Anda di halaman 1dari 14

Genesa Minerals

Genesa Minerals
Written by Administrator   
Saturday, 18 April 2009 20:55
Article Index
Genesa Minerals
Hal. 2
Hal. 3
Hal. 4
Hal. 5
All Pages

Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses


pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor
pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls).

Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai pegangan
dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan sifat-sifat fisik
dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam penentuan (penyusunan) model
eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu dalam penentuan metoda
penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.

Gambar Hubungan antara genesa endapan mineral (bahan galian)


dengan beberapa ilmu yang ada pada industri mineral
 

Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan
endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui pelapukan
atau proses-proses luar (superficial processes) disebut dengan endapan sekunder
(supergen).

A. KETERDAPATAN MINERAL BIJIH

Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik.Pengertian bijih

Get this button at ConveyThis.com 


adalah endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral berharganya secara
ekonomis, dan bijih dalam suatu endapan ini tergantung pada dua faktor utama, yaitu
tingkat terkonsentrasi (kandungan logam berharga pada endapan), letak serta ukuran
(dimensi) endapan tsb.
Untuk mencapai kadar yang ekonomis, mineral-mineral bijih atau komponen bahan
galian yang berharga terkonsentrasi secara alamiah pada kerak bumi sampai tingkat
minimum yang tertentu tergantung pada jenis bijih atau mineralnya.

Batuan merupakan suatu bentuk alami yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan
kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan heterogen
(terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang merupakan
homogen. Deret reaksi Bowen (deret pembentukan mineral pada batuan) telah
dimodifikasi oleh Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H. Schneiderhohn.

Gambar Diagram urutan pengendapan mineral

Sedangkan proses pembentukan mineral berdasarkan komposisi kimiawi larutan


(konsentrasi suatu unsur/mineral), temperatur, dan tekanan pada kondisi kristalisasi dari
magma induk telah didesign oleh Niggli.
 
Gambar Diagram Temperatur-Konsentrasi-Tekanan (Diagram Niggli)
 

Jika pembentukan endapan mineral dikelompokkan menurut proses pembentukannya,


maka salah satu pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :

Klasifikasi Lindgren (Modifikasi)

1. Endapan yang terbentuk melalui proses konsentrasi kimia (Suhu dan Tekanan
Bervariasi)
a. Dalam magma, oleh proses differensiasi
*) Endapan magmatik (segresi magma, magmatik cair); T 700-15000C; P sangat tinggi.
*) Endapan Pegmatit; T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi

b. Dalam badan batuan


*) Konsentrasi karena ada penambahan dari luar (epigenetik)

*) Asal bahan tergantung dari erupsi batuan beku


- Oleh hembusan langsung bekuan (magma)
+ Dari efusif; sublimat; fumarol, T 100-6000C; P atmosfer-sedang
+ Dari intrusif, igneous metamorphic deposits; T 500-8000C, P sangat tinggi

- Oleh penambahan air panas yang terisi bahan magma


+ Endapan hipothermal; T 300-5000C, P sangat tinggi
+ Endapan mesothermal; T 200-3000C, P sangat tinggi
+ Endapan epithermal; T 50-2000C, P sangat tinggi
+ Endapan telethermal; T rendah, P rendah

+ Endapan xenothermal; T tinggi-sedang, P sedang-atmosfer


*) Konsentrasi bahan dalam badan batuan itu sendiri :
- Konsentrasi oleh metamorfosis dinamik dan regional, T s/d 4000C; P tinggi.
- Konsentrasi oleh air tanah dalam; T 0-1000C; P sedang
- Konsentrasi oleh lapukan batuan dan pelapukan residu dekat permukaan; T 0-1000C; P
sedang-atmosfer

c. Dalam masa air permukaan


*) Oleh interaksi larutan; T 0-700C; P sedang
- Reaksi anorganik
- Reaksi organik

*) Oleh penguapan pelarut

2. Endapan-endapan yang dihasilkan melalui konsentrasi mekanis; T & P sedang.

B. PENGERTIAN MENDALA METALOGENIK

Istilah Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province memiliki pengertian suatu area
yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau oleh satu atau lebih jenis-
jenis karakteristik mineralisasi. Suatu mendala metalogenik mungkin memiliki lebih dari
satu episode mineralisasi yang disebut dengan Metallogenic Epoch.

Beberapa contoh mendala metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari kromium dan
nikel di bagian yang paling dalam dari kerak samudera, dan pengendapan sulfida-sulfida
masif dari tembaga dan besi di tempat-tempat yang panas, metal-bearing brine menuju
samudra melalui zona regangan, endapan-endapan mineral magmatik-hidrotermal
berhubungan dengan proses-proses subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk
gunung-gunung yang besar seperti di Andes, yang mana endapan-endapan mineral
dibentuk oleh diferensiasi magma.

Gambar Diagram Skematis yang Menggambarkan


Setting Geologi Endapan-endapan Mineral, dan Hubungannya dengan
Proses-proses Tektonik Lempeng (Gocht, Zantop, Eggert; 1988)

Contoh mendala metalogenik yang terdapat di Indonesia antara lain: mendala


metalogenik Malaya (terdiri dari batuan beku asam dengan mineral berharga kasiterit),
manda metalogenik Sunda (terdiri dari batuan intermediet dengan mineral berharga
elektrum (Au, Ag)), serta mendala metalogenik Sangihe-Talaut (terdiri dari batuan
ultrabasa dengan mineral berharga nikel).
 
C. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL PRIMER

Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis
endapan, yaitu :
a. Fase Magmatik Cair
b. Fase Pegmatitil
c. Fase Pneumatolitik
d. Fase Hidrothermal
e. Fase Vulkanik

Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang
berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan :

1. Kristalisasi magmanya

2. Jarak endapan mineral dengan asal magma


a. intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku
b. peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
c. crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas

d. apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku
e. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku

3. Bagaimana cara pengendapan terjadi


a. terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma
b. terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada
c. metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan
larutan pembawa bijih

4. Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan

5.Waktu terbentuknya endapan


a. syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan
b. epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan
batuan.

a. Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)

Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral
terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara
gravitational settling (Gambar 6). Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah
kromit, titamagnetit, dan petlandit (lihat juga Gambar 4). Fase magmatik cair ini dapat
dibagi atas :

1. Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa
batuan. Contoh intan dan platina.

2. Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang
terkonsentrasi di dalam batuan.
Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi
telah terdorong keluar dari magma.

 
b. Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)

Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat
kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual
yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan
stockwork.

Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan
temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan
dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat,
Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-
unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby,
sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock crystal).

Gambar Skematik proses differensiasi magma pada fase magmatik cair

Keterangan untuk Gambar :

1. Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), karbon
dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada saat magma naik
kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang gas, seperti buih pada air
soda. Gelombang (buih) cenderung naik dan membawa serta unsur-unsur yang lebih
volatile seperti sodium dan potasium.

2. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari
batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses
diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain. Walaupun
demikian, proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu
pencaran (convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan
beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.

3. Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung


untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur
sodium dan potasium.

4. Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium, magnesium


dan besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak disebelah bawah reservoir
dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan kristal badan bijih dalam
bentuk perlapisan. Lapisan paling bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih
berat seperti mineral-mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-
mineral silikat yang lebih ringan.
 

5. Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding
reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara
sempurna terlarut dalam magma, sehingga merubah komposisi magma. Jika batuan
dinding kaya akan sodium, potasium dan silikon, magma akan berubah menjadu
komposisi granitik. Jika batuan dinding kaya akan kalsium, magnesium dan besi, magma
akan berubah menjadi berkomposisi gabroik.

6. Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi
magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding reservoirl Jika bagian
sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana
mineral silikat yang lebih berat terletak pada lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih
ringan.

c. Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)

Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam
lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-
metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma
yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur
tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak
yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet,
vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.

Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku
intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan
hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan
penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan
ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan
oleh panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh
karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak.

Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air.
Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur sedangkan
pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan metamorfisme kontak
pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada
lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.

Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan
oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit. Sedikit
endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak sekali
berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis
ini (Singkep-Indonesia).

d. Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil
differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan
merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara
pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :

1. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam


batuan.
2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-
unsur baru dari larutan hidrothermal.

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal,


  antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C-3500C), dan
Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu
membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan
barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa
(SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe
endapan hidrothermal.

Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit
(Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena
(PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2),
Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral
gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-
karbonat

Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn,
Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit
(Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit
(CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.

Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu),
argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2), cinabar
(HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-mineral
ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit
(BaSO4), zeolit (Al-silikat).

Gambar Endapan bijih perak berupa endapan hidrothermal tipe epithermal


dengan pengkayaan bijih
di sepanjang rekahan-rekahan dan urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari Park,
1975 p 349)
e. Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)

Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara
primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :

1. Lava flow
2. Ekshalasi
3. Mata air panas

Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O), solfatar
(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron). Bentuk
(komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air
silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik adalah :
belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit, Fe2O3).
Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut, sebagai contoh
endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan logam
dasar di Kanada.
 
Gambar Model Geologi Endapan Tembaga-Timbal-Seng volkanogenik
(After Horikoshi & Sato, 1970; Sato,1981)

D. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN SEDIMENTER

Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan batuan
sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau
pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter umumnya
mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound).
Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah
letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah
maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi seperti
endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/
Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber metal dan
berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal dibagi dua yaitu endapan supergen endapan
yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan hipogen
(endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-
rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan mineral
terbentuk setelah batuan ada).

Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu :
sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau
sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan
(supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara,
dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).

1. Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai
Hasil Pelapukan Permukaan dan Transportasi

Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan
mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan
material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan
geokimia yang baru dinamakan dispersi geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis,
dispersi kimia mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi.

Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi
geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi, meliputi proses
penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan
bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang
terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer
oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses pelapukan,
transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa
partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat. Mobilitas unsur sangat
mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat
dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif
jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu
lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan
dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah.

Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan lateritik.
Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara atau air
permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah. Akibat proses
oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap ke bawah
permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi). Bagian permukaan yang
tidak larut, akan jadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut dengan
gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit.

2. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik

Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan dari
residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut pengendapan tergantung oleh besar
butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt,
Au, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb.

Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi
menjadi :
1. Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer.
Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material mengalami
pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals.

2. Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai


bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih yang berat
akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan didapat kalau kecepatan aliran
menurun, seperti di sebelah dalam meander, di kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini
adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-plaser di California.

3. Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang memukul
pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang umum di sini adalah
ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari batuan terabrasi.

4. Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami pembatuan dan
kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini adalah Proterozoikum
Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas terbesar di dunia, produksinya
lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam beberapa lapisan konglomerat.
Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang terdalam di dunia sampai 3000
meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis disana sekitar 10 per 130 meter.
 
Gambar Sketsa mekanisme endapan bijih sedimenter

3. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia


 

a. Lingkungan Darat

Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah akibat
oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut “ red beds”. Kalau konsentrasi elemen
logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah tempat pengendapan tinggi
memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam dan mengalami pencucian
(leaching/pelindian) meresap bersama air tanah yang kemudian mengisi antar butir
sedimen klastik. Koloid bijih akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe dan
mineral lempung atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.

b. Lingkungan Laut

Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan darat yang
umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan kadar elemen yang tinggi
dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut mempunai elemen yang rendah. Sebagai
contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 % yag membentuk konsentrasi mineral logam yang
berharga hal ini dapat terjadi kalau mempunyai keadaan yang khusus (terutama Fe dan
Mn) seperti :

a. Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di daratan atau dari
sistem hidrotermal bawah permukaan laut.
b. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan
dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
c. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat
tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh).

Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid
membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris
disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus
menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam material
lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di dasar laut
mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan mangan
sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah luas lautan.

E. CONTOH BEBERAPA ENDAPAN MINERAL YANG PENTING

1. Endapan mineral yang berhubungan dengan proses-proses magmatik

 
Tergantung pada kedalaman dan temperatur pengendapan, mineral-mineral dan asosiasi
elemen yang berbeda sangat besar , sebagai contoh oksida-oksida timah dan tungsten di
kedalaman zona-zona bertemperatur tinggi; sulfida-sulfida tembaga, molibdenum, timbal,
dan seng dalam zona intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt perak dan emas natif di
dekat permukaan pada zona temperatur rendah. Mineral-mineral dapat mengalami
disseminated dengan baik antara silikat-silikat, atau terkonsentrasi dalam rekahan yang
baik dalam batuan beku, sebagai contoh endapan tembaga porfiri Bingham di Utah.
 
Gambar Model Geologi Jenis Endapan Tembaga Porfiri di Amerika Selatan
(After Sillitoe,1973)

Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian


digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak
metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang terbuka
dan logam-logam mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal),
sehingga terbentuk cebakan tembaga, timbal, seng, perak, dan emas.

Gambar Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia (After Buchanan,1981)

Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara lateral menuju
batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan blanket- shaped
sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan emas, perak, dan air
raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi
yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif di New Zealand. Jika larutan
volkanik yang membawa logam memasuki lingkungan laut, maka akan terbentuk
kumpulan sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-seng.

2. Endapan mineral yang berhubungan dengan proses sedimentasi

Erosi benua dan pengisian cekungan sedimen di samudera memerlukan siklus geologi dan
kimia yang dapat berhubungan dengan formasi dari jenis endapan mineral selama
pelapukan, perombakan menjadi unsur-unsur pokok berupa fragmental (sebagai contoh
kwarsa atau kadang-kadang emas atau mineral-mineral berat), dan menjadi elemen-
elemen yang larut secara kimiawi (sebagai contoh adalah kalsium, sodium, atau elemen-
elemen metalik pembentuk bijih yang potensial seperti besi, tembaga, timbal, dan seng).
Unsur-unsur pokok fragmental tertransportasi oleh air permukaan diendapkan sebagai
batuan.

Klastik-klastik sedimen di benua dan di lingkungan tepi laut cenderung berbutir kasar dan
bisa mengisi pengkayaan lokal mineral-mineral berharga yang telah tertransportasi
dengan fraksi klastik, sebagai contoh konsentrasi emas placer pada endapan
Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah placer di Asia bagian selatan.

Seringkali formasi endapan sulfida stratiform tidak tampak berhubungan dengan proses
magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan dengan sirkulasi larutan
hidrotermal dari sumber-sumber yang lain, sebagai contoh penirisan dari cekungan
sedimen yang dalam. Endapan-endapan yang dihasilkan sangat mirip dengan beberapa
asal-usul volkanogenik karena mekanisme traping yang sama. Hanya mineral-mineral
sulfida yang dapat mengalami presipitasi pada sediment-water interface atau dalam
batuan yang tidak terkonsolidasi, waktu dari formasi bijih berhubungan terhadap waktu
pengendapan sedimen, terhadap waktu kompaksi dan konsolidasinya, atau terhadap
waktu-waktu berikutnya saat sedimen-sedimen mengalami indurasi penuh dan dapat
termineralisasi oleh larutan yang bergerak melalui batuan yang porous atau struktur-
struktur geologi. Untuk proses ini, contoh yang bagus adalah endapan timbal-seng di
Mississippi Valley.
 
Gambar Model Geologi Endapan Sediment-Ekshalatif Timbal-Seng (After
Lydon, 1983)
Proses-proses sedimentasi juga membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar, batu bara,
minyak dan gas alam. Untuk membentuk batu bara, gambut terkompaksi dan mengalami
pemanasan akibat penurunan dan proses burial. Demikian juga, minyak dan gas
terbentuk oleh maturasi unsur-unsur organik dalam batuan sedimen oleh peningkatan
temperatur dan tekanan. Minyak dan gas dapat bermigrasi melalui batuan yang porous
membentuk reservoir yang besar dalam struktur yang baik, atau tetap di dalam batuan
sumber membentuk oil shale.

3. Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses Metamorfisme

Metamorfisme yaitu proses rekristalisasi dan peleburan akhir dari batuan beku atau
batuan sedimen, yang disebabkan oleh intrusi dari magma baru atau oleh proses burial
yang dalam . Endapan hidrotermal kontak metasomatik terbentuk di sekitar magma yang
mengalami intrusi, seperti yang digambarkan di atas. Metamorfisme burial yang dalam
dapat menimbulkan overprinting terhadap akumulasi mineral yang ada sebelumnya,
sebagai contoh yang besar adalah endapan sediment-hosted lead-zinc di Broken Hill,
Australia.

Metamorfisme burial juga membebaskan sebagian besar larutan hidrotermal yang


melarutkan logam-logam dari country rock, diendapkan saat larutan bertemu dengan
suatu lingkungan dengan kondisi temperatur, tekanan, dan kimia yang tepat untuk
formasi bijih. Formasi endapan emas di beberapa jalur metamorfik Precambrian
berhubungan terhadap transportasi emas oleh metamorfic water menuju urat kwarsa
yang mengandung emas. Kecuali jenis endapan tersebut, metamorfisme regional tidak
terlalu banyak membentuk formasi dari endapan bijih metalik.

Anda mungkin juga menyukai