BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Batubara
Batubara adalah suatu batuan sedimen organik berasal dari
penguraian sisa berbagai tumbuhan yang merupakan campuran yang
heterogen antara senyawa organic dan zat anorganik yang menyatu
dibawah beban strata yang menghimpitnya.
Batubara termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian
umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari
endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk
melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari
karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik
yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat
ditemui dalam berbagai bentuk.
Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat
di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda
(termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan
batubara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batubara
berumur eosen atau sekitar tersier bawah, kira-kira 45 juta tahun yang
lalu dan miosen atau sekitar tersier atas, kira-kira 20 juta tahun yang
lalu menurut skala waktu geologi.
Tumbuhan pembentuk batubara dalam proses pengendapannya
terbentuk di daerah berair. Pada kedalaman tertentu bakteri yang
menguraikan sisa tumbuhan tersebut tidak dapat bekerja lagi, sehingga
perubahan yang terjadi selanjutnya hanya perubahan fisik dan kimia.
Dalam hal ini tumbuhan tidak mengalami pembusukan secara
sempurna, dan lama kelamaan, sisa tumbuhan tersebut akan berubah
menjadi suatu sedimen organik yang kemudian disebut batubara.
(Muchjidin,2006)
1.1.1. Proses Pembentukannya
Ahmad Suryadi
H1C113019
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pembentukan
batubara
dimulai
sejak
periode
oleh
suhu
dan
tekanan
serta
lama
waktu
atau
hancuran
bagian
dari
tumbuhan
yang
tertutup
udara.
Tahap
diagenetik
atau
biokimia
dan
metana.
Erosi
merupakan
proses
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
pengangkutan.
1.1.3. Proses-proses yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara
Proses-proses dalam pembentukan batubara sangat
berpengaruh terhadap bentuk maupun kualitas dari lapisan
batubara.
Beberapa
faktor
yang
berpengaruh
dalam
Ahmad Suryadi
H1C113019
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
menyatakan
berapa
lama
material
dasar
yang
endapan
Ahmad Suryadi
H1C113019
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
diperoleh.
Faktor
tersebut
dapat
mempercepat
proses
metamorfosa organik.
i. Posisi Geotektonik
Posisi geotektonik yang dapat mempengaruhi proses
pembentukan suatu lapisan batubara dari:
1) Tekanan yang dihasilkan oleh proses geotektonik dan
menekan lapisan batubara yang terbentuk.
2) Struktur dari lapisan batubara tersebut, yakni bentuk
cekungan stabil, lipatan, atau patahan.
3) Intrusi magma, yang akan mempengaruhi dan atau
merubah grade dari lapisan batubara yang dihasilkan.
(Anonim, 2015)
1.2. Klasifikasi Batubara
Klasifikasi batubara yang umum digunakan di Indonesia adalah
ASTM. Berdasarkan klasifikasi tersebut terdapat empat peringkat
batubara, yaitu antrasit, bituminous, sub-bituminous dan lignit, dimana
lignit
merupakan
peringkat
terendah.
Secara
umum
batubara
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
menghitung
cadangan
dan
merencanakan
cara
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
yang
berpengaruh,
makin
besar
tingkat
perlengkungannya.
Gambar 1.1
Sketsa Bentuk Horse Back
1.4.2. Bentuk Pinch
Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan yang menipis di
bagian tengah. Pada umumnya bagian bawah (dasar) dari
lapisan batubara merupakan batuan yang plastis misalnya
batulempung sedang di atas lapisan batubara secara setempat
ditutupi oleh batupasir yang secara lateral merupakan pengisian
suatu alur.
Ahmad Suryadi
H1C113019
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 1.2
Sketsa Bentuk Pinch
1.4.3. Bentuk Clay Vein
Bentuk ini terjadi apabila di antara dua bagian lapisan
batubara terdapat urat lempung ataupun pasir. Bentuk ini terjadi
apabila pada satu seri lapisan batubara mengalami patahan,
kemudian pada bidang patahan yang merupakan rekahan
terbuka terisi oleh material lempung ataupun pasir.
Gambar 1.3
Sketsa Bentuk Clay Vein
1.4.4. Bentuk Burried Hill
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana batubara
semula terbentuk suatu kulminasi sehingga lapisan batubara
seperti terintrusi. Sangat dimungkinkan lapisan batubara pada
bagian yang terintrusi menjadi menipis atau hampir hilang sama
sekali.
Ahmad Suryadi
H1C113019
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 1.4
Sketsa Bentuk Burried Hill
1.4.5. Bentuk Fault (Patahan)
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana deposit
batubara mengalami beberapa seri patahan. Apabila hal ini
terjadi,
akan
mempersulit
dalam
melakukan
perhitungan
Gambar 1.5
Sketsa Bentuk Fault (Patahan)
1.4.6. Bentuk Fold (Perlipatan)
Bentuk ini terjadi apabila di daerah endapan batubara,
mengalami
proses
Perlipatan
tersebut
sederhana.
Ahmad Suryadi
H1C113019
tektonik
hingga
dimungkinkan
terbentuk
masih
perlipatan.
dalam
bentuk
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 1.6
Sketsa Bentuk Fold (Perlipatan)
(Anonim, 2015)
1.5. Pemanfaatan dan Pengolahan Batubara
Batubara merupakan salah satu jenis bahan galian yang di olah
dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk pembangkit energi selain
gas alam dan minyak bumi.
1.5.1. Pemanfaatan Batubara
Pemanfaatan terbesar batubara saat ini adalah sebagai
bahan bakar pembangkit listrik, selain itu juga semakin dominan
dengan adanya kebijakan energi nasional dimana porsi batubara
energy-mix
diharapkan
meningkat.
Berdasarkan
proses
mekanisme
reaksi-reaksi
yang
kompleks
yang
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Proses
pemanasan
batubara
tanpa
adanya
kecuali
karbon
(fixed
carbon)
yang
akan
bentuk
cair
atau
liquid,
bahan
cair
tersebut
Ahmad Suryadi
H1C113019