Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Auditor sangat dituntut akan kemampuannya memberikan jasa yang terbaik
dalam
setiap
pengauditan,
dan
sesuai
dengan
yang
dibutuhkan
serta
diperintahkan oleh pimpinan tertinggi instansi atau badan. Agar audit dapat
bermanfaat bagi para pemakainya, auditor independen memiliki tanggung jawab
untuk menghasilkan pendapat yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan
dan memiliki obyektivitas yang tinggi. Oleh karena itu sebelum menjalankan
proses audit, tentu saja proses audit harus direncakan terlebih dahulu.
Salah satu tahap audit ialah perencanaan (audit planning). Perencanaan
dalam audit adalah suatu tahapan yang terperinci, menyangkut prosedur dan
rencana auditor yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit. Tujuan
audit, jadwal kerja audit, dan staf yang akan diikutsertakan dalam proses audit,
harus diterangkan secara jelas dalam perencanaan audit. Tujuan audit planning
ialah untuk menentukan pada area mana, bagaimana, kapan serta oleh siapa
(anggota tim yang mana) audit akan dilakukan. Langkah penting dalam audit
planning mengidentifikasikan faktor risiko. Untuk itu auditor menyiapkan rencana
kerja audit (audit program) mengenai batas, jadwal, dan prosedur untuk
mencapai sasaran audit. Setelah audit program disusun dan team auditor telah
dibentuk, selanjutnya para anggota team harus melakukan pengenalan terhadap
sistem yang akan diaudit. Oleh karena itu, paper ini akan membahas mengenai
langkah kedelapan yang merupakan langkah terakhir dalam fase perencanaan
audit. Langkah yang paling penting ini karena akan menentukan keseluruhan
program audit yang akan diikuti oleh auditor, termasuk semua prosedur audit,
ukuran sampel, unsur-unsur yang dipilih serta waktunya.
Pentingnya membuat keputusan yang tepat dalam membentuk perencanaan
audit secara keseluruhan dan mengembangkan suatu program audit yang
terperinci dengan mempertimbangkan efektivitas bukti maupun efisiensi audit.
Page 1
Page 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1. INTERNAL AUDIT
Panduan untuk audit internal yang dikeluarkan oleh Institute Audit Internal
Australia (2010) menyatakan bahwa audit internal merupakan pilar utama dari
tata kelola yang baik. Hal ini berkaitan dengan kecukupan manajemen risiko dan
sistem pengendalian internal, efisiensi dan efektifitas penilaian kegiatan operasi,
perlindungan terhadap aset dan kepatuhan terhadap peraturan.
Audit internal memberikan pandangan independen pada komite audit dan
manajemen eksekutif mengenai apakah organisasi memiliki risiko dan lingkungan
pengendalian internal yang sesua sementara audit internal itu sensiri bertindak
sebagai katalis untuk strong-risk dan compliance culture dalam organisasi.
2.1.1.
DEFINISI INTERNAL AUDIT
Terdapat beberapa definisi audit internal, diantaranya:
Menurut Institut Audit Internal (IIA) (2004):
Internal audit is an independent, objective assurance and
consulting activity designed to add value and improve an
organization`s operations. It helps an organization accomplish
its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to
evaluate an improve the effectiveness of risk management,
control an governance process.
Menurut Morariu et all (2009):
Internal audit is an independent and objective activity that
gives insurance to the entity regarding the degree of operations
Page 3
Peraturan
Otorisasi
Jasa
Keuangan
nomor
IX.7
tentang
pembentukan dan pedoman penyusunan piagam unit Audit Internal, definisi Audit
Internal adalah:
Suatu kegiatan pemberian keyakian (assurance) dan konsultasi
yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi
dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian,
dan proses tata kelola perusahaan.
Sawyer (2005:10) mendefinisikan lingkup audit modern yang luas dan tak
terbatas, yaitu:
Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan
objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan
kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan
apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan
dapat diandalkan, (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah
diidentifikasi dan diminimalisasi, (3) peraturan eksternal serta
kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti,
(4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, (5) sumber
daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan (6)
tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan
dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan
membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung
jawabnya secara efektif.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa audit internal tidak hanya
mencakup peranan dan tujuan internal auditor, tetapi juga mengakomodasikan
kesempatan dan tanggung jawab. Definisi-definisi tersebut juga memaparkan
Page 4
ruang lingkup yang luas dari internal auditor modern yang lebih menekankan
pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola,
dan kontrol.
Berdasarkan definisi-definisi yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengawasan (control) dan pemeriksaan (audit) tersebut tidaklah sematamata
untuk
mencari
kesalahan
seseorang/manajemen
saja,
tetapi
juga
mempunyai jangkauan yang lebih luas yaitu dalam bentuk penyampaian jasa
yang protektif dan konstruktif. Kesimpulan lain yaitu bahwa audit merupakan
kegiatan
yang
diperlukan
secara
berkesinambungan
walaupun
di
dalam
DEFINISI EFEKTIVITAS
Kamus
Bahasa
Indonesia
pengertian
efektivitas,
yaitu
perusahaan
untuk
mencapai
tujuannya.
Sementara
menurut
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Auditor internal harus memperhatikan aspek ketaatan dalam melakukan penilaian
efektifitas yang diinginkan.
Berdasarkan
definisi
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
efektivitas
Page 6
2.2.2.
Menurut Tugiman (1997) untuk mencapai fungsi audit internal yang efektif,
terdapat lima faktor atau syarat yang harus dipertimbangkan, antara lain:
a. Akses, berkaitan dengan masalah ketersediaan informasi yang diperlukan oleh
auditor internal untuk melaksanakan audit. Aksesnya dapat bersumber dari:
- Fasilitas, meliputi seluruh realitas fisik yang mungkin dapat memberikan
informasi bagi auditor yang melakukan observasi langsung.
- Catatan, yang mewakili realitas walaupun bukan realitas itu sendiri.
- Orang, terutama bila fasilitas dan catatan kurang mendukung.
b. Objektivitas, merupakan keadaan jiwa yang memungkinkan seseorang untuk
merasakan sesuatu realitas seperti apa adanya. Hal tersebut dapat dicapai
melalui
kesadaran,
pengetahuan
formal,
pengetahuan
berdasarkan
Menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang terdapat dalam Hiro
Tugiman (1997) terdapat sembilan indikator efektivitas audit internal, antara lain
dijelaskan sebagai berikut:
a. Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan beserta rekomendasinya
(reasonable and meaningful findings and recommendations). Tolak ukur ini
untuk melihat apakah suatu temuan dan rekomendasi dari audit internal dapat
Page 7
memberikan nilai tambah bagi auditee dan apakah dapat dipergunakan oleh
manajemen sebagai suatu informasi yang berharga.
b. Respon dari objek yang diperiksa (auditees response and feedback). Berkaitan
dengan tolak ukur pertama tetapi berkenaan dengan umpan balik dan respon
dari auditee. Apakah temuan atau rekomendasi tersebut dapat diterima dan
dioperasionalisasikan oleh auditee?. Temuan pemeriksaan dan rekomendasi
dari auditor yang tidak dapat dioperasionalisasikan dan tidak mendapat respon
dari auditee kemungkinan pula terjadi karena adanya kesalahan dalam proses
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor atau sebab-sebab lainnya.
c. Profesionalisme auditor (profesionalism of the internal audit department).
Kriteria dari profesionalisme adalah:
o Independensi
o Integritas seluruh personil pemeriksaan
o Kejelian dan ketajaman review pimpinan tim pemeriksa
o Penampilan, sikap, dan perilaku pemeriksa
o Kesanggupan dan kemampuan dalam memberikan
jawaban
atas
atau
permasalahan
operasi
perusahaan
serat
kelemahan
pengendalian manajemen.
e. Kehematan biaya pemeriksaan (cost effectiveness of the internal audit
department). Output dari suatu biaya pemeriksaan tidak dapat diukur. Bila
pemeriksaan yang dilakukan mampu meminimalisasi biaya tanpa mengurangi
nilai tambah yang dihasilkan, maka pemeriksaan sudah efektif ditinjau dari
tolak ukur ini.
f. Pengembangan personil (development of people). Jika pemngembangan
personil dianggap menjadi peran yang penting, maka pimpinan auditor akan
menggunakan
waktunya
dalam
pembinaan
untuk
penempatan
dan
pengembangan stafnya.
g. Umpan balik dari manajemen lainnya (operating managements feedback).
Umpan balik dari manajemen lainnya bersifat subjektif dan sangat dipengaruhi
Page 8
oleh profesi auditor itu sendiri. Sampai sejauh mana dukungan yang diberikan
oleh para manajemen lainnya terhadap para auditor dalam melaksanakan
kegiatan pemeriksaan.
h. Meningkatnya jumlah pemeriksaan (number of requests for audit work).
Semakin baik dan semakin meningkatnya kemampuan auditor maka manfaat
dari audit ini akan semakin dirasakan, dengan semakin dirasakannya manfaat
tersebut, maka jumlah pemeriksaan pun akan semakin meningkat seiring
dengan perkembangan.
i. Tercapainya program pemeriksaan. Meliputi tindakan evaluasi terhadap risiko
objek yang diperiksa serta jaminan bahwa bidang-bidang yang berisiko tinggi
telah ditempatkan sebagai prioritas utama dalam perencanaan pemeriksaan.
2.2.4.
efisiensi
mencakup
penilaian
seperti:
usaha
organisasi
untuk
Membantu manajer dan staf menjadi lebih sensitif akan kewajiban mereka
tingkat pelayananya.
Meningkatkan kuantitas atau memperbaiki kualitas atau output dan tingkat
CONTOH
Penawaran untuk pembelian tidak
sangat tinggi
Tidak tersedianya bahan baku
diwajibkan
Seluruh jalur perakitan harus dihentikan
akuntanbilitas
dan mengidentifikasikan
cara-cara
memperbaiki
operasi perusahaan.
Secara umum, pengertian audit telah memiliki arti suatu proses sistematik
untuk
secara
objektif
memperoleh
dan
mengevaluasi
bukti-bukti
yang
dengan
dua
pendekatan
dasar:
organisasi,
auditor
(1)
Organizational
dan
(2)
Functional.
Dengan
pendekatan
berkepentingan
terhadap
Pengenalan
Verifikasi
Evaluasi dan rekomendasi
Pelaporan kepada manajemen
Menurut Boynton (1996) pelaksanaan audit kinerja/audit operasional dapat
dimulai
dari
survey
pendahuluan
untuk
suatu
entitas
guna
arti
memperbaiki
efektifitas
efisiensi
dan
ekonomis.
Sawyer
menyatakan ada tujuh tahapan pada pelaksanaan survey awal yaitu intial
study, documenting, meeting, gathering information, observing, flowcharting,
and reporting. Selain hal tersebut yang perlu dipertimbangkan juga adalah
budgeting the survey.
Page
12
kinerja
memerlukan
penyusunan
laporan
secara
khusus
untuk
Select
Auditee
Plan Audit
Perform Audit
Report finding to Management
Perform Follow up
hasil
analisis
terhadap
kelemahan
dan
kekuatan
(scope),
sistem
validitas
dan
dengan
rekomendasi
yang
diusulkan
oleh
auditor.
Rekomendasi-
rekomendasi yang diusulkan oleh auditor pada akhirnya akan ditindaklanjuti oleh
pihak-pihak yang berwenang.
2.3.1.
khusus
yaitu
permasalahan
berdasarkan
pengamatan
terlalu lama.
Personil yang
kurang
cakap,
sehingga
menimbulkan
kelambatan
dan
besar.
Beberapa
punya tugas.
Pengorganisasian terlau besar, koordinasi buruk dan personil banyak tidak
punya tugas.
Pengadaan barang terlalu banyak dengan harga dengan harga mahal dan
persediaan menumpuk.
Pemberian kredit tidak tepat, sehingga piutang tidak tertagih dan cukup besar.
pekerjaan
duplikasi
atau
tumpang
tindih,
sehingga
terjadi
Dengan adanya audit kinerja, kondisi seperti tersebut di atas segera dapat
ditanggulangi. Masalah masalah di atas dapat diuji dan dianalisis serta dicari
jalan keluarnya agar di masa yang akan dating kondisinya dapat lebih baik.
Dengan demikian manfaat audit kinerja seperti yang dinyatakan Kosasih (1994),
yaitu:
dengan manfaatnya.
Kesadaran biaya para pejabat aksekutif yang cukup tinggi dalam penggunaan
dana perusahaan.
Kesadaran
biaya
pekerjaan/prosedur.
Perencanaan akan semakin baik dengan terarah dan terpadu.
Para pegawai akan semakin kompoten, rajin dan disiplin.
Prosedur menjadi sederhana dan efisien, tetapi aman, sehingga pelaksanaan
yang lancer.
Supervise kinerja para pejabat akan semakin efektif
para
pejabat
Page
16
dalam
melaksanakan
berbagai
Ketidakkompetenan,
ketidakberesan,
pemborosan,
ketidakefesienan
dan
Dengan review
dan senior
management, audit universe merupakan populasi entitas yang dapat diaudit bagi
fungsi internal audit manapun. Audit universe tidak meliputi seluruh unit dalam
sebuah perusahaan, ada yang terlalu kecil, risiko terlalu rendah, atau terlalu
kompleks untuk dikenakan review audit internal. Namun ketika area potensial
sudah ditetapkan, CAE dan member lain dari tim audit dapat langsung
menetapkan analisis risiko dan mengembangkan rencana audit.
2.5. Defining the Scope and Objectives of the Internal Audit Universe
Untuk mendefinisikan audit universe, audit internal harus mereview dan
memahami entitas yang potensial, dalam arti unit bisnis/area operasi dan unit
yang dapat diaudit dalam unit bisnis tersebut.
Contoh auditable activities:
Dalam mendeksripsikan audit universe, CAE dan supporting internal audit team
memulai dengan bagan organisasi yang mendetail untuk mendeskripsikan entitas
tsb. Tim audit juga harus menentukan focal point dari audit.
Contoh dari titik focal point tersebut, misalnya:
1. IT access controls
2. System security configuration
Page
17
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Ciptakan control objective yang tinggi untuk setiap kandidat audit universe
Nilai risiko dari setiap kandidat
Koordinasikan internal audit dengan kepentingan audit dan tata kelola lainnya
Ciptakan control objective yang tinggi untuk setiap item dalam audit universe
Buat kuesioner untuk preliminary control assessment
Hasil dari review dan analisis, auditor harus membuat audit universe schedule
yang menunjukkan area yang potensial untuk direview.
2.7. Audit Universe Time and Resource Limitations
Dalam daftar potensial auditable entity, mungkin ada entitas yang tidak
mungkin untuk direview, karena adanya keterbatasan ukuran, batasan dan
budget. Langkah yang harus dilakukan adalah melihat daftar preliminary audit
universe dan tentukan mana yang basisnya annual atau semi annual. Langkah
selanjutnya adalah melihat sisa di daftar dan tentukan apakah waktu dan sumber
daya memungkinkan untuk review mereka. Range waktu yang ideal adalah 3-5
tahun. Selain waktu, jika butuh sumber daya spesialis lain, hal ini harus
didokumentasikan. Semua data ini akan membantu internal audit untuk
Page
18
membentuk preliminary audit universe. Dokumen ini akan direview oleh senior
management dan disetujui oleh komite audit.
2.8. Selling
the
Audit
Universe
to
the
Audit
Committee
and
Management
Komite audit yang memiliki wewenang untuk mereview dan menyetujui audit
universe. Audit universe schedule harus disiapkan dan diupdate per tahun untuk
review dan persetujuan komite audit. Perubahan-perubahan dapat terjadi atas
keinginan komite audit. Namun, komite audit tidak sering bersentuhan langsung
engan proses audit, di sini CAE sebagai perpanjangan tangan yang diandalkan
komite untuk melakukan audit dan melapporkan hasilnya pada komite audit. CAE
akan mempresentasikan dan meyakinkan komite audit untuk menyetujui konsep
yang telah disusun.
2.9. Assembling Audit Programs: Audit Universe Key Components
Agar konsisten, auditor menggunakan program audit untuk melaksanakan
prosedur audit secara konsisten dan efektif untuk tipe audit yang sama. Program
audit merupakan alat untuk merencanakan, mengarahkan dan mengontrol kerja
audit dengan menyebutkan secara spesifik langkah yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan audit. Fungsi internal audit yang baik akan memiliki
program audit untuk aktivitas audit yang sering berulang. Namun program audit
tidak dapat diterapkan jika sifat prosedur unik dan berbeda.
a. Audit Program Formats and Their Preparation
Audit program adalah prosedur yang mengambarkan langkah yang harus
dilakukan auditor dalam fieldwork. Program harus selesai setelah penyelesaian
survey lapangan namun sebelum melaksanakan prosedur audit. Program audit
ditujukan sebagai petunjuk bagi auditor internal yang kurang berpengalaman
maupun yang telah berpengalaman. Bergantung pada tipe audit yang
direncanakan, program audit biasanya mengikuti salah satu dari ketiga format
berikut : (1) set prosedur umum audit, (2) prosedur audit dengan instruksi
detail bagi auditor, atau (3) checklist untuk compliance reviews.
Page
19
Dokumen audit universe tidak harus selalu berubah sesuai perubahan kecil,
namun
yang
mendefinisikan
penting
tetap
perencanaan
update.
audit
Audit
tahunan
universe
dan
yang
menjadi
efektif
media
akan
untuk
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. PENGUKURAN EFEKTIVITAS KINERJA INTERNAL AUDIT
Page
21
Performance audit adalah perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan
dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakantindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas
atau fungsi yang diaudit. Performance audit merupakan suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, agar dapat
melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi,
efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap
kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara
kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
serta
mengkomunikasikan
hasilnya
kepada
pihak-pihak
pengguna
laporan
tersebut.
Hal-hal yang terkait performance audit, salah satunya adalah efektivitas.
Audit efektivitas disebut program audit. Dikenal juga istilah lain bagi performance
audit, yaitu 3Es audit (economy, efficiency, and effectiveness audit). Bagi kedua
pendekatan yang telah disebutkan, terdapat lima tahap dalam pelaksanaan audit,
yaitu 1) Perencanaan audit, 2) me-review sistem akuntansi dan pengendalian
interen. 4) pelaksanaan audit, 5) Penyampaian laporan. Efektivitas berarti tingkat
pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Efektivitas merupakan
perbandingan antara outcome dengan output. Outcome seringkali dikaitkan
dengan tujuan (objectives) atau target yang hendak dicapai. Jadi dapat dikatakan
bahwa efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan.
Menurut Audit Commission (1986) disebutkan bahwa efektivitas berarti
menyediakan jasa-jasa yang benar, memungkinkan pihak yang berwenang untuk
mengimplementasikan
kebijakan
dan
tujuannya
(Mardiasmo,
2002).
Audit
Page
22
a. Menilai tujuan program apakah sudah memadai dan tepat, baik kepada
program yang baru akan berjalan, maupun yang sudah berjalan;
b. Menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan;
c. Menilai efektivitas program dan/atau unsur-unsur program
secara
terpisah/sendiri-sendiri;
d. Mengidentifikasi factor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik dan
memuaskan;
e. Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif untuk
melaksanakan program yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik
dan dengan biaya yang lebih rendah;
f. Menentukan apakah program tersebut saling melengkapi, tumpang-tindih, atau
bertentangan dengan program lain yang terkait;
g. Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut dengan
lebih baik;
h. Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
program tersebut;
i. Menilai apakah sistem pengendalian manajemen sudah cukup memadai untuk
mengukur, melaporkan, dan memantau tingkat efektivitas program;
j. Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai efektivitas program.
Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu output bagi pengguna jasa.
Untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan harus didasarkan pada kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Jika hal ini belum tersedia, auditor bekerja sama
dengan manajemen puncak dan badan pembuat keputusan untuk menghasilkan
kriteria tersebut dengan berpedoman pada tujuan pelaksanaan suatu program.
Meskipun efektivitas suatu program tidak dapat diukur secara langsung, ada
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu
program, yaitu mengukur dampak/pengaruh, evaluasi oleh konsumen dan
evaluasi yang menitikberatkan pada proses, bukan pada hasil.
Tingkat komplain dan tingkat permintaan dari pengguna jasa dapat dijadikan
sebagai pengukuran standar kinerja yang sederhana untuk berbagai jasa. Evaluasi
terhadap pelaksanaan suatu program hendaknya mempertimbangkan apakah
program tersebut relevan atau realistis, apakah ada pengaruh dari program
Page
23
tersebut, apakah program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan
apakah ada cara-cara yang lebih baik dalam mencapai hasil.
3.2. PERAN AUDIT UNIVERSE
Dalam mengembangkan rencana audit aktivitas audit internal, banyak
pimpinan organisasi auditor internal memandang penting untuk pertamatama
mengembangkan atau memperbarui peta audit (audit universe). Peta audit
adalah daftar semua kemungkinan audit yang dapat dilakukan. Pimpinan
organisasi auditor internal dapat memperoleh masukan atas peta audit dari
manajemen puncak. Peta audit mencakup komponenkomponen dari rencana
strategis organisasi, meliputi:
1.
2.
3.
4.
Struktur organisasi
Proyek
Kegiatan organisasi (unit usaha, fungsi, proses, dan lain-lain)
Klasifikasi aset
Dengan mencakup komponenkomponen dari rencana strategis organisasi,
audit
dan
rencana
audit
yang
terkait
akan
diperbarui
untuk
untuk
menilai
peta
audit
Page
24
setidaknya
setiap
tahun,
sehingga
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. PENGUKURAN EFEKTIVITAS KINERJA INTERNAL AUDIT
Internal audit memainkan peran penting baik dalam pemerintahan maupun
operasional
dari
suatu
organisasi.
Ketika
efektifitas
diimplementasikan,
dioperasikan, dan dikelola dengan baik dan benar, hal tersebut akan menjadi
elemen penting dalam membantu organisasi mencapai tujuannya. Organisasi
yang efektif mampu menggunakan audit internal secara maksimal untuk
mengidentifikasi risiko bisnis dan proses bisnis serta sistem yang tidak efisiens,
mengambil tindakan korektif yang tepat, dan pada akhirnya mendukung
perbaikan terus-menerus. Untuk menjaga dan meningkatkan kredibilitas audit
internal, efektivitas dan efisiensi harus dipantau. Dengan demikian, penetapan
ukuran kinerja sangat penting dalam menentukan apakah suatu kegiatan audit
memenuhi tujuan dan sasaran, konsisten dengan praktek kualitas tertinggi dan
standar. Panduan praktek ini memberikan panduan untuk kegiatan audit internal
pada pengukuran efektivitas dan efisiensi, dan tingkat layanan pelanggan yang
mereka berikan kepada para pemangku kepentingan.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi ukuran kinerja sebagai kunci dari
kegiatan stakeholder yang percaya dapat menambah nilai dan meningkatkan
Page
25
kemungkinan
audit
yang
dapat
Page
26
dilakukan.
Audit
universe
akan
mempertimbangkan
tujuan-tujuan
bisnis
secara
keseluruhan
dari
rencana
strategies organisasi. Audit universe biasanya akan dipengaruhi oleh hasil proses
manajemen risiko.
Pimpinan organisasi auditor internal akan menyiapkan rencana
audit
berdasarkan peta audit universe. Hal ini sesuai dengan tujuan utama audit, yaitu
memberikan keyakinan (assurance) dan informasi bagi manajemen puncak dalam
organisasi untuk membantu mereka mencapai tujuan organisasi, termasuk
penilaian efektivitas kegiatan manajemen risiko dari manajemen puncak. Setiap
tahun, setidaknya diadakan penilaian peta audit karena rencana audit mungkin
perlu perbaruan untuk merespon setiap perubahan dalam bisnis organisasi,
operasi, program, sistem, dan pengendalian.
Page
27