Anda di halaman 1dari 5

Bimbie.

com Ilmu Pengetahuan Ekonomi Ekonomi Kelembagaan

Artikel Terkait
Memahami Arti Modal Sosial

Memahami

Konsep

Good

Governance (Tata Kelola yang


Baik)

Topik Terkait
Seperti yang sudah diketahui, bahwa konsep tentang tata kelola yang
Perekonomian Indonesia

baik atau good governance merupakan kerangka teori yang sudah mapan
yang sangat diperlukan untuk diterapkan dalam rangka mencapai

Pemikiran Ekonomi Islam


Ekonomi Regional

keberhasilan pembangunan, misalnya dalam tataran pembangunan di


bidang ekonomi.
Berkaitan dengan terminologinya, banyak pakar yang memberikan

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang


Pemasaran
Ekonomi Umum

pendapat tentang makna dari kata good governance itu. Eendi (2005)
menyampaikan bahwa term good governance memiliki makna berbeda,
dimana good governance telah diterjemahkan menjadi penyelenggaraan
pemerintahan yang amanah (menurut Bintoro Tjokroamidjojo), tata
pemerintahan yang baik (berdasarkan UNDP), pengelolaan pemerintahan

Studi Kelayakan Bisnis

yang baik dan bertanggunjawab (LAN), dan ada juga yang mengartikan
secara sempit sebagai pemerintahan yang bersih.
Delapan karakteristik utama good governance tersaji sebagai berikut.
1. Partisipatif (Participatory)
2. Berorientasi pada konsensus (Consensus oriented)
3. Bisa dipertanggungjawabkan (Accountable)
4. Transparan (Transparent)
5. Responsif (Responsive)
6. Efektif dan efisien (Eective and ecient)
7. Inklusif (Equitable and inclusive)
8. Mengikuti hukum yang berlaku (Follows the rule of law)
Kunci

utama

memahami

good

governance,

menurut

Masyarakat

Transparansi Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip


yang mendasarinya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini, didapat tolok ukur
kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut meliputi hal berikut.
1. Partisipasi masyarakat; semua warga masyarakat mempunyai
suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung
maupun melalui lembaga lembaga perwakilan yang sah yang
mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut
dibangun

berdasarkan

kebebasan

berkumpul

dan

mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi

secara konstruktif.
2. Tegaknya supremasi hukum; kerangka hukum harus adil dan
diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukumhukum yang menyangkut hak asasi manusia.
3. Transparasi; transparansi dibangun atas dasar informasi yang
bebas. Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan
informasi

perlu

dapat

diakses

oleh

pihak-pihak

yang

berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar


dapat dimengerti dan dipantau.
4. Peduli dan stakeholder; lembaga-lembaga dan seluruh proses
pemerintah

harus

berusaha

melayani

semua

pihak

yang

berkepentingan.
5. Berorientas pada konsensus; tata pemerintahan yang baik
menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi
terbangunnya suatu consensus menyeluruh dalam hal apa yang
terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin,
konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
6. Kesetaraan; semua warga masyarakat mempunyai kesempatan
memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka.
7. Efektivitas dan efisiensi; proses-proses pemerintahan dan
lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga
masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya
yang ada seoptimal mungkin.
8. Akuntabilitas; para pengambil keputusan di pemerintah, sektor
swasta, dan organisasi masyarakat bertanggung jawab, baik
kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang
berkepentingan.
9. Visi strategis; para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif
yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik
dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang
dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu
mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas
kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi
perspektif tersebut.

Prinsip-pinsip Tata Kelola yang Baik


a. Prinsip Akuntabilitas - Definisi, Indikator, dan Alat Ukurnya
Prinsip tentang tata kelola yang baik meliputi akuntabilitas, transparansi,
dan partisipasi tidaklah dapat berjalan sendiri-sendiri. Ada hubungan yang
sangat erat dan saling mempengaruhi. Masing-masing adalah instrumen
yang diperlukan untuk mencapai prinsip yang lainnya, dan ketiganya
adalah instrumen yang diperlukan untuk mencapai manajemen publik
yang baik.
Walaupun begitu, akuntabilitas menjadi kunci dari semua prinsip ini.
Prinsip

ini

menuntut

dua

hal

yaitu

(1)

kemampuan

menjawab

(answerability), dan (2) konsekuensi (consequences). Komponen pertama

(istilah yang bermula dari responsibilitas) adalah berhubungan dengan


tuntutan bagi para aparat untuk menjawab secara periodik setiap
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana mereka
menggunakan

wewenang

mereka,

kemana

sumber

daya

telah

dipergunakan, dan apa yang telah dicapai dengan menggunakan sumber


daya tersebut.
Budiardjo yang dikutip oleh Krina (2003), mendefinisikan akuntabilitas
sebagai

pertanggungjawaban

pihak

yang

diberi

mandat

untuk

memerintah kepada mereka yang memberi mandat itu. Akuntabilitas


bermakna

pertanggungjawaban

dengan

menciptakan

pengawasan

melalui distribusi kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehingga


mengurangi penumpukkan kekuasaan sekaligus menciptakan kondisi
saling mengawasi (checks and balances system).
Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan
kebijakan
b. Prinsip Transparansi - Definisi, Indikator, dan Alat Ukurnya
Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.
Transparansi

yakni

adanya

kebijakan

terbuka

bagi

pengawasan.

Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai


setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau oleh publik.
Keterbukaan informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik
yang sehat, toleran, dan kebijakan dibuat berdasarkan pada preferensi
publik.
Prinsip ini, seperti yang disebutkan Krina (2003), memiliki 2 aspek, yaitu
(1) komunikasi publik oleh pemerintah dan (2) hak masyarakat terhadap
akses informasi. Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika pemerintah
tidak menangani dengan baik kinerjanya.
Manajemen kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi.
Komunikasi publik menuntut usaha afirmatif dari pemerintah untuk
membuka dan mendiseminasi informasi maupun aktivitasnya yang
relevan.
Herwanto (2007) menyatakan bahwa sampai saat ini akuntabilitas dan
transparansi masih dirasakan sebagai hal yang berat untuk dilaksanakan.
Alasan adanya rahasia dapur tidak boleh diketahui masyarakat
seringkali masih terdengar. Pengetahuan penyelenggara negara tentang
apa yang harus dipublikasikan, dan apa yang memang menjadi rahasia
negara masih diragukan.
c. Prinsip Partisipatif - Definisi, Indikator, dan Alat Ukurnya

Dalam proses pembangunan di segala sektor, aparat negara acapkali


mengambil kebijakan-kebijakan yang terwujud dalam pelbagai keputusan
yang mengikat masyarakat umum dengan tujuan demi tercapainya tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi. Keputusan-keputusan semacam itu tidak
jarang dapat membuka kemungkinan dilanggarnya hak-hak asasi warga
negara akibat adanya pendirian sementara pejabat yang tidak rasional
atau adanya program-program yang tidak mempertimbangkan pendapat
rakyat kecil.
Bukan rahasia lagi bahwa di negara kita ini pertimbangan pertimbangan
ekonomis, stabilitas, dan securiti sering mengalahkan pertimbanganpertimbangan mengenai aspirasi masyarakat dan hak asasi mereka
sebagai warga negara. Pembangunan politis dalam banyak hal telah
disubordinasi oleh pembangunan ekonomis maupun kebijakan-kebijakan
pragmatis pejabat tertentu.
Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat
dalam pengambilan keputusan di setiap kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan.

Keterlibatan

dalam

pengambilan

keputusan

dapat

dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung.


Transparansi bermakna tersedianya informasi yang cukup, akurat dan
tepat waktu tentang kebijakan publik, dan proses pembentukannya.
Dengan ketersediaan informasi seperti ini masyarakat dapat ikut sekaligus
mengawasi sehingga kebijakan publik yang muncul bisa memberikan
hasil

yang

optimal

bagi

masyarakat

serta

mencegah

terjadinya

kecurangan dan manipulasi yang hanya akan menguntungkan salah satu


kelompok masyarakat saja secara tidak proporsional.
Pendapat yang mengatakan bahwa partisipasi dapat dilihat melalui
keterlibatan anggota-anggota masyarakat di dalam Pemilu saja, jelas
merupakan pendapat yang kurang lengkap. Masih banyak pola perilaku
informal yang dapat dijadikan patokan dalam menilai tingkat partisipasi
dalam suatu masyarakat. Jika orang bersedia menilai proses politik
secara netral maka bentuk-bentuk perilaku massa berupa protes, aksi
pamflet, ataupun pemogokan, sebenarnya juga termasuk partisipasi.
Tindakan protes atau mogok, boleh jadi merupakan luapan dari tuntutan
massa akibat saluran-saluran aspirasi yang sebelumnya ada telah
berkembang. Protes yang disertai aksi-aksi kekerasan terkadang sematamata disebabkan oleh keputusasaan, kegusaran, dan terpendamnya
konflik internal
Dalam rangka penguatan partisipasi publik, beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah adalah;
Mengeluarkan informasi yang dapat diakses oleh publik.
Menyelenggarakan

proses

konsultasi

untuk

menggali

dan

mengumpulkan masukan-masukan dari stakeholders termasuk


aktivitas warga Negara dalam kegiatan publik.
Mendelegasikan otoritas tertentu kepada pengguna jasa layanan
public seperti proses perencanaan dan penyediaan panduan bagi

kegiatan masyarakat dan layanan publik.


Demuikianlah sekilas pembahasan mengenai pemahaman konsep good
governance. Semoga bermanfaat.

Tolong di SHARE :
Share

Add a comment...

Commen
Audina Softly
PELIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT..................
Reply

1 Like November 2 at 10:57am

Facebook social plugin

Beranda | Kontak Kami | Privacy Policy | Sitemap

Anda mungkin juga menyukai