I.
TUJUAN
1. Mempelajari konsep daya hantar panas.
2. Mengukur daya hantar panas dari bahan yang mempunyai daya
hantar panas rendah.
II.
DASAR TEORI
Konsep Kalor
Apabila benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan, akan
ada aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu
rendah. Aliran kalor akan terhenti setelah kedua benda yang bersentuhan
mencapai suhu yang sama. Misalnya kalau kita mencampur air panas dengan air
dingin, biasanya kalor mengalir dari air panas menuju air dingin. Kalor berhenti
mengalir jika campuran air panas dan air dingin telah berubah menjadi air hangat.
1
Ketika kita memasukkan besi panas ke dalam air dingin, kalor mengalir dari besi
menuju air. Kalor akan berhenti mengalir setelah besi dan air mencapai suhu yang
sama. Ketika dokter atau perawat menempelkan termometer ke tubuhmu,kalor
mengalir dari tubuh menuju termometer. Kalor akan berhenti mengalir kalau
tubuhmu dan termometer telah mencapai suhu yang sama. Kalau termometernya
pakai air raksa, maka ketika tubuhmu dan termometer mencapai suhu yang sama,
air raksa tidak jalan-jalan lagi. Angka yang ditunjukkan permukaan air raksa
merupakan suhu tubuhmu saat itu. Kalau termometer yang dipakai berupa
termometer digital, angka pada bagian tengah termometer akan terhenti setelah
tubuhmu dan termometer mencapai suhu yang sama. Angka yang ditunjukkan
termometer adalah suhu tubuhmu.
Biasanya kalor mengalir dengan sendirinya dari benda yang bersuhu tinggi
menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran kalor cenderung menyamakan suhu
benda yang bersentuhan. Pada abad ke-18, para ilmuwan berpikir bahwa aliran
kalor merupakan gerakan suatu fluida, suatu jenis fluida yang tidak kelihatan.
Fluida tersebut dinamakan Caloric. Teori mengenai Caloric ini akhirnya tidak
digunakan lagi karena berdasarkan hasil percobaan, keberadaan si caloric ini tidak
bisa dibuktikan.
Pada abad ke-19, seorang pembuat minuman dari Inggris yang bernama
James Prescott Joule (1818-1889) mempelajari cara bagaimana agar air yang ada
di dalam sebuah wadah bisa dipanaskan menggunakan roda pengaduk. Berikut ini
kilasan singkat percobaan yang dilakukan oleh om Jimi.
beban jatuh, tali akan memutar sumbu sehingga pengaduk ikut-ikutan berputar.
Jika jumlah lilitan tali sedikit dan jarak jatuhnya beban kecil, maka kenaikan suhu
air juga sedikit. Sebaliknya, jika lilitan tali diperbanyak dan benda jatuh lebih
jauh, maka kenaikan suhu air juga lebih besar.
Ketika pengaduk berputar, pengaduk melakukan usaha alias kerja pada air.
Besarnya kerja alias usaha yang dilakukan oleh pengaduk pada air sebanding
dengan besarnya kerja alias usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi terhadap
beban hingga beban jatuh sejauh h. Ingat rumus usaha alias kerja : Usaha (W) =
Gaya (F) x perpindahan (s) = Gaya berat beban (w) x perpindahan beban (h) =
massa beban (m) x percepatan gravitasi (g) x ketinggian (h). Ketika melakukan
kerja terhadap air, pengaduk menambahkan energi pada air (ingat konsep usaha
dan energi). Karenanya kita bisa mengatakan bahwa kenaikan suhu air disebabkan
oleh energi yang dipindahkan dari pengaduk menuju air. Semakin besar kerja
yang dilakukan, semakin banyak energi yang dipindahkan. Semakin banyak
energi yang dipindahkan, semakin besar kenaikan suhu air (air semakin panas).
Ingat : Usaha atau kerja = W = Gaya dorong (F) x Perpindahan (s). Ketika
bergerak, juga mempunya energi kinetik, dengan perumusan secara matematis:
EK = mv2. m
m= massa motor, v = kecepatan.
Energi sepeda motor ini sebenarnya berasal dari energi tubuhmu.
Kesimpulan : kita bisa mengatakan bahwa ketika dirimu melakukan usaha/kerja
pada motor, energi dari tubuhmu dipindahkan pada sepeda motor. Kasus ini mirip
dengan percobaan Joule di atas. Ketika berputar dalam air, pengaduk melakukan
kerja/usaha pada air sehingga energi pengaduk dipindahkan ke air. Adanya
tambahan energi dari pengaduk ini yang membuat air kepanasan (suhu air
meningkat).
Berdasarkan hasil percobaannya, Joule membuat perbandingan. Ketika ibu
kesayangan hendak memanaskan air di dapur, wadah yang berisi air disentuhkan
dengan nyala api yang menyembur dari kompor. Ketika nyala api dan wadah yang
berisi air bersentuhan, kalor mengalir dari api (suhu tinggi) menuju air (suhu
rendah). Aliran kalor mampir sebentar di wadah, Karena adanya aliran kalor dari
api menuju air, maka air yang pada mulanya kedinginan menjadi kepanasan (suhu
air meningkat). Amati gambar di bawah.
Kalor memiliki keterkaitan dengan energi (Dalam hal ini, kalor merupakan
energi yang berpindah), karenanya kita perlu mengetahui hubungan antara
satuan kalor dengan satuan energi. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh
om Jimi dan percobaan2 sejenis lainnya, diketahui bahwa usaha alias kerja
sebesar 4,186 Joule setara dengan 1 kalori kalor.
1 kalori = 4,186 Joule
1 kkal = 1000 kalori = 4186 Joule
1 Btu = 778 ft.lb = 252 kalori = 1055 Joule
(1 kalori = 4,186 Joule dan 1 kkal = 4186 dikenal dengan julukan tara kalor
mekanik).
Gradient suhu disembarang titik dan disembarang waktu dirumuskan
sebagai berikut:
Gradien su hu=
dt
dx
Setiap saat, baik dalam keadaan peralihan ataupun dalam keadaan tetap,
akan terdapat aliran panas sepanjang batang dari kiri ke kanan. Dengan
H=
dQ
dT
=k . A .
dt
dx
Bahan dengan suhu T2 disebut penerima panas. Jika suhu penerima lebih
tinggi dari suhu di sekelilingnya, maka bahan tersebut akan memancarkan kalor
per satuan waktu yang besarnya sama dengan:
dQ
dT
=m. c
dt
dt
k = m . c . ( dt
. [ A ]
d
III.
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tebal lembaran zat, diameter penerima, massa penerima diukur
2. Air dalam bejana dididihkan, kemudian alat disusun seperti pada
gambar di bawah!
Termometer
Air panas
B
Gabus
Termometer
Tembaga
Susunan alat mengukur daya hantar panas
3. Suhu Cu (T2) dicatat hingga penunjukan thermometer pada Cu
tidak naik lagi selama 5 menit (suhu setimbang, Ts)
4. Lembaran zat dilepas, sehingga Cu mendapat pemanasan langsung
hingga suhu menunjukkan 50C di atas suhu setimbang (T2 Ts)
5. Bejana pemanas dipindahkan dan lembaran zat diletakkan kembali
di atas penerima
6. Penurunan suhu setiap 30 detik dicatat dari yang diperlukan
penerima dari 50C di atas Ts sampai 50C di bawah Ts setiap 30 detik
6
V.
DATA PENGAMATAN
BAHAN
LEMPENG TEMBAGA
MASSA
TINGGI
LEBAR
PANJANG
LUAS
CP
9,32 gram
3,32 mm
12,37 mm
30,48 mm
0,001 m2
0,093 kk/ kgC
LEMPENG TEMBAGA
SETELAH PEMANASAN
9,35 gram
3,39 mm
12,45 mm
30,51 mm
0,001 m2
0,093 kk/kgC
t (sekon)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135
150
165
180
195
t ( Sekon ) s
210
225
240
255
270
285
300
VI.
Suhu (0C)
70
70
69
69
68
68
67
67
67
66
66
65
65
65
( Suhu ) C
64
64
64
63
63
62
62
PERHITUNGAN DATA
1. Luas lempeng tembaga
Lempeng Tembaga
7
Q
T
=K A
t
X
Q = m c T
= ( 9,3210-3kg 0,093 kk/kgC (70C - 63C))
= 0,006 kk
0,006 kk
=k
300 s
( 0,001 m )
0,00002 kk/s
(70 63)
3 105 m
= k ( 233,3 mC )
Q = m c T
= ( 9,3510-3kg 0,093 kk/kgC ( 70 62 ) C
= 0,00695 kk
0,00695 kk
2 70 62
=k ( 0,001 m )
300 s
3 105 m
0,0000232 kk/s
= k ( 266,6 mC )
8,7010-8 kk/s mC = k
Y1 =
Q
t
0,006 kk
300 s
= 0,00002 kk/s
Y2 =
X1 =
Q
t
0,00695 kk
300 s
= 0,0000232 kk/s
T
X
8
3 105 m
= 266,6 C/m
X2 =
T
X
7
3 105 m
= 233,3 C/m
Slope =
Y
X
( 2,321052 105 ) kk /s
( 266,6233,3 ) /m
6
3,2 10 kk /s
33,3 /m
VII.
ANALISIS PERCOBAAN
Percobaan daya hantar kalor (panas) ini memerlukan ketelitian yang sangat
Suhu yang mempengaruhi daya hantar kalor ini hanya suhu bejana logam
yang sudah dipanaskan dan suhu dari Cu. Sedangkan suhu lingkungan tidak
berpengaruh besar, oleh sebab itu suhu lingkungan tidak diperhitung dalam
percobaan ini. Perpindahan kalor terjadi dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Hal seperti itulah yang terjadi dalam percobaan ini.
VIII. KESIMPULAN
1. Kalor mengalir dari benda yang suhu yang lebih tinggi ke benda
yang bersuhu yang lebih rendah sampai terjadi kesetimbangan
suhu antara kedua benda tersebut.
2. Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas melalui lapisan
bahan satuan waktu.
3. Slope yang didapat sebesar 9,6 10-8 kk/mC
4. Konduktivitas Thermal lempeng tembaga
Sebelum pemanasan sebesar 8,75 10-8 kk/mC
Setelah pemanasan sebesar 8,70 10-8 kk/mC
5. Konduktivitas Thermal terakhir sebesar 4,810-4 kk/mC
DAFTAR PUSTAKA
http://toko.infoanak.com/search/suhu_dan_kalor
http://id.wikipedia.org/wiki/kalor
Satriya Wibawa, I Made . 2008, Penuntun Pratikum Fisika Dasar. Jimbaran:
Universitas Udayana.
Sears, F. W. dan Mark W. Zemansky. 1982. Fisika untuk Universitas 1. Bandung:
Binacipta
11
GAMBAR ALAT
MULTITESTER
STOPWATCH
HOT PLATE
MIKROMETER SEKRUP
GELAS KIMIA
12
INSTRUKTUR : Tahdid,S.T.,M.T.
DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ADHI PRAYOGATAMA
ADI AGUSTIANSYAH
AGUNG ADITYA
AKHMAD HAFIZ ADITIA
APRIANSYAH
CANDRA PURNA
CHERLY MEIGITA
DELI KUSUMA WARDANI
(061440411693)
(061440411694)
(061440411695)
(061440411696)
(061440411697)
(061441402034)
(061440411698)
(061440411699)
KELAS : 1 EGC
POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA PALEMBANG
13