Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
EVI TRIANA
J1A013037
DAFTAR ISI
Cover...i
BAB I......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
BAB III....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................9
KESIMPULAN......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pengeringan merupakan suatu proses penguapan atau penurunan kadar air
dari suatu bahan sehinggga kadar air dalam keaadaan setimbang pada waktu
suhu nornal. Kandungan air bahan terdapat dalam dua bentuk yaitu air bebas
dan air terikat dalam proses pengerigan air bebas akan diuapkan terlebih
dahulu dan kemudian air terikat.
Proses pengeringan merupakan penanganan pasca panen pada hasil
pertanian. Proses pengeringan terjadi karena adanya perpindahan panas dari
udara ke bahan sehingga air yang terkandung di dalam bahan akan menguap
ke lingkungan. Perpindahan panas ini terjadi secara konduksi, konveksi, dan
radiasi. Salah satu cara perpindahan panas adalah dengan menghembuskan
udara panas melewati bahan sehingga air yang terkandung di dalam biji akan
menguap. Proses pengeringan diawali dengan menguapkan air yang ada
dipermukaan bahan, setelah air dipermukaan bahan diuapkan maka tekanan
uap air yang ada di dalam bahan menjadi lebih tinggi daripada tekanan air
yang ada di permukaan bahan sehingga air yang ada di dalam bahan akan
berpindah dari dalam bahan ke permukaan. Karena proses pengeringan
menyebabkan turunnya kadar air dari suatu bahan, ini akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan mikroba sehingga umur simpan dari bahan akan
semakin lama.
Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan
kontribusi untuk peningkatan devisa Indonesia. Indonesia merupakan salah
satu negara pemasok utama kakao dunia setelah Pantai Gading (38,3%) dan
Ghana (20,2%) dengan persentasi 13,6%. Kadar air akhir biji kakao yang
dikeringkan harus berkisar antara 6% - 8% basis basah. Jika kurang dari 6%
maka akan menyebabkan kulit biji menjadi rapuh, sedangkan jika kadar air
pada biji lebih dari 8% akan menyebabkan biji mudah untuk ditumbuhi jamu.
Pada akhir fermentasi kadar air biji kakao adalah 60% basis basah. Kadar air
biji diturunkan sampai 7% dengan lama pengeringan kurang lebih selama 30
Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengeringkan biji kakao ?
Apa saja kelebihan dan kekurangan pengeringan alami dan buatan ?
Bagaimana prinsip pengeringan buatan ?
Alat apa yang digunakan dalam proses pengeringan buatan ?
Bagaimana mekanisme proses pengeringan ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Buah Kakao
: Angiospermae
Class
: Dicotyledon
Ordo
: Malvales
Familia
: Sterculiaceae
Species
: Theobroma cacao L.
Ciri-ciri
Warna biji merah cokelat merata
G
Z
Syarat Umum
Karakteristik
Kadar air % (b/b) maksimum
Biji berbau asap, abnormal dan berbau asing
Serangga hidup
Syarat
7.50
Tidak ada
Tidak ada
3
0
Syarat Khusus
Karakteristik
Kadar biji berkapang (%)
Kadar biji tidak terfermentasi (%)
1. slaty/ putih kotor/ ungu muda
2. ungu
Kadar biji berserangga, pipih dan
Persyaratan Maksimum
Mutu I
Mutu II
3
4
3
10
3
8
30
6
berkecambah (%)
2.1.
Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dengan
cara mengurangi kadar air untuk mencegah tidak ditumbuhi oleh
mikroorganisme
pembusuk.
Dalam
proses
pengeringan
dilakukan
panas sinar matahari dan panas buatan. Cara ini lebih baik karena tidak
tergantung cuaca dan bahan bakar lebih sedikit. Pengeringan dengan sinar
matahari menjadikan mutu biji lebih baik yaitu menjadi mengkilap.
Caranya adalah biji ditebarkan di lantai penjemuran di bawah terik
matahari. Pengeringan ini membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dan
sangat tergantung dengan cuaca. Pada metode Cadburry, jika cuaca tidak
memungkinkan dapat diganti dengan hembusan udara pada pengeringan
buatan yaitu: Vis-dryer, Cacao dryer, Samoan dryer dan Barico dryer. Pada
tahap awal dengan suhu lingkungan selama 72-80 jam dan diteruskan
dengan suhu udara 45-60C sampai biji kering. Lama pengeringan ini 7-8
jam sehari. Selama penjemuran dilakukan pembalikkan hamparan biji 1-2
jam sekali. Lama penjemuran dapat lebih dari 10 hari, tergantung dengan
cuaca dan lingkungan. pengeringan buatan, dilakukan II selama 32 jam dan
pembalikkan biji setiap 3 jam. Pengeringan ini dengan menggunakan
Barico dryer. Namun, bisa digunakan dengan alat pengering lain, misalnya
cabinet dryer. Lama pengeringan tergantung dari jenis alat pengeringnya.
Prinsip pengeringannya menggunakan udara pengering sebagai medium
panas dalam menurunkan kadar air biji hingga 6% ( Siregar, 2005).
2.2.
Cabinet Dryer
Cabinet dryer merupakan alat pengering yang menggunakan udara
panas dalam ruang tertutup (chamber). Ada dua tipe yaitu tray dryer dan
vacuum dryer. Vacuum dryer menggunakan pompa dalam penghembusan
udara, sedangkan pada tray dryer tidak menggunakan pompa (Singh,
2001). Kelemahan cabinet dryer adalah kurangnya pengontrolan aliran
udara yang bergerak sehingga bila aliran udara terlalu kencang,
menyebabkan aliran turbulen dalam chamber, yang menghambat
pengeringan produk bahan pangan. Produk yang sesuai dikeringkan
dengan alat ini adalah produk yang memiliki keseragaman yang tinggi,
misalnya biji cokelat dan apel. Kelebihannya adalah harga murah, karena
membutuhkan daya yang tidak terlalu tinggi ( Fellows,1990).
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan pengeringan adalah mengawetkan biji cokelat dengan cara
menurunkan kadar air dari 68% menjadi 6%. Dengan kadar air yang sedikit itu,
diharapkan mikroorganisme tidak tumbuh dalam biji cokelat, yang menyebabkan
tidak timbulnya flavor dan aroma cokelat akibat proses fermentasi berlangsung.
Umumnya jenis mikroorganisme yang tumbuh adalah kapang, dimana dapat
tumbuh dengan kadar air bahan sekitar
dengan sinar matahari (penjemuran), mampu menurunkan kadar air hingga 2025%. Kedua jenis pengeringan dilakukan secara bertahap.
1. Pengeringan secara alami
Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian tanaman
yang dikeringkan, dapat dilakukan dua cara pengeringan:
a. Dengan panas sinar matahari langsung.
Pengeringan dengan sinar matahari merupakan cara tradisional.
Namun, pada umumnya hasil yang diperoleh bermutu baik. Cara ini
dilakukan untuk mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras,
seperti biji kakao dan mengandung senyawa aktif yang relatif stabil.
Merupakan cara yang paling mudah dan biayanya relatif murah. Biji
cukup dihamparkan merata di atas alas plastik atau tikar dan dijemur di
bawah sinar matahari langsung, sambil sering dibalik agar keringnya
merata. Aktivitas pembalikan harus dilakukan secara teratur sehingga
hasil biji benar-benar kering. Setelah batas kering yang dipersyaratkan
tercapai, penyimpanannya harus pada wadah yang kering dan steril
(bersih). Pengontrolan kualitas kering dapat dilakukan sebulan,
sekuartal,
sesuai
dengan
keperluan
dengan
cara
melakukan
dengan cabinet
tumbuhnya
kapang
yang
membusukkan
bakteri
serta
Cabinet dryer terdiri dari tray, boiler dan fan. Dalam cabinet
dryer tersusun atas 6 tray yang disusun secara bertingkat. Kapasitas tray
ditentukan oleh jumlah, berat dan ukuran biji kakao. Diameter biji kakao
adalah 3 cm, Boiler berfungsi sebagai pemanas udara yang masuk dari luar
dengan RH=80% pada suhu kamar yaitu 30C, sekaligus menghembuskan
udara kering yang dihasilkan. Udara kering yang dihasilkan adalah suhu
60C dengan RH= 10%, karena jika RH lebih tinggi, udara kering tersebut
mengandung lebih banyak air sehingga tidak mampu menguapkan air dari
produk pangan secara efektif. Selain itu, suhu yang tinggi menurunkan RH
(kelembaban relatif) udara itu sendiri.
menguapkan air dari dalam biji hingga 6%, terjadi penurunan suhu dan
peningkatan RH udara mencapai 70%. Penggunaan boiler menggunakan
bahan bakar berupa solar. Bahan bakar solar yang digunakan bergantung
pada jumlah kalor yang diperlukan oleh steam sebagai medium pemanas
udara. Untuk memperoleh steam dengan suhu 120C, diperlukan air yang
ditentukan banyaknya panas yang disuplai oleh steam. Oleh karena itu,
diperhitungkan total kebutuhan air dan bahan bakar yang diperlukan serta
daya yang dibutuhkan oleh boiler dalam sistem pengeringan. Effisiensi
boiler ditentukan dari banyaknya kalor yang dibutuhkan dengan kalor yang
lepas dalam mengeringkan udara. Effisiensinya sebesar 47,41%,
menunjukkan bahwa boiler tersebut bekerja efisien dalam mengeringkan
biji cokelat hingga kadar airnya 6%.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA