kedisiplinan masyarakat Indonesia dalam berlalu lintas itu kan sangat mengkhawatirkan,"
ujar Sutarman, Kamis.
Sutarman mengatakan, sebagian besar dari kecelakaan lalu lintas yang terjadi adalah
kecelakaan sepeda motor. "Kenapa Indonesia korbannya banyak, karena mungkin kendaraan
sepeda motor paling banyak di dunia itu di Indonesia. Di Cina itu yang produksi sepeda
motornya besar, hampir tidak ada di jalanan, Jepang juga," katanya.
Untuk mengurangi angka kecelakaan, Sutarman mengatakan, pendidikan kedisiplinan sangat
perlu diterapkan dan harus dimulai dari keluarga. Selain itu, pendidikan di sekolah maupun di
tempat-tempat lain pun perlu digalakkan. "Orang-orang di beberapa daerah belum punya SIM
naik motor, kemudian sudah tahu nggak boleh lewat ya contraflow, bahaya itu, dia tidak
mengindahkan keselamatan," kata Sutarman.
Direktur Keselamatan Transportasi Darat Kementerian Perhubungan Gede Pasek
mengatakan, berdasarkan catatan yang dia miliki, angka kematian di jalan raya sebetulnya
menurun setiap tahun. Menurut data kepolisian, angka kecelakaan di jalan raya pada 2013
sebanyak 26.464 kasus, menurun dari 2012 sebanyak 29.544 dan 31.234 kasus pada 2010.
Untuk menekan angka kematian di jalan raya, Kementerian Perhubungan bekerja sama
dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk memperbaiki 68 titik rawan kecelakaan di
seluruh Indonesia. "Soal geometri jalan diurusi oleh Kemen-PU, Kemenhub menangani
rambu-rambu lalu lintas yang dibuthkan," lanjut Gede Pasek.
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan, untuk
menekan angka kecelakaan yang makin meningkat dari tahun ke tahun, pemerintah harus
memperketat syarat mengantongi SIM.
Menurut Danang, penyebab tingginya angka kecelakaan bersumber dari dua sisi, yakni di
hulu dan hilir. "Pertama kali masyarakat berinteraksi dengan kendaraan bermotor karena telah
mendapatkan SIM," katanya kepada Republika.
Oleh karena itu, selain memperketat syarat mendapatkan SIM, sekolah-sekolah mengemudi
juga harus terakreditasi. Dengan demikian, mereka yang telah mengantongi izin
mengemudikan kendaraan bermotor memenuhi kualifikasi, baik dari sisi keahlian maupun
pemahaman berlalu lintas.
Faktor yang bersumber dari hilir, lanjutnya, adalah penanganan pascakecelakaan. Guru besar
bidang transportasi UGM ini menuturkan penanganan pascakecelakaan di Indonesia belum
mencapai standar minimal. Akibatnya, angka kematian dan tingkat fatalitas karena
kecelakaan makin tinggi. Di negara-negara maju jika terjadi kecelakaan, ambulans datang
maksimal dalam jangka waktu 15 menit. "Di Indonesia tidak jelas kapan ambulans datang
dan masyarakat tidak terlatih menolong korban pascakecelakaan," ujarnya menambahkan.
n c88/c85/c82 rep: gita amanda ed: teguh firmansyah
Beranda
Daftar Isi
Buku
Sosok Penulis
JAWA menjadi wilayah yang paling fatal kecelakaan lalu lintas jalannya. Dalam jajaran lima
provinsi paling fatal kecelakaannya, empat di antaranya ada di Jawa. Lima provinsi itu sesuai
urutannya mencakup Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi
Selatan.
Provinsi yang kecelakaannya paling banyak menimbulkan korban jiwa adalah Jawa Timur.
Pada 2013, menurut data Korlantas Polri, tiap hari sebanyak 15 orang tewas akibat
kecelakaan di Jawa Timur. Korban tersebut mencuat lantaran setiap hari rata-rata ada 59
Tidak panik, bertindak cekatan, tenang tidak terpengaruh keluhan korban jangan
b.