa mereka lakukan. Contoh kecilnya
ketika seseorang sebutlah namanya A, beliau selalu menyempatkan untuk tidur
siang selama 3 jam ditengah aktivitas kuliahnya. Bagaimana jika waktu tidurnya
itu digunakan untuk mengulang mata kuliah atau untuk terjun dalam organisasiorganisasi di universitasnya. Lebih bermanfaat bukan?? Namun si A berpikir
bahwa ini kebiasaan saya, saya tidak bisa kalau tidak tidur siang, nanti saya gini
gini gini.... itu menyatakan bahwa si A telah membatasi kemampuan diri, yang
seharusnya mampu melakukan lebih dari apa yang dia batasi.
Contoh lain dapat dilihat melalui aspek hubungan manusia dengan Sang Kholiq.
Jika biasanya kita hanya melakukan Shalat 5 waktu yang dianggap ini aja susah
buat tepat waktu Bahkan ini aja masih bolong-bolong. Bukankah itu
pernyataan yang membatasi diri untuk melakukan lebih kepada Allah SWT
dengan amalan-amalan sunnah yang baik.
Pada sisi lain kepada mereka yang memiliki kekurangan, mereka menganggap
mereka itu tidak sempurna sehingga mereka tidak akan bisa meraih hal lebih.
Namun pada kenyataannya banyak dari mereka yang memiliki kekurangan justru
mampu melakukan lebih bahkan mengalahkan orang-orang yang sempurna.
Inilah yang menjadi sasaran utama dari materi ini. Bagaimana mahasiswa
mampu melewati batas dirinya ke arah yang lebih baik. Terlebih para mahasiswa
mempunyai pemikiran kritis yang dapat mereka gunakan untuk melihat masa
depannya melalui investasi yang mereka tanamkan sejak kini dengan didukung
oleh ilmu yang mereka dapat di matakuliah (berkaitan dengan akademis)

ataupun dari mentoring PAAI yang telah dilaksanakan (berkaitan dengan agama)
bahkan dengan ilmu-ilmu di luar yang begitu luar biasa. Melalui sedikit
pemaksaan terhadap diri,support untuk meraih segalanya, konsistensi untuk
berubah, dan dengan mengharap ridho-Allah dunia dan akhirat.. InsyaAllah
semuanya dapat tercapai dengan sukses.

Be the center of change


Pada masa kini, mahasiswa selalu disebut sebagai agen perubahan atau bahkan
the leader of change. Namun, apakah mahasiswa mampu merealisasikan
pernyataan tersebut ditengah arus ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin modern? ditambah lagi dengan budaya barat yang begitu kuat
menerjang dan mempengaruhi para pemuda sekarang.
Materi Be the center of change ini mengarah pada pembentukan kepercayaan
bagi seluruh kader negeri(mahasiswa/i) untuk mampu menjadi pribadi yang
berkualitas dengan memaksimalkan aspek intelektual, emosional dan spiritual
pastinya.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum hingga mereka
mengubahnya sendiri (QS. AR-Rad:11)
Ayat diatas menjelaskan bahwa kita bisa mengubah segala sesuatu yang buruk
menjadi baik dengan optimalisasi pikiran dan perilaku ke arah yang positif
terlebih jika kita mampu untuk mengajak orang lain dalam perubahan itu.
Diriwayatkan oleh Jabir berkata,Rasulullah bersabda : Orang beriman itu
bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak bersikap
ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi
orang lain. (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Pada hadits tersebut jelas bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang
mampu memberikan kebaikan/manfaat bagi yang lainnya. Dengan adanya
materi ini diharapkan para mahasiswa baru mampu menjadi pusat dari
perubahan, bukan hanya menjadi agen/anggotanya melainkan center of change
itu sendiri. Baik perubahan diri, perubahan pergaulan, sampai perubahan di
masyarakat untuk mewujudkan mayarakat madani yang berlandaskan akhlaq
dan iman islam yang kuat kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai