Kesehatan Kontemporer
70
BAB XVI
TRANSEKSUAL,, WARIA,, GUY,, DAN
OPERASI GANTI KELAMIN
Tuhan menciptakandan mentakdirkan manusia dengan
berbagai ragam bentuk phisik, psikis, dan karakter. Di
antaranya ada laki-laki dan ada perempuan, ada pula
yang terlahir memiliki kelamin ganda (hermaprodite), atau
tidak jelas kelelakian atau keperempuanannya. Di sisi lain,
ternyata di antaranya ada yang terlahir membawa sifat
berlainan dengan jenis biologis kelaminnya, sehingga yang
bersangkutan ingin menjadi lain jenis fisik biologisnya.
Keinginan tersebut tumbuh, antara lain, karena sifat
bawaan yang ada pada dirinya, pengaruh, atau bentukan
lingkungannya. Bagaimana ulama menetapkan hakikat
status kelaminnya dalam kasus-kasus seperti ini, sebab,
dalam batasan syariat Islam yang terkait dengan warisan,
aurat, pernikahan, dan lainnya hanya dikenal ada dua
jenis kalamin, laki-laki dan perempuan. Alasan yang
dikemukakan Ulama untuk menetapkan hukumnya, karena
termasuk mengubah fitrah atau ciptaan Allah,
menyerupakan diri dengan lain jenis, dan termasuk bentuk
penipuan. Di sisi lain, kadang seseorang berargumen
bahwa itulah sifat asli bawaan atau fitrahnya, bagaimana
sebenarnya batasan syariat Islam tentang fitrah, ciptaan
Allah, menyerupakan diri dengan lain jenis. dan penipuan.
Jika demikian, siapakah yang memiliki otoritas untuk
menentukan arah jenis kelamin yang dapat dijadikan
sebagai rekomendasi bagi pihak terkait untuk menentukan
arah operasi dilakukan. Di sisi lain, jika seseorang sudah
dioperasi menjadi jenis lain dari sebelumnya, apa
statusnya pasca-operasi?
71
2. Pengertian Transeksual
Transeksual adalah kondisi seseorang yang secara biologis
adalah normal, namun ia merasa dirinya benar-benar sebagai
anggota dari lawan jenis kelaminnya, kendati secara kenyataan
anatomisnya berlawanan. Dalam The New Encyclopedia
Britannica disebutkan Transsexualism is a condition in which a
biologically normal person believes himself (or herself) to be
truly a member of opposite sex, despite anatomical evidence to
the contrary). Kelainan ini lebih umum muncul pada kalangan
laki-laki. Tidak seperti lelaki, homoseksual yang keperempuanperempuanan atau perempuan lesbian yang kelaki-lakian yang
tidak merasa ingin mengubah kelamin anatomisnya, seorang
transeksual ini ingin hidup sebagai anggota lain jenis. Pada
transeksual, ia merasa dirinya dilahirkan dalam bentuk fisik
tubuh dan jenis yang dianggapnya salah. Kondisi ini berbeda
dengan kaum homo atau lesbi, mereka puas dengan anatominya
dan menganggap diri mereka benar-benar laki-laki atau
perempuan, hanya saja mereka menyukai sesama jenis kelamin.
3. Larangan Menjadi WADAM dan Menyerupai Lain
Jenis
Ulama sepakat mengharamkan seseorang menjadi WARIA,
WADAM, atau Guy. Dalam sejumlah hadis Nabi terdapat
larangan bagi laki-laki meniru-niru perilaku wanita, demikian
pula sebaliknya, perempuan meniru-niru perilaku laki-laki.
Perilaku demikian termasuk yang dikutuk oleh Rasulullah saw.,
sebagaimana dinyatakan dalam hadis Nabi:
72
( )
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah saw melaknatlakilaki yang kebanci-bancian dan perempuan kelaki-lakian.
Dan Beliau bersabda: Keluarkan mereka dari rumahmu,
dan Nabi pernah mengusir seseorang, demikian juga 'Umar
pernah mengusir seseorang (HR. al-Bukhri, Abu Dwud,
Ahmad, dan al-Drimi).
Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ayyasy bin Abi
Rabiah ra, bahwa pada masa Rasulullah saw, ada tiga orang
mukhannats, yaitu; Mati, Hidm, dan, Hit. Mati adalah budak
Fakhitah binti Amr, bibi Rasul. Dulu, mati sering masuk ke
rumah Nabi dan bertemu dengan istri-istri beliau, sebelum
akhirnya dilarang.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
Al-Baihaqi dari Abu Hurairah disebutkan:
( )
73
74
1.
75
2.
76
77
78
.2
79
80
[50 49 :
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan
anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki
dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia
kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki
dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan
Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa
(Q.s. al-Syura (42): 49-50).
Setiap orang seharusnya ridha terhadap takdir jenis
kelaminnya, dan pasti ada hikmah di dalamnya, melihatnya
dengan kaca mata syukur atas kelebihannya. Misalnya, tercipta
sebagai laki-laki, bersyukur menjadi laki-laki yang diciptakan
lebih baik dan lebih tinggi kedudukannya daripada perempuan,
serta dilebihkan dalam agama, sehingga dinyatakan dalam
Alquran:
81
82
83
84