Kata-kata sulit
1. Suhu Subfebris
Demam ringan dengan suhu 37,5C-38,5C
2. Malar Rash
Malar: berkenaan dengan atau ditunjukan kepada pipi
Rash: erupsi sementara pada kulit, seperti pada urtikaria,erupsi obat atau eksantema
virus
3. Marker Autoimun
Kompleks antibodi yang dihasilkan akibat adanya inflamasi
4. Sistemic Lupus Eritematosus
- Penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel tubuh sendiri yang
mengakibatkan peradangan dan kerusakan jaringan
- Gangguan multisistemik yang sering febril, kronik, reminten, relaps, radang pada
jaringan ikat, onset akut/insidosus, ditandai terutama dengan terlihatnya
kulit,sendi,ginjal dan membran serosa
5. Autoantibodi
Antibodi yang ditunjukan terhadap antigennya sendiri terhadap konsituen jaringan
normal
Brain storming
1. Apakah SLE hanya terjadi pada wanita?
Tidak, laki laki juga bisa terjadi tetapi lebih dominasi perempuan (terutama wanita
usia produktif) karena hosmon estrogen pada wanita.
2. Kenapa pipi berwarna merah bila terkena sinar matahari?
Karena kelainan pada komplemen, penurunan kompleks imun, adanya anti RO
3. Mengapa timbul malar rash?
Karena terkena paparan sinar matahari dan manifestasi klinis SLE bisa ke beberapa
organ (kulit).
4. Sebutkan jenis-jenis autoimun!
Sistemik (menyerang beberapa organ) dan lokal (terfokus dalam 1 organ)
5. Apa kaftor-faktor penyebab SLE?
Genetik, lingkungan, hormonal, imunologi
6. Kenapa SLE memerlukan penanganan seumur hidup?
Karena lupus menyerang ke berbagai organ
7. Apakah SLE bisa disembuhkan?
Bisa dengan pemberian obat jangka panjang dan bersabar
8. Bagaimana cara mendiagnosis SLE?
Ruam malar, atrintis, ruam diskoid, fotosensitivitas, ulserasi dari mulut atau
nasofaring, sertositic, kelainan neurologik, kelainan hematologik, kelainan
imunologik, antibodiantinuklear
9. Apasaja gejala dan manifestasi dari lupus?
Gejala konstitusional: kelelahan, penurunan BB,demam
Manifestasi: muskuloskeletal (nyeti otot, nyeri sendi), kulit (ruam pada kulit), paru
(pneummoitis, emboli paru), kardiologis (perikardium, miokardium, endokardium),
renal (biopsi ginjal), gastrointestinal (penyakit pada esofagus, pankreatitis),
neuropsikiatrik
10. Apa saja obat obat untuk SLE?
Azatiopin (50-150 mg/hari) ,sikofosfomit (50-150 mg/hari) ,metotireksad (7,7-20
mg/minggu) ,siklosforin A (2,5-5 mg/kg BB), mufetil mikrofenolat (2000 mg/hari),
talidomid (tidak dianjurkan untuk ibu hamil)
11. Bagaimana hukum bersabar dalam islam?
Wajib
12. Bagaimana mekanisme terjadinya lupus?
Diawali dengan Th2 merangsang sel B plasma, jika berlebihan menghasilkan IgE
Hipotesa
Lupus merupakan penyakit autoimun yang disebabkan oleh hiperaktivitas dari sel B,
perubahan bentuk dari Th1 ke Th2, pengurangan komplemen, dan berkurangnya T supresor
dan T regulator dengan manifestasi ruam malar, artritis, ruam diskoid, fotosensitivitas,
ulserasi dari mulut atau nasofaring, sertositic, kelainan neurologik, kelainan hematologik,
kelainan imunologik, antibodiantinuklear. Penyakit ini perlu dilakukan penanganan jangka
panjang dengan mengonsumsi obat Azatioprin (50-150 mg/hari), siklofosfamid (50-150
mg/hari), metotreksat (7,7-20 mg/minggu), siklosforin A (2,5-5 mg/kg BB), mufetil
mikofenolat (2000 mg/hari), talidomid. Maka penderita lupus harus bersabar dan tabah
dalam menghadapi penyakit ini.
Sasaran Belajar
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Toleransi Imun
LO. 1. 1 Definisi Toleransi Imun
LO. 1. 2 Mekanisme Toleransi Imun
LI. 2. Memahami dan Menjelaskan tentang Autoimun
LO. 2. 1 Definisi
LO. 2. 2 Etiologi
LO. 2. 3 Klasifikasi
LO. 2. 4 Diagnosis
LI. 3. Memahami dan Menjelaskan tentang LES
LO. 3. 1 Definisi
LO. 3.2 Epidemiologi
LO 3.3 Etiologi
LO 3.4 Mekanisme
LO 3.5 Manifestasi klinis
LO 3.6 Penegakan Diagnosis
LO 3.7 Penatalaksanaan
LO 3.8 Prognosis
LI. 4
1.
1 Definisi
imunosupresi yang hanya terhadap pada satu antigen dan tidak disertai oleh
adanya gangguan terhadap respons antigen yang lain.
Terbentuknya ketidakreaktifan spesifik jaringan limfoid terhadap antigen
tertentu yang pada kondisi lain dapat menginduksi kekebalan, terjadi akibat
kontak sebelumnya dan antigen tersebut dan tidak berpengaruh pada respons
terhadap antigen yang tidak bereaksi silang
2 Mekanisme
Toleransi Imun
- Toleransi merupakan keadaan tidak adanya respons sel limfoid yang aktif
terhadap antigen tertentu. Bahan antigenik yang diinokulasikan kepada janin
atau anak baru lahir akan ditolerir oleh resipien yang berarti akan mencegah
manifestasi imun.
- Toleransi merupakan keadaan tidak adanya respons sel limfoid yang aktif
terhadap antigen tertentu. Bahan antigenik yang diinokulasikan kepada janin
atau anak baru lahir akan ditolerir oleh resipien yang berarti akan mencegah
manifestasi imun.
Adanya toleransi ini untuk :
- Menunjukkan kurangnya responsivitas imun terhadap antigen jaringannya
sendiri
- Inaktivasi atau destruksi yang terjadi di :
1. Toleransi sentral
Toleransi sentral terjadi oleh eliminasi limfosit yang memiliki reseptor
terhadap antigen : terjadi dalam organ limfoid primer/ timus (sel T) dan
sumsum tulang (sel B)
Mekanisme toleransi sentral sel T :
Perkembangan Sel T
Terjadi gene arrangement
Menghasilkan TCR yang bervariasi yaitu antigen-independent TCR
Produksi limfosit yang memiliki afinitas tinggi untuk self antigen (self
reactive)
Berhasil membentuk no
self reactive limfosit B
Maturasi berlanjut
Untuk membersihkan
limfosit yang berbahaya
dari maturasi pool
2. Toleransi perifer
- Toleransi perifer terjadi karena eliminasi limfosit yang memiliki reseptor
terhadap antigen self : terjadi di dalam organ limfoid sekunder.
- Jika self reactive limfosit lolos dari seleksi negatif (sentral toleransi)
mereka akan dihapus di perifer, untuk mencegah kerusakan jaringan.
Mekanisme toleransi perifer :
1. Anergy
Inaktivasi fungsional dari limfosit disebabkan oleh pertemuan
dengan antigen di bawah kondisi tertentu, disebabkan tidak adanya
co.stimulator B7 untuk memberikan second signal ke sel T, akibatnya
sel T kehilangan fungsinya.
Pada Sel T :
Self antigen + APC
APC meningkatkan ekspresi
MHC dan co.stimulator B7
(second signal)
Penyebab co.stimulator
B7 sinyalnya tidak ada
Adanya CTLA 4
Mengikat B7
Menjadi inhibitor B7
Anergi
Pada Sel B :
-
Anergi juga terjadi pada sel B, ketika sel B mengenali self antigen di
perifer tetapi tidak ada co.stimulator B7 (disini sel B bertindak sebagai
APC)
Akibatnya sel T tidak dapat membantu atau kehilangan fungsi (anergi)
Akhirnya sel B tidak bisa menanggapi kedatangan self antigen
berikutnya
Akibatnya sel B dikeluarkan dari folikel limpoid dan mati
2. Activation induced cell death (apoptosis)
Sel T mengenali self antigen dan memperoleh sinyal untuk
kematian mereka dengan cara apoptosis.
Ada dua mekanisme :
a. Sel T berikatan dengan self antigen terjadi ekspresi pro-apoptosis
Terjadi apoptosis di
jalur mitokondria
Sel T di apoptosis
karena self reactive
3. Supresi
-
1 Definisi
Autoimun ialah reaksi sistem imun terhadap antigen jaringan sendiri.
Antigen tersebutdisebut autoantigen sedang antibodi yang dibentuk disebut
autoantibodi. Penyakit autoimunyaitu
ketidakmampuan mengenal
dan
memberikan respons terhadap antigen asing tetapitidak terhadap antigen sendiri
(self-nonself discrimination). Ketidakmampuan sistem imununtuk memberikan
respons terhadap antigen tubuh sendiri disebut toleransi diri (self-tolerance).
2.
2 Etiologi
o Faktor genetik
Dasar dari autoimunitas adalah predisposisi genetik. Hubungan genetik
dengan predisposisi penyakit autoimun yang paling jelas adalah hubungannya
dengan MHC.
Hubungan ini karena penyakit autoimun bergantung pada sel T sedangkan
seluruh respons imun diperantai sel T bergantung pada MHC.
o Ketidakseimbangan sitokin
Ketidakseimbangan sitokin yang diproduksi oleh sel Th1 dan Th2 yang
disebabkan defek dalam struktur, transkripsi dan fungsi gen sitokin atau gen
reseptor sitokin.
o Sequestered antigen
Antigen sendiri yang karena letak anatominya tidak terpajan dengan sel B
atau sel T dari sistem imun. Pada keadaan normal, antigen sekuester dilindungi
dan tidak ditemukan untuk dikenal sistem imun. Perubahan anatomik dalam
jaringan, seperti inflamasi atau infeksi dapat memajankan antigen sekuester
dengan antigen, yang mengakibatkan terbentuknya autoantibodi karena antigen
sekuester tersebut dianggap benda asing oleh sistem imun.
o Aktivasi dan kelainan pada sel-sel T autoreaktif
Yang mengakibatkan aktivasi sel T autoreaktif adalah respons sel Th1 dan
pembentukan berbagai jenis epitop atau peptida baru yang tidak pernah
diekspresikan sebelumnya oleh sel dendritik kelenjar thymus. Kelaianan pada
sel T autoreaktif yaitu tidak memiliki gen yang menyandi CTL-4 (Cytotoxic T
lymphocyte antigen-4).
o Rangsangan molekul poliklonal
Terjadi karena molekul poliklonal seperti virus Epstain-Bar dapat
merangsang sel B secara langsung dan menimbulkan autoimunitas
o Reaksi silang dengan antigen bakteri
Reaksi autoimun diduga terjadi akibat respons terhadap antigen yang
mempunyai reaksi silang dengan mikroorganisme yang masuk badan.
o Kadar sitokin menurun
o Gangguan MHC
11
2. 3 Klasifikasi
Penyakit Autoimun Organ-Specific
Penyakit autoimun yang melibatkan kerusakan seluler terjadi ketia sel limfosit
atau antibodi berikatan dengan antigen membran sel, sehingga menyebabkan lisis
ataupun respon inflamasi pada organ terkait. Lama kelamaan, struktur sel yang
rusak itu diganti oleh jaringan penyambung (scar tissue), dan fungsi organ nya
menurun.
Penyakit Autoimun Sistemik (non organ-specific)
Pada penyakit autoimun sistemik, respon imunnya diarahkan kepada banyak
antigen target, sehingga melibatkan banyak jaringan dan organ. Penyakit ini
disebabkan oleh kerusakan pada regulasi imun, sehingga menyebabkan
munculnya sel T dan sel B yang hiperaktif. Kerusakan jaringan terjadi di banyak
bagian tubuh. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh cell-mediated immune
respone maupun direct cellular damage (seperti yang sudah disebutkan pada
penyakit autoimun organ-specific).
12
13
2. 4 Diagnosis
Karena pasien dengan lupus eritematosus sistemik bisa memiliki gejala yang sangat
bervariasi dan kombinasi keterlibatan organ yang berbeda, tidak ada
pengujian tunggal yang dapat mendiagnosa lupus sistemik. Untuk membantu
keakuratan diagnosis lupus eritematosus sistemik, sebelas kriteria diterbitkan
olehasosiasi reumatik Amerika. Kesebelas kriteria tersebut berkaitan dengan gejalagejala yang di diskusikan diatas.
Beberapa pasien yang dicurigai menderita lupus eritematosus sistemik mungkin tidak
pernah memenuhi kriteria yang cukup untuk diagnosis defenitif. Pasien yang lain
mungkin mengumpulkan kriteria yang cukuphanya dalam beberapa bulan atau tahun
setelah observasi. Jika seseorang memenuhi empat atau lebih kriteria berikut,
diagnosis lupus eritematosus sistemik sangat mungkin.
Namun demikian, diagnosis lupus eritematosus sistemik dapatditegakkan pada pasien
dengan kondisi tertentu dimana hanya sedikit kriteriayang dapat dipenuhi. Pada
pasien-pasien tersebut, kriteria yang lain dapat berkembang kemudian, tapi pada
kebanyakan kasus tidak demikian
No
Kriteria
Definisi
Butterfly rash/bercak
malar
Bercak diskoid
Fotosensitif
Ulkus mulut
artritis
serositif
a)
Pleuritis
Riwayat pleuritic pain atau terengar pleural friction rub atau terdapat
efusi pleura pada pemeriksaan fisik
b)
Perikarditis
Dibuktikan dengan EKG atau terdengar pericardical friction rub atau
terdapat efusi perikardial pada pemeriksaan fisik
Gangguan ginjal
a)
Proteinuria persisten > 0,5g/hari atau pada pemeriksaan +3 jika
pemeriksaan kuantitatif tidak dapat dilakukan
b)
Cellular cast : eritrosit,Hb,granular,tubular atau campuran
Gangguan saraf
Gangguan darah
Leukopenia <4000/mm
Limfopenia <1500
Trombositopenia <100.000
10
Gangguan imunologi
3. 2 Epidemiologi
Insidens LES pada anak secara keseluruhan mengalami peningkatan, sekitar
15-17%. Penyakit LES jarang terjadi pada usia di bawah 5 tahun dan menjelang
remaja. Perempuan lebih sering terkena dibanding laki-laki, dan rasio tersebut juga
meningkat seiring dengan pertambahan usia. Prevalensi penyakit LES di kalangan
penduduk berkulit hitam ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk
berkulit putih.
3. 3 Etiologi
Sistemik lupus erythematosus adalah gangguan autoimun. Dalam sistem
kekebalan tubuh normal, tubuh melepaskan protein (antibodi) untuk melawan virus,
racun danzat-zat asing berbahaya lainnya (antigen). Lupus dan penyakit autoimun
lainnya,sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan benar. Keadaan ini
menghasilkan autoantibodi yang keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel sehat
tubuh sendiridan jaringan. Autoantibodi ini juga memicu peradangan, yang dapat
menyebabkankerusakan organ.Autoantibodi disebut antibodi antinuclear (ANA)
yang sebagian besar terdeteksi, meskipun tidak semua, pasien dengan SLE. Tes
untuk kehadiran ANA digunakansebagai bagian dari diagnosa ytama untuk kondisi
tersebut. Para ilmuwan tidak tahu persis apa yang menyebabkan respon imun yang
abnormalyang berhubungan dengan gangguan autoimun. Hal ini kemungkinan besar
15
3. Hormon
16
4. Autoantibodi
Antigen Spesifik
Prevalensi
Efek klinik utama
Anti-dsDNA
70 80 %
Gangguan ginjal,kulit
Nukleosom
60 90 %
Gangguan ginjal,kulit
Ro
30 40 %
Gangguan ginjal,kulit,jantung fetus
La
15 20 %
Gangguan jantung fetus
Sm
10 30 %
Gangguan ginjal
Reseptor NMDA
33 50 %
Gangguan otak
Fosfolipid
20 30 %
Trombosis,abortus
-Actinin
20 %
Gangguan ginjal
C1q
40 50 %
Gangguan ginjal
5. Lingkungan
a. Bakteri atau virus yang mirip antigen atau berubah menjadi neoantigen.
b. Sinar UV akan meningkatkan apoptosis, pembentukan anti DNA kemudian
terjadi reaksi epidermal lalu terjadi kompleks imun yang akan berdifusi
keluar endotel setelah itu terjadi inflamasi.
Adapun factor lainnya yakni :
Faktor fisik / kimia
Obat-obatan
(prokainamid,hidralazin,klorpromazin,isoniazid,fenitoin,penisilamin)
Merokok
Pewarna rambut
Sinar ultraviolet (UV)
Faktor makanan
Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan
L-canavanine (kuncup dari alfalfa)
Agen infeksi
Retrovirus
Dna bakteri / endotoksin
17
Manifestasi Hematopoetik
19
Pada LES, terjadi peningkatan Laju Endap Darah (LED) yang disertai
dengan anemia normositik normokrom yang terjadi akibat anemia akibat
penyakit kronik, penyakit ginjal kronik, gastritis erosif dengan perdarahan dan
anemia hemolitik autoimun. Selain itu, ditemukan juga lekopenia dan limfopenia
pada 50-80% kasus. Adanya leukositosis harus dicurigai kemungkinan infeksi.
Trombositopenia pada LES ditemukan pada 20% kasus. Pasien yang mula-mula
menunjukkan gambaran trombositopenia idiopatik (ITP), seringkali kemudian
berkembang menjadi LES setelah ditemukan gambaran LES yang lain.
Manifestasi Susunan Saraf
Keterlibatan Neuropsikiatri LES sangat bervariasi, dapat berupa migrain,
neuropati perifer, sampai kejang dan psikosis. Kelainan tromboembolik dengan
antibodi anti-fosfolipid dapat merupakan penyebab terbanyak kelainan
serebrovaskular pada LES. Neuropati perifer, terutama tipe sensorik ditemukan
pada 10% kasus. Ketelibatan saraf otak, jarang ditemukan.Kelainan psikiatrik
sering ditemukan, mulai dari anxietas, depresi sampai psikosis. Kelainan
psikiatrik juga dapat dipicu oleh terapi steroid. Analisis cairan serebrospinal
seringkali tidak memberikan gambaran yang spesifik, kecuali untuk
menyingkirkan kemungkinan infeksi. Elektroensefalografi (EEG) juga tidak
memberikan gambaran yang spesifik. CT scan otak kadang-kadang diperlukan
untuk membedakan adanya infark atau perdarahan.
Manifestasi Gastrointestinal
Dapat berupa hepatomegali, nyeri perut yang tidak spesifik, splenomegali,
peritonitis aseptik, vaskulitis mesenterial, pankreatitis. Selain itu, ditemukan juga
peningkatan SGOT dan SGPT harus dievaluasi terhadap kemungkinan hepatitis
autoimun.
3. 6 Penegakan Diagnosis
Diagnosis penyakit SLE sangat sulit untuk ditegakkan. Selain dapat
menimbulkan kerusakan beberapa organ dalam, gejala dari penyakit ini juga
terlihat sangat bervariasi dan tidak sama pada setiap penderita. Gejala yang dapat
timbul berupa demam berkepanjangan, foto sensitifitas, perubahan berat
badan, kelenjar limfe yang membengkak, dan terjadi perubahan terhadap
beberapa organ vital lainnya. SLE pada tahap awal, seringkali memberikan
gambaran seperti penyakit lain misalnya artritis reumatoid, glomerulonefritis,
anemia, dermatitis, dan sebagainya.
20
Kriteria
1. Butterfly Rash
Definisi
Terdapat eritema, datar, atau meninggi yang
cenderung tidak mengenai lipatan nasolabial.
2. Discoid Rash
3. Fotosensitivitas
21
4. Ulser Mulut
5. Arthtritis
6. Serositis
perifer
dengan
rasa
sakit
disertai
Radang
pada garis paru-paru, disebut juga pleura atau
pembengkakan
pada
jantung disebut juga pericardium
7. Kelainan Ginjal
8. Kelainan Saraf
9. Kelainan Darah
5.
hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Quran
Dalam al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai
kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam
al-Quran, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim
maupun fiilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian
Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat
yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Quran menjadi
beberapa macam;
1. Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat
dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan
kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orangorang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar
sangat banyak terdapat dalam Al-Quran. Diantaranya adalah dalam QS.3:
200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.
2. Larangan istija l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah
firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orangorang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu
meminta disegerakan (azab) bagi mereka"
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam
QS. 2: 177: "dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan
dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan
mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."
4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran
(3: 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang
sabar."
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT
senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman
(QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu
beserta orang-orang yang sabar."
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Quran
(13: 23 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteriisterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempattempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun
`alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang
kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."
Inilah diantara gambaran Al-Quran mengenai kesabaran. Gembarangambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat
kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai
kesabaran.
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.
Sebagaimana dalam al-Quran, dalam hadits juga banyak sekali sabdasabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam
kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang
bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan
kesabaran sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan "dhiya " (cahaya yang amat terang). Karena dengan
kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan.
Rasulullah SAW mengungkapkan, "dan kesabaran merupakan cahaya
yang terang" (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara
optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "barang siapa yang
mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan
menjadikannya seorang yang sabar" (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW
mengatakan, "dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik
dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mumin,
sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh
menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah
baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui)
bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa
musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal
tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits
digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila Aku
menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka
aku gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Masud dalam sebuah riwayat pernah
mengatakan: Dari Abdullan bin Masud berkata"Seakan-akan aku
memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang
dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari
wajahnya seraya berkata, Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena
sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah
menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa
Daftar Pustaka
Kamus Dorland edisi 31
Baratawidjaja, Karnen Garna. 2014. Imunologi Dasar. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Isbagio H, Albar Z, Kasjmir YI, et al. Lupus Eritematosus Sistemik. Dalam: Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al, editor. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi kelima.
Jakarta: Interna Publishing, 2009 ; 2565-2579
Goronzy JJ, Weyand CM. The innate and adaptive immune systems. In: Goldman L,
Ausiello D, eds.Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;2007:
chap 42.
Siegel RM, Lipsky PE. Autoimmunity. In: Firestein GS, Budd RC, Harris Ed, et al,
eds. Kelley's Textbook of Rheumatology. 8th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;
2009:chap 15.
http://www.eramuslim.com/peradaban/tafsir-hadits/maknasabar.htm#.VWANDJPfO2g