TINJAUAN TEORI
Tinjauan teori
Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, A. Aziz Alimut, 2008, p.54 )
c. Manfaat imunisasi
1)
Untuk anak
: mencegah penderita yang disebabkan oleh
2)
Untuk keluarga
: menghilangkan kecemasan dan psikologi
apabila orang tua yakin bahwa anak akan menjalani masa kanak-
3)
Untuk Negara
:memperbaiki
tingkat
kesehatan,
10
antigen.
2) Imunisasi pasif
11
Tabel 2.1 Cara pemberian imunisasi dasar (modul kebijakan program imunisasi,
DepKes 2006 ).
Vaksin
Dosis
Cara pemberian
BCG
0,05 ml
Disuntikkan secara intrakutan didaerah kanan atas
Hepatitis B
0,5 ml
Intramuscular pada anterolateral paha
Tabel 2.2 Waktu yang tepat untuk pemberian imunisasi dasar (DepKes RI,
2006)
Umur
Jenis imunisasi
0-7 hari
Hepatitis B 1
1 bulan
BCG
2 bulan
Hepatitis B 2, DPT 1, Polio 1
3 bulan
Hepatitis B 3, DPT 2, Polio 2
4 bulan
DPT 3, Polio 3
9 bulan
Campak, Polio 4
Kerusakan Vaksin
Hepatitis B, DPT-HB
0-0,50C
Max jam
DPT, DT, TT
-50C-10 0 C
Max 1,5-2 jam
DPT, DPT-HB, DT
Beberapa 0C diatas suhu
14 hari
temperatur <340C)
12
Vaksin
Pada suhu
Dapat bertahan selama
Polio
Beberapa 0C diatas suhu udara
2 hari
luar
(ambient
temperature
<340 C)
Campak &BCG
Beberapa 0C diatas suhu udara
7 jam
luar
(ambient
temperature
<340 C)
Puskesmas
Posyandu
Balai pengobatan
Rumah sakit
Rumah bersalin
Bidan praktek
13
Jenis-jenis imunisasi
14
2) Hepatitis B
3) DPT
15
Vaksin DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak
boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8
minggu. Interval terbaik diberikan 8 minggu. Jadi DPT-1 diberikan
pada umur 2 bulan, DPT-2 diberikan pada umur 4 bulan dan DPT-3
pada umur 6 bulan. Pemberian pertama zat anti terbentuk masih
sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan
mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pada
pembentukan kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup.
Pemberian vaksin DPT ulangan booster diberikan 1 tahun setelah
DPT-3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan DPT-5 pada saat masuk
sekolah umur 5 tahun. Imunisasi DPT diberikan melalui
intramuskular.
4) Polio
16
Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang sudah
dimatikan (vaksin Salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan.
Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang masih
hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin Sabin), cara
5) Campak
Imunisasi
17
18
3) Poliomielitis
Jarang terjadi efek samping atau tidak terdapat efek samping. Efek
samping berupa paralis yang disebabkan oleh vaksin jarang terjadi
(kurang dari 0,17 :1.000.000; Bull WHO, p:66: 1988). Bila ada efek
sampingnya adalah pusing diare ringan, sakit otot.
4) Campak (Morbili)
5) Hepatitis B
Demam yang tidak terlalu tinggi biasanya hilang setelah 2 hari, timbul
kemerahan di tempat penyuntikan, bengkak, nyeri.
19
Penyimpanan vaksin
Tidak
memperhatikan
petunjuk
produsen
(petunjuk
20
2) Reaksi suntikan
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik
baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi
KIPI. Reaksi suntikan langsung misal rasa sakit, bengkak dan
kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak
langsung misalnya rasa takut, pusing dan mual.
3) Induksi vaksin (reaksi vaksin)
21
Pengetahuan
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa buah tomat
banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat pembuangan air
besar. Untuk mengetahui atau
22
mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaanpertanyaan, misalnya : apa tanda anak yang kurang gizi, apa penyebab
penyakit TBC, dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
23
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
24
Cara Tradisional
a)
Cara coba-coba
b)
c)
Berdasarkan pengalaman
d)
25
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak (Soekidjo
Notoatmojo, 2007, pp.142-143).
Sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis
yang murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih
merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual (Thomas &
Znaniecki, 1920 dalam Wawan & Dewi, 2010 pp. 27-28).
26
b. Komponen sikap
27
c. Tingkatan sikap
2) Merespon (responding)
28
itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valuing)
d. Sifat sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula berrsifat negatif (Heri
Purwanto,1998 dalam A. Wawan dan Dewi M, 2010, p. 34)
29
Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
Pengalaman pribadi
30
3) Pengaruh kebudayaan
4) Media massa
31
6) Faktor emosional
32
Situasi pengukuran
Penyelenggaraan pengukuran
33
Keterangan:
34
157).
3)
Unobstrusive measures
unidimensional.
35
36
a. Pengetahuan
b. Kepercayaan
c. Sikap
37
38
B. Kerangka Teori
Pengetahuan
Sikap
Umur
Kepercayaan Kebiasaan
Faktor pemungkin
(enabling faktor)
Fasilitas kesehatan
Perilaku
Jarak
kesehatan
Tarif (biaya)
keluarga
Keterangan :
: yang diteliti
39
C. Kerangka Konsep
dasar lengkap
D. Hipotesis