Anda di halaman 1dari 21

Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi

dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah
terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan
karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya
operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan
1 output. Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam
atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai
rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen elektronika
analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC dan memiliki simbol
sebagai berikut :
Simbol Operasional Amplifier (Op-Amp)

Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai kedua input
(input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai sama maka output Op-amp
tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan
memberikan tegangan output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial
dengan 2 input. Sebagai penguat operasional ideal , operasional amplifier (Op-Amp) memiliki
karakteristik sebagai berikut :
Impedansi Input (Zi) besar =
Impedansi Output (Z0) kecil= 0
Penguatan Tegangan (Av) tinggi =

Band Width respon frekuensi lebar =


V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.

Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur / suhu. Rangkaian


dasar operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari bipolar transistor (BJT) seperti terlihat pada
gambar berikut.
Rangkaian Dasar Operasional Amplifier (Op-Amp) Penguat Diferensial

Pada penguat diferensial diatas terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam
kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini
disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran
(VC1
dan
VC2)
harganya
sama
sehingga
Vod
=
0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 V2. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda
dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade).
Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan
berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat
diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2). Mode operasi dari
sebuah operasional amplifier (Op-Amp) dapat diset dalam beberapa mode penguatan sebagai
berikut.

Mode Loop Terbuka

Pada mode loop terbuka besarnya penguatan tegangan adalah tak berhingga (), sehingga
besarnya tegangan output hampir dan bisa dikatakan mendekati Vcc. Expresi matematika pada
penuat operasional mode loop terbuka adalah. Av = Sehingga tegangan output Vcc.

Mode Loop Tertutup


Mode Loop Tertutup Mode Loop Tertutup Op-Amp,op amp loop tertutup,penguatan op amp
close loop,rumus op amp loop tertutup,penguatan tegangan op amp close loopPada mode loop
tertutup besarnya penguatan tegangan (Av) adalah besar tetapi tidak mecapai nilai maksimalnya
dan

dapat

dituliskan

sebagai

berikut.

Av < max
Mode Penguatan Terkendali
Pada mode operasi penguatan terkendali besarnya penguatan dari operasional amplifier (OpAmp) dapat ditentukan dari nilai resistansi feedback dan input. Sehingga nilai penguatan
tegangan (Av) pada mode operasi ini dapat dituliskan sebgai berikut.

Sehingga besarnya tegangan output adalah :

Mode Penguatan 1

Mode operasi penguatan 1 pada operasional amplifier (Op-Amp) sering disebut dengan istilah
buffer (penyangga). Hal ini karena pada mode ini tidak terjadi penguatan tegangan (Av) bernilai
1. Konfigurasi ini berfungsi untuk memperkuat arus sinyal sehingga tidak drop pada saat
diberikan beban terhadap sinyal input. Besarnya tegangan output (Vout) sama dengan tegangan
input (Vin) karena penguatan tegangan (Av) operasional amplifier (Op-Amp) bernilai 1.

Penguat Inverting dan Non-inverting


Tujuan
Mengamati cara kerja dan fungsi rangkaian penguat.
Dasar Teori
Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu
rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal,
dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi
masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama
dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan
penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil. Op-amp memiliki
simbol seperti yang terlihat pada gambar (1).

Gambar 1
Simbol Op-Amp
Secara garis besar, terdapat 4 pin
inverting (tanda minus), masukan
tegangan positif, masukan tegangan
pin tersebut terdapat satu pin untuk
Amp diantaranya adalah:

utama dari Op-Amp, yaitu masukan


noninverting (tanda plus), masukan
negatif dan pin keluaran. Di samping
adjustment. Beberapa penerapan Op-

Penguat Inverting
Rangkaian untuk penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan gambar
(2).

Gambar 2

Rangkaian Penguat Inverting


Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran memiliki beda fasa
sebesar 180o. Pada rangkaian penguat yang ideal memiliki syarat bahwa
tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga.
Sehingga dari rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus penguat adalah
sebagai berikut :

dimana i- = 0, maka

Substitusi persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1) sehingga diperoleh

Tanda (-) negatif menunjukkan terjadi pembalikan pada keluarannya atau


memiliki beda fasa sebesar 1800 dengan masukannya.
Penguat Non-inverting,
Rangkaian untuk penguat non-inverting adalah seperti yang ditunjukkan
gambar (3).

Gambar 3
Rangkaian Penguat Non-Inverting
Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena masukan dari
penguat tersebut adalah masukan non-inverting dari Op Amp. Tidak seperti

penguat inverting, sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal
masukannya. Seperti pada rangkaian penguat inverting syarat ideal sebuah
penguat adalah tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan
tak terhingga. sehingga dari rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus
penguat adalah sebagai berikut :

Substitusi persamaan (5) dan (6) ke persamaan (1) sehingga diperoleh

Rangkaian penguat inverting maupun non-inverting biasanya menggunakan


IC Op-Amp 741. Dengan memahami prinsip kerja dari rangkaian ini, maka
rangkaian pengembangan dari rangakaian Op-Amp ini seperti rangkaian ADC
(Analog to Digital Converter), DAC (Digital to Analog Converter), Summing
(penjumlahan) dan yang lainnya juga dapat dipahami. Berikut datasheet dari
IC 741:

Gambar 4
IC 741
Komponen dan Peralatan
Operational Amplifier Apparatus (1 Buah)
Osiloskop (1 Buah)
Audio generator (1 Buah)
Resistor (100 dan 220 ) (@1 Buah)
Probe Osiloskop (2 Buah)
Kabel (Secukupnya)
Prosedur Percobaan
Rangkaian Inverting

1. Rangkai alat seperti pada gambar (2).


2. On-kan osiloskop dan lakukan kalibrasi pada osiloskop.
3. Hubungkan tegangan input (Vin) pada masukan inverting dan masukan
non-inverting di-ground-kan.
4. Gunakan resistor 100 sebagai R in dan resistor 220 sebagai R f pada
op-amp apparatus.
5. Masukkan probe osiloskop dari channel 1 sebagai input dan probe
channel 2 sebagai output pada op-amp apparatus.
6. On-kan op-amp apparatus dan audio generator, kemudian atur
frekuensi pada audio generator hingga diperoleh gelombang keluaran
pada channel 2 osiloskop.
7. Amati keluaran yang terjadi, catat tegangan dari channel 1 dan
channel 2, kemudian cari faktor penguatannya dan V out dengan
menggunakan persamaan (4)
Rangkaian Non-Inverting
1. Rangkai alat seperti pada gambar (3).
2. On-kan osiloskop dan lakukan kalibrasi pada osiloskop.
3. Hubungkan tegangan input (Vin) pada masukan non-inverting dan
masukan inverting di-ground-kan.
4. Gunakan resistor 100 sebagai R in dan resistor 220 sebagai R f pada
op-amp apparatus.
5. Masukkan probe osiloskop dari channel 1 sebagai input dan probe
channel 2 sebagai output pada op-amp apparatus.
6. On-kan op-amp apparatus dan audio generator, kemudian atur
frekuensi pada audio generator hingga diperoleh gelombang keluaran
pada channel 2 osiloskop.
7. Amati keluaran yang terjadi, catat tegangan dari channel 1 dan
channel 2, kemudian cari faktor penguatannya dan V out dengan
menggunakan persamaan (8)
Data Hasil Pengamatan

Rangkaian Inverting
Rin = 100
Rf = 220

Gambar 7
Sinyal Masukan dan Sinyal Keluaran pada Rangkaian Inverting
Tabel 1
Tabel Vpp dan Volt/Div pada Rangkaian Inverting
Vpp (Div)
Volt/Div
Channel 1
2
1
Channel 2
4,4
1
Rangkaian Non-Inverting
Rin = 100
Rf = 220

Gambar 8
Sinyal Masukan dan Sinyal Keluaran pada Rangkaian Non-Inverting
Tabel 2

Tabel Vpp dan Volt/Div pada Rangkaian Non-Inverting


Vpp (Div)
Volt/Div
Channel 1
1,4
1
Channel 2
4,4
1
Pengolahan Data
Rangkaian Inverting
Tegangan pada channel 1 (Vin)

Tegangan pada channel 2 (Vout)

Dari persamaan (4), dapat dihitung tegangan keluaran yang dihasilkan


adalah sebesar

Dengan faktor penguatannya

Rangkaian Non-Inverting
Tegangan pada channel 1 (Vin)
Tegangan pada channel 2 (Vout)
Dari persamaan (4), dapat dihitung tegangan keluaran yang dihasilkan
adalah sebesar

Dengan faktor penguatannya

Analisis Data
Rangkaian inverting akan menguatkan sinyal masukan dan sinyal
keluarannya akan memiliki fasa yang berbeda 180 0 dengan sinyal
masukannya. Hal ini dapat dilihat pada gambar (7). Besar penguatannya
adalah 2,2 kali. Oleh karena itu, jika diberi tegangan masukan sebesar 2 volt
akan dihasilkan tegangan keluaran sebesar 4,4 volt. Hasil tegangan keluaran
yang diperoleh melalui osiloskop maupun perhitungan menggunakan rumus
penguatan menunjukkan hasil yang sama.
Rangkaian non-inverting akan menguatkan sinyal masukan dan sinyal
keluarannya akan memiliki fasa yang sama dengan sinyal masukannya. Hal
ini dapat dilihat pada gambar (8). Besar penguatannya adalah 3,2 kali. Oleh
karena itu, jika diberi tegangan masukan sebesar 1,4 volt akan dihasilkan
tegangan keluaran sebesar 4,4 volt. Hasil tegangan keluaran yang diperoleh
melalui osiloskop maupun perhitungan menggunakan rumus penguatan
memiliki perbedaan nilai. Nilai tegangan berdasarkan perhitungan adalah
sebesar 4,48 volt. Hal ini disebabkan karena kurangnya ketelitian pada
osiloskop yang digunakan.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Rangkaian penguat baik inverting maupun non-inverting dapat digunakan
untuk menguatkan sinyal masukan.
Saran
Sebelum melakukan percobaan ini sebaiknya praktikan:
1. memahami konsep tentang penguat operational,
2. melakukan kalibrasi pada osiloskop sebelum digunakan,
3. memahami kondisi alat dan komponen yang digunakan.
Daftar Pustaka
Ilmu. Teori Dasar Penguat Operational. [Online]. Tersedia :
http://www.ilmu.8k.com/pengetahuan/opamp.html. [17 Desember 2011].

Simulasi Penguat Inverting Menggunakan ISIS Proteus


Melanjutkan postingan dengan judul Penguat Inverting dan Non-inverting.
Penguat operasional/ operasional amplifier (Op-Amp) memiliki masukan
inverting (tanda minus), masukan non-inverting (tanda plus), masukan
tegangan positif, masukan tegangan negatif dan pin keluaran. Salah satu
aplikasinya adalah untuk penguat inverting. Disebut inverting karena

keluarannya memiliki fasa yang berbeda dengan masukannya. Penguat


inverting dapat menguatkan sinyal masukan beberapa kali sesuai yang
diharapkan dimana persamaan tegangan keluarannya adalah sebagai
berikut:

Untuk melakukan simulasi dengan ISIS Proteus, langkah-langkahnya adalah


sebagai berikut:
1. Buat rangkaian seperti gambar berikut

Gambar 1
Rangkaian Inverting

2. Jalankan simulasi dengan klik tombol play


3. Atur panel kontrol pada osiloskop dan signal generator. Kali ini saya
gunakan penguatan sebesar 2 V/div dan timebase-nya 1 ms. Atur pula
frekuensi dan level tegangan pada signal generator. Kali ini saya
gunakan frekuensi 500 Hz dan amplitude 10,3 V. Perhatikan gambar.

Gambar 2
Panel Kontrol Osiloskop

Gambar 3
Panel Kontrol Signal Generator

Seperti dijelaskan sebelumnya, pengukuran tegangan keluaran dapat


dilakukan dengan memanfaatkan tombol cursor. Berikut tegangan
masukan dan keluaran yang diperoleh.

Gambar 4
Hasil Simulasi dan Pengukuran

Sinyal berwarna kuning adalah sinyal masukan dan memiliki tegangan


sebesar 1,6 V sedangkan sinyal berwarna biru merupakan sinyal
keluaran dengan tegangan sebesar 3,5 V. Dapat dilihat pula sinyal
masukan dan keluaran memiliki fasa yang berbeda.
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan tegangan
keluaran.

Hasil yang diperoleh melalui simulasi maupun perhitungan sama yaitu


sebesar 3,5 V.

Komparator
Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua
nilai kemudian memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih
kecil. Komparator bisa dibuat dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input
pada Op Amp pada kondisi open-loop, maka Op Amp akan membandingkan kedua

saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada saluran masukan akan
menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat).
Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan
yang masuk pada satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang
disebut tegangan referensi. Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai
dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan berikut adalah rangkaian komparator
sederhana.

Gambar 2. Komparator Sederhana

Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai


pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan +
op-amp adalah sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp

tersebut

akan

membandingkan

nilai

tegangan

pada

kedua

masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran opamp akan menjadi sama dengan Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih
kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan +
Vsupply.
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan
menjadi Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan
menjadi + Vsupply. Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-

amp untuk komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM324 yang
banyak di pasaran.
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan
amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan Vin masing-masing menyatakan
amplitudo sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masingmasing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar
dari komparator adalah
+Vin Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < Vin maka Vo = Vsat
Keterangan:
+Vin

= Amplitudo sinyal input tak membalik (V)

Vin

= Amplitudo sinyal input membalik (V)

Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)


Vsat = Tegangan saturasi - (V)
Vo

= Tegangan output (V)

Bentuk fisik IC LM 324 seperti gambar dibawah ini :

Gambar 3. Bentuk fisik IC lm324

Fungsi Pin IC:


Pin 1 = output 1

Pin 10 = input 3 positif

Pin 2 = input 1 negatif

Pin 11 = GND

Pin 3 = input 1 positif

Pin 12 = input 4 positif

Pin 4 = VCC
Pin 5 = input 2 positif

Pin 13 = input 4 negatif


Pin 14 = output 4

Pin 6 = input 2 negatif


Pin 7 = output 2
Pin 8 = output 3
Pin 9 = input 3 negatif

B.

Alat dan Bahan

1.

IC LM 324

1 buah

2.

Soket IC 16 pin

1 buah

3.

LED

1 buah

4.

Potensiometer 100Kohm

2 buah

5.

Spacer

4 buah

6.

PCB

secukupnya

7.

Feriklorit

secukupnya

8.

Soket Banana

4 pasang

9.

Knop potensiometer

2 buah

10. Power Supply


11. AVO meter

2 buah
1 buah

12. Pinset

1 buah

13. Solder

1 buah

14. Jumper

secukupnya

C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1)

Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun pasif sebelum


digunakan!

2)

Pastikan cara pemenfaatan ferklorit sudah sesuai

3)

Saat proses pelarutan perhatikan dan hindari hal-hal yang dianggap berbahaya
dan kenakan alat pengaman yang sesuai dengan proses pelarutan.

4)

Pastikan tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan.

5)

Dalam menyusun rangkaian, perhatikan letak kaki-kaki komponen.

6)

Sebelum catu daya dihidupkan, hubungi dosen pendamping untuk mengecek


kebenaran pemasangan rangkaian.

7)

Kalibrasi terlebih dahulu alat ukur yang akan digunakan.

8)

Dalam menggunakan meter kumparan putar, mulailah dari batas ukur yang besar.
Bila simpangan terlalu kecil dan masih di bawah batas ukur yang lebih rendah,
turunkan batas ukur.

9)

Hati-hati dalam penggunaan peralatan praktikum!

D. Gambar Rangkaian

Gambae 4. Rangkaian Praktikum Komparator

E.

Langkah percobaan

1.

Hubungkan konektor VCC 9 Volt pada tegangan sumber 9 Volt

2.

Hubungkan konektor GND pada ground.

3.

Sambunglah masukan V in + pada tegangan 5 Volt

4.

Atur tegangan potensio lalu ukur tegangan sebesar 1V pada V in -

5.

Amati IND OUT dan ukur tegangan pada Vout

6.

Catat hasil pada tabel hasil yang telah disediakan

7.

Kemudian atur lagi tegangan pada potensio sesuai tabel percobaan lalu catat
tegangan V out

F.

Hasil percobaan

Tegangan

Tegangan

Tegangan

Vin +

Vin -

out

LED

5 Volt

1 Volt

3,55V

Menyala

5 Volt

2 Volt

3,52V

Menyala

5 Volt

3 Volt

3,51V

Menyala

5 Volt

4 Volt

3,51V

Mdnyala

5 Volt

5 Volt

3,51V

Menyala

5 Volt

6 Volt

1,5mV

Mati

5 Volt

7 Volt

1,6mV

Mati

5 Volt

8 Volt

1,7mV

Mati

5 Volt

9 Volt

1,7mV

Mati

No

Kondisi

G. Analisis Hasil Percobaan


Dari percobaan yang telah dilakukan yaitu Op-Amp sebagai komparator jika
Vin+ lebih besar atau sama dengan Vin- maka IC LM324 atau komparator akan
menghasilkan Vout yang mendekati Vin+, dalam praktikum yang telah dilakukan
Vin+ 5 Volt dan Vout 3,55 Volt. Jadi nilai Vout stabil mendekati Vin+ selama nilai
Vin+ lebih besar atau sama dengan Vin-.
Jika nilai Vin- lebih besar daripada Vin+ maka nilai Vout akan mendekati 0
dan sangat kecil sekali yaitu dalam satuan milivolt. Nilai Vout pub juga selalu stabil
mendekati 0 selama nilai Vin- lebih besar dari Vin+.
Jadi rangkaian komparator adalah rangkaian yang berfungsi
membandingkan tegangan inputan dari kedua kaki inputan (Vin+ dan Vin-) dan
akan menghasilkan Vout yang nilainya stabil sesuai dengan Vinput yang
dikehendaki, apakah mendekati nol atau mendekati Vin+.

H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1.
2.
3.
4.

Vin+ Vin- maka Vout = mendekati Vin+


Vin- > dari Vin+ maka Vout = Mendekati nol (0)
Rangkaian komparator adalah rangkaian pembanding tegangan inputan yaitu Vin+
dan VinNilai Vout relatif stabil

Anda mungkin juga menyukai