Anda di halaman 1dari 3

TRAUMA TULANG BELAKANG1

Efek trauma pada tulang belakang dapat berupa langsung (direk) atau tidak langsung
(indirek). Efek langsung trauma tulang belakang yaitu fraktur dan dislokasi. Sedangkan efek
tidak langsung trauma tulang belakang yaitu berupa lesi medulla spinalis.

Efek langsung
1. Fraktur
Pada fraktur, yang patah bisa berupa lamina, pedikel, prosesus transversus, diskus
intervertebralis bahkan korpus vertebralnya. Bersama-sama dengan fraktur tulang
belakang, ligamentum longitudinal posterior dan dura bisa terobek, bahkan kepingan
tulang belakang bisa menusuk kedalam kanalis vertebralis. Arteri serta vena-vena
yang mengiringi medulla spinalis bisa terputus.
Perlu diingat, fraktur tulang belakang sering kali ditemukan berupa fraktur kompresi.
Fraktur kompesi terjadi karena trauma yang tidak berarti (tidak parah), namun
keadaan tulang sudah osteoporotik. Kompresi terjadi pada tulang belakang tanpa ikut
mengkompresi medulla spinalis.
2. Dislokasi
Pada dislokasi tulang belakang, kanalis vertebralis pada tempat dislokasi menjadi
sempit. Pembuluh darah dan radiks dorsalis/ventralis bisa ikut tertarik atau tertekan.
Efek tidak langsung
Seperti yang telah dinyatakan di atas, efek tidak langsung trauma tulang belakang
berupa lesi pada medulla spinalis. Kerusakan yang dialami medulla spinalis dapat bersifat
sementara (reversible) atau menetap (irreversible).
Lesi medulla spinalis sementara disebut komosio medulla spinalis. Pada komosio
medulla spinalis fungsi medulla spinalis hilang sesaat atau sementara waktu oleh karena
trauma tanpa ada fraktur ataupun dislokasi. Dapat ditemukan flaksid paralisis dan kembali
normal dalam beberapa menit, jam, atau hari. Kerusakan reversible yang mendasari komosio
medulla spinalis berupa edema, perdarahan perivaskular kecil-kecil, dan infark disekitar
pembuluh darah. Pada inspeksi makroskopik medulla spinalis tampak utuh.

Pada kerusakan medulla spinalis yang menetap (irreversible), secara makroskopik pun
kelainannya sudah dapat dikenal. Lesi kontusio, laserasio, dan pembengkakan daerah tertentu
di medulla spinalis sudah dapat ditemukan di pemeriksaan makroskopik. Pada pemeriksaan
mikroskopik lesi tersebut dapat memotong seluruh segmen (transversa), separuh segmen
(hemitransversa), ataupun sebagian dari segmen saja (kwadrantransversa).

CEDERA MEDULLA SPINALIS


Cedera medulla spinalis adalah kerusakan pada medulla spinalis yang dapat
diakibatkan oleh injuri pada medulla spinalis itu sendiri maupun dari kerusakan bangunan di
sekitarnya.
Gejala klinis cedera medulla spinalis bervariasi berdasarkan lokasi terkena cedera.
Gejala klinis untuk cedera daerah leher dapat berakibat pada lengan dan tungkai bawah,
cedera pada daerah lombo-sacral dapat berakibat pada tungkai bawah, dan gejala klinis untuk
cedera medulla spinalis daerah thorakal dapat berefek pada tubuh bagian bawah (tungkai
bawah). Gejalanya diantaranya:

Kesulitan bernapas
Kelainan kontrol bladder and bowel (konstipasi, incontinensia)
Baal
Spastisitas
Tekanan darah dan suhu abnormal

PERBEDAAN SYOK SPINAL DAN CEDERA MEDULLA SPINALIS2


Cedera medulla spinalis dan syok spinal acap kali sulit dibedakan karena gejala klinis
yang hampir serupa. Namun kedua hal ini dapat berbeda pada beberapa hal seperti data pada
tabel dibawah ini:

Cedera Medulla Spinalis


Lesi medulla spinalis
UMN sydrome
Paralisis spastik

Syok Spinal
Tidak ada lesi medulla spinalis
LMN syndrome
Paralisis flaksid

Refleks patologis (+)


Bersifat ireversibel

Refleks patologis (-)


Bersifat reversibel

Daftar Pustaka
1. Mrdjono M, Sidharta P. Trauma Medulla Spinalis. In: Neurologi Klinis Dasar. 5th ed.
Jakarta:Dian Rakyat;2009.p.260-2,424
2. Price SA, Wilson LM.Cedera Sistem Saraf Pusat. In: Patofisiologi:
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol 2. 6th ed. Jakarta:
EGC;2006.p.1178-9

Anda mungkin juga menyukai