Anda di halaman 1dari 12

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari apa yang disebut dengan
suara. Setiap harinya kita selalu mendengar berbagai macam suara. Mulai dari suara kita
sendiri, suara hewan-hewan di sekitar kita, sampai suara dalam lagu maupun film. Tetapi
pernahkah kamu berpikir sebenarnya apakah suara itu? Bagaimana suara bisa terdengar di
telinga kita? Bagaimana bisa ada suara yang tinggi dan rendah, juga suara yang lantang dan
lirih?
Suara adalah gelombang dari tekanan udara. Ketika ada sebuah suara, molekulmolekul yang ada di udara termampatkan sesaat. Hal ini menyebabkan timbulnya gelombang
akibat perubahan tekanan sesaat tersebut. Umumnya, gelombang suara ini bersifat periodik,
artinya pola gelombangnya berulang setiap sekian waktu tertentu.
Setiap gelombang dipengaruhi dari dua komponennya, yaitu frekuensi dan amplitudo.
Frekuensi merupakan banyaknya satu periode gelombang dalam satu waktu tertentu.
Frekuensi dinyatakan dalam satuah Hertz (Hz). Sedangkan amplitudo merupakan jarak antara
nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam satu periode gelombang. Amplitudo gelombang
suara dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Dalam gelombang suara, tinggi rendahnya
frekuensi berpengaruh pada tinggi rendahnya nada suara yang kita dengar. Sedangkan tinggi
rendahnya amplitudo dalam suatu gelombang berpengaruh pada keras atau lemahnya volume
suara yang kita dengar.
Dalam proses mendengar, dibutuhkan alat indra telinga. Perlu kita ketahui bahwa telinga
manusia adalah organ vital dari sistem sensorik tubuh, yaitu sebagai organ sistem pendengaran yang
bertanggung jawab untuk indera pendengaran dengan cara menerima gelombang suara dan
mengirimkan sinyal ke otak. sehingga, kita dapat mendeteksi dan menginterpretasikan jenis suara yang
berbeda. Dimana batasan frekuensi suara yang bisa kita dengar adalah 20 20000 Hz. Rentang
frekuensi itu disebut juga rentang audiosonik. Sedangkan amplitudo gelombang suara yang
bisa kita dengar adalah di bawah 120 dB, tetapi umumnya suara yang nyaman didengar oleh
kita hanya yang kurang dari 80 dB
Dalam fenomena mendengar, ternyata tidak hanya melibatkan bidang fisika saja, tetapi juga biologi.
Oleh karena itu untuk lebih memahaminya, penulis menyusun makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana fenomena gelombang suara?
1.2.2 Bagaimana fungsi telinga?
1.2.3 Bagaimana fenomena suara dan mekanisme biofisika mendengar?
1.3 Tujuan
1

1.3.1 Mengetahui fenomena gelombang suara.


1.3.2 Mengetahui fungsi telinga.
1.3.3 Mengetahui fenomena suara dan mekanisme biofisika mendengar.

BAB II
Pembahasan
2.1 Fenomena Gelombang Bunyi atau Suara
Bunyi atau suara merupakan hasil dari getaran suatu benda yang merambat dalam
bentuk gelombang. Oleh karena itu, bunyi sering disebut sebagai gelombang bunyi. Bunyi
dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar. Bunyi memiliki sifat-sifat antara lain yaitu:
1. Termasuk gelombang longitudinal, yaitu gelombang mekanik yang arah rambatnya
sejajar dengan arah getarnya.
2. Perambatannya membutuhkan suatu medium (zat padat, cair, dan udara).
3. Dapat dipantulkan.
Setiap benda yang bergetar pasti akan menghasilkan bunyi. Benda-benda itu
dinamakan sumber bunyi. Yang dimaksud dengan sumber bunyi adalah benda-benda yang
dapat menghasilkan bunyi. Contoh sumber bunyi adalah garpu tala, alat-alat musik seperti
gamelan, suling, dan trompet, serta benda-benda lain seperti drum dan bedug yang dipukul.
Bunyi mempunyai jenis yang berbeda-beda. Hal ini bergantung dari frekuensinya.
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi setiap satu detik. Satuan frekuensi adalah
Hertz (Hz). Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Bunyi Infrasonik adalah bunyi yang mempunyai frekuensi sangat rendah, yaitu kurang
dari 20 Hz. Bunyi infrasonik ini dapat didengar oleh kelelawar, anjing, jangkrik, dan
kuda.
2. Bunyi Audiosonik adalah bunyi yang mempunyai frekuensi di antara 20-20.000 Hz.
Bunyi audiosonik ini dapat didengar oleh manusia.
Pemanfaatan bunyi audiosonik dalam kehidupan sehari-hari yaitu: dimanfaatkan untuk
membuat speaker yang sekarang ini masih menjadi trendmini speakers.
3. Bunyi Ultrasonik adalah bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi, yaitu lebih dari
20.000 Hz. Bunyi ultrasonik ini dapat didengar oleh lumba-lumba.
Pemanfaatan bunyi ultrasonik dalam kehidupan sehari-hari yaitu

Dalam bidang kesehatan, yaitu mendeteksi janin atau yang kita kenal dengan sebutan

USG pada ibu hamil.


Dalam bidang industry, yaitu menggunakan bor-bor ultrasonik yang dimanfaatkan

untuk membuat berbagai bentuk dan ukuran lubang pada gelas dan baja.
Untuk mengukur kedalaman laut dan lokasi objek dalam air
Ahli geologi dan geofisika memanfaatkan bunyi ini untuk membantu mencari sumber

bahan bakar fosil baru.


kacamata Tunanetra yang dilengkapi alat pengirim dan penerima yang memanfaatkan

ultrasonik.
mendeteksi retak-retak dalam struktur logam atau beton

Proses Perambatan Bunyi atau Suara


Ketika ada trompet ditiup dan gitar dipetik, kita akan mendengar kedua bunyi tersebut
secara bersamaan. Bunyi trompet dan gitar tersebut merambat melalui medium udara. Udara
merupakan medium yang sering dilalui oleh gelombang bunyi. Cepat rambat bunyi
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu jenis dan suhu medium.
umumnya, bunyi dapat merambat melalui medium padat, cair, dan udara. Bunyi tidak
dapat merambat di ruang hampa udara karena bunyi memerlukan medium untuk merambat.
Benda padat dan cair merupakan penghantar bunyi yang lebih baik daripada udara. Hal ini
disebabkan susunan partikel zat padat dan cair lebih rapat daripada susunan partikel udara.
Selain jenis medium, faktor yang memengaruhi cepat rambat bunyi adalah suhu medium.
Semakin besar (meningkat) suhu medium, maka cepat rambat bunyi akan semakin besar. Hal
ini dikarenakan pada saat suhu medium meningkat, molekul-molekul medium akan bergerak
lebih cepat. Gerakan tersebut akan menimbulkan tumbukan antarpartikel medium yang
frekuensinya semakin besar. Dengan meningkatnya frekuensi tumbukan ini, energi akan
berpindah dalam waktu singkat, sehingga cepat rambat bunyi akan semakin cepat.
Gelombang bunyi atau suara terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar majumundur yang setiap saat, molekul-molekul tersebut berdesakan di beberapa tempat, sehingga
menghasilkan wilayah tekanan tinggi, dan di tempat lain merenggang, sehingga
menghasilkan wilayah tekanan rendah. Dimana gelombang bertekanan tinggi dan rendah
3

tersebut secara bergantian bergerak di udara dan menyebar dari sumber bunyi atau suara,
yang kemudian gelombang bunyi atau suara tersebut dihantarkan ke telinga manusia.
Pemantulan Bunyi atau Suara
Bunyi merupakan suatu gelombang sehingga bunyi mengalami pemantulan. Berikut
ini adalah jenis-jenis pemantulan bunyi.
1. Bunyi yang Memperkuat Bunyi Asli
Bunyi ini terjadi apabila sumber bunyi mempunyai jarak yang sangat dekat dengan
dinding pemantulnya. Dengan demikian, bunyi pantulnya akan terdengar jelas dan
bersamaan dengan bunyi aslinya. Contohnya adalah suara seseorang yang berada di
dalam ruangan kecil akan terdengar jelas.
2. Gaung
Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli sehingga
bunyi terpantul berulang-ulang. Gaung terjadi jika bunyi dipantulkan pada permukaan
yang keras. Contohnya adalah pemantulan bunyi yang terjadi di dalam bioskop. Untuk
menghindari terjadinya gaung, maka dinding di dalam bioskop atau gedung konser
dilapisi oleh bahan-bahan yang lunak, seperti karpet, busa karet, dan gabus.
3. Gema
Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Gema terjadi karena jarak
antara sumber bunyi dengan dinding pemantulnya. Contohnya adalah bunyi pantul yang
dihasilkan oleh dinding antarbangunan dan dasar suatu ruangan
Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas berasal dari bahasa latin yaitu intentio yang berarti ukuran kekuatan, keadaan
tingkatan atau ukuran intensnya. Pengertian Intensitas bunyi yaitu energi bunyi yang tiap
detik (daya bunyi) yang menembus bidang setiap satuan luas permukaan secara tegak lurus.
I= P/A
Keterangan:
P = daya atau energi gelombang per satuan waktu (Watt)
A = luas bidang (m2)
I = intensitas gelombang (Wm-2)
Jika sumber gelombang berupa sebuah titik yang memancarkan gelombang serba sama ke
segala arah dan dalam medium homogen, luas bidang yang sama akan memiliki intensitas
gelombang sama. Intensitas gelombang pada bidang permukaan bola yang memiliki jari-jari
R memenuhi persamaan berikut.
I= P/A= P/(4R2)
Dari persamaan diatas , dapat dilihat bahwa jika gelombang berupa bunyi, intensitas bunyi
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak sumber bunyi tersebut ke bidang pendengaran.
Taraf intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan antara intensitas bunyi dengan
intensitas ambang pendengaran manusia. Intensitas bunyi terendah yang masih dapat
didengar oleh telinga manusia disebut intensitas ambang pendengaran (Io) yang besarnya
yaitu 10-12 W/m2. Sedangkan intensitas bunyi tertinggi yang masih dapat didengar manusia

tanpa rasa sakit disebut intensitas ambang perasaan yang besarnya 1 W/m 2.
Besarnya taraf intensitas bunyi adalah

TI = taraf intesitas bunyi (desi Bell = dB)


I = intensitas bunyi (W/m2)
I0 = Intensitas ambang (10-12 W/m2)
Apa yang terpikir oleh anda ketika terjadi kemacetan lalu lintas, dan banyak pengemudi
membunyikan klakson bersama-sama, atau beberapa anak yang secara bersama-sama
meniup peluit, atau sekian banyak siswa berteriak bersama-sama. Tentu yang terasa oleh kita
adalah kebisingan. Bila sumber bunyi kita anggap identik satu dengan lainnya, maka
intensitas n buah sumber bunyi adalah :
In=n.I
sehingga taraf intensitas n buah adalah

persamaan tersebut juga senilai dengan

atau sama dengan

Bila ada 10 buah klakson yang identik dan berbunyi bersama-sama, sedangkan TI masingmasing klakson 80 dB, maka untuk 10 buah klakson menjadi 80 + 10log10 = 10 + 10.1 = 90
dB. Tentunya TI sebesar 90 dB lebih bising dibanding 80 dB. Bila kita menjauhi sumber
bunyi maka taraf intensitasnya akan semakin rendah, dan persamaan di bawah ini dapat
diterapkan.

TI2
= taraf intesnitas bunyi pada jarak r2 (dB)
TI1
= taraf intesnitas bunyi pada jarak r1 (dB)
r1 dan r2 = jarak pendengaran (m)
Skala Penguatan dB (Desibel) dan Konversinya
Perbandingan nilai-nilai yang berbeda dari daya, tegangan dan arus sering dibuat
dengan menggunakan desibel daripada dengan rasio. Hal ini dikarenakan penggunaan
bilangan dB (desibel) lebih sesuai dengan dampaknya pada karakteristik telinga manusia
bila nada-nada atau suara pada pengeras suara dibandingkan.
Rumusan rasio dB (decibel) untuk daya adalah :
dB = 10 Log (P2/P1)
dimana, P2 dan P1 adalah daya yang dibandingkan.
5

Bila rasio tegangan dan arus dibandingkan, maka rumusan decibel menjadi :
dB = 20 Log (V2/V1)
atau 20 Log (I2/I1)
Dari rumusan-rumusan di atas dapat dijelaskan bahwa nilai dB positif (+) menunjukkan
bahwa terjadi penguatan (output lebih besar dari input), sedangkan nilai dB negatif (-)
menunjukkan terjadi pelemahan (output lebih kecil dari input). Pada posisi tanpa ada
penguatan, angka desiBel akan 0 (Nol) atau penguatan sama dengan satu (output = input).
Langkah untuk mengkonversi yaitu: pertama, angka di belakang logaritma haruslah
numerik. Tidak pernah ditemukan dalam persamaan logaritma, angka yang dioperasikan
memiliki satuan. Sehingga, kita harus membandingkan dengan satuannya sendiri untuk
mendapatkan angka numeriknya saja. Pada kasus ini, karena titik di atas memiliki satuan
mW, maka kita bandingkan dengan 1 mW.

Agar angka tersebut berada di antara 1-10, maka kita kalikan sepuluh dengan satuan
deciBell. Oleh karena itu, kedua ruas pada persamaan baris kedua kita kalikan dengan
sepuluh.

Dengan persamaan di atas, kita tidak bisa membedakan mana titik (input/output) dan mana
blok (konversi). Maka, kita berikan tanda pada titik sesuai dengan satuannya. Misalkan dB m
untuk mW dan dBW untuk Watt. Sementara pada konversi tetap menggunakan satuan dB.

2.2 Fungsi Telinga


Telinga manusia merupakan organ yang sangat kompleks. Telinga manusia merupakan
saluran yang terbuka di bagian luar dan bersatu dengan tulang tengkorak. Telinga merupakan
organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi. Suara yang dapat kita dengar
adalah suara- suara yang memiliki frekuensi antara 20 Hz 20.000 Hz. Bagian -bagian

Telinga ini terbagi atas tiga bagian, yaitu yaitu telinga luar (auris externa), telinga tengah
(auris media), dan telinga dalam (auris interna).
a. Telinga bagian luar (auris externa)
Terdiri atas:
Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa

gelombang suara.
Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar
getaran suara

b. Telinga bagian tengah (auris media)


Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga
bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga
bagian dalam. Pada telinga tengah terdiri atas:
saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah
sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini
akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam
keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke
telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang
landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga
dan tingkap jorong.
c. Telinga bagian dalam (auris interna)
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh
urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.
Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara
ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan
terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi
tubuh dan menjaga keseimbangan.
Cara Kerja Telinga:
1. Suara ditangkap daun telinga dan diarahkan melalui saluran telinga
2. Getaran suara ditangkap gendang telinga dan diteruskan ke telinga tengah
3. Getaran diteruskan oleh tulang tulang sanggurdi ke jendela rumah siput
4. Rumah siput menghantarkan getaran melalui cairan yang memenuhi rumah siput sehingga
dapat ditangkap oleh sel sel saraf rambut getar dalam rumah siput
5. Sel sel saraf rambut getar di rumah siput menghantarkan sinyal listrik akibat getarannya
ke saraf pendengaran
6. Saraf pendengaran menghantarkan sinyal listrik ke otak
7. Otak menerjemahkan sinyal listrik sebagai sensasi bunyi
7

Gangguan Fungsi Telinga:


1. Tuli
Tuli adalah ketidakmampuan telinga untuk mendengarkan bunyi atau suara. Tuli dapat
disebabkan oleh adanya kerusakan pada gendang telinga, tersumbatnya ruang telinga,
atau rusaknya saraf pendengaran. Pada orang yang telah berusia lanjut, tuli biasanya
disebabkan oleh kakunya gendang telinga dan kurang baiknya hubungan antartulang
pendengaran.
2. Congek
Congek adalah penyakit telinga yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada bagian
telinga yang tersembunyi di tengah-tengah. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri.
Cara Memelihara Kesehatan Telinga:
Agar telinga kita selalu sehat, maka kita harus selalu membersihkan telinga dengan
teratur. Membersihkannya dapat dilakukan dengan menggunakan benda yang lunak seperti
kapas pembersih. Jangan sekali-kali membersihkan telinga dengan benda yang keras dan
tajam karena dapat merobek gendang telinga

2.3 Fenomena Suara dan Mekanisme Biofisika Mendengar


Mendengar adalah sebuah proses biofisika, dimana dunia fisik dari suara berinteraksi dengan
dunia biologis dari sel-sel, saraf-saraf, serta komunikasi kimiawi. Tabel berikut ini
menunjukkan beberapa konsep-konsep fisik berkaitan dengan suara dan pendengaran seperti
halnya beberapa konsep biologi umum yang diterapkan.
Konsep-konsep fisika dan biologi yang berkaitan dengan pendengaran
Fisika
Biologi/Biokimiawi
Gelombang
Sel-sel (sel-sel rambut, saraf)

Frekuensi

Komunikasi kimiawi

Amplitudo

Fisiologi (liang telinga,

Tekanan

Elektrik/listrik

Energi

Gaya

gendang
telinga, tulang martil/landasan)

Gendang telinga disebut sebuah gendang karena gendang telinga dan gendang musik hampir
sama perilakunya. Pada gendang musik, energi ditimbulkan melalui gaya pada gendang oleh
pukulan stik ke kepala gendang. Sebagian energi disalurkan ke udara dan membawa
8

gelombang melalui gerakan molekul-molekul udara. Gelombang tersebut kemudian masuk


ke lubang telinga dan menyebabkan tekanan pada gendang telinga, yang mengirimkan
gelombang-gelombang sebagai getaran melalui tulang martil, landasan, dan sanggurdi.
Getaran-getaran dibawa masuk ke dalam cairan di dalam rumah siput yang membangkitkan
gelombang dalam cairan.
Suara mencapai gendang telinga melalui tulang martil menuju ke cairan didalam koklea
(rumah siput). Awalnya drum dipukul sehingga ada tekanan yang menimbulkan gelombang
suara, akibatnya menggetarkan tiga tulang (martil,landasan, dan sanggurdi). Getarangetaran dibawa masuk ke dalam cairan di dalam rumah siput yang membangkitkan
gelombang dalam cairan.
Tekanan adalah tahap awal Fisika disamping mendengar, dirumuskan dengan:
P=F/A
Jadi jumlah tekanan sangat penting dalam proses pendengaran karena bila terlalu banyak
bisa mengarah pada kerusakan pendengaran. Pada umumnya, suara merupakan gabungan
dari berbagai sinyal, tetapi pada suara murni, secara teoritis dapat dijelaskan dengan
kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau
kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain,
sampai ke gendang telinga manusia. Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara
yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat,
sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga
menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara
bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi ini
menghantarkan bunyi ke telinga manusia,Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
Proses mendengar adalah proses biologis yang dijembatani oleh dunia fisik dan kimiawi.
Berikut diagram proses fisik, kimiawi, maupun dua-duanya:

Langkah

Fisik, kimiawi, atau keduaduanya

1. Getaran atau tekanan gelombang

Fisik

ditransmisikan melalui koklea ke


sel-sel rambut
2. Stereocilia pada sel-sel rambut

Fisik

bergerak dan bergoyang oleh


adanya getaran
3. Stereocilia yang agak panjang

Fisik

mendorong pegas/klep untuk


membuka tutup atau saluran dalam
sel
4. Ion-ion yang telah diisi Na+ dan

Dua-duanya (kimiawi

Cl- bergerak melalui sel-sel saluran

membangkitkan fisik muatan

neuron berubah potensial listriknya

listrik)

sehingga menghasilkan sebuah


muatan listrik yang bergerak
melalui sel-selsaraf auditori ke otak
5. Muatan-muatan listrik mencapai

Dua-duanya (fisik muatan listrik

titik akhir dari neuron, ditandai

memicu kimiawi)

oleh pelepasan zat-zat kimiawi


spesifik dari neurotransmitters
seperti dopamine, ephinephrine, dll
6. Neurotransmitters berinteraksi

Kimiawi

dengan sel-sel pada area di otak


untuk mendengar dan
menginterpretasikan pesan

10

BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
Fenomena gelombang suara
Gelombang bunyi atau suara terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar majumundur yang setiap saat, molekul-molekul tersebut berdesakan di beberapa tempat,
sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, dan di tempat lain merenggang,
sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Dimana gelombang bertekanan tinggi
dan rendah tersebut secara bergantian bergerak di udara dan menyebar dari sumber
bunyi atau suara, yang kemudian gelombang bunyi atau suara tersebut dihantarkan ke

telinga manusia.
Telinga merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi.
Telinga ini terbagi atas tiga bagian, yaitu yaitu telinga luar (auris externa), telinga

tengah (auris media), dan telinga dalam (auris interna).


Fenomena Suara dan Mekanisme Biofisika Mendengar:
1. Getaran atau tekanan gelombang ditransmisikan melalui koklea ke sel-sel rambut.
2. Stereocilia pada sel-sel rambut bergerak dan bergoyang oleh adanya getaran.
3. Stereocilia yang agak panjang mendorong pegas/klep untuk membuka tutup atau
saluran dalam sel.
4. Ion-ion yang telah diisi Na+ dan Cl- bergerak melalui sel-sel saluran neuron
berubah potensial listriknya sehingga menghasilkan sebuah muatan listrik yang
bergerak melalui sel-selsaraf auditori ke otak.
11

5. Muatan-muatan listrik mencapai titik akhir dari neuron, ditandai oleh pelepasan
zat-zat kimiawi spesifik dari neurotransmitters seperti dopamine, ephinephrine, dll
6. Neurotransmitters berinteraksi dengan sel-sel pada area di otak untuk mendengar
dan menginterpretasikan pesan
3.2 Saran

Telinga sebagai alat pendengaran penting untuk dijaga dan dirawat kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA
Eboza.

2013.

Bagian-bagian

Telinga.

(http://www.eboza.com/pelajaran/bagian-bagian-

telinga.html) diakses pada tanggal 28 Agustus 2014.


Bella. 2011. Fisika Getaran dan Gelombang. (http://belladao.blogspot.com/2011/06/makalahfisika-getaran-gelombang-dan.html tanggal akses) diakses pada tanggal 28 Agustus 2014.
Fitri, yaumil. 2013. Gelombang dan Getaran. (http://yaumilfitri.blogspot.com/2013/03/
pengertian-getaran-dan-gelombang.html?m=1) diakses pada tanggal 28 Agustus 2014.
Friska. 2014. Fenomena Suara dan Mekanisme Biofisika. (http://friskadee.blogspot.
com/2014/01/fenomena-suara-dan-mekanisme-biofisika_7320.html) diakses pada tanggal
28 Agustus 2014.

12

Anda mungkin juga menyukai