Anda di halaman 1dari 9

KOMUNIKASI DI ORGANISASI

Oleh : Siti Hudaiyah / NIS. 7675 / 4 TPHP 3


Disusun untuk memenuhi penugasan mata diklat Industrial Relationship yang
dikerjakan sebagai tugas pembelajaran selama Ujian Tengah Semester Genap
sekolah tahun 2014//2015.

A. Pengertian
Menurut Pedoman Umum Komunikasi Organisasi di Lingkungan
Instansi Pemerintah (2011), komunikasi organisasi adalah proses menciptakan
dan saling menukar pesan organisasi dalam satu jaringan hubungan yang
saling bergantung satu dengan yang lainnya, baik formal maupun nonformal,
untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah dalam
rangka mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi.
Komunikasi formal merupakan komunikasi yang disepakati secara
resmi oleh organisasi yang sifatnya berorientasi kepada kepentingan
organisasi. Isinya berupa cara kerja dalam organisasi, produktivitas, dan
berbagai pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam organisasi.
Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, melainkan lebih kepada anggota
organisasi secara individual.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup komunikasi dalam organisasi meliputi pengelolaan
komunikasi organisasi antaranggota (bawahan), antarpengurus (atasan), serta
antara pengurus (atasan) dan anggota (bawahan).

C. Unsur
Berdasarkan Anonimb (2014), unsur Komunikasi ada tujuh, yaitu :
1. Komunikator
Pengirim atau sumber atau komunikator adalah orang yang
memiliki informasi dan kehendak untuk menyampaikannya kepada orang
lain. Semua peristiwa komunikasi pasti melibatkan sumber sebagai
pembuat atau pengirim informasi. Pengirim dalam organisasi bisa
karyawan bisa pimpinan.
2. Penyandian
Penyandian merupakan proses mengubah informasi ke dalam
isyarat-isyarat atau simbol-simbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses
penyandian ini dilakukan oleh pengirim.
3. Pesan
Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan pengirim
kepada penerima. Sebagian besar pesan dalam bentuk kata baik berupa
lisan maupun tulisan. Isinya dapat berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, maupun nasihat.
4. Media
Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima. Media komunikasi dibagi atas media massa
dan media nirmassa. Nirmassa merupakan komunikasi tatap muka dan
merupakan saluran yang paling mendasar dalam komunikasi sedangkan
media massa menggunakan saluran yang berfungsi sebagai alat yang
dapat menyampaikan pesan secara massal.
5. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim
oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam
bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima melakukan proses
penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim.

6. Penafsiran (decoding)
Penafsiran adalah proses menerjemahkan (menguraikan sandisandi) pesan dari pengirim. Sebagian besar proses decoding dilakukan
dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh penerima.
7. Tanggapan atau umpan balik (feedback)
Umpan balik pada dasarnya merupakan tanggapan penerima atas
informasi yang disampaikan pengirim berupa perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Tanggapan bisa diartikan perubahan atau penguatan
keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai
akibat penerimaan pesan.

D. Fungsi
Fungsi komunikasi organisasi berdasarkan Pedoman Umum
Komunikasi Organisasi di Lingkungan Instansi Pemerintah (2011) adalah
1. Informatif, yaitu memahami pedoman komunikasi organisasi
2. Instruktif/koersif, yaitu mewajibkan seluruh anggota untuk menggunakan
pedoman komunikasi organisasi
3. Edukatif, yaitu memberikan panduan bagi proses pembelajaran anggota
dalam menjalankan komunikasi organisasi
4. Persuasif, yakni mendorong dan memberikan alternatif bagi anggota
untuk menggunakan pedoman komunikasi organisasi
5. Regulatif, yaitu menjalankan komunikasi organisasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan etika anggota
6. Integratif, yaitu menyatukan kesamaan persepsi, komitmen, rasa
memiliki, dan tanggung jawab anggota terhadap pengelolaan komunikasi
organisasi
7. Jembatan komunikasi, yakni melakuka mediasi antarunsur organisasi
dalam pengelolaan komunikasi organisasi.

E. Lambang
Asumsi perspektif organisasi menurut Anonimc (2014) bahwa
organisasi merupakan interpretasi simbolik. Organisasi memproduksi
situasi/lingkungan/budaya/realitas sosial melalui pemaknaan atas interaksi
dalam organisasi. Organisasi terbentuk karena adanya interaksi (komunikasi)
yang terjadi antar anggota melalui pemaknaan atas simbol-simbol, baik
simbol verbal maupun non verbal.
Sedangkan menurut Anonimd (2010), lambang komunikasi adalah
lambang-lambang atau simbol-simbol yang mengandung arti. Jenis-jenis
lambang komunikasi:
1.
2.
3.
4.
5.

Lambang suara
Lambang bahasa
Lambang warna
Lambang gambar
Lambang gerak
Tujuan adanya lambang komunikasi adalah untuk memudahkan

penyampaian informasi atau berita dari komunikator kepada komunikan agar


komunikan memperoleh pengertian yang sama atas suatu pesan.

F. Proses
Sesuai dengan Pedoman Umum Komunikasi Organisasi di
Lingkungan Instansi Pemerintah (2011), ada empat proses komunikasi
organisasi yang dapat digunakan:
1. Komunikasi ke bawah (downward communication)
Komunikasi ke bawah adalah komunikasi ketika atasan
mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi ke
bawah ini adalah
a. Pembuatan instruksi kerja
b. Penjelasan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
d. Pemberian motivasi
Anonima (2014) mengklasifikasikan komunikasi ke bawah atas
lima tipe, yaitu:

a. Intruksi tugas
Yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahannya
mengenai apa yang dihapkan dilakukan mereka dan bagaimana
melakukannya. Pesan itu mungkin bervariasi seperti perintah
langsung, deskripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu,
alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas
dan sebagainya. Intruksi tugas yang tepat dan langsung cendrung
dihubungkan dengan tugas yang sederhana yang hanya menghendaki
keterampilan dan pengalaman minimal. Instruksi yang lebih umum
biasanya digunakan bagi tugas-tugas yang kompleks, dimana
pegawai diharapkan pertimbangannya, keterampilan dan
pengalamannya.
b. Rasional
Yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas
dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam
organisasi atau objektif organisasi, kualitas dan kuantitas dari
komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan
mengenai bawahannya. Bila pimpinan menganggap bawahannya
pemalas, atau hanya mau bekerja bila dipaksa maka pimpinan
memberikan pesan yang bersifat rasional ini sedikit. Tetapi bila
pimpinan menganggap bawahannya orang yang dapat memotivasi
diri sendiri dan produktif maka biasanya diberikan pesan rasional
yang banyak.
c. Ideologi
Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan
perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional, penekananya ada
pada tugas dan kaitannya dengan perepektif organisasi. Sedangkan
pada ideologi sebaliknya, mencari sokongan dan antusias dari
anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.
d. Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan


bawahan dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan
organisasi, keruntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak
berhubungan dengan instruksi dan rasional, misalnya handbook bagi
pegawai.
e. Balikan
Yaitu pesan berisi informasi mengenai ketepatan individu
dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana dari
balikan ini adalah pembayaran gaji pegawai yang telah siap
melakukan pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan
yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah
memuaskan. Tetapi apabila hasil pekerjaan pegawai kurang baik,
balikannya mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap
pegawai tersebut.
2. Komunikasi ke atas (upward communication)
Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang terjadi ketika
bawahan mengirim pesan kepada atasan. Fungsi arus komunikasi dari
bawah ke atas ini adalah
a. Pelaporan tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan
ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan
c. Penyampaian saran perbaikan
d. Penyampaian keluhan
Anonima (2014) memaparkan bahwa pada arus komunikasi ke
atas sering kali mengalami persoalan pada relavansi dan kurasi pesan dan
informasi, terutama diantara jaringan organisasi lainnya. Masalah yang
dimaksud terutama adalah penyaringan (filtering) dan melebihkan arti
pesan (exaggeration). Pegawai cendrung memberikan laporan pada halhal yang baik saja mengenai tugas, tanggung jawab dan mengenai
departemennya dan organisasi yang dipahaminya kepada pemimpin.
3. Komunikasi horizontal (horizontal communication)

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang berlangsung di


antara para pegawai ataupun bagian lain yang memiliki kedudukan yang
setara. Fungsi arus komunikasi horizontal ini adalah
a. Saling berbagi informasi
b. Memperbaiki koordinasi
c. Mencari upaya pemecahan masalah
d. Menjalin hubungan melalui kegiatan bersama
Kontak interpersonal dalam komunikasi horizontal
yang mungkin terjadi dapat berupa rapat komite, interaksi
informal pada waktu jam istirahat, percakapan telepon,
memo dan nota, serta aktifitas sosial.
4. Komunikasi antarsaluran (interline communication)
Komunikasi antarsaluran (lintas saluran) adalah tindak
komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional.
Staf khusus (specialis staff) biasaya paling aktif dalam komunikasi lintas
saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan
jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas saluran
yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu
berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan
organisasi untuk membimbing komunikasi lintas saluran.
G. Hambatan
Wright dan Lynch (1995) dalam Furqon (2014) mengklasifikasikan
hambata dalam komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Gangguan; gangguan dapat berbentuk mekanik dan semantik. Gangguan
mekanik disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik, sedangkan gangguan semantik adalah gangguan yang
berkenaan dengan pesan komunikasi sehingga pengertiannya menjadi
berubah dari yang dimaksudkan semula.

2. Kepentingan; seseorang hanya akan memperhatikan pesan yang ada


hubungan dengan kepentingannya. Kepentingan tidak hanya
mempengaruhi perhatian saja, tetapi juga menentukan daya tanggap,
perasaan, pikiran, dan tingkah laku.

3. Motivasi; suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila pesan


yang disampaikan sesuai dengan motivasi dari penerima.
4. Prasangka; seseorang yang memiliki prasangka terhadap pengirim pesan
dapat menyebabkan proses komunikasi berlangsung tidak efektif karena
dalam prasangka, emosi memaksa seseorang menarik kesimpulan tanpa
menggunakan pikiran yang rasional.

H. Persyaratan
Peryaratan terjadinya komunikasi adalah terpenuhinya unsur-unsur
komunikasi.
I. Metode
Metode komunikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi
mennurut Pedoman Umum Komunikasi Organisasi di Lingkungan Instansi
Pemerintah (2011) adalah
1. Komunikasi tatap muka
2. Komunikasi publik, seperti pelatihan, seminar, diskusi kelompok terarah,
lokakarya, penyuluhan, sarasehan, dan sejenisnya
3. Komunikasi organisasi formal, seperti rapat, taklimat, pengarahan,
rumor, dan isu
4. Komunikasi organisasi nonformal, seperti perbincangan antarpribadi
selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata
5. Komunikasi massa, seperti surat kabar umum, majalah umum, teleisi
siaran, radio siaran, media on-line

Referensi:
Anonima. 2014. BAB II URAIAN TEORITIS. Universitas Sumatra Utara.
http://repository.usu.ac.id/
Diakses tanggal 7 Maret 2014 06:01
Anonimb. 2014. Komunikasi dalam Organisasi. Universitas Gunadarma.
http://lista.staff.gunadarma.ac.id/
Diakses tanggal 7 Maret 2014 05:18
Anonimc. 2014. Teori-Teori Organisasi dan Komunikasi Organisasi.
Universitas Pendidikan Indonesia. http://file.upi.edu/
Diakses tanggal 7 Maret 2014 05:25
Anonimd. 2010. Berkomunikasi di Tempat Kerja. Universitas Kristen Petra.
https://rakhmayanti.files.wordpress.com/
Diakses tanggal 7 Maret 2015 05:24
Furqon, Chairul. 2014. Hakikat Komunikasi Organisasi. Universitas Pendidikan
Indonesia. http://file.upi.edu/
Diakses tanggal 7 Maret 2014 05:13
Mangindaan, E.E. 2011. Pedoman Umum Komunikasi Organisasi di
Lingkungan Instansi Pemerintah. Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
http://www.itjen.depkes.go.id/
Diakses tanggal 7 Maret 2014 06:15

Anda mungkin juga menyukai