Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anggota :
Dicky Wahyudi
Fitria Ahibba Linna
Rivaldi
Thalia Zati Bayani
Vivekananda
SMAN 5 PALANGKARAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Di alam bebas, saat ditemukan suatu zat yang murni. Kebanyakan zat tersebut telah
tercampur dengan suatu sama yang lain, baik dalam bentuk homogen atau heterogen salah
satunya yaitu dalam bentuk larutan. Larutan merupakan campuran dua zat atau lebih yang
menyatu menjadi homogen.
Ada banyak hal yang menyebabkan larutan yang mempunyai sifat yang berbeda dengan
pelarutnya. Salah satu sifat terpenting dari larutan adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif
larutan didefenisikan sebagai sifat fisik larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel
dalam larutan dan tidak tergantung pada jenis partikelnya.
Adanya zat pelarut di dalam pelarut menyebabkan perubahan sifat fisik pelarut dan
larutan tersebut. Sifat fisik yang mengalami perubahan misalnya, penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmosis keempat sifat tersebut
merupakan bagian dari sifat koligatif larutan.
1.2.
TUJUAN
Mempelajari titik beku larutan serta faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
DASAR TEORI
Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut. Sebagai
contoh, rasa asin dari larutan garam yang bertambah asin dengan bertambahnya jumlah
partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula yang akan bertambah
manis dengan bertambahnya jumlah partikel gula yang larut. Namun demikian, ada beberapa
sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Ke dalam dua wadah
yang masing-masing berisi 100 ml air ditambahkan gula ke wadah yang satu dan garam ke
wadah lainnya dengan jumlah partikel yang sama. Hasil pengukuran dari masing-masing
larutan menunjukkan bahwa kedua larutan tersebut ternyata memiliki nilai penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku yang sama relative terhadap
pelarut air. Berdasarkan hal tersebut, sifat larutan yakni penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis yang hanya bergantung pada jumlah
artikel zat terlarutnya dikelompokkan bersama dan disebut sebagai sifat koligatif larutan.
Sifat koligatif larutan dibedakan untuk larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Hal ini
dikarenakan kemampuan elektrolit untuk terionisasi atau terdisosiasi membentuk ion-ion di
dalam larutan, menyebabkan jumlah partikel zat terlarutnya menjadi lebih besar. Pada
percobaan kali ini, akan dibahas sifat koligatif larutan yang meliputi kenakan titik didih dan
penurunan titik beku.
Dengan mempelajari sifat koligatif larutan, kita dapat menjelaskan beberapa gejala atau
peri`stiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
Tb= Kb x
Tf= Kf x ..
= kemolalan larutan
Cara Kerja
1. Kenaikan titik didih
- Ambil 3 gelas beaker
- Gelas beaker pertama isi dengan 200 mL air
- Gelas beaker kedua isi dengan 200 mL larutan gula 0,1 M
- Gelas beaker ketiga isi dengan 200 mL larutan NaCl 0,1 M
- Panaskan masing-masing gelas beaker sampai mendidih dan ukur suhunya
- Hasil pengukuran catat di lembar pengamatan
Larutan
Air murni
Gula 0,1 M
NaCl 0,1 M
Titik didih
96oC
94OC
98OC
Titik beku
Larutan
Air murni
Garam 1 sendok
Garam 2 sendok
Titik beku
1. Pada praktikum kenaikan titik didih urutkan larutan dari yang memiliki titik didih terendah
sampai yang tertinggi, larutan manakah yang memiliki titik didih tertinggi ? Jelaskan
mengapa demikian?
2. Pada praktikum penurunan titik beku, urutkan titik beku tertinggi ke yang terendah. Larutkan
manakah yang memiliki titik beku terendah?
3. Jelaskan kesimpulan mu!
Jawab :
1. Urutan larutan dari titik didih terendah sampai yang tertinggi adalah larutan gula 0,1 M, air
murni, dan NaCl 0,1 M. Larutan yang memiliki titik didih terendah adalah gula 0,1 M. Hal
itu dikarenakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat pelarut,
tetapi hanya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan.Banyaknya partikel
zat dalam larutan di tentukan oleh konsentrasi larutan itu sendiri.Larutan sendiri adalah
campuran homogen, yaitu zat terlarut(solute) dan zat pelarut(solvent) dalam praktikum ini kami
munggunakan Glukosa(C6H12O6) dan garam dapur(NaCl) sebagai zat terlarut dan air murni(H2O)
sebagai pelarut.
Dari hasil percobaan yang telah di lakukan,masing zat mempunyai titik didih dan titik
beku yang berbeda.Tidak bergantung pada jenis zat terlarut.Semakin besar jumlah partikel zat
terlarut dalam larutan maka akan semakin kecil kenaikan titik didih,sedangkan jika jumlah
partikel zat terlarut besar makan akan semakin besar penurunan titik beku. Sebaliknya, semakin
kecil jumlah partikel zat terlarut dalam larutan maka akan semakin besar kenaikan titik didih
larutan dan semakin kecil penurunan titik bekunya.Pada percobaan di dapat data sebagai berikut :
A.Pembahasan Titik Beku Larutan
Larutan
Air murni
Gula 1 sendok
Gula 2 sendok
Titik beku
0oC
-10C
-20C
Larutan
Air murni
Garam 1 sendok
Garam 2 sendok
Titik beku
00C
-70C
< 6-100C
Dari Data percobaan titik beku larutan, dapat kita lihat Air murni memiliki penurunan
titik beku sebesar 00C.Glukosa(C6H12O6) sebanyak 1 sendok dengan Glukosa(C6H12O6) sebanyak
2 sendok mengalami perbedaan titik beku dikarenakan adanya perbedaan jumlah partikel pada
kedua larutan. Glukosa(C6H12O6) sebanyak 1 sendok memiliki jumlah partikel zat yang lebih
sedikit di banding Glukosa(C6H12O6) sebanyak 2 sendok. Sehingga penurunan titik beku
Glukosa(C6H12O6) sebanyak 1 sendok lebih kecil dibandingkan dengan Glukosa(C6H12O6)
sebanyak 2 sendok. Glukosa(C6H12O6) sebanyak sendok 1 sendok memiliki penurunan titik beku
sebesar -10C, sedangkan Glukosa(C6H12O6) sebanyak sendok 2 sendok memiliki penurunan titik
beku sebesar -20C.
Pada larutan garam dapur(NaCl) penurunan titik beku lebih besar di bandingkan dengan
larutan Glukosa(C6H12O6) , walaupun memiliki jumlah zat partikel yang sama. Hal ini disebabkan
karena garam dapur(NaCl) merupakan salah satu larutan elektrolit, dan larutan elektrolit
memiliki penurunan titik beku dan tik didik yang lebih besar dari larutan nonelektrolit.
Dikarenakan larutan elektrolit memiliki derajat ionisasi( = 1) sehingga mulai mengion yang
mengakibatkan jumlah partikel pada larutan elektrolit bertambah banyak, jadi semakin tinggi
penurunan titik bekunya.
Titik didih
960 C
Gula 0,1 M
NaCl 0,1 M
940C
980C
Pada data percobaan tersebut dapat dilihat bahwa kenaikan titik didih larutan dipengaruhi
oleh jumlah zat partikel dimana semakin besar jumlah zat partikel terlarut, maka kenaikan titik
didih akan semakin kecil. Seperti pada air murni(H2O) kenaikan titik didih adalah 960 C.Gula 0,1
M mengalami kenaikan titik didih 940C sedang NaCl yang merupakan zat elektrolit dengan ( = 1)
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Makin besar molalitas suatu larutan maka akan semakin besar penurunan titik beku
larutan,sedangkan makin besar molalitas suatu larutan maka akan memperkecil
nonelektrolit.
Faktor yang memengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi dan harga kb.
1.2 Saran
Agar siswa dapat benar-benar memahami dan mengaplikasikan praktikum sifat