Intisari: Penelitian tentang isolasi dan identifikasi bakteri termofilik penghasil kitinase dari sumber air panas Danau
Ranau Sumatera Selatan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan isolat bakteri termofilik penghasil kitinase. Bakteri diisolasi dari lokasi sumber air panas Kota Batu Kecamatan Banding Agung, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan dan skrining dilakukan dengan menggunakan media agar kitin. Hasil penelitian didapatkan dua isolat yang
mampu menghasilkan kitinase dengan indeks kitinolitik 0,89 dan 1,25. Berdasarkan karakteristik morfologi dan fisiologi
isolat, menunjukkan bahwa kedua isolat bakteri termofilik penghasil kitinase yang diidentifikasi termasuk ke dalam genus
Bacillus
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Motilitas
Uji Biokimia seperti, Hidrolisis pati, hidrolisis
kasein, fermentasi glukosa, fermentasi sukrosa,
fermantasi laktosa, produksi H2 S, produksi indol, produksi urease, produksi katalase, uji metil
merah, uji Voges-Prokauer, uji TSIA, uji Simmons sitrat.
Bahan yang digunakan dalam penelitiaan ini antara lain, sampel air panas Danau Ranau, medium
Luria Bertani, medium agar kitin, media uji fisiologis
(medium triple sugar iron agar (TSIA), medium simon sitrat, medium indol, medium semi solid, medium
MR-VP broth, medium urea broth), reagen pewarnaan Gram (pewarna Gram A, Gram B, Gram C dan
Gram D) dan pewarna endospora (Malachite Green
dan Safranin).
2.3
Cara Kerja
0912-15-74
Indeks
CN1
1,25
2.
CN2
3.
CN3
4.
CN4
5.
CN5
0,89
6.
CN6
7.
CN7
8.
CN8
Pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 isolat bakteri termofilik yang didapatkan hanya 2 isolat bakteri termofilik yang memiliki aktivitas kitinase, dengan indeks kitinolitik tertinggi pada isolat CN1 sebesar 1,25 dan yang terendah pada isolat
CN5 sebesar 0,89. Adanya aktivitas kitinase ditandai
dengan terbentuknya zona bening disekitar koloni bakteri pada mdium agar kitin (Gambar 1). Zona bening
terbentuk karena terjadinya pemutusan ikatan 1, 4
homopolimer N-Asetilglukosamin pada kitin oleh kitinase menjadi monomer N-asetilglukosamin. Perbedaan indeks kitinolitik dari isolat disebabkan perbedaan aktivitas enzim kitinase dari masing-masing isolat tersebut. Susi [10] menyatakan bahwa, besarnya
zona bening yang dihasilkan tergantung pada jumlah monomer N-asetilglukosamin yang dihasilkan dari
proses hidrolisis kitin dengan memutus ikatan
1, 4 homopolimer N-Asetilglukosamin. Semakin besar
jumlah monomer N-asetilglukosamin yang dihasilkan
maka akan semakin besar zona bening yang terbentuk
di sekitar koloni
KESIMPULAN
[1]
[2]
0912-15-75
Isolat CN1
Isolat CN2
Makroskopis koloni
Irreguler,
Circuler,
Echinulate ,
Echinulate ,
Crenate , Low
Entire ,
convex
convex
Mikroskopis Sel
Gram positif,
menghasilkan
menghasilkan
endospora
endospora
Motil
Nonmotil
- Hidrolisis pati
Positif
Positif
- Hidrolisis kasein
Positif
Positif
Motilitas
Uji Biokimia
Negatif
Negatif
- Fermentasi laktosa
Negatif
Negatif
- Produksi H2 S
Negatif
Negatif
- Produksi Indol
Negatif
Negatif
- Produksi Urease
Negatif
Negatif
- Produksi Katalase
Positif
Positif
Positif
Positif
- Uji V. Proskauer
Negatif
Negatif
Negatif
Nama
Bacillus sp. 2
Bacillussp.1
[3]
[4]
[12]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
0912-15-76