Anda di halaman 1dari 62

PERANAN GIZI DALAM

MEMANFAATKAN BONUS
DEMOGRAFI
Prof. dr. Fasli Jalal, PhD, SpGK
(Plt. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)

Disampaikan pada Kongres PERSAGI XV


Yogyakarta, 25 November 2014
1

I. Ada apa dengan


Penduduk Dunia ?

Penduduk Bumi akan terus bertambah -


Berapa pertambahan tergantung pada komitmen
kita

Jumlah Penduduk Terbesar Pada Tahun 2050


PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA
2050 SUMBER: UN, INED

Lihatlah.
Ulah
manusia

Tahun 2050
309 - 330 juta
(UN, INED)

Tahun 2025
270 juta
(BPS 2008)

1,69
M
1,31
M
433
Jt

Tahun
2010
237 juta

423
Jt
312
Jt

309 - 330
Juta jiwa

Diprediksi, jumlah penduduk


Indonesia akan terus naik.
Penduduk Indonesia sampai 2050
adalah 309 330 juta, masih menjadi
negara ke 6 dengan penduduk
terbesar dunia

Kerusakan Lingkungan
Kelangkaan Sumber
Daya
Kerawanan pangan

309
Jt

Kemiskinan
Konflik Sosial5

II. Bagaimana dengan


Penduduk Indonesia?

Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia


(Juta)
330 jt

JUTA JIWA
300
275

KELAHIRAN
TERCEGAH
HAMPIR 100 JUTA

343,96 jt

285 jt
305,6 jt

Bila LPP
1,49%

250
225
200

KELAHIRAN
TERCEGAH
80 JUTA

205 JT

Bila LPP
0,62%

237.6 JT

175
150

119,2 jt

125

97,1 jt

100
75
50

40.2 jt

25
0

1900

Proyeksi Widjoyo Nitisastro

1961

1971

2000

2010

2035

TAHUN

Hasil Proyeksi (1)


Penduduk (juta jiwa) dan laju pertumbuhan
penduduk (persen per tahun): Indonesia 1971
2035
Bila LPP tetap 1,49 (seperti SP 2010) maka jumlah
penduduk menjadi

343,96 jt

1,45
1,44

Catatan, bahwa berdasarkan buku proyeksi penduduk tahun 20102035 dimana jumlah penduduk diproyeksikan menurut kondisi
tengah tahun pengamatan, maka LPP 2000-2010 diperkirakan berada9

Proyeksi penduduk menurut provinsi: Indonesia,


2010 2035 (Dalam Ribuan)

Provinsi yg terbesar
jumlah penduduknya:
1. Jabar
2. Jatim
3. Jateng
4. Sumut
5. Banten
6. DKI Jakarta

Sumber. Bappenas, dkk, 2014, Proyeksi Penduduk 2010-2035.

Angka Laju Pertumbuhan Penduduk menurut provinsi: Indonesia


2010 2035 (%)

Sumber. Bappenas, dkk, 2014, Proyeksi Penduduk 2010-2035.

KONDISI DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR PENDUDUK


PIRAMIDA PENDUDUK SP 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010
1961
1961

10

6
Jutaan

75+

70-74

70-74

70-74

65-69

65-69

65-69

60-64

60-64

10

50-54

50-54

45-49

45-49

45-49

40-44

40-44

40-44

35-39

35-39

35-39

30-34

30-34

30-34

25-29

25-29

25-29

20-24

20-24

20-24

15-19

15-19

15-19

10-14

10-14

10-14

5-9

5-9

5-9

0-4

0-4
0

10

12

12

10

Jutaan

6
Jutaan

10

12

12

10

Jutaan

6
Jutaan

75+

70-74

70-74

70-74

65-69

65-69

60-64

60-64
55-59

50-54

45-49

45-49

40-44

40-44

40-44

35-39

35-39

35-39

30-34

30-34

30-34

25-29

25-29

25-29

20-24

20-24

20-24

15-19

15-19

15-19

10-14

10-14

10-14

5-9

5-9

5-9

0-4

0-4
0

Jutaan

Sumber. BPS, Sensus

6
Jutaan

10

12

6
Jutaan

10

12

Perempuan

55-59

Perempuan

45-49

60-64

50-54

10

65-69

Laki-laki

50-54

12

2010
2010

75+

Laki-laki

Jutaan

2000
2000

Perempuan

Perempuan

0-4
0

75+

55-59

55-59

Laki-laki

Perempuan

50-54

1990
1990

12

60-64

55-59

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki

1980
1980

75+

55-59

Laki-laki

12

1971
1971

75+

0-4
0

4
6
Jutaan

10

12

12

10

6
Jutaan

6
Jutaan

10

12

Struktur Umur Proyeksi Penduduk Indonesia, 2010-2035


2010

2025

2015

2030

Sumber. Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.

2020

2035

Penduduk Indonesia:
2010-2035
Umur (tahun)
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
Total

2010
23,454.40
22,518.00
22,165.60
21,558.10
20,939.40
20,589.90
19,987.20
18,514.10
16,564.30
14,165.30
11,479.50
8,546.30
6,156.70
4,651.20
3,375.50
3,853.30
238,518.80

2020
23,475.80
23,955.60
23,278.60
22,396.20
21,989.00
21,324.40
20,677.50
20,285.00
19,595.40
17,982.60
15,830.30
13,188.30
10,248.60
7,130.00
4,588.50
5,120.60
271,066.40

2035
21,279.80
21,844.50
22,581.30
23,274.00
23,739.80
22,990.80
22,047.40
21,582.90
20,824.60
19,986.20
19,253.60
18,048.80
15,782.40
12,859.30
9,424.30
10,132.70
305,652.40

III. Apa itu


Bonus Demografi ?
15

Pengertian Bonus
Demografi
(demographic dividend)

Keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya Rasio


Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka
panjang (Wongboonsin, dkk. 2003).

Bonus Demografi terjadi karena penurunan kelahiran yang


dalam jangka panjang menurunkan proporsi penduduk muda
sehingga investasi untuk pemenuhan kebutuhannya berkurang
dan sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga
(John Ross, 2004).

16

Tantangan Bonus Demografi


(Demographic Dividend)

Berdasarkan proyeksi 2010-2035, bonus demografi sudah dimulai sejak tahun 2012 dan titik
terendah rasio ketergantungan terjadi pada tahun 2028-2031.
Potensi bonus demografi meningkatnya jumlah angkatan kerja usia produktif,
meningkatnya tabungan masyarakat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
Setiap provinsi memiliki momentum bonus demografi yang berbeda karena
rasio ketergantungannya berbeda-beda.
17

Sumber: Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk 2010-2035.

Rasio ketergantungan dan Bonus Demografi


1971

2000

2010

2020-2030
Windows of
Opportunity

>2045

86

54

51

44

>50

Anak dan
lansia per
100 usia
produktif

Anak dan
lansia per
100 usia
produktif

Anak dan
lansia per
100 usia
produktif

Anak dan
lansia per
100 usia
produktif

Naik terus
karena
naiknya
proporsi
lansia

Berdasarkan proyeksi
SP2010 Window of Opp
menyempit dan Angka
ketergantungan tidak lagi
serendah yang diharapkan
Source : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters
Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011

2028-2031

>2045

47

>50

Anak dan
lansia per
100 usia
produktif

Naik terus
karena
naiknya
proporsi
lansia.

18

Rasio ketergantungan menurut provinsi: Indonesia 2010-2035


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara

2010

2015

2020

2025

2030

2035

55,7
58,8
60,0
55,3
51,5
52,0
52,4
51,9
49,5
45,9
36,9
50,9
50,2
45,7
46,2
48,5
48,0
55,5
73,0
54,6
51,0
48,5
49,1
50,1
57,9
57,0
63,4
55,3
66,7
66,9
62,5

51,6
53,5
53,7
51,1
48,0
48,6
47,7
47,2
46,9
50,0
38,4
46,9
46,5
44,0
43,5
44,3
44,5
51,9
66,3
50,0
46,5
45,3
46,6
48,7
53,2
52,2
58,1
49,6
58,9
60,7
57,2

49,5
50,5
51,0
47,4
45,1
46,0
44,6
45,2
44,4
49,6
39,8
44,5
45,4
44,6
43,0
41,9
41,4
49,1
60,3
45,8
41,9
41,7
43,9
48,6
47,6
48,5
53,2
45,2
51,9
55,4
52,2

46,8
48,2
49,7
44,1
42,5
43,8
42,4
43,1
41,4
44,3
39,1
43,3
45,3
44,9
43,9
40,3
39,3
46,6
57,2
44,2
38,9
39,7
41,2
50,0
45,1
46,9
50,1
43,4
48,6
52,0
48,3

46,0
49,2
50,6
43,9
42,3
43,7
42,1
43,6
40,8
38,9
38,2
44,6
48,3
46,5
46,9
39,9
40,9
45,6
59,1
45,1
38,6
40,4
41,4
51,0
45,9
47,5
49,7
45,0
49,2
52,4
48,3

45,9
50,7
51,6
45,2
43,1
44,7
43,0
45,3
41,1
38,0
38,6
46,7
51,7
48,2
49,9
40,8
44,4
45,8
60,8
46,5
39,5
42,3
43,3
53,2
48,0
49,1
50,8
47,0
50,6
53,1
49,2

Prov dengan
periode Bonus
Demografi
panjang: Kepri,
DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Jatim,
Banten, Bali

Prov Sumbar dan


Sultra akan
mendapatkan
Bonus Demografi
dalam waktu amat
pendek
Prov yg tidak akan
mendapatkan
Bonus Demografi:
NTT, Maluku
Sumber. Bappenas, dkk, 19
2013,
Proyeksi Penduduk 2010-2035

Transisi Demografi akan menciptakan


Windows of Opportunity pada 2020-2030
Tren Jumlah Anak-Anak, Usia Kerja dan Manula, Indonesia,
1950-2050
250

Populasi dalam Juta

200

Usia Kerja
150

100

Anak-anak 0-14

50

Manula 65+

Tahun

20

Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011

SITUASI KELOMPOK PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA


DI JEPANG DAN ITALY, 2012

TERJADI PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK USIA ANGKATAN


KERJA SECARA KONSISTEN
KEKURANGAN TENAGA KERJA USIA MUDA
KEBIJAKAN IMIGRASI BAGI PENDATANG
Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP

21

SITUASI KELOMPOK PENDUDUK


USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA

JUSTRU MENGALAMI PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK


USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA, SAMPAI TAHUN 2035
HARUS DIPASTIKAN TERSERAP DALAM PASAR KERJA
HARUS BERKUALITAS & SESUAI DENGAN SKILL YG DIKUASAI TENAGA KERJA
Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP

22

Tabel 1. Ranking Ipm Beberapa Negara Tahun 2012

Negara

Ranking IPM

Jepang

10

87.9

Korea Sel.

12

16

79.3

Singapura

18

83.8

Malaysia

64

29

74.0

Sri Langka

97

60

75.9

Thailand

103

48

73.9

Indonesia

121

359

71.6

Angka Kematian ibu

Usia Harapan Hidup

23

ISU-ISU STRATEGIS
Isu Strategis mencakup keadaan sepanjang siklus kehidupan manusia yang
terkait dengan Program PEMBANGUNAN KELUARGA
Usia Kerja
5

Usia
Lanjut

Usia
Sekolah

Nikah

3
2

Hamil

Bayi & Anak

Program PEMBANGUNAN KELUARGA

KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


24

Development of inequality

25

Dr Jena Derakhshani Hamadani, ICDDR, 2012

Timbulnya resiko biologis yang mengarah pada


resiko keterlambatan tumbuh kembang

From T.D. Wachs (2004). Chapter in Advances in Child Development and Behavior.

26

27

Mae Chu Chang, World Bank, 2012

27

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


OTAK SEJAK JANIN SAMPAI LAHIR

28

Pertumbuhan dan Perkembangan


Sel Syaraf Muda menjadi Sel Syaraf Dewasa

29

Perkembangan otak tergantung pada


stimulasi melalui:

Suara
Penglihatan
Bau

Sentuh
Rasa
Interaksi Sosial
Gerakan Otot Halus dan Kasar
30

Source: Founders Network

31

DAMPAK STUNTING
PADA PERKEMBANGAN OTAK
Normal

Stunting

Sel Otak Normal


Dengan Cabang-Cabang Panjang

Sel Otak Rusak


Cabang yang Terbatas/Terputus
Abnormal, Cabang terlihat Pendek

Source: Cordero E et al, 1993

32

TRANSMISI BIO-ELEKTRIK DI SINAPS

33
http://tweenteacher.com/2009/02/18/starting-from-scratch-in-teacher-training/

33

Anak Usia 3 Tahun

Normal

Terabaikan

http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021
34

34

GIZI

Gizi amat berperan di dalam proses


pertumbuhan dan perkembangan otak.

Zat gizi yang diperlukan terdiri dari


1.

Zat gizi makro:

Energi, Protein, dan Lemak


2. Zat gizi mikro:
Vitamin dan Mineral

35

Pengaruh Gizi Makro terhadap


Perkembangan Otak

36

1.

Pengaruh terhadap struktur anatomi otak,


yang mempengaruhi sel-sel syaraf dan sel-sel
pendukung (Sel Glia)

2.

Pengaruh terhadap Kimia Otak

3.

Pengaruh terhadap Fisiologi Otak

Pengaruh Gizi Makro terhadap


Sel Syaraf

37

1.

Melalui proses pembelahan sel syaraf yang


akhirnya menentukan jumlah dari sel syaraf yang
dibentuk

2.

Melalui pertumbuhan sel syaraf yang akan


menentukan ukuran sel syaraf

3.

Melalui proses perkembangan sel syaraf yang


akan menentukan kelengkapan sel syaraf
(terbentuknya akson, dendrit, sinaps, dan
komponen lainnya)

Zat Gizi Makro yang diperlukan adalah Energi dan


Protein

Pengaruh Gizi Makro pada


Sel Glia

38

1.

Membentuk Oligodendrosit yang berperan di


dalam pembentukan mielin (mielinisasi)

2.

Membentuk Astrosit yang berfungsi mengatur


asupan makanan ke otak

3.

Membentuk Mikro Glia yang berfungsi sebagai


penjaga otak dari berbagai ancaman dan
komando sistem pertahanan

Membutuhkan terutama lemak tidak jenuh


jamak rantai panjang dan energi serta protein

Pengaruh Gizi Makro terhadap


Kimia Otak

39

1.

Pembentukan neurotransmitter (jumlah dan


konsentrasi)

2.

Pembentukan reseptor

3.

Pembentukan pengangkut neurotransmitter .


Macam neurotransmitter: acetylcholine,
norepinephrine, dopamine, serotonin,
melatonin, histamine, glutamate, gamma
aminobutyric acid, aspartate, dan glycine.

Zat gizi makro yang amat diperlukan dalam


membantu proses kimia otak terutama asam
lemak esensial dan protein.

Pengaruh Gizi Makro terhadap


Fisiologi Otak
1.

40

Mempengaruhi metabolisme sel syaraf

Otak adalah salah satu organ tubuh yang paling aktif.


Karena itu memerlukan energi yang lebih banyak daripada
organ yang lain

2. Mempengaruhi efisiensi proses rangsangan otak

Akibat Kekurangan Zat Gizi


Makro

41

1.

Jumlah sel syaraf berkurang

2.

Ukuran sel syaraf akan lebih kecil

3.

Komponen sel syaraf (akson, dendrit,


sinaps, dan lain-lain) tidak sempurna
terbentuk

4.

Mielin (selubung syaraf) menjadi lebih


tipis, berlubang, dan kemungkinan tidak
terhubung, sehingga rangsangan otak tidak
bisa ditransmisikan

42

Zat Gizi Mikro yang


Diperlukan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Iodium,
Asam folat,
Zat besi,
Seng,
Tembaga,
Cholin

7.

Vitamin A,

8.

Vitamin B (B1, B6,


B12),

9.

Vitamin C,

10. Vitamin

D,

11. vitamin

E,

PROPORSI BBLR: 2010 2013


MENURUT PROVINSI

Sumber Data : Riskesdas432013

NTT
DIY
Sulteng
Babel
Sulut
Papua
Jateng
Sumsel
Kalbar
Sulsel
Malut
Lampung
Kalteng
Jambi
Banten
Jabar
Indonesia
Sulbar
DKI
Sumut
Pabar
NTB
Sultra
Kaltim
Kep.Riau
Jatim
Riau
Sumbar
Gorontalo
Kalsel
Aceh
Maluku
Bengkulu
Bali

Proporsi Bayi Lahir Pendek (<48 cm),


2013*)

35.0

30.0 28.7

25.0

20.0
20.2

15.0

10.0
9.6

5.0

0.0

*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan

KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA


STUNTING DI INDONESIA MENURUT PROVINSI

45

Sumber Data : Riskesdas 2013

Proporsi Anak Pendek Umur 5-18 tahun


menurut Jenis Kelamin, 2013

26.2

23.3

25.0

37.4

38.9

26.0

36.5

29.7

35.9

34.1

32.8

40.2

34.9

37.7

35.8

35.1

32.3

30.7

27.8

28.1

25.1

27.6

25.5

27.7

27.5

30.0

29.0

35.0

30.8

40.0

33.7

45.0

36.7

50.0

20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
5

10
Laki-laki

11

12

13

Perempuan

14

15

16

17

18

NTT
NTB
Lampung
Sulbar
Sumsel
Kalbar
Sumbar
Sulsel
Jateng
Bengkulu
Jambi
Kalteng
Kalsel
Sultra
Jabar
Banten
Maluku
Indonesia
Aceh
Riau
Sulteng
Babel
Jatim
DIY
Malut
Gorontalo
Kep.Riau
Sumut
Pabar
Bali
Kaltim
Papua
DKI
Sulut

Proporsi Laki-laki Obese (IMT>25)


Umur >18 tahun: 2007-2013
Laki-laki >18 tahun

50.0

40.0

30.0

19.7

20.0

10.0

13.9

0.0

2007
2010
2013

NTT
Lampung
Kalbar
NTB
Sumsel
Sulbar
Sultra
Jambi
Kalteng
Bali
Papua
Jateng
Sumbar
Maluku
Banten
Kalsel
Bengkulu
DIY
Sulsel
Riau
Indonesia
Jatim
Jabar
Aceh
Pabar
Sumut
Sulteng
Kep.Riau
Malut
DKI
Babel
Kaltim
Gorontalo
Sulut

Proporsi Perempuan Obese (IMT>25)


Umur >18 tahun: 2007-2013
Perempuan >18 tahun

50.0

40.0

32.9

30.0

20.0

10.0

14.8

0.0

2007
2010
2013

KECENDERUNGAN PREVALENSI DIABETES


MELLITUS MENURUT PROVINSI

L.49
Sumber Data : Riskesdas
2013

KECENDERUNGAN PREVALENSI STROKE


PER 1000 MENURUT PROVINSI

L.50
Sumber Data : Riskesdas
2013

Prev. Hipertensi & Status Gizi


menurut Kel.Umur & Jenis Kelamin, Riskesdas 2007
Laki-laki

Perempuan
100.0

100.0
90.0

83.7

80.0

80.0
69.6

70.0
60.0

61.4

40.0

20.0
10.0

72.2

70.0
70.5

60.0

50.0

30.0

86.9

90.0

50.0

40.0
25.5

30.0

16.0

12.2

0.0

20.0

13.4

10.0

8.6

0.0

Hip-krs-pdk

Hip-Normal

Hip-gmk-pdk

4.2

Hip-krs-pdk

Hip-Normal

Hip-gmk-pdk

51

Prev.Peny.Jantung*) & Status Gizi


menurut Kelp.Umur & Jenis kelamin, Riskesdas
2007
Laki-Laki

Perempuan

8.0

8.0

6.0

6.0
%

10.0

10.0

4.0

4.0

2.0

2.0

0.0

0.0

Kurus-Pendek
*) Sampel

Obese-Pendek

Kurus-Pendek

Obese-Pendek

yang menjawab Ya, pernah didiagnosis Sakit Jantung


52

Prevalensi DM*) & Status Gizi


menurut Kelp.Umur & Jenis kelamin, Riskesdas
2007
Perempuan

Laki-laki

8.0

8.0

6.0

6.0
%

10.0

10.0

4.0

4.0

2.0

2.0

0.0

0.0

Kurus-Pendek
*) Sampel

Obese-Pendek

Kurus-Pendek

Obese-Pendek

yang menjawab Ya, pernah didiagnosis Penyakit kencing manis (DM)


53

Burden of Disease
Menurut Life cycle, kajian tim balitbangkes

54

LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF

55

LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF

INDONESIA DALYs PREDIKSI 2010


USIA 45-54TH

56

LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF

57

Kerangka Pikir

Source: Ricardo Uauy, et.al, 2011

Kerangka Teori:
Continuum of Care

Lansia

Pelayanan bagi
anak SMP/A &
remaja
Pelayanan
bagi anak
SD
Pelayanan
bagi balita
Pelayanan
Persalinan, bagi bayi
Pelayanan Pemeriksaan nifas &
PUS & WUS Kehamilan neonatal
Konseling
ASI eksklusif
Konseling
Gizi dan
kesehatan
Pelayanan KB

Konseling
ANC terpadu
Fe & asam folat

Konseling
Kualitas
Degenerasi
Konseling:
Gizi HIV/AIDS,
NAPZA dll
Kespro remaja

Konseling
Upaya Kes Sklh

Konseling
Pemantauan
pertumbuhan &
perkembangan

Imunisasi dasar
Konseling
lengkap
Inisiasi Menyusu Dini MPASI
KB pasca persalinan Pemantauan
pertumbuhan
59

Pemanfaatan Bonus Demografi >


Peluang peningkatan kualitas penduduk
Investasi Pendidikan dgn
skill dan kompetensi
serta ETHOS yg tinggi utk
penyerapan tenaga kerja
Perubahan struktur
umur penduduk,
meningkatnya
penduduk usia
kerja

Bonus demografi dan


pertumbuhan ekonomi

Pekerja sehat produktif


dimulai dari kecukupan
pangan dan gizi, kespro

Good Governance
kondusif utk
investasi
penciptaan
lapangan kerja

Kebijakan ekonomi
kondusif utk penciptaan
lapangan kerja dan
kredit mikro

Peningkatan Peluang
Kerja Perempuan dan
Tabungan
60

Source: SM Adioetomo. Diadaptasi dari Population Referencec Bureau (PRB) 2013

Terima kasih
61

Anda mungkin juga menyukai