DI SUSUN OLEH :
WAHYU MARYUDIANTO
NIM. P. 09113
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA TN.S DENGAN EFUSI PLEURA
DI RUANG BOUGENVIL RUMAH SAKIT
PANTI WALUYO SURAKARTA
DI SUSUN OLEH :
WAHYU MARYUDIANTO
NIM. P. 09113
: Wahyu Maryudianto
NIM
: P. 09113
Program Studi
: D III Keperawatan
KEPERAWATAN
KEBUTUHAN
OKSIGENASI
PEMENUHAN
PADA
Tn.S
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
WAHYU MARYUDIANTO
NIM. P. 09113
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
: Wahyu Maryudianto
NIM
: P. 09113
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
iii
(.)
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama
: Wahyu Maryudianto
NIM
: P. 09113
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
DEWAN PENGUJI
Penguji I
(.)
Penguji III
: Oktavianus, S.Kep., Ns
NIK . 201086056
(.)
Penguji II
(.)
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S. Kep, Ns
NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. S DENGAN EFUSI PLEURA DI
RUMAH SAKIT PANTI WALUYO
Dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Setiyawan, S. Kep, Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKES Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S. Kep, Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di STIKES
Kusuma Husada Surakarta.
3. Nurul Devi Ardiani S. Kep, Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi kesempurnaannya studi kasus ini.
4. Oktavianus, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Amalia Senja, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasanya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, Bp. Sunardi dan Ibu Sumarsi yang selalu menjadi inspirasi
dan memberikan semangat untuk membiayai pendidikan saya.
8. Buat saudaraku mas Joko dan mas Deky memberi saya arahan, dukungan
moral.
9. Buat neng Niniq yang telah memberikan motivasi dan selalu berjuang bersama
dalam satu tekad, satu tujuan.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................
iv
vi
BAB II
PENDAHULUAN
A.
B.
Tujuan Penulisan.........................................................
C.
Manfaat Penulisan.......................................................
LAPORAN KASUS
A.
Pengkajian .................................................................. 10
B.
C.
D.
E.
vii
BAB III
Pembahasan ................................................................ 17
B.
Simpulan..................................................................... 23
C.
Saran........................................................................... 25
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Asuhan Keperawatan
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Log Book
Lampiran 5
ix
Nama
: Wahyu Maryudianto
: Laki laki
Alamat Rumah
: Belum Ada
Riwayat Organisasi
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
pariental
melapisi
rongga
toraks
(kerangka
iga,
diagframa,
bernapas, paru-paru bergerak keluar masuk lewat area ini. (Ethel Sloane,
2003)
Efusi pleura merupakan pengumpulan cairan dalam ruang pleural yang
terletak diantara permukaan visceral dan parental, adalah proses penyakit
primer yang jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder
terhadap penyakit lain secara normal ruang pleura mengandung sejumlah kecil
cairan (5 sampai 15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan
permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. (Smeltzer & Barre, 2002)
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan untuk penimbunan cairan
dalam rongga pleura dapat berupa transudat dan eksudat. Transudat terjadi
peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya pada gagal ginjal kongesti.
Pada kasus ini terjadi keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran
cairan dalam pembuluh darah. Dan penimbunan eksudat disebabkan oleh
peningkatan atau keganasan pleura dan akibat peningkatan permeabilitas
kapiler atau gangguan absorsi getah bening. Pleura cenderung tertimbun pada
dasar paru akibat gaya gravitasi. (Sylvia A. Price, 2005; 779)
Pasien dengan efusi pleura di dalam rongga pleura terdapat kurang
lebih 5 ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura
parientalis dan viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parientalis
karena adanya tekanan hidrotastik, tekanan koloid, dan daya tarik elatis.
Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis,
sebagian kecil lainnya (10 20%) mengalir ke dalam pembuluh limfe
sehingga pasase cairan disini mencapai satu liter seharian. Terkumpulnya
cairan di rongga pleura disebut efusi pleura. Ini terjadi bila keseimbangan
antara produksi dan absorbsi terganggu. Misalnya pada hyperemia akibat
inflamasi. Perubahan tekanan osmotic (hipoalbumin). Peningkatan tekanan
vena (gagal jantung). (Syamsuhidayat, 2004: 414 - 415)
Faktor pencetus dari efusi pleura dapat dibedakan atas transudat dan
eksudat. Pleura Transudat, misalnya terjadi gagal jantung karena bendungan
vena disertai peningkatan hidrostatik, dan pada sirosis hepatis karena tekanan
osmotik koloid yang menurun. Eksudat disebabkan antara lain oleh keganasan
dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein
dan berat jenis tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih.
Sebaliknya, transudat kadar protein rendah sekali atau nihil sehingga berat
jenisnya rendah. Pada efusi transudat (protein <30 gr/l; b.d. <1015). Efusi
eksudat (protein >30 gr/l b.d. >1015). (Syamsuhidayat, 2004:414 - 415)
Menurut WHO Health Journal (2005), penyakit ganas menyumbang
41% dan tuberkulosis untuk 33% dari 100 kasus efusi pleura eksudatif, 2
pasien (2%) memiliki koeksistensi tubercolosis dan keganasan dan dianalisis
dengan kelompok ganas. Para-pneumonia efusi ditemukan hanya 6% kasus.
Alasan lain adalah: gagal jantung kongestif 3%, komplikasi dari operasi
bypass koroner 2%, rheumatoid arthritis 2%, erythaematosus lupus sistemik
1%, gagal ginjal kronis 1%, kolesistitis akut 1%, etiologi tidak diketahui 8 %.
Efusi pleura besar ditemukan pada 24% pasien, sedang pada 58%, serta efusi
ringan pada 18%. Pada cairan pleura berdarah 15% kasus.
dekat efusi, suara nafas berkurang di atas efusi pleura, vocal fremitus dan raba
berkurang. (Sylvia A. Price, 2005: 779)
Pada Tn. S ada beberapa kriteria yang masuk dalam penyakit efusi
pleura yang berupa dispnea, sesak nafas dan dada terasa seseg saat melakukan
aktifitas badan terasa nyeri, dan batuk-batuk disertai dahak atau sputum,
tenggorokan terasa terasa panas dan gatal, pada pemeriksaan fisik Palpasi:
Vokal Fremitus frekuensi getaran lebih besar yang kiri dada dari pada yang
kanan, Perkusi: pekak di intercosta kelima sebelah kanan, dari hasil rongent
terlihat putih di lapang paru sebelah kanan.
Berdasarkan berbagai data dan informasi di atas maka penulis tertarik
untuk melakukan studi kasus tentang efusi pleura dan penatalaksanaannya,
termasuk menangani efusi pleura berdasarkan manifestasi klinis yang dilihat
secara mendasar melalui konsep kebutuhan dasar manusia yaitu pemenuhan
kebutuhan oksigenasi. Dengan adanya berbagai data dan pertimbangan maka
penulis melakukan Laporan Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn.S Di Ruang Bougenvil Rumah Sakit Panti
Waluyo Surakarta.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Melaporkan
studi
kasus
asuhan
keperawatan
pemenuhan
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian kebutuhan oksigenasi pada
pasien dengan efusi pleura.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan kebutuhan
oksigenasi pada pasien dengan efusi pleura.
c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan kebutuhan
oksigenasi pada pasien dengan efusi pleura.
d. Penulis mampu melakukan implementasi kebutuhan oksigenasi pada
pasien dengan efusi pleura.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi kebutuhan oksigenasi pada pasien
dengan efusi pleura.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi bersihan jalan nafas yang terjadi
pada pasien dengan efusi pleura.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi pendidikan
Dapat memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan
praktik keperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang
profesi keperawatan.
2. Bagi penulis
Dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan
optimal pada praktek klinik keperawatan, dan sebagai tambahan ilmu baru
bagi penulis.
3. Bagi pembaca
Memberikan kemudahan bagi pembaca untuk sarana dan prasarana
dalam pengembangan ilmu keperawatan, diharapkan setelah pembaca
membaca buku ini dapat menjadi acuan atau ada sebuah penilitian untuk
kasus ini.
BAB II
LAPORAN KASUS
10
11
12
13
rencana
keperawatan
pada
diagnosa
bersihan
jalan
nafas
berhubungan dengan mukus dalam jumlah yang berlebihan dengan tujuan dan
kriteria hasil, setelah di lakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam di harapkan
jalan nafas kembali normal dengan kriteria hasil sekret dapat keluar, pernapasan
dalam rentang normal 16 sampai 24 kali per menit, mempunyai irama dan
frekuensi dalam rentang normal, dispnea tidak ada, mengeluarkan sekresi secara
efektif, mudah untuk bernapas. Dengan intervensi observasi keadaan umum
pasien dengan rasional, untuk mengetahui kondisi pasien. Mengobservasi pola
fungsi pernapasan, dengan rasional untuk mengetahui adanya seseg atau tidak.
Mengobservasi karakteristik batuk dan sputum dengan rasional untuk mengetahui
bakteri yang ada didalamnya atau mengidentifikasi patogen. Berikan oksigen
sesuai indikasi, dengan rasional untuk pemenuhan suplay oksigen dalam tubuh.
Berikan posisi postural drainase dengan rasional untuk mengeluarkan secret dari
14
segmen paru dengan memanfaatkan gaya gravitasi Ajarkan batuk efektif dengan
rasional untuk mengeluarkan sekresi secara efektif. Kolaborasi dengan tim dokter
pemberian nebulizer dengan rasional untuk mengencerkan dahak dalam tubuh.
Kolaborasi pemasangan water seal drainase dengan rasional untuk mengeluarkan
cairan udara patologis dari rongga pleura sehingga fungsi dan anatomi paru dapat
kembali seperti semula dengan segera.
Pada tanggal 5 April 2012 dilakukan implementasi pada diagnosa utama
yaitu pada pukul 08.00 WIB mengobservasi keadaan umum pasien diperoleh data
subyektif pasien mengatakan masih batuk berdahak, dan data obyektif pasien
tampak lemah, terlihat batuk serta kurang tidur. Mengobservasi pola pernapasan
klien diperoleh data subyektif pasien mengatakan masih sesak nafas, data
obyekifnya pernapasan klien 28 kali per menit. Pada pukul 09.00 WIB
mengajarkan batuk efektif dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia
melakukan teknik yang diajarkan, data obyektif tampak sputum keluar, warna
kuning keputihan dan konsistensi kental. Pada pukul 09.30 WIB memberikan
oksigen 3 liter per menit dengan data subyektif pasien bersedia dan data obyektif
oksigen masuk sebanyak 3 liter per menit. Pada pukul 10.00 WIB melakukan
terapi nebulizer combivent 10 ml sesuai advis dokter dengan data subyektif pasien
mengatakan bersedia, dan data obyektif obat combivent telah masuk melalui
nebulizer.
Pada tanggal 6 April 2012 dilakukan implementasi pada diagnosa utama
pada pukul 07.30 WIB mengobservasi keadaan umum pasien diperoleh data
subyektif pasien mengatakan masih batuk berdahak, dan data obyektif pasien
15
tampak lemah, terlihat batuk serta kurang tidur. Mengobservasi pola pernapasan
klien diperoleh data subyektif pasien mengatakan masih sesak nafas, data
objekifnya pernapasan klien 28 kali per menit. Pada pukul 08.30 WIB
mengajarkan batuk efektif dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia
melakukan teknik yang diajarkan, data obyektif tampak sputum keluar, warna
kuning keputihan dan konsistensi kental. Pada pukul 09.00 WIB memberikan
oksigen 3 liter per menit dengan data subyektif pasien bersedia dan data obyektif
oksigen masuk sebanyak 3 liter per menit. Pada pukul 09.40 WIB melakukan
terapi nebulizer combivent 10 ml sesuai advis dokter dengan data subyektif pasien
mengatakan
melalui nebulizer.
Pada tanggal 7 April 2012 dilakukan implementasi pada diagnosa utama
pada pukul 07.30 WIB mengobservasi keadaan umum pasien diperoleh data
subyektif pasien mengatakan masih batuk berdahak, dan data obyektif pasien
tampak lemah, terlihat batuk. Mengobservasi pola pernapasan klien diperoleh data
subyektif pasien mengatakan masih sesak nafas, data objekifnya pernapasan klien
26 kali per menit. Pada pukul 08.30 WIB mengajarkan batuk efektif dengan data
subyektif pasien mengatakan bersedia melakukan teknik yang diajarkan, data
obyektif tampak sputum keluar, warna putih dan konsistensi cair. Pada pukul
09.00 WIB memberikan oksigen 3 liter per menit dengan data subyektif pasien
bersedia dan data obyektif oksigen masuk sebanyak 3 liter per menit. Pada pukul
09.40 WIB melakukan terapi nebulizer combivent 10 ml sesuai advis dokter
16
dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia, dan data obyektif obat
combivent telah masuk melalui nebulizer.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 5 April 2012 pukul
14.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah Subyektif
pasien mengatakan batuk berdahak, kurang tidur. Obyektif tampak ada sputum
yang keluar warna kuning keputihan konsistensi kental, pernapasan klien 28 kali
per menit. Asessment masalah belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan
dengan ajarkan batuk efektif, berikan oksigen 3 liter per menit, kolaborasi dengan
dokter pemberian terapi nebulizer combivent 2 kali sehari 10 ml.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 6 April 2012 pukul
14.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah Subyektif
pasien mengatakan batuk berdahak, kurang tidur. Obyektif tampak ada sputum
yang keluar warna kuning keputihan konsistensi kental, pernapasan klien 28 kali
per menit. Asessment masalah belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan
dengan ajarkan batuk efektif, berikan oksigen 3 liter per menit, kolaborasi dengan
dokter pemberian terapi nebulizer combivent 2 kali sehari 10 ml.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 7 April 2012 pukul
14.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah Subyektif
pasien mengatakan batuk berdahak. Obyektif tampak ada sputum yang keluar
warna putih konsistensi cair, pernapasan klien 26 kali per menit. Asessment
masalah teratasi sebagian, Planning intervensi dilanjutkan dengan ajarkan batuk
efektif, berikan oksigen 3 liter per menit, kolaborasi dengan dokter pemberian
terapi nebulizer combivent 2 kali sehari 10 ml.
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada Tn. S Dengan Efusi Pleura di Ruang
Bougenvil Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Prinsip dari pembahasan
ini dengan memfokuskan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam asuhan
keperawatan.
Efusi pleura merupakan pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang
terletak diantara permukaan visceral dan parental, adalah proses penyakit
primer yang jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder
terhadap penyakit lain secara normal ruang pleura mengandung sejumlah
kecil cairan (5 sampai 15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan
permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. (Smeltzer & Barre, 2002)
Efusi pleura merupakan adanya cairan di rongga pleura, dapat bersifat
eksudat atau transudat. Efusi pleura yang transudat disebut hidrotoraks akibat
gagal jantung kongestif mungkin merupakan penyebab tersering adanya
cairan
rongga
pleura.
Eksudat
yang ditandai
dengan
sel
radang,
17
18
19
kaya akan protein dan berat jenis tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak
sel darah putih. Sebaliknya, transudat kadar protein rendah sekali atau nihil
sehingga berat jenisnya rendah. Pada efusi transudat (protein <30 gr/l; b.d.
<1015). Efusi eksudat (protein >30 gr/l b.d. >1015). (Syamsuhidayat, 2004:
414 - 415)
Tanda gejala pasien efusi pleura yang sedikit biasanya asimtomatik,
sementara efusi pleura yang banyak menimbulkan dispnea, khususnya bila
ada penyakit kardiopulmonal yang mendasari. Nyeri dada pleuritik dan batuk
kering dapat terjadi, cairan pleura yang berhubungan adanya nyeri dada
biasaya eksudat. Gejala fisik tidak dirasakan bila cairan kurang dari 200 300
ml. Tanda-tanda yang sesuai efusi pleura yang lebih besar adalah penurunan
fremitus, redup pada perkusi, dan berkurang suara nafas. Pada efusi yang luas
yang menekan paru, aksentuasi suara nafas dan egofoni ditemukan tepat
diatas batas efusi. Adanya friction rub pleural menandai pleuritis. Efusi pleura
masif dengan tekanan intrapleural yang meninggi dapat menyebabkan
pergeseran trakea ke arah kontralateral dan pendataran spatium interkostal.
(Tierney, Lawrence M. Jr, 2002 : 186). Selain itu pada penyakit efusi pleura
ditemukan tanda gejala : dispnea bervariasi, nyeri pleuritik biasanya
mendahului efusi jika penyakit pleura, trakea bergeser menjauhi sisi yang
mengalami efusi, ruang intercosta menonjol pada efusi yang berat, pergerakan
dada berkurang dan terhambat pada bagian yang terkena, egofoni di atas paru
yang tertekan dekat efusi, suara nafas berkurang di atas efusi pleura, vocal
fremitus dan raba berkurang. (Sylvia A. Price, 2005: 779)
20
Dalam teori ini permasalahan utama pada pasien efusi pleura adalah
pola nafas, tetapi dalam kasus ini penulis lebih memprioritaskan bersihan
jalan nafas karena berdasarkan keluhan utamanya pasien merasakan batuk
yang sangat mengganggu sampai sputum berwarna kuning keputihan
kosistensi kental sampai dada seseg. Dan bersihan jalan nafas sangat berat
karena berupa penumpukan cairan di rongga pleura dan harus segera diatasi
bila tidak segera dikeluarkan akan semakin banyak terjadi penumpukan di
rongga pleura sehingga oksigen yang masuk ke paru akan terganggu sehingga
ekspansi paru kurang maksimal. Pada dasarnya bersihan jalan nafas adalah
ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran
pernapasan untuk memepertahankan jalan nafas. (Judith, M Wilkinson, 2006 :
16 20). Maka kebutuhan oksigenasi harus terpenuhi dan bersihan jalan
nafas harus segara teratasi dan Tn. S bisa bernafas secara normal tidak seseg
lagi, sputum dapat keluar atau bisa melakukan mengeluarkan sekresi secara
optimal melalui batuk efektif, tidak menggunakan alat bantu pernapasan, serta
pernapasan kembali normal.
Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan mukus dalam jumlah yang berlebih. (Nanda, 2011)
Penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi bersihan jalan nafas Dengan
intervensi observasi keadaan umum pasien dengan rasional, untuk
mengetahui kondisi umum pasien. Mengobservasi pola fungsi pernapasan,
dengan rasional untuk mengetahui adanya seseg atau tidak. Karakteristik
batuk dan sputum dengan rasional untuk mengetahui bakteri yang ada
21
Berikan
22
23
untuk
mendapatkan
spesimen
guna
keperluan
analisis
dan
untuk
B. Simpulan
Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan
diagnosa,
perencanaan,
implemantasi,
dan
evaluasi
tentang
Asuhan
24
25
tanpa
C. Saran
1. Rumah Sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan dapat memberikan
pelayanan dan mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antar
tenaga kesehatan dan pasien yang ditunjukan untuk meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan yang optimal.
2. Profesi Keperawatan
Dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan yang selanjutnya
mampu dikembangkan untuk memberikan pelayanan pada pasien Efusi
Pleura yang lebih berkualitas dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan kaidah dalam konsep
keperawatan.
26
3. Penulis
Mampu meningkatkan tingkat asuhan keperawatan yang lebih berkualitas,
memberikan tingkat pelayanan keperawatan yang memperhatikan isu dan
etika
yang
sedang
berkembang
dengan
memodifikasi
tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Tatik (2003) Karakteristik Dan Penyebab Efusi Pleura Pada Penderita
Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Karyadi Semarang
Official URL: http://www.fkm.undip.ac.id R Medicine RA Public aspects of
medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicin, di akses
tanggal 11 April 2012.
B. Heidari, dkk, 2005, Efusi Pleura Eksudatif: Efektivitas Analisis Cairan Pleura
Dan Biopsi Pleura, Health Journal WHO. Diakses tangal 11 April 2012.
Corwin, Elisabeth J, (2009), Buku Saku Patofisiologi, Edisi, 3, Alih Bahasa, Nike
Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hidayat, Aziz Alimul, (2004), Buku Saku Pratikulum Kebutuhan Dasar Manusia,
editor Monica Ester, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Mubarak, Wahit, Iqbal, (2007), Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori Dan
Aplikasi Dalam Praktik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, (2005), Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Edisi, 6,
Alih Bahasa, Brahm U. Pendit, Editor Bahasa Indonesia, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Sjamsuhidayat. R, Jong, Wim De, (2004), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sloane, Ethel, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula, Alih Bahasa Indonesia James
Veldman, Editor Bahasa Indonesia, Cetakan Ke 1, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Willkinson, Judith (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC
Dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 7. EGC, Jakarta.