Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama pada
negara negara maju.

Seperti amerika, jerman, perancis, australi dan lain

sebagainya yang menjadi pedoman pendidikan bagi negara-negara berkembang.


Kemajuan pendidikan

dipengaruhi dengan semakin meningkatnya kebutuhan

masyarakat, sehingga kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan semakin


tinggi serta jenjang seseorang menempuh pendidikan semakin tinggi maka
peluang mendapatkan kesejahteraan hidup semakin besar pula. Pendidikan yang
merata diberbagai wilayah sudah terlaksana dilihat dengan pertumbuhan ekonomi
masyarakat diberbagai sektor pada setiap wilayah. Sehingga, penggagas
pendidikan terus berupaya meningkatkan taraf pendidikan setiap masyarakat
dengan menciptakan metode maupun teknologi pendidikan.
Perkembangan pendidikan yang semakin pesat pada negara negara adidaya
berbanding terbalik dengan pertumbuhan pendidikan pada negara berkembang.
Seperti di asia tenggara yang negara-negaranya sebagian besar pernah mengalami
penjajahan menjadikan pertumbuhan diberbagai sektor, mulai dari ekonomi, sosial
maupun pendidikan semakin melemah. Sehingga, setelah melewati masa
penjajahan tersebut dimulailah era baru yang menjadi tonggak pergerakan
masyarakan dengan ditandai proklamasi kemerdekaan. Merintisnya pertumbuhan
pasca penjajahan telah dimulai terutama pada dunia pendidikan dari yang awalnya
bersifat manual kini mulai ditinggalkan dan beralih kepada teknologi pendidikan
yang lebih efektif. Proses belajar mengajar yang pada awalnya menggunakan
metode ceramah sudah mulai beralih pada metode-metode berbasis siswa dengan
memanfaatkan teknologi pendidikan yang sudah berkembang pula. Sehingga,
secara bertahap pertumbuhan pendidikan di Indonesia pada khususnya mengalami
perkembangan yang cukup siknifikan.
Dengan pertumbuhan pendidikan yang semakin lama semakin berkembang,
memunculkan sebuah tantangan baru yang harus dilaksanakan. Diantaranya

adalah penggunaan tekhnologi digital dalam dunia pendidikan yang harus


dikuasai oleh perangkat sekolah yaitu kepala sekolah, tenaga pendidik, serta
seluruh staf yang pengelola sekolah. Dengan demikian kemajuan teknologi digital
yang semakin canggih yang diterapkan disekolah menjadikan pembelajaran
ataupun pelayanan terhadap stake holder semakin efektif. Tetapi hal tersebut
berbanding terbalik dengan kemampuan sumber daya manusia yang ada
disekolah. Penerapan teknologi digital disekolah harus diimbangi dengan
kemampuan mengoprasikan dan mengakses. Sedangkan keahlian tersebut belum
seluruhnya merata dimiliki oleh pengelola sekolah. Terutama pada sekolah
dibawah naungan kementerian agama yaitu madrasah ibtidaiyah, madrasah
tsanawiyah, madrasah aliyah dan madrasah aliyah kejuruan.
Pandangan masyarakat terhadap sekolah yang berada dibawah naungan
kementerian agama merupakan sekolah berbasis agama yang tidak bisa
berkembang. Banyak para orang tua yang menyekolahkan anak mereka disekolah
umum dibawah naungan kementerian pendidikan dasar dan menengah. Tetapi
pandangan

tersebut

berubah

ketika

banyak

madrasah

yang

mengikuti

perkembangan teknologi. Penerapan teknologi tersebut dinamakan teknologi


informasi dan komunikasi.
Information and communication technologi atau di Indonesia disebut
teknologi informasi dan komunikasi merupakan perkembangan teknologi dalam
penyampaian informasi atau pesan dan komunikasi kepada individu maupun
halayak ramai. Kebutuhan akan efiensi informasi dan komunikasi yang cepat
melahirkan teknologi berupa gaged atau alat bantu. Seperti halnya pada dunia
pendidikan, informasi dan komunikasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat
sekolah. Kemudahan mendapatkan informasi menjadikan seluruh masyarakat
sekolah semakin up date terhadap perkembangan yang terjadi. Teknologi
komunikasi juga sangat berperan dalam dunia pendidikan. Penggunaan alat bantu
seperti hand phone, camera digital, dan sosial media menjadikan komunikasi
menjadi efektif dan efisien.
Penggunaan teknologi sudah dijelaskan dalam Islam bahwa pemanfaatan
teknologi mempermudah dalam melakukan sebuah pekerjaan. Kemudahan dalam

mengerjakan pekerjaan akan memberikan efisiensi waktu dan tenaga. Seseorang


yang dapat menggunakan teknologi terutama teknologi baru sudah tentu
merupakan orang yang mempunyai ilmu. Al Quran menjelaskan bahwa orang
yang berilmu akan diangkat derajatnya. Seperti pada surat Al Mujadalah ayat 11
yang berbunyi :




Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.1
Allah swt telah menjanjikan dalam firmannya bahwa orang orang yang
beriman dan orang yang berilmu pengetahuan akan ditiggikan derajatnya beberapa
derajat. Ayat diatas menegaska bahwa ilmu itu sangatlah penting untuk diraih,
karena

dengan

ilmu

dapat

membantu

seseorang

bertahan

hidup

dan

mempertahankan hidup. Dengan ilmu pengetahuan seseorang mempunyai


kesetaraan hidup yang lebih baik dan tentunya derajat seseorang di mata
masyarakat semakin baik.
Produk yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan adalah orang orang yang
berilmu. Keilmuan seseorang dalam kehidupan bermasyarakan dan berbangsa
sangat dibutukan karena seseorang yang berilmu akan menghasilkan teknologiteknologi baru yang pada akhirnya akan digunakan kembali oleh semua manusia.
Hal tersebut merupakan sirkulasi atau perputaran matarantai kehidupan. Jadi
apabila

kemalasan

seseorang

dalam

mencari

ilmu

pengetahuan

akan

menghasilakan orang - orang yang rendah pengetahuan. Sehingga dengan


rendahnya ilmu pengetahuan pada masyarakat akan terpuruk suatu peradaban
manusia.
1 Al Quran Terjemah, Kementerian Agama RI.

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan temuan yang dihasilkan oleh


para pakar teknologi yang sangat berguna baik pada pertumbuhan beradaban,
terutama pada pendidikan. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi di
Indonesia sudah mulai dipakai dari sepuluh tahun yang lalu. Sesuai dengan
ketetapan presiden Keputusan Presiden Nomor 50 tahun 2000 tentang
pembentukan Koordinasi Tim Telematika Indonesia. Tim ini terdiri dari semua
menteri di kabinet termasuk Menteri Pendidikan. Tugasnya antara lain untuk
menentukan kebijakan pemerintah di bidang telematika; untuk menentukan
tahapan dan prioritas pembangunan di bidang telematika dan penggunaannya di
Indonesia; untuk memantau dan mengontrol pelaksanaan telematika di Indonesia;
dan melaporkan perkembangan dari telematika di Indonesia kepada Presiden.
Pemerintah menyadari bahwa keberhasilan pengembangan dan pemanfaatan
telematika sebagian besar tergantung pada infrastruktur yang dapat menyediakan
akses yang mudah, dan juga memastikan ketersediaan informasi dan pelajaran.
Untuk memenuhi tiga ketentuan ini, sebuah sumber daya manusia yang kompeten
adalah sebuah kebutuhan. Itulah sebabnya persiapan berkualitas sumber daya
manusia diberikan prioritas, karena memerlukan kerja keras dan membutuhkan
waktu. Sementara itu, kami juga tahu bahwa kelangkaan dan kualitas sumber daya
manusia yang rendah di daerah Informasi dan Komunikasi Teknologi dapat
menunda penguasaan komunikasi dan teknologi informasi.
Dengan demikian, pemerintah melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara sebagai Ketua Tim Koordinasi Telematika Indonesia dalam jumlah
suratnya 133 / M.PAN / 5/2001 yang menyusun Rencana Aksi Lima Tahun
Pembangunan dan Pelaksanaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di
Indonesia. Rencana ini antara lain mencakup rencana untuk pelaksanaan
penggunaan telematika di bidang pendidikan mulai dari tahun 2001 hingga 2005,
yang meliputi:
1. Mengembangkan kolaborasi antara industri ICT dan ICT lembaga
pendidikan melalui pelatihan dan R & D kolaborasi, dan menemukan
jaringan untuk keterampilan dan pengembangan kapasitas
2. Mengembangkan dan menerapkan Kurikulum TIK

3. Menggunakan TIK sebagai bagian penting dari kurikulum dan sarana


belajar di sekolah / universitas dan pusat pelatihan
4. Membangun program pendidikan jarak jauh termasuk partisipasi Global
Pengembangan Pembelajaran dan jaringan lain
5. Memfasilitasi penggunaan internet untuk belajar dan mengajar yang lebih
efisien
Dari rencana aksi ini kita dapat melihat bahwa penekanan kualitas sumber
daya manusia perbaikan terutama diarahkan pada penyediaan dan perluasan
pendidikan sumber daya manusia di daerah TIK. Selain itu, pemanfaatan TIK
untuk pendidikan dan tujuan pembelajaran, sebagai upaya untuk mengisi
kesenjangan digital, yang pada gilirannya diharapkan dapat untuk meningkatkan
daya saing nasional untuk menghidupkan kembali perekonomian emphase lain.
Keberhasilan pemanfaatan ICT antara lain tergantung pada infrastruktur yang
meliputi jaringan telekomunikasi, ketersediaan Fasilitas internet dan penggunaan
internet. Secara umum perkembangan ICT di Indonesia saat ini kurang
menggembirakan dibandingkan dengan negara-negara maju, atau bahkan
dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia,
Thailand dan lain-lain.
Untuk memberikan gambaran umum kondisi TIK di Indonesia mari kita
perhatikan data dikutip dari Pusat Penelitian dan Penerapan Informasi dan
Elektronik Teknologi dari Kantor Penelitian dan Penerapan Teknologi, 2001
sebagai berikut.2
Garis Telepon Umum untuk 203.456.005 rakyat yaitu a) Jumlah telepon kios
228.862. b) Jumlah bilik telepon 345307. c) Pelanggan telepon 6304798.
Sedangkan untuk pengguna internet yaitu a) Internet Service Provider 40. b)
Umum Akses Kecepatan laju ISP 15 kbps. c) Pelanggan ISP 511.000 dengan
1.980.000. d) Para pengguna Internet terdiri dari 42% untuk perdagangan, 30%
lebih tinggi untuk pendidikan, 21% untuk pemerintah, 6% untuk lembaga
penelitian, dan 1% untuk kantor non-pemerintah. e) Pengguna Internet
berdasarkan profesi mereka dapat dibagi sebagai berikut: siswa 39%, 22%
2 Harina Yuhetty, ICT and Education in Indonesia. Artikel ilmiah. hal 4.

pekerja, manajer 17%, asisten manajer 5%, profesional 5%, direktur 4%,
pengusaha 3%, dan lain-lain 5%. f) Para pengguna internet berdasarkan latar
belakang pendidikan mereka adalah sebagai berikut, SD / SMP 2%, SMA 41%,
perguruan tinggi lulusan 9%, mahasiswa 43%, dan 5% lulusan.
Dari data di atas dapat diketaui bawa lemahnya penggunaan ICT pada sektor
pendidikn menunjukan bahwa lemah pula kualitas yag dimliki oleh setiap sekolah.
Peneliti memfokuskan penelitian pada sekolah yang notabenya pendidikan
agamanya kental yaitu pada madrasah aliyah (MAN). Penelitian yang fokus
kepada madrasah aliyah dikarenakan peneliti tertarik terhadap perkembangan
sekolah di bawah naungan kementrian agama, terutama dikota malang. Terdapat
tiga madrasah aliyah dikota malang yaitu MAN 1, MAN 2 dan MAN 3 yang
merupakan sekolah maju serta dapat dikatakan beonafit dengan fasilitas yang
diberikan. Ketiga madrasah ini sanggup bersaing dengan ketatnya persingan
antara beanyaknya sekolah umum yang ada di kota Malang. Dengan penerapan
ICT yang sudah berkembang di Indonesia menjadikan ketiga madrasah ini
terkenal dan menjadi sosok sekolah yang diminati oleh masyarakat. Tetapi
tentunya kertiga madrasah ini memiliki mutu yang berbeda, baik dari segi
akademik maupun non akademik. Sehigga perlulah adanya penelitian tentang
masalah penerapan ICT terhadap mutu sekolah. Oleh karena itu peneliti
mengambil judul yaitu Pengaruh Penerapan Information and Communication
Technologi (ICT) Dalam Meningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) Se - Kota Malang dengan rumusan masalah seperti berikut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Penerapan ICT dalam pelayanan berpengaruh dalam meningkatkan
kualitas pelayanan ?
2. Apakah Penerapan ICT dalam pelayanan berpengaruh dalam meningkatkan
input pendidikan ?
3. Apakah penerapan ICT dalam pelayanan berpengaruh dalam meningkatkan
proses pendidikan?
4. Apakah penerapan ICT dalam pelayanan berpengaruh dalam meningkatkan
output pendidikan ?
5. Apakah penerapan ICT dalam pembelajaran berpengaruh dalam
meningkatkan input pendidikan ?

6. Apakah penerapan ICT dalam pembelajaran berpengaruh dalam


meningkatkan proses pendidikan ?
7. Apakah penerapan ICT dalam pembelajaran berpengaruh dalam
meningkatkan output pendidikan ?
8. Apakah penerapan ICT dalam pembelajaran berpengaruh dalam
meningkatkan input pendidikan ?
9. Apakah penerapan ICT dalam administrasi berpengaruh dalam
meningkatkan input pendidikan ?
10. Apakah penerapan ICT dalam administrasi berpengaruh dalam
meningkatkan proses pendidikan ?
11. Apakah penerapan ICT dalam administrasi berpengaruh dalam
meningkatkan output pendidikan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Menguji dan menjelaskan penerapan ICT dalam pelayanan terhadap kualitas
pelayanan.
2. Menguji dan menjelaskan ICT dalam pelayanan terhadap input pendidikan ?
3. Menguji dan menjelaskan ICT dalam pelayanan terhadap proses
pendidikan?
4. Menguji dan menjelaskan ICT dalam pelayanan terhadap output
pendidikan ?
5. Menguji dan menjelaskan ICT dalam pembelajaran terhadap input
pendidikan ?
6. Menguji dan menjelaskan ICT dalam pembelajaran terhadap proses
pendidikan ?
7. Menguji dan menjelaskan ICT dalam pembelajaran terhadap output
pendidikan ?
8. Menguji dan menjelaskan ICT dalam pembelajaran terhadap input
pendidikan ?
9. Menguji dan menjelaskan ICT dalam administrasi terhadap input pendidikan
?
10. Menguji dan menjelaskan ICT dalam administrasi terhadap proses
pendidikan ?
11. Menguji dan menjelaskan ICT dalam administrasi terhadap output
pendidikan ?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil daripenelitia ini aaah sbagai berikut :
1. Secara Teortis :
a. Memberikan informasi tentang penerapan ICT di MAN Se Kota Malang

b. Menjadi tolak ukur penerapan ICT dalam meningkatkan mutu pendidikan


di MAN se-Kota Malang.
2. Secara Praktis :
a. Menambah khazanah keilmuan dalam bidang ICT dan Mutu Pendidikan.
b. Sebagai pengembangan ilmu pendidikan tentang ICT dalam peningktan
mutu pendidikan.
c. Bagi peneliti tentunya dapat menambah dan mengembangkan wawasan
dalam penerapan dan pengembangan ICT dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
E. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh penerapan ICT dalam meningkatkan mutu pendidikan di
MAN se-Kota Malang.
F. Ruang linkup Penelitian
Variable

Jenis

Keterangan

Independen

Penerapan ICT

ICT adalah bagian dari ilmu pegetahuan

dan teknologi (IPTEK) yaitu semua


teknologi yang behubungan pengabilan,
pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan,

Dependent

Mutu

penyebaran dan penyajian informasi.3


Secara umum mutu adalah gambaran dan

Pendidikan

karakteristik menyeluruh dari barang atau


jasa yang menunjukkan kemampuannya
dalam

memuaskan

kebutuhan

yang

diharapkan. Dalam konteks pendidikan,


pengertian mutu mencakup input, proses
dan output pendidikan.4

G. Originalitas Penelitian

3 Rusman, dkk. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Jakarta; Raja
Grafindo Persada, 2012. hal 78.
4 Artikel Pendidikan, Konsep Dasar MPMBS, http: www.dikdasmen.depdiknas.go.id,
hlm. 3

Judul,

Nama

Peneliti Persamaan

dan tahun penelitian/

terbit
Pemberdayaan

Perbedaan

Orisinalitas
Penelitian

Pembahasan

Pembahasan

Peneliti
memfokuskan

Masyarakat

dalam mengenai

fokus

Meningkatkan

Mutu mutu

pemberdayaan

penelitian

masyrakat
Jenis peneltian

terhadap

Pendidikan (Studi Kasus penidikan


di M.A T.M.I Al-Amien

pada

kualitatif

Prenduan Sumenep)
Oleh Moh. Rifa'i (2008)

penerapan ICT
dalam
meningktkan
mutu
pendidikan

Pola

Kepemimpinan Pembahasan

Membahas

Kepala Madrasah dalam mengenai

tentang pola

Meningkatkan

kepemimpinan

Mutu mutu

Pendidikan (Studi Kasus penidikan

kepala

di MAN Malang II Batu)

madrasah

oleh Ahmad Azhar, 2008.

tidak
membahas
-

mengenai ICT
Jenis peneltian
kualitatif

H. Definisi Operasional
1. Information and communication Technologi (ICT)
ICT merujuk kepada definisi TI itu sendiri dan teknologi komunikasi serta
kawasan broadcasting yang meliputi internet dan peralatan elektronik pelanggan,
seperti handphone dan personel digital assistants.5
Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah payung besar terminologi yang
mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan
informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
5 IDB (Islamic Development Bank). 2003. Guideline for a national IT strategy.
Jeddah:Islamic Research and Training Institute.

komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan


proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi
komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi
Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan
yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi
antar media.
2. Mutu Pendidikan
Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan
yang diharapkan. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input,
proses dan output pendidikan.6
Secara bahasa mutu atau kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu; kadar,
derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dsb).7 Dalam kamus Oxford mutu atau
kualitas diartikan sebagai the standard of something as measured against other
thing of a similar kind,8 yang artinya secara bebas adalah standar sesuatu sebagai
pengukur yang membedakan suatu benda dengan yang lainnya. Di sini keberadaan
mutu tersebutlah yang menjadikan suatu benda itu berbeda. Perbedaan yang
terdapat pada benda ini menjadikan benda ini istimewa dan spesial dibandingkan
dengan benda lainnya yang masih tergolong sama.
I. Sistimatika Penulisan

6 Artikel Pendidikan, Konsep Dasar MPMBS, http: www.dikdasmen.depdiknas.go.id,


hlm. 3
7 KBBI Offline Versi 1.1
8 Concise Oxford Englihsh Dictionary (Eleventh Edition)

10

Sistematika pembahasan merupakan gambaran teknis tentang keseluruhan


proposal penelitian, yang dapat dijadikan satu arahan bagi pembaca untuk
menelaahnya. Secara berurutan dalam sistematika ini adalah sebagai berikut :
BAB IPENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini dikemukakan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
hipotesis penelitian, ruang lingkup dan originalitas penelitian,
definisi operasional dan sistematika pembahasan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab kajian pustaka ini dikemukakan kajian Pengertian ICT,
ICT sebagai main core, ICT sebagai supporting procces dan mutu
pendidikan.

BAB III

METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dikemukakan tentang rancangan penelitian,
variable penelitian, populasi dan sampel penelitian, pengumpulan
data, instrumen penelitian, uji validitas dan reabilitas dan analisa
data.

BAB IV

HASIL PENELITIAN
Dalam bab hasil penelitian akan dipaparkan tentang penyajian data
yang berkaitan dengan hasil yang didapat di lapangan penelitian,
serta analisa data.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam bab terakhir ini akan disajikan tentang kesimpulan sebagai
hasil dari penelitian dan dilanjutkan dengan saran-saran yang
sekiranya

dapat

dijadikan

bahan

pemikiran

bagi

yang

berkepentingan.

11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. ICT Dalam Pendidikan
a. Pengertian teknologi informasi
Dalam sejarah peradaban kehidupannya, manusia sebagai makhluk yang
berakal senantiasa berusaha mendapatkan taraf hidup yang lebih baik dari waktu
ke waktu. Dalam proses pencapaian hal tersebut, manusia memanfaatkan
kemampuan akal yangdimilikinya.
Dengan usaha dan pengalaman yang ada, manusia mendapatkan/menghasilkan
sebuah ilmu pengetahuan (knowledge). Setelah mempunyai ilmu pengetahuan
manusia pun berusaha untuk menerapkan ilmu pengetahuan tersebut menjadi
sesuatu yang nyata. Sesuatu yang berfungsi untuk mempermudah manusia dalam
menjalani kehidupannya. Itulah teknologi. Teknologi merupakan sebuah hasil dari
penerapan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mempermudah manusia dalam
menjalani kehidupannya.
Menurut Roger, teknologi adalah suatu rancangan atau desain untuk alat bantu
tindakan yang mengurangi ketidak pastian dalam sebab akibat dalam mencapai
suatu hasil yang diinginkan. Sementara Jacues Ellu mendefinisiakan teknologi

12

sebagai keseluruhn metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri
efisien dalam setiap kegiatan manusia. Menurut Gery J. Anglin teknologi
merupakan penerapan ilmu- ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara
bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Sedangkan menurut Vaza
teknologi addalah proses yang dilksanakan dalam upaya mewujudkan sesuatu
secara rasional , teknologi merupkan ilmu pengetahuan yang ditransformasikan
kedalam produk, proses, jasa, dan struktur organisasi.9
Jadi teknologi adalah hasil ciptaan manusia dari proses penerapan ilmu
pengetahuan yang menghasilkan sebuah alat bantu berupa produk tertentu.
Teknologi mempermudah seluruh kegiatan manusia, sehingga dengan teknologi
yang diterapakan akan menciptakan efiensi dan efektifitas dalam dalam
melakukan pekerjaan.
Sedangkan informasi adalah data yang tersusun melalui proses sehingga lebih
berguna, lebih memiliki nilai, dan mengurangi kesalahan dalam informasi.
Menurut Gordon

B. Davis informasi adalah data yang telah diolah menjadi

sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang. Data (bahan baku informasi) adalah kelompok
teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagaainya
Menurut Winardi informasi yaitu semua data yang mempunyai arti bagi pihak
pemakai, sedangkan data adalah sebuah fakta tertentu. Sedangkan Mc Leod
mendefinisikan informasi adalah data (data terdiri dari fakta-fakta dan angkaangka) yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.
Jadi informasi merupankan sebuah kumpulan data yang tersusun sedemikian
rupan membentuk sebuah pesan yag dikirim kepada penerima. Informasi
merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi manusia, karena informasi juga
merupakan sebuah pengetahuan baik yang diperoleh dengan sengaja atau tidak.
Ciri-ciri informasi yang berkualitas menurut Raymond Mc. Leod adalah:

9 Rusman, dkk. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Jakarta;


Raja Grafindo Persada, 2012. hal 79.

13

a. Akurat, informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan


informasi tersebut harus bebas dari kesalahan-kesalahan.
b. Tepat waktu, informasi itu harus tersedia/ ada pada saat informasi tersebut
diperlukan dan tidak terhambat.
c. Relevan, informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
d. Lengkap, informasi harus diberikan secara lengakap karena bila informasi
yang dihasilkan sebagian-sebagian akan mempengaruhi dalam mengambil
keputusan.10
e. Correctness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus
memiliki kebenaran.

f. Security, berarti informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih


besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar
informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dan dengan satuan nilai uang
tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasannya.
Penggabungan teknologi dengan informasi melahirkan sebuah penemuan baru
yang disebut Information Technologi. Teknologi Informasi (TI), atau dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah
umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam
membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan
informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk
data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa
komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan
peranti genggam modern (misalnya ponsel).
Pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi bergambar, teks
dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan
telekomunikasi. Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam
sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana
penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum memiliki
nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI)."
10 Ibid.

14

Beberapa bidang modern yang muncul sebagai teknologi informasi adalah


generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, ''Cloud Computing'', sistem
informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain.11
Ada 6 Fungsi dari Teknologi Informasi:
1. Menangkap (Capture), Mengkompilasikan catatan - catatan rinci dari
aktivitas - aktivitas. Misalnya menerima inputan dari keyboard, scanner,
mic, dsb.
2. Mengolah (Processing), Mengolah/memproses data masukan yang
diterima untuk menjadi informasi. Pengolahan/pemrosesan data dapat
berupa mengkonversi(mengubah data ke bentuk lain), menganalisis
(analisa kondisi), menghitung (kalkulasi), mensintesis (penggabungan)
segala bantuk data dan informasi.
3. Menghasilkan (Generating), Menghasilkan atau mengorganisasikan
informasi ke dalam bentuk yang berguna. Misalnya laporan-laporan,
table, grafik, dsb.
4. Menyimpan (Storage) ,Merekam atau menyimpan data dan informasi
dalam suatu media yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya.
Misalnya : simpan ke harddisk, tape, disket, CD, dsb.
5. Mencari kembali (Rertrival), menelusuri, mendapat kembali informasi
atau mengkopi (Copy) data dan informasi yang sudah tersimpan.
Misalnya mencari kembali supplier yang sudah lunas, dsb.
6. Mentransmisi (Transmission), Mengirim data dan informasi dari suatu
lokasi ke lokasi lain melalui jaringan komputer. Misalnya mengirimkan
data penjualan dari user A ke user lainnya, dsb.12
Istilah teknologi informasi (Information Technology) mulai populer diakhir
dekade 70-an. Pada masa sebelumnya istilah teknologi informasi dikenal dengan
teknologi komputer atau pengolahan data elektronik atau EDP (Electronic Data
Processing). Menurut kamus Oxford, teknologi informasi adalah studi atau
11 http://budsus.wordpress.com/2008/07/10/data-informasi-dan-pengetahuan/ (diakses
tanggal 15 Desember 2014).
12 http://handzmentallist.blogspot.com/2010/05/fungsi-teknologi-informasipenggunaan.html (diakses tanggal 15 Desember 2014).

15

penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan,


menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata,
bilangan, dan gambar. Menurut Atler, Martin dan Lucas dalam Abdul Kadir,
teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk
melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemprosesan data seperti menangkap,
mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau menampilkan
data.13 Definisi tersebut lebih dikembangkan oleh Martin yang memberikan makna
bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer
(perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi.
b. Pengertian teknologi komunikasi
Teknologi komunikasi merupakan teknologi yang mendukung dalam
pertukaran informasi. Komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai proses
pertukaran informasi dengan berbagai macam media perantara. Sekarang ini
sudah banyak teknologi pendukung media komunikasi yang saling bersaing di
pasaran. Untuk dapat berkomuniksai secara lancar kita juga membutuhkan
perangkat hasil dari pengembangan teknologi.
Teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari
hardware, software, proses dan sistem yang digunakan untuk membantu
proses komunikasi, yang bertujuan agar komunikasi berhasil (komunikatif).
Teknologi

komunikasi

lebih

menekankan

pada

perangkat

elektronik

sebagaimana dikemukakan oleh Effert M. Rogers , bahwa kata kunci dari


teknologi komunikasi adalah electronic technology: Electronics technology
thees theis allos as to build virtually any kind of communication divece that one
mighate wish at a price . Lebih lanjut Effert M. Rogers mengemukakan
bahwa yang dimaksud teknologi komunikasi termasuk media Kurikulum Berbasis
13 Munir, Kurikulum Berbasis TIK. Bandung; Alfabeta, 2010.. hal. 8.

16

TIK adalah micro komputer, teleconferencing, teletext, videotext, interactive


cable television, dan communication satellite.
a) Micro computer.
individual dengan

Unit yang berdiri sendiri. Biasanya digunakan


menggunakan

software-software

tertentu.

Dan

berapa komputer dapat dikoneksikan dengan microkomputer yang


lainnya. Central Processing Unit (CPU) merupakan perangkat utama
microkomputer
komputer.
b) Teleconferencing.

yang mampu membaca setiap perintah program


Adalah pertemuan dalam grup kecil yang ber

komunikasi secara interaktif sebanyak tiga atau lebih orang pada lokasi
yang terpisah. Terdapat tiga tipe teleconferencing, yaitu : 1) video
teleconferencing,

(2)

audio

teleconferencing,

(3)

komputer

teleconferencing.
c) Teletext. Adalah pelayanan informasi interaktif untuk personal atau
permintaan informasi yang disajikan dalam video / layar televisi di
rumah. Gambar yang ditangkap oleh layar televisi diperoleh dari
signal

siaran televisi, pengguna harus memiliki perangkat alat

penangkap siaran.
d) Videotext. Adalah pelayanan informasi interaktif

untuk melayani

kebutuhan pribadi atau permintaan informasi dari sentral komputer dari


tampilan video di layar televisi. (biasanya televisi penerima di
rumah) Gambar / informasi yang diperoleh cukup potensial karena
bersifat

tanpa batas, sesuai dengan kapasitas sistem komputer yang

dimiliki.
e) Interactive Cable Television.

Untuk mengirimkan teks

dan gambar

denganfull video ke video yang ada di rumah melalui kabel dengan


tayangan tayangan sesuai dengan permintaan.
f) Communication Satelit. Pesan yang disampaikan melalui relay
telepon, televisi penyiaran, dan pesan-pesan yang dikirimkan dari
tempat dibelahan dunia manapun.
Bidang komunikasi memang sangat penting dan menjadi kebutuhan yang
pokok dalam kehidupan masyarakat. Namun, komunikasi tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya komponen utama dalam sistem komuniksi yang berupa

17

pemancar, penerima, dan media transmisi. Pemancar mengirimkan sinyal


informasi melalui suatu media yang kemudian diterima oleh penerima. Pada
sistem komunikais modern sinyal informasi umumnya dimodulasi dahulu sebelum
dipancarkan melalui suatu kanal yang tersedia. Komunikasi antar perangkat
telekomunikasi dapat dilakukan apabila antar perangkat memahami aturan dan
bahasa yang dipergunakan. Sama halnya kalau kita berkomunikasi langsung
dengan orang asing yang tidak memahami bahasa kita maka yang terjadi adalah
penggunaan bahasa isyarat yang dipahami kedua orang yang berkomunikasi
tersebut. Begitu juga dengan perkembangan teknologi komunikasi data yang
berkembang sangat pesat.
c. Perapan ICT dalam pendidikan
Information and communication technologi (ICT) merupakan penggabungan
dua istilah diatas yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua teknologi yang berhubungan
dengan

penanganan

informasi.

Penanganan

ini

meliputi

pengambilan,

pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.


Jadi, TIK adalah teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.
Libbele menyatakan bahwaICT means allequipment, process,procedure and
system used to provide and support information system (both computerized
andmanual) within in organization. TIK adalah teknologi untuk menangkap,
menginterpretasi,menyimpan,

dan

menyampaikan

atau

mentransmisikan

informasi.14
Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma15, yaitu
(1) ICTsebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam
pendidikan, (2) ICTsebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa
dijadikan isi dalam pendidikan, dan (3) ICTsebagai program aplikasi atau alat
14 Ibid.
15 Munir, Pendidikan Ilmu Komputer. Universitas Pendidikan Indonesia; Artikel
teknologi. hal 13.

18

bantu

untuk

manajemen pendidikan

yang

efektif

dan

efisien.

Ketiga

paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya ICTyang


secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi pendi
Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak, tantangan dunia
Pendidikan kedepan akan lebih berat. Oleh karena itu, optimalisasi
ICTmenjadi salah satu alternatif solusi dalam menopang dan menggerakkan
dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam dunia pendidikan di
Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang melatarbelakangi pentingnya
pemanfaatan TIK, terutama dalam (1) meningkatkan mutu pendidikan di
semua jenjang, (2) mengatasikesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi
geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu
layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis,
dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan
bangsa. dikan di Indonesia.
Penerapan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dalam pendidikan menjadi salah satu kebijakan Departemen Pendidikan
Nasional. Penerapan ICTdi dalam pengembangan pendidikan ke depan bukan
sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis di
dalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan kepada masyarakat.
Secara

internal kelembagaan

penerapan

dan

pengembangan

ICTmenjadi

tulang punggung sistem tata kelola pendidikan menuju good governanceyang


transparan dan akuntabel. Efisiensi akan banyak dicapai melalui pemanfaatan
ICTtanpa harus merusak nilai-nilai kemanusiaan. Justru sistem ICTyang
dikembangkan harus mampu mengangkat harkat dan nilai-nilai kemanusiaan
dengan terciptanya layanan publik yang lebih bermutu dan efisien, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan manusia di dalam zaman global dan kompetitif ini.
ICTyang
terwujudnya

dikembangkankan
sistem

terpadu

di

yang

dalam
dapat

pendidikan

membangun

harus

menuju

konektivitas antar

komponen yang ada dalam pendidikan sehingga pendidikanmenjadi lebih


dinamis dan lincah bergerak dalam mengadakan komunikasi guna memperoleh
dan meraih peluang-peluang yang ada untuk pengembangan pendidikan di

19

Indonesia. Sudah barang tentu semua ini harus diikuti oleh kesiapan seluruh
komponen sumber daya manusia baik dalam cara berpikir, orientasi perilaku,
sikap dan sistem nilai yang mendukung pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kemaslahatan manusia. Oleh karena itu, kepada seluruh
komponen untuk segera menyiapkan diri secara konkrit dalam memasuki
sistem ini. Sistem informasi manajemen (keuangan, SDM, aset dan fasilitas,
sistem pengajaran dan pembelajaran) merupakan program-program yang harus
dibangun secara sinergi dalam menghadapi globalisasi pendidikan ini.

d. ICT Sebagai main core proses di sekolah


Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti disekolah. Kegiatan inti yang
berlangsung disekolah merupakan main core proces yang harus tetap berjalan
sebagai tujuan utama penyelenggaraan pendidikan.
Penerapan TIK pada bidang pendidikan telah memberikan kontribusi bagi
perkembangan teknologi pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran seharihari sering dijumpai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan
internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan
terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. Kemampuan dan karakteristik
internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (ELearning) menjadi ebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang
lebih baik. Dengan hadirnya e-learning setiap siswa bisa mengakses materi
pembelajaran yang disediakan melalui situs. Siswa bisa berinteraksi dengan guru
atau dengan siswa lain tanpa harus harus hadir dikelas. Materi pembelajaran
online, membuat siapa saja bisa mengakses materi tersebut tanpa dibatasi oleh
jarak dan waktu.
Menggabungkan tetknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
dimaksudkan unuk meningkatkan kompetensi pengajar atau pendidik dalam
meningkatkan mutu belajar peserta didik. Teknologi informasi mempunyai sifat

20

inovatif yaitu dapat menemukan sesuatu yang baru tentang ilmu pengetahuan.
Sehingga harapannya pendidik mampu memanfaatkan seluruh kemampuan
teknologi dalam proses pembelajaran supaya terciptanya suasana belajar yang
baru dan menyenangkan.
Menurut Munir, manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran antara lain :
a. Pengajar dan peserta didik mampu mengakses kepada teknologi
informasi dan komunikasi.
b. Pengajar memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi, karena pengajar berperan
sebagai peserta didik yang harus belajar terus menerus sepanjang hayat.
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas profesional dan kompetensinya.
c. Tersedia materi pembelajaran yang berkualitas dan bermakna
(meaningful).16
Dalam proses pembelajaran penerapan teknologi informasi dan komunikasi
akan berjalan lancar apabila faslitas dan sumber daya dari pendidik dapat
terpenuhi. Fasilitas yang memadai akan memberikan kemudahan pendidik untuk
mengembangkan pembelajaran, sedangkan kemampuan mengoprasikan fasilitas
berupa teknologi juga harus dimilki. Fasilitas dan kemampuan itu harus dimiliki
seorang pendidik, agar pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik.
Penerpan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran meliputi
media belajar berupa internet, komputer, serta alat lain yang mendukung. Madia
pembelajaran yang sudah tersedia diitegarsikan kedalam model pebelajaran
diantaranya :
a. CAL (Computer Assisted Learning)/CAI(Computer Assisted Instruction).
Computer

assisted

learning

(CAL)

yaitu

menggunakan media utama komputer, merupakan

pembelajaran

yang

off-line program instruksi

sehingga tidak tergantung pada akses ke internet. Sistem sistem komputer


dapat menyampaikan pembelajaran secara langsung kepada para siswa melalui
cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan kedalam sistem,
16 Ibid.

21

inilah yang disebut pengajaran dengan bantuan komputer. Pengajaran berbantuan


komputer atau disingkat dengan CAI (Computer Assisted Instruction) adalah
suatu

sistem

pengajaran

dan pembelajaran yang menggunakan peralatan

komputer sebagai alat bantunya bersamasama dengan knowledge base (dasar


pengetahuan)-nya.

CAI merupakan

pengembangan

daripada

teknologi

informasi terpadu yaitu komunikasi (interaktif), audio, video, penampilan citra


(image)

yang dikemas dengan sebutan teknologi multimedia.17 Pembelajaran

Berbantuan Komputer (PBK) atau Computer Assisted Learning (CAL)


adalah

pembelajaran

yang

melibatkan

penggunaan

komputer

untuk

mempresentasikan materi belajar, tutorial dan umpan balik kemajuan belajar


siswa. Pengertian Computer-Assisted Learning atau pembelajaran berbantuan
komputer

adalah aplikasi komputer sebagai bagian integral dalam sistem

pembelajaran terhadap proses belajar dan mengajar yang bertujuan membantu


siswa dalam belajarnya bisa melalui pola interaksi dua arah melalui terminal
komputer mau pun multi arah yang diperluas melalui jaringan komputer (baik
lokal mau pun global) dan juga diperluas fungsinya melalui interface (antar
muka) multimedia.
b.

e-learning
E-learning sering dihubungkan dengan aktivitas yang menggunakan

komputer dan dilakukan secara interaktif dan simultan. Banyak para pakar
mendefinikan mengenai eLearning misalnya dari Darin E. Hartley

yang

menyatakan: eLearning

yang

merupakan

suatu

jenis

belajar

mengajar

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan


media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

18

LearnFrame.

Com dalam Glossary of eLearning Terms menyatakan suatu definisi yang lebih
luas bahwa eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
17 Raharjo, Arif. Rancang Bangun Computer Assisted Instruction(Cai) Sebagai Media
Pembelajaran Dalam Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas. Universitas
diponegoro Semarang :Tesis,2012. hal. 14.
18 Darin E.Hartley, Selling E-Learning, American Society for Training and Development. 2001.
Hal. 32.

22

elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan


komputer, maupun komputer standalone.19

Pembelajaran yang menggunakan

eLearning mengarahkan siswa untuk lebih aktif berselancar dalam internet melalui
media komputer. Dengan mencari ilmu lewat internet sendiri diharapkan siswa
akan bisa menemukan jawaban sendiri terhadap permasalahan yang diberikan oleh
para pendidik.
c. Distance learning
Distance learning / pembelajaran jarak jauh melibatkan interaksi jarak
jauh antara guru dan siswa, sehingga guru dapat secara langsung mangawasi
siswanya. Menyiarkan secara langsung materi pembelajaran ke siswa bukanlah
termasuk sebagai distance learning. Schlosser dan Simonson

mendefinisikan

pendidikan jarak jauh sebagai berikut:


Distance education is the application of telecommunications and
electronic devices which enable students and learners to receive
instruction that originate from some distant location.20
Pendidikan jarak jauh seperti dipaparkan diatas merupankan pembelajaran
yang menerapkan peralatan komunikasi dan informasi diamana siswa dapat
menerima panduan belajar dari seseorang atau guru ditempat yang berbeda.
Guru harus dapat berinteraksi secara langsung untuk dapat menerima
tanggapan yang diberikan dari siswanya. Distance learning adalah konsep yang
paling tua dibandingkan dengan konsep-konsep yang lainnya, pada distance
learning tidak membutuhkan komputer ataupun jaringannya.Terminologi distance
learning ini sejak dulu sudah ada, hanya dulu distribusi bahan ajar dan
proses

pembelajaran

tidak

menggunakan

media

elektronik,

misalnya

universitas terbuka yang dulu mengirimkan module pembelajaran lewat pos.


Hanya, saat ini universitas yang menerapkan distance learning kebanyakan
sudah menggunakan media elektronik untuk mendistribusikan bahan ajar dan
proses belajar mengajar, dengan kata lain bisa saja distance learning masuk ke
19 LearnFrame.com.Glossary of E-Learning Tearms. 2001.
20 Schlosser, Simonson. Distance Education. Tird edition;USA.2010. hal. 12.

23

definisi e-Learning untuk kondisi ini. Tapi tidak menjadi masalah kalau open
university yang ada di dunia ini tetap menggunakan term distance learning,
karena

mungkin sudah lebih lama dan terbiasa digunakan.Pembelajaran ini

menghubungkan interaksi antara sebuah kelas atau perorangan yang terpisah


secara ruang, dan memungkinkan pengajar berintaraksi dengan siswanya.
Distance learning seperti siaran TV maupun pendidikan yang menggunakan
metode dengan saling mengirim surat/berkas, tetapi masih juga dapat
menggunakan

e-learning.

Pada

internet,

interaksi pendidikan jarak jauh

dibutuhkan antara pengajar dengan siswanya, pengajar dengan pengajar lainnya,


maupun siswa dengan siswa yang lainnya. Distance learning yang saat ini
sedang berkembang adalah internet based live instructor broadcast, video
conferencing, chat, dan diskusi secara online yang di jadwalkan sebelumnya,
dan bahkan penggunaan email untuk diskusi
e. ICT sebagai supporting proses di sekolah
Pendidikan di Indonesia sekarang ini mengalami persaingan yang cukup ketat.
Terbukti bahwa banyaknya sekolah yang berdiri sebagai sarana belajar
masyarakat. Penerapan ICT pada segala sektor sekolah merupakan cara untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
ICT menjadi

salah

satu

alternatif

solusi

dalam

menopang

dan

menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam dunia


pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang melatarbelakangi
pentingnya pemanfaatan TIK yaitu (1) meningkatkan mutu pendidikan di
semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi
geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu
layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis,
dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan
bangsa.21
ICT harus dipandang sebagai sarana yang mendukung aspek pendidikan
seperti Ada tiga kata yang harus kita pahami sebelumnya, yaitu:
21 Op.,Cit Munir hal. 2.

24

a) Information (informasi) : hasil dari data yang diolah dan menerangkan


sesuatu serta berguna bagi yang mengetahuinya.
b) Communications (komunikasi) : pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara 2 pihak atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
c)

dipahami.
Technology (teknologi) : kemampuan teknik yang berlandaskan
pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis.

Dengan demikian ICT merupakan teknologi yang dapat diandalkan untuk


memberikan layanan yang efektif dan efisien.
Peran ICT dalam pendidikan selain sebagai main core dalam pembelajaran
tetapi penerapan ICT juga sebagai supporting proses yaitu ICT sebagai pembantu
dalam menyelenggarakan pendidikan disekolah seperti penerapan ICT dalam
adminitrasi sekolah, ICT sarana publikasi sekolah, ICT sebagai layanan publik,
dan ICT sebagai sarana penunjang lainnya. Adapun peranan ICT sebagai
pendukung manajemen pendidikan yaitu bahwa a). Setiap individu memerlukan
dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya. b). Transaksi dan interaksi
interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat. c).
Kualitas

layanan

pada

pengelolaan

administrasi

pendidikan seharusnya

ditingkatkan secara bertahap. d). Orang merupakan sumber daya yang sangat
bernilai sekaligus terbatas dalam institusi. e). Munculnya keberadaan sistem
pendidikan inter dan antar organisasi.22
Penerapan ICT di dalam pengembangan pendidikan ke depan bukan sekedar
mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis di dalam
upaya meningkatkan akses dan mutu layanan kepada masyarakat. Secara
internal kelembagaan penerapan dan pengembangan ICT menjadi tulang
punggung sistem tata kelola pendidikan menuju good governance yang
transparan dan akuntabel. Efisiensi akan banyak dicapai melalui pemanfaatan
ICT tanpa harus merusak nilai-nilai kemanusiaan. Justru sistem ICT yang
dikembangkan harus mampu mengangkat harkat dan nilai-nilai kemanusiaan
dengan terciptanya layanan publik yang lebih bermutu dan efisien, sehingga dapat
22 Op.,Cit Munir hal. 3.

25

memenuhi kebutuhan manusia di dalam zaman global dan kompetitif ini. 23


Penerapan ICT di berbagai sektor sekolah menjadikan persaingan antar sekolah
menjadi lebih kompetitif untuk mencetak nak bangsa yang lebih cerdas dan
bermoral.

B. Mutu Pendidikan
a.

Pengertian Mutu Pendidikan


Program mutu sebenarnya berasal dari dunia bisnis. Dalam dunia bisnis, baik

yang bersifat produksi maupun jasa, program mutu merupakan program utama
sebab kelanggengan dan kemajuan usaha sangat ditentukan oleh mutu sesuai
dengan permintaan dan tuntutan pengguna. Permintaan dan tuntutan pengguna
terhadap produk dan jasa layanan terus berubah dan berkembang. Sejalan dengan
hal itu, mutu produk dan jasa layanan yang diberikan harus selalu ditingkatkan.
Dewasa ini, mutu bukan hanya menjadi masalah dan kepedulian dalam bidang
bisnis, melainkan juga dalam bidang-bidang lainnya, seperti permintaan, layanan
sosial, pendidikan, bahkan bidang keamanan dan ketertiban sekalipun.24

23 Op.,Cit Munir hal. 4.


24 Nana Syaodih Sukmadinata. Dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah
menengah: Konsep, Prinsip, dan Instrumen (Bandung: Refika Aditama, 2006), Hlm. 8

26

Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari


barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan
yang diharapkan. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input,
proses dan output pendidikan.25
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan
perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya
proses. Input sumberdaya meliputi sumberdaya meliputi kepala sekolah, guru,
karyawan, siswa, peralatan, perlengkapan, uang, bahan dan lain sebagainya. Input
perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundangundangan, deskripsi tugas, rencana, program dan lain sebagainya. Input harapanharapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh
sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan
baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat
kesiapan input. Makin tinggi kesiapan input, makin tinggi pula mutu input
tersebut.26
Proses pendidikan merupakan berubahnya sebuah sesuatu menjadi sesuatu
yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut
input, sedang sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan
bersekala mikro (tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses
pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan
25 Artikel Pendidikan, Konsep Dasar MPMBS, http: www.dikdasmen.depdiknas.go.id,
hlm. 3
26 Ibid, hlm. 3

27

program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan
catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi
dibandingkan dengan proses-proses lainnya.27
Proses dikatakan bermutu apabila pengkordinasian dan penyerasian serta
pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralata, dsb) dilakukan
secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang
menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat
belajar,

dan

benar-benar

mampu

memberdayakan

peserta

didik.

Kata

memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai


pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga
telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari, dan yang lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar
secara terus menerus (mampu mengembangkan dirinya).28
Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah
prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/prilaku sekolah. Kinerja sekolah
dapat diukur dari kualitasnya, efektifitasnya, produktivitasnya, efisiensinya,
inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya. Khusus yang
berkaitan dengan mutu output sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah
dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi
belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: (1) prestasi akademik,
berupa nilai ulangan umum, UN, karya ilmiah, lomba akademik; dan (2) prestasi
27 Ibid, hlm. 3
28 Ibid, hlm. 4

28

non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, dan kegiatankegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan
kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan.29
b.

Prinsip-prinsip Peningkatan Mutu Pendidikan


Ada beberapa prinsip yang perlu dipegang dalam menerapkan program mutu

pendidikan diantaranya sebagai berikut:


a.

Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan profesional


dalam bidang pendidikan. Manajemen mutu pendidikan merupakan alat
yang dapat digunakan oleh para profesional pendidikan dalam memperbaiki
sistem pendidikan bangsa kita.

b.

Kesulitan yang dihadapi para profesional pendidikan adalah


ketidakmampuan mereka dalam menghadapi kegagalan sistem yang
mencegah mereka dari pengembangan atau penerapan cara atau proses baru
untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada.

c.

Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan.


Norma dan kepercayaan lama harus dirubah. Sekolah harus belajar bekerja
sama dengan sumber-sumber yang terbatas. Para profesional pendidikan
harus membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuankemampuan yang dibutuhkan guna bersaing di dunia global.

d.

Uang bukan kunci utama dalam usaha peningkatan mutu. Mutu


pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas, dan
pimpinan kantor diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada

29 Ibid, hlm. 4

29

kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi. Uang


tidak menjadi penentu dalam peningkatan mutu.
e.

Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada


perubahan. Jika semua guru dan staf sekolah telah memiliki komitmen pada
perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan
cara baru untuk memperbaiki efisiensi, produktivitas, dan kualitas layanan
pendidikan. Guru akan menggunakan pendekatan yang baru atau modelmodel

mengajar,

perkembangan

membimbing,

siswa.

Demikian

dan

melatih

juga

staf

dalam

administrasi,

membantu
ia

akan

menggunakan proses baru dalam menyusun biaya, menyelesaikan masalah,


dan mengembangkan program baru.
f.

Banyak profesional di bidang pendidikan yang kurang memiliki


pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar
kerja yang bersifat global. Ketakutan terhadap perubahan, atau takut
melakukan perubahan akan mengakibatkan ketidaktahuan bagaimana
mengatasi tuntutan-tuntutan baru.

g.

Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat


dipakai

secara

langsung

dalam

pendidikan,

tetapi

membutuhkan

penyesuaian-penyesuaian dan penyempurnaan. Budaya, lingkungan, dan


proses kerja tiap organisasi berbeda. Para profesional pendidikan harus
dibekali oleh program yang khusus dirancang untuk menunjang pendidikan.
h.

Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah sistem


pengukuran. Dengan menggunakan sistem pengukuran memungkinkan para
profesional pendidikan dapat memperlihatkan dan mendokumentasikan nilai

30

tambah dari pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan, baik


terhadap siswa, orang tua maupun masyarakat.
i.

Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari


kebiasaan menggunakan program singkat, peningkatan mutu dapat
dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak dengan programprogram singkat.30
Dr. Edward deming mengembangkan empat belas (14) prinsip yang
menggambarkan apa yang dibutuhkan sekolah untuk mengembangkan
budaya mutu. Empat belas (14) prinsip itu adalah sebagaimana berikut:
1.

Menciptakan konsistensi tujuan, yaitu untuk memperbaiki layanan


dan siswa dimaksudkan untuk menjadikan sekolah sebagai sekolah
yang kompetitif dan berkelas dunia.

2.

Mengadopsi filosofi mutu total, setiap orang harus mengikuti


prinsip-prinsip mutu.

3.

Mengurangi

kebutuhan

pengajuan,

mengurangi

kebutuhan

pengajuan dan inspeksi yang berbasis produksi massal dilakukan


dengan membangun mutu dalam layanan pendidikan. Memberikan
lingkungan belajar yang menghasilkan kinerja siswa yang bermutu.
4.

Menilai bisnis sekolah dengan cara baru, nilailah bisnis sekolah


dengan meminimalkan biaya total pendidikan.

5.

Memperbaiki mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya,


memperbaiki mutu dan produktivitas sehingga mengurangi biaya,
dengan mengembangkan proses rencanakan/periksa/ubah.

30 Op.,Cit Nana Syaodih Sukmadinata, dkk,., hlm.9-11.

31

6.

Belajar sepanjang hayat, mutu diawali dan diakhiri dengan latihan.


Bila anda mengharapkan orang mengubah cara bekerja mereka, anda
mesti memberikan mereka perangkat yang diperlukan untuk mengubah
proses kerja mereka.

7.

Kepemimpinan dalam pendidikan, merupakan tanggung jawab


manajemen untuk memberikan arahan. Para menejer dalam pendidikan
mesti mengembangkan visi dan misi untuk wilayah, sekolah atau
jurusannya. Visi dan misi harus diketahui dan didukung oleh para guru,
orang tua dan komunitas.

8.

Mengeliminasi rasa takut, ciptakan lingkungan yang akan


mendorong orang untuk bebas bicara.

9.

Mengelinimasi hambatan keberhasilan, Manajemen bertanggung


jawab untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi orang
mencapai keberhasilan dalam menjalankan pekerjaannya.

10.

Menciptakan budaya mutu, ciptakanlah budaya mutu yang


mengembangkan tanggung jawab pada setiap orang.

11.

Perbaikan proses, tidak ada proses yang pernah sempurna, karena


itu carilah cara terbaik, proses terbaik, terapkan tanpa pandang bulu.

12.

Membantu siswa berhasil, hilangkan rintangan yang merampok


hak siswa, guru atau administator untuk memiliki rasa bangga pada
hasil karyannya.

13.

Komite, manajemen mesti memiliki komitmen terhadap budaya


mutu.

32

14.

Tanggung jawab, berikan setiap orang di sekolah untuk bekerja


menyelesaikan transformasi mutu.31

c.

Ciri-ciri Mutu Pendidikan


Era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Oleh karena itu lembaga

pendidikan mulai dari tingkat tinggi harus memperhatikan mutu pendidikan.


Lembaga pendidikan berperan dalam kegiatan jasa pendidikan maupun
pengembangan sumber daya manusia harus memiliki keunggulan-keunggulan
yang diperioritaskan dalam lembaga pendidikan tersebut.
Transformasi menuju sekolah bermutu diawali dengan mengadopsi dedikasi
bersama terhadap mutu oleh dewan sekolah, administrator, staff, siswa, guru dan
komunitas. Proses diawali dengan mengembangkan visi dan misi mutu untuk
wilayah dan setiap sekolah serta departemen dalam wilayah tersebut.32
Visi mutu difokuskan pada lima hal, yaitu:
a.

Pemenuhan kebutuhan konstumer


Dalam sebuah sekolah yang bermutu, setiap orang menjadi kostumer dan

sebagai pemasok sekaligus. Secara khusus kostumer sekolah adalah siswa dan
keluarganya, merekalah yang akan memetik manfaat dari hasil proses sebuah
lembaga pendidikan (sekolah). Sedangkan dalam kajian umum kostumer sekolah
itu ada dua, yaitu internal meliputi orang tua, siswa, guru, administrator, staff dan
dewan sekolah yang berada dalam sistem pendidikan. Dan kostumer eksternal

31 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip-prinsip dan Tata langkah


penerapan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal. 85-89
32 Ibid, hlm. 10

33

yaitu, masyarakat, perusahaan, keluarga, militer, dan perguruan tinggi yang berada
diluar organisasi namun memanfaatkan output dari proses pendidikan.
b.

Keterlibatan total komunitas dalam program


Setiap orang juga harus terlibat dan berpartisipasi dalam rangka menuju

kearah transformasi mutu. Mutu bukan hanya tanggung jawab semua pihak.
c.

Pengukuran nilai tambah pendidikan


Pengukuran ini justru yang seringkali gagal dilakukan di sekolah. Secara

tradisional ukuran mutu atas keluarga sekolah adalah prestasi siswa , dan ukuran
dasarnya adalah ujian. Bilamana hasil ujian bertambah baik, maka mutu
pendidikan pun membaik.
d.

Memandang pendidikan sebagai suatu sistem


Pendidikan mesti dipandang sebagai suatu sistem, ini merupakan konsep yang

amat sulit dipahami oleh para profesional pendidikan. Umpamanya orang bekerja
dalam bidang pendidikan memulai perbaikan sistem tanpa mengembangkan
pemahaman yang penuh atas cara sistem tersebut bekerja. Hanya dengan
memandang pendidikan sebagai sebuah sistem maka para profesor pendidikan
dapat mengeliminasi pemborosan dari pendidikan dan dapat memperbaiki mutu
setiap proses pendidikan.
e.

Perbaikan berkelanjutan dengan selalu berupaya keras membuat


output pendidikan menjadi lebih baik.
Mutu adalah segala sesuatu yang dapat diperbaiki menurut filosofi

manajemen lama kalau belum rusak jangan diperbaiki. Mutu didasarkan pada
konsep bahwa setiap proses dapat diperbaiki dan tidak ada proses yang sempurna.

34

Menurut filosofi manajemen yang baru bila tidak rusak perbaikilah, karena bila
tidak dilakukan anda maka orang lain yang akan melakukan. Inilah konsep
perbaikan berkelanjutan.33

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Berdasarkan jenisnya, penelitian ini menggunakan jenis survei. Menurut
Sugiyono34 penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel
yang diambil dari populasi tersebut. Setelah melakukan survei akan ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distributif dan hubungan-hubungan variabel sosiologis
maupun psikologis. Penelitian survei ini dilakukan untuk maksud penjelasan
(eksplanatori). Eksplanatori sendiri merupakan penelitian yang dialakukan untuk
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui uji
hipotesis.35

33 Ibid., hlm. 11-14


34 Sugiono,(2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung. hal
115.

35

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan


pendekatan kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitatif ini, terjadi proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan
diinterpretasikan oleh semua pembaca. Proses pendekatan ini berawal dari teori
yang dikumpulkan oleh peneliti lalu diturunkan menjadi hipotesis dengan
menggunakan logika yang disertai dengan pengukuran dan variabel. Selanjutnya
dilakukan generalisasi berdasarkan hasil data statistik yang diperoleh sehingga
dapat diambil kesimpulan sebagai temuan penelitian untuk menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi oleh peneliti. Hasil penemuan yang diperoleh
diharapkan mampu dimengerti oleh pembaca luas, sehingga peneliti harus mampu
memaparkan dengan baik dan ringkas.
B. Variable Penelitian
Menurut Effendi unsure lain yang bisa dikenal sebagai unsur penelitian
adalah variabel yaitu konsep yang mempunyai variasi nilai. 36 Variabel adalah
apapun yang dapat membedakan dan membawa variasi pada nilai.37 Dalam
penelitian ini ada dua jenis variabel, yaitu Variabel Bebas (independent) dengan
simbol X yang terdiri dari citra perusahaan dan penanganan keluhan pelanggan.
Variabel Terikat (dependen) dengan simbol Y adalah kepuasan pelanggan,
kepercayaan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Variabel Terikat (dependen) yang
dimaksud adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti karena variabel
35 Singarimbun, Effendi (1989) Metode Penelitian Survai. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.
hal. 3.

36 Ibid. hal 20.


37 Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Jakarta: Salemba
Empat. hal 115.

36

ini menjadi faktor utama dalam penelitian.38 Variabel Bebas (independen)


merupakan variabel yang mempengaruhi suatu treatment.39
Untuk mempermudah, memperjelas dan menghindari tumpang tindih
antar variabel dan indikator variabel yang diteliti, maka setiap variabel dan
indikator variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut.:
a. Penerapan Information and Communication Tecnologi (ICT) (X)
Variabel ini meliputi penerapan ICT disekolah. Indikator yang berkaitan
dengan variabel ini adalah :
1) Penerapan ICT dalam Pelayanan (X1)
2) Penerapan ICT dalam Pembelajaran (X2)
3) Penerapan ICT dalam administrasi (X3)

d. Mutu Pendidikan (Y)


Variabel ini mencerminkan kualitas pendidikan yang ada disekolah.
Indikator variabel dari mutu pendidikan dapat dilihat dari :
1) Input pendidikan (Y 1)
2) Proses pendidikan (Y 2)
3) Output pendidikan (Y 3)
C. Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi.40 Di dalam suatu survei tidak selalu meneliti
38 Ibid. hal 116.
39 Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta. hal.
119.

40 . Op.,Cit, Arikunto.

37

seluruh individu karena akan memakan waktu, tenaga dan biaya yang besar. Oleh
karena itu penelitian dapat dilakukan terhadap sebagian individu dalam populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala sekolah, guru, staf, dan siswa
yang berada di MAN se-kota Malang.
b.

Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.41 Ghozali

memberikan pendapat bahwa dengan menggunakan metode analisis Path Analysis


maka jumlah sampel yang direkomendasikan minimal berkisaran 80 orang sampai
dengan 100 orang.42
c.

Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

convenience sampling dan non probability sampling secara accidential.


Accidential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan sampel kebetulan, yaitu
siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan menjadi
sampel. Teknik ini merupakan bentuk non probability sampling di mana pemilihan
unit sampling dilakukan dengan secara accidential. 43
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus Machin and Campbell (1987), yaitu:
Up =

1
1+ r
r
1n
+
2
1r 2(n1)

( )

41 Op.,Cit, Arikunto. hal 131.


42 Ghozali, Imam, (2008),Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi denganProgram
Amos, Badan Penerbit UNDIP, Semarang. hal. 19.

43 Op.,Cit. Sugiono.hal. 85.

38

Up =

1
1n
2

1+r
( 1r
)

( Z + Z )
n

( U p' )

+3

Keterangan:
n

= Ukuran sampel

Z = Harga yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku dengan


alpha yang telah ditentukan.
Z = Harga yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku dengan
beta yang telah ditentukan.
r

= Koefisien korelasi terkecil yang diharapkan dapat dideteksi


secara siginifikan.
Kelebihan dari teknik ini ialah lebih efisien karena peneliti tidak

mendatangi kediaman responden, serta cocok untuk diterapkan pada obyek


penelitian yang mana responden harus merasakan atau mengkonsumsi terlebih
dahulu sebelum memberikan jawaban dalam kuesioner.
D. Pengumpula Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer, yaitu
data-data yang dikumpulkan langsung dari responden yang diteliti. Data ini
diperoleh dari penyebaran kuesioner yang berisi tentang masing-masing variabel
beserta indikatornya, yang dituangkan dalam item-item pertanyaan.
b. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari sumber internal MAN se-kota Malang
dengan penentuan data yang relevan dengan kebutuhan, yaitu data primer.
E. Instrumen Penelitian

39

Instrumen yang dipakai sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam


penelitian ini adalah berupa kuesioner atau daftar pertanyaan terlulis yang diisi
oleh responden. Cara pengisiannya adalah dengan memberi tanda tertentu pada
jawaban yang dipilih. Kuesioner terdiri dari pertanyaan yang dibuat berdasarkan
skala likert dengan skor 1 sampai 5. Kriteria pemberian skor adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Jawaban sangat setuju diberi skor


Jawaban setuju diberi skor
Jawaban cukup setuju diberi skor
Jawaban kurang setuju diberi skor
Jawaban sangat tidak setuju diberi skor

5
4
3
2
1

Agar instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini bisa berfungsi


dengan baik, maka harus dilakukan pengujian untuk melihat validitas dan dapat
dipercaya (reliabel). Sehingga penjabaran dari instrumen penelitian sebagai
berikut.

No
Variable

Indikator

Deskripsi

.
ICT dalam pelayanan publik
(X1)
1.

Penerapan ICT (X)

ICT dalam pembelajaran (X2)

Penjelasan

tentang

pelayanan disekolah.
Penjelasan
terhadap
proses

pmbelajaran,

media, dan sarana belaja.


Penerapan ICT tehadap
ICT dalam administrasi (X3)
2

Mutu Pendidikan (Y)

Input Pendidikan (X1)

lingkungan sekolah
Pejelasan
terhadap
kualifikasi guru, staff,

40

struktur organisasi.
Pejelasan
terhadap
kegiatan

pembelajaran,

kegiatan

pendidikan

Proses Pendidikan (Y2)


yang lain.
Penjelasan

terhadap

Output Pendidikan (Y3)


kinerja guru, staff,siswa.
F. Uji Validitas dn Realibilitas
1. Uji Validitas
Penggunaan uji validitas di maksudkan untuk mengetahui berapa tingkat
kevalidan dari instrumen angket yang dipergunakan dalam pengumpulan data. Di
samping itu Uji Validitas dipergunakan untuk mengctahui apakah item-item yang
disampaikan dalam angket mampu mengungkap dengan pasti tentang apa yang
diteliti. Instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur atau mampu mengukur apa yang diinginkan secara. 44 Validitas alat ukur
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran variabel yang dimaksud.
Adapun untuk menganalisa item-item pada setiap pertanyaan yang
mengandung nilai setiap butir dikorelasikan dengan nilai total seluruh
butir pertanyaan untuk suatu variabel. Untuk menguji digunakan rumus Korelasi
Product Moment

45

yaitu

44 Op.,Cit Arikunto hal 191.


45 Op.Cit. Arikunto. hal. 138.

41

r=

nsXY ( EY ) (EY )
2

AXyVnYX 2YX I z (EY )

Dimana :
r = koctisicn korelasi
X = skor setiap item pertanyaan
Y = skor total seluruh butir pertanyaan untuk satu variabel
n = Jumlah responden
2. Reabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keajega hasil pengukuran suatu
instrumen terhadap data yang sama dalam waktu yang berbeda. Dikatakan reliabel
(dipercaya) apabila instrumen tersebut jika digunakan berulangkali untuk mengukur
obyek yang sama akan menghasilkan hasil yang sama pula.46
Uji reliabilitas instrumen dilakukan secara internal concistency belah dua
dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach (Azwar, 2000:76), dirumuskan
sebagai berikut :
Dimana = koefisien reliabilitas instrumen
Koefisien reliabilitas berpedoman pada klasifikasi Guilford, yaitu :
Tabel: 2
Kriteria Indeks Reliabilitas
NO.

INTERVAL KOEFISIEN

1.

<

0.200

KRITERIA
Sangat rendah

2.

0,200

0,399

Rendah

3.

0,400

0,599

Cukup

4.

0,600

0,799

Tinggi

5.

0,800

1,000

Sangat Tinggi

Sumber : Arikunto, 1993


46 Op.,Cit. Sugiono.hal 97.

42

Untuk menguji reliabilitas adalah dengan Alpha Cronbach, apabila alpha Icbih
kecil dari 0,6 maka tidak reliabel dan apabila sebalikya, maka dinyatakan
reliabel
G. AnalisaData
a.
Analisis Deskriptif
Digunakan untuk mengetahui frekuensi dan prosentase tanggapan
responden terhadap item-item pertanyaan, yakni yang mengukur variabel
penerpan ICT(X), dan Mutu PendidikAN (Y).
b.
Regresi Linier Sederhana
Istilah regresi (ramalan/taksiran) pertama kali diperkenalkan oleh Sir
Francis Galton pada tahun 1877 sehubungan dengan penelitiannya terhadap
tinggi manusia, yaitu antara tinggi anak dan tinggi orang tuanya. Pada
penelitiannya Galton mendapatkan bahwa tinggi anak dari orang tua yang
tinggi cenderung meningkat atau menurun dari berat rata-rata populasi. Garis
yang menunjukkan hubungan tersebut disebut garis regresi.
Analisis regresi lebih akurat dalam melakukan analisis korelasi, karena
pada analisis itu kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan suatu
variabel terhadap variabel lainnya dapat ditentukan). Dengan demikian maka
melalui analisis regresi, peramalan nilai variabel terikat pada nilai variabel
bebas lebih akurat pula.
Persamaan Regresi Linier dari Y terhadap X
Persamaan regresi linier dari Y terhadap X dirumuskan sebagai berikut:
Y=a+bX
Keterangan:
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a = intersep

43

b = koefisien regresi/slop
c.

Uji Asumsi Klasik


Variabel-variabel yang digunakan untuk menganalisis lebih lanjut akan

dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui


penyimpangan asumsi-asumsi dalam variabel-variabel dengan menggunakan uji
asumsi klasik. Pengujian yang digunakan dalam uji asumsi klasik meliputi:
a.

Multikolinieritas
Menurut Santoso47, bahwa multikolinieritas muncul apabila diantara
varibel-variabel

bebas

memiliki

hubungan

yang

sangat

kuat.

Multikolinearitas adalah terjadinya korelasi linier diantara variabel bebas,


berarti apabila diantara vaeriabel-variabel bebas digunakan sama sekali
tidak

berkorelasi

satu

dengan

yang

lain,

berarti

tidak

terjadi

multikolinieritas. Adanya multikolinieritas akan menyebabkan standar


kesalahan untuk masing-masing koefisien yang diduga akan sangat besar,
sehingga nilai t akan menjadi rendah. Salah satu untuk mengetahui gejala
tersebut dalam program SPSS telah ditentukan berbagai cara, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1).Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) pada Colinieritas
Statistic berada di sektor 1. Atau jika nilai VIF tidak lebih dari 5, maka
mengidentifikasikan dalam model tidak terdapat multikolinieritas.48
2).Jika nilai Tolerance pada Colinieritas Statistic mendekati nilai 1
b. Autokorelasi
Autokorelasi terjadi bila terdapat gejala korelasi serial diantara
data pengamatan. Hal ini bisa muncul karena adanya pengaruh dari
47 Singgih Santoso, 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elek Media Komputindo,
Jakarta. hal. 292.

48 Ibid. hal 92.

44

data sebelumnya (untuk data time series). Untuk mengetahui adanya


autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson test.
Hasil dari perhitungan Durbin Watson (dw) dibandingkan dengan nilai
pada tabel dw pada =0,05 yang memiliki dua batasan, yaitu nilai batas
atas (du) dan nilai batas bawah (d1) untuk nilai n dan k. Adapun
ketentuan nilai Durbin Watson, yaitu:
1). Angka DW dibawah -2 berarti ada autokolerasi positif.
2). Angka DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokolerasi.
3). Angka DW diatas +2 berarti ada autokolerasi negative.
c. Heterokedastisitas
Kuncoro49, mengatakan uji heterokedastisitas muncul apabila
kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians
yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mengetahui
adanya gejala ini maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
glejser yaitu dengan melakukan analisis regresi dengan menggunakan nilai
residual sebagai variabel dependen yang diperoeh dari analisis regresi
kemudian membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel (thitung <
ttabel).
Jadi heterokedastisitas bertentangan dengan asumsi dasar regresi
linier, yaitu varibel residual harus sama untuk semua pengamatan.
Pengujian Heterokedastisitas menggunakan scatterplot/grafik plot antara
nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Untuk mendeteksi ada
tidaknya Heterokedastisitas bisa dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara v ariable terikat dan residunya
di mana sumber Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah

49 Kuncoro, Mudrajat. 2001. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. hal. 112.

45

residual (Y prediksiY sesungguhnya) yang telah di-standardized. 50 Jika


ada pola tertentu pada grafik plot seperti titik-titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
dinyatakan terjadi heterokedastisitas. Bila tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik pada garis plot menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Data penelitian yang baik
adalah jika terjadi heterokedastisitas.
d.Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data
normal atau tidak dapat dilakukan analisis grafik, yakni melihat normal
probabilitas plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Distribusi data dinyatakan normal apabila garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.51
d.

Uji Hipotesis
Untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan
dengan cara pengujian koefisien regresi secara serempak, yakni dengan uji F
sesuai dengan metode analisis varians (Anova) dan nilai R2 dan pengujian
koefisien arah secara parsial dengan uji t.

50 Op,Cit. Ghozli hal. 77


51 Op,Cit. Ghozli hal. 84

46

a. Pengujian hipotesis pertama


Dengan menggunakan rumus Sudjana52, pengujian hipotesis pertama
dilakukan dengan memanfaatkan uji statistik F (uji serentak).
F=(R^2/k)/((1-R^2)/n-k-1)
Keterangan:
F= Rasio
R2 = Hasil perhitungan R dipangkatkan dua
K = Jumlah variabel bebas
n
= Banyaknya sampel
Berdasarkan hipotesis yang diajukan di muka, maka untuk pengujian
hipotesis pertama diuji sebagai berikut:
1). Menentukan formulasi hipotesis nihil dan hipotesis alternativ.
Ho:1=2=0 artinya variabel penerapan ICT berpengaruh signifikan
terhadap Mutu Pendidikan.
Ha:120 artinya variabel Penerapan ICT tidak berpengaruh
2).

terhadap Mutu pendidikan


Menentukan level of significance ()
level of significance () yang digunakan adalah 0,05.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas Fhitung (=0,05), maka Ha diterima dan Ho
ditolak, berarti variabel bebas yang dalam persamaan regresi
berganda berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Dan jika probabilitas Fhitung > (=0,05), maka Ha ditolak dan Ho
diterima, berarti variabel bebas dalam persamaan regresi berganda

tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.


b. Pengujian hipotesis kedua
Perhitungan nilai t dengan menggunakan uiji t hitung, dengan rumus:
thitung=bi/s(e(bi))
Keterangan:
bi
= koefisien regresi variabel independen ke-i
Sebi
= standar error variabel independen ke-i
Dengan keriteria sebagai berikut:
Ho: ditolak dan Ha: diterima apabila probabilitas thitung 0,05, berarti variabel
bebas (xi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(Y).
Ho: diterima dan Ha: ditolak apabila probabilitas thitung > 0,05, berarti variabel
52 Op.,Cit. Sudjana hal. 283.

47

bebas (xi) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

48

Anda mungkin juga menyukai