Share With Me - Kritik Orientalis Terhadap Hadits (Telaah Atas Kritik Ignaz Goldziher, Joseph Schacht Dan Jyunboll)
Share With Me - Kritik Orientalis Terhadap Hadits (Telaah Atas Kritik Ignaz Goldziher, Joseph Schacht Dan Jyunboll)
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnaz
Goldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
="ProgId"content="Word.Document">
A.Pendahuluan
HaditsNabiSaw.diyakiniolehmayoritasumatIslamsebagaibentukajaran
yang paling nyata dan merupakan realisasi dari ajaran Islam yang terkandung
[1]
dalamalQuran.
Dalam hubungan antara keduanya, hadits berfungsi sebagai penjelas al
Quran. Interpretasi terhadap petunjuk Allah ini diwujudkan dalam bentuk nyata
dalam kehidupan Nabi. Sabda, perilaku, dan sikapnya terhadap segala sesuatu,
[2]
terkadangmenjadihukumtersendiriyangtidakditemukandalamalQuran.
Oleh karena sedemikian sentralnya keberadaan hadits nabi itu, banyak
musuhmusuh Islam berupaya meruntuhkan ajaran Islam dengan cara mengkaji
dan meneliti hadits dengan satu tujuan untuk meragukan dasardasar validitas
hadits sebagai dalil / dasar argumentasi. Penelitian dan kajiankajian yang
dilakukan oleh musuhmusuh islam itu (diantaranya sebagaian dilakukan oleh
orientalis) itu sebenarnya mengajak umat islam untuk meragukan kebenaran dari
hadits.Dengandiragukannyahaditshaditsyangadadalamkitabkitabhaditskarya
ulama masa lalu, maka robohlah sudah satu pilar agama Islam . Sehingga umat
Islamtidakmemilikikesatuanataukeseragamandalammemahamialqurandan
lebih jauh dalam mengaplikasikan ajaranajaran syariat Islam tentunya. Inilah
tujuanutamakegiatanorientalisdalammengkajihadits.
Yusuf Qardlawiy telah menengarai kelompok (musuhmusuh Islam) itu
terdiridariparamissionarisdanorientalisdansebagianlagimuridmuridtermasuk
orangorangyangterpesonadenganmetodeilmiahyangmerekaperagakanitu.
Di antara sekian banyak orientalis yang mengkaji, ada 3 nama besar yang
berpengaruh dalam kegiatan penelitian hadis. Mereka itu adalah Goldziher ,
Schahct dan jyunboll. Berikut ini akan dibahas pola pemikiran mereka terhadap
kesahihanhadishadisnabisaw.
B.PengertianKritikdanOrientalis
DuakatakritikdanorientalisdalamkhazanahbahasaIndonesiasudah
tidak asing lagi. Keduanya merupakan bahasa serapan dari bahasa asing. Karena
itu, dalam tataran praktis, kedua kata itu kadangkadang menyimpang dari
pengertianterminologiyangseharusnya.Akibatnyaterjadimisundestandingantara
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200p
1/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
nara sumber dan penerimanya. Dari sinilah, penulis merasa perlu memposisikan
pengertianduakatatersebutsebelumpembahasanyanglain.
Kritik berasal dari bahasa Inggris critic yang artinya pengecam,
[3]
pengkritik,pengupas,pembahas. Secaraterminologi,kritikberartiupayaupaya
untuk menemukan kesalahan, atau menurut versi W.J.S. Purwodarminto
mengkritik diartikan dengan memberi pertimbangan dengan menunjukkan yang
salah. Sedang Kritik dalam Bahasa Arab adalah naqd yang diterjemahkan
[4]
dengankritikdankecaman.
Yang dapat kita pahami dari pengertian diatas adalah bahwa kritik/
mengkritikadalahupayauntukmenunjukkan/mendahulukankesalahandaripada
mencari kebenarannya. Dengan demikian, maka dalam benak kita ketika
memahami kritik akan dipenuhi dengan suudzan, dan bisa jadi karena sibuk
denganmencarikesalahan,makakebenaranyangadapuntidaktampak.
Karena itu, menurut hemat penulis, kritik berarti meneliti dengan cermat
tentangbenartidaknyasesuatudenganmenggunakanstandartyangsesuai.Dengan
pengertian ini, maka yang dilakukan orang ketika mengkritik hadits dan ilmu
hadits adalah menilai dan mengomentarinya dengan mendahulukan kebenaran
yangadadaripadakesalahannya,denganmenggunakanparameterhaditsatauilmu
hadits.
Sedangkan kata orientalis berasal dari kata orient yang berarti Asia
[5]
TimuratauberasaldarikataorientalyangberartiorangTimuratauAsia. Secara
geografis kata orient bermakna dunia belahan timur dan secara etnologis berarti
[6]
bangsabangsa timur. Sedangkan dalam kamus ilmiah populer
[7]
orientalisadalahahliBaratyangmempelajariTimur.
Dilihat dari segi terminologinya, Ismail Yakub menyatakan bahwa
orientalisadalahorangyangahlitentangsoalsoalketimuran,yaknisegalasesuatu
mengenai negerinegeri Timur, terutama Negerinegeri Arab pada umumnya dan
Islam pada khususnya, tentang kebudayaannya, agamanya, peradabannya,
[8]
kehidupannyadanlainlain.
Dandalamkataorientalisterkandungsifatumumnamapelakuatauahli
ahli ketimuran, artinya dalam beberapa hal siapapun orangnya apakah ia muslim
ataunonmuslim,apabilaiatelahluaspengetahuannyatentangketimuranmakaia
seringkali terkategorikan secara langsung sebagai orientalis, seperti dinyatakan
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200p
2/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
oleh kelompok Oxford bahwa orientalis adalah semua orang yang telah luas
[9]
pengetahuannyatentangbahasabahasaTimursertakesustraannya. Definisi ini
dibantaholehsebagianpakardenganhanyamembatasipengertianorientalishanya
[10]
padaorangBarat(EropadanAmerika)yangnonmuslim.
Jadi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Hanafi bahwa orientalis adalah
segolongansarjanasarjanaBaratyangmendalamibahasabahasaduniaTimurdan
kesustraannya,danmerekamenaruhperhatianbesarterhadapagamaagamadunia
[11]
Timursejarahnya,adatistiadatnyadanilmuilmunya.
C.KritikOrientalisterhadapHadits
1.Biografiketigaorientalis
a.IgnazGoldziher
Ignaz Goldziher adalah termasuk orientalis terkemuka yang
mendalami ilmuilmu Islam. Ia lahir pada 22 Juni 1850, di Hongaria. Ia
berasaldarikeluargaYahudiyangterpandang.Pendidikannyadimulaidari
Budhapest kemudian melanjutkan ke Berlin pada tahun 1869 dan pindah
lagikeUniversitasLeipzig.
Goldziherdalamstudinyadibimbingolehorientalisterkemukasaat
itu yaitu Fleisser, pakar filologi (ilmu tentang asalusul kata). Goldziher
memperoleh gelar doktoral tingkat pertama pada tahun 1870 dengan
karyanya : Penafsir Taurat yang Berasal dari Tokoh Yahudi Abad
Tengah.
Ia kemudian kembali ke Budapest dan ditunjuk sebagai asisten
Guru Besar di Univeritas Budhapest pada tahun 1872. Ia tidak lama
mengajar,danlalumeneruskanstudinyadiWinadanLeiden.Setelahituia
mengadakan perjalanan ke Timur Tengah, Suriah dan Palestina dan
kemudianmenetapdiKairo.
Ketika di Universitas Budapest, ia banyak menekankan kajian
peradaban Arab, khususnya agama Islam. Pada tahun 1894, ia diangkat
menjadi profesor kajian bahasa Semit. Goldziher memang sangat cerdas.
Padausia16tahun,iatelahsanggupmenerjemahkanduabuahkisahTurki
kedalambahasaHongaria.Saatituiajugabiasamembacabukubukutebal
dan memberikan ulasannya. Buku klasik pertama yang menjadi kajiannya
adalah Azh Zhahiriyah: Madzhabuhum wa Tarikhuhum. Ia kemudian
mendalamikajianfikihdanushulfikih.
Pada tahun 1889 ia menulis karangan tentang hadits
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200p
3/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200p
4/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
[13]
mengambilrujukanArRisalahnyaImamSyafii.
c.Jyunboll
AdapunG.H.AJyunbolladalahpendukungsetiakeduaorientalisdi
atas. Karyakaryanya antara lain : The Authenticity of The Tradition
Literature Discussion in Modern Egypt, juga tentang On The Origin of
ArabicProseReflectiononAuthenticity,termasukjugaMuslimTradition:
StudiesinCronologyProvenanceandAuthorshipofEarlyHadithdanThe
DateofTheGreatFitna.
SejakdibangkuS1diLeiden,Belanda,Juynbollsudahbegitugigih
mencurahkansegenapupayanyamelakukanpenelitianterhadapotentifikasi
hadits.Takayal,setelahtigapuluhtahunlebih,sejarahdanperkembangan
haditsdapatdiakuasaidenganbaik.Mulaidarihaditsklasikhinggayang
kontemporer.TheAuthenticityoftheTraditionLiterature,adalahsalahsatu
bukti karya original, hasil penelitiannya terhadap pandangan para teolog
[14]
Mesirtentangkeshahihansebuahhadits.
2.PemikirandankritikketigaorientalistentangotentisitashaditsNabi.
a.IgnazGoldziher
Untuk memahami pemikiran dan kritik Goldziher tentang hadits
adalahhalyangtidakmungkinkitalakukan,jikakitalewatkanbegitusaja
apa yang ia uraikan dalam Mohammedanische Studien yang terbit pada
tahun 1890 dalam bahasa Jerman dan kemudian diterjemahkan oleh C.R.
Barber dan S.M. Stern ke dalam bahasa Inggris yaitu Muslim Studies.
Dalam karya terbesar itu seluruh pemikirannya tentang hadits tertuang
[15]
secarasempurna.
MenurutAzamisarjanaBaratyangpertamakalimelakukankajian
tentanghadisadalahignazgoldziherdalambukunya: Muhammadanische
Studies, dia mengatakan:bagian terbesar dari hadis tak lain adalah hasil
perkembangan Islam pada abad pertama dan kedua baik dalam bidang
keagamaan, politik maupun sosial. Tidaklah benar pendapat yang
menyatakanbahwahadismerupakandokumenIslamyangsudahadasejak
masa dini (masa pertumbuhan) melainkan ia adalah pengaruh
[16]
perkembanganIslampadamasakematangan.
Karena buku itu (Muhammadanische Studies), dianggaplah kitab
suci tentang hadits di kalangan orientalis. Mustafa Yaqub mengatakan
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200p
5/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200p
6/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
belumterhimpundalmasatubuku.sementarapengertianucapannyadalam
kutipanGoldziheradalahparapejabatitutelahmemaksanyauntukmenulis
[18]
hadisyangbelumpernahadapadasaatitu.
Ignaz Goldziher juga menuduh bahwa penelitian hadits yang
dilakukan oleh ulama klasik tak dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah karena kelemahan metodenya. Hal ini karena para ulama lebih
banyak menggunakan metode kritik sanad dan kurang menggunakan
metodekritikmatan,karenanyaGoldziherkemudianmenawarkanmetode
kritik baru yaitu kritik pada matan. Menurutnya kritik matan hadis itu
mencakup berbagai aspek seperti politik, sains, sosio kultural dll.
Mengingat bahwa beberapa pepatah hukum yang berasal dari adat
kebiasaan Yahudi dan Nasrani bahkan juga pemikiran filsafat Yunani
diriwayatkan telah disabdakan oleh Nabi Saw. Contoh kasus dapat
ditemukanpadasebuahhadisyangartinyaberbunyi:Tidakdiperintahkan
pergi kecuali menuju tiga masjid, Masjid al Haram, Masjid Nabawi dan
MasjidalAqshaMenurutGoldziherAbdulMalikIbnMarwan(Khalifah
Dinasti Ummayah di Damaskus) merasa khawatir apabila Abdullah bin
Zubair(opposannyadiMakkah)mengambilkesempatandenganmenyuruh
orangorang Syam (syria dan sekitarnya) yang sedang melakukan ibadah
haji di Makkah untuk berbaiat kepadanya. Karenanya, Abdul Malik bin
MarwanberusahaagarorangorangSyamtidaklagipergikeMakkah,akan
tetapi cukup hanya pergi ke Qubbah Sakhra di al Quds (Palestina) yang
[19]
padasaatitumasukdalamkekuasaanwilayahSyam.
Dalam rangka mewujudkan usaha yang bersifat politis ini, Abdul
MalikbinMarwanmenugaskanalZuhriagarmembuathadisdengansanad
yang bersambung ke Nabi Saw dimana isinya umat Islam tidak
diperintahkan pergi kecuali menuju tiga masjid, Masjid al Haram, Masjid
Nabawi dan Masjid alAqsha. Jadi kesimpulannya hadis tersebut tidak
shahihkarenaiamerupakanbikinanibnShihabalZuhridanbukansabda
Nabi Saw, meskipun hadits tersebut tercantum dalam kitab shahih al
Bukhari yang diakui otentisitasnya oleh ummat Islam, bahkan diakui
sebagaikitabyangpalingotentiksesudahalquran.Darisinirasanyatidak
tertalusulituntukmenetapkanbahwatujuanIgnazGoldziheradalahuntuk
meruntuhkankepercayaanumatIslamterhadapkredibilitasImamBukhari
yang selam ini telah terbina kokoh sejak abad ketiga hijriah sampai
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200p
7/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
[20]
sekarang.
Pemikiran Barat yang ilmiah ini ternyata berdampak sangat luas
terhadap sleuruh kajiankajian tentnag Islam. Pengaruhnya bukan saja di
kalangan orientalis saja melainkan juga di kalanagan pemikir muslim,
misalnya Ahmad Amin, dalam bukunya Fajrul Islam juga terkecoh
dengan meragukan beberapa hadis akibat teorinya Ignaz tersebut. Begitu
puladenganMahmudAbuRayyahdalambukunyaAdhwaAlaasSunnah
alMuhammadiyahiajugabanyakmengikutimetodemetodekritikhadis
versi goldziher. Demikian juga Dr. Thoha Husein, Syaikh Muhammad al
Ghazaliy,Fazlurrahmandanlainlainmeskidalambatasdankualitasyang
berbedabeda.
b.JosephSchacht
Orientalis berikutnya yang meragukan otentisitas hadis adalah
JosephtSchahct,secaraumumdapatdisimpulkanbahwapemikiranJosepht
Schahct atas hadis banyak bertumpu pada teoriteori yang digagas oleh
pendahulunya yakni Goldziher. Hanya saja perbedaannya adalah jika
Goldziher meragukan otentisitas hadis, Josepht Schahct sampai pada
[21]
kesimpulanbahwasebagianbesaradalahpalsu.
Pandangan
Schacht
secara
keseluruhan
adalah
bahwa
sistemisnadmungkinvaliduntukmelacakhaditshaditssampaipadaulama
abad kedua, tapi rantai periwayatan yang merentang ke belakang sampai
kepada Nabi Saw. dan para sahabat adalah palsu. Argumennya dapat
[22]
diringkasdalamenampoin:
1.Sistemisnaddimulaipadaawalabadkeduaatau,palingawal,akhirabad
pertama.
2. Isnadisnad itu diletakkan secara sembarangan dan sewenangwenang
olehmerekayanginginmemproyeksikankebelakangdoktrindoktrin
merekasampaikepadasumbersumberklasik.
3. Isnadisnad secara bertahap meningkat oleh pemalsuan isnadisnad
yangterdahulutidaklengkap,tapisemuakesenjangandilengkapipada
masakoleksikoleksiklasik.
4.SumbersumbertambahandiciptakanpadamasaSyafiIuntukmenjawab
penolakanpenolakan yang dibuat untuk haditshadits yang dilacak ke
belakang sampai kepada satu sumber. isnadisnad keluarga adalah
palsu,dandemikianpulamateriyangdisampaikandidalamisnadisnad
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200p
8/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
itu.
5. Keberadaan comman narrator dalam rantai periwayatan itu merupakan
indikasibahwahaditsituberasaldarimasaperiwayatitu.
Dalam rangka membuktikan dasardasar pemikirannya tentang
kepalsuan hadis Nabi SAW, Josepht Schahct menyusun beberapa teori
berikutini:
1.TeoriProjectingBack
Maksudnyaadalahuntukmelihatkeaslianhadisbisadirekonstruksikan
lewat penelusuran sejarah hubungan antara hukum islam dengan apa
yang disebut hadis Nabi. Menurutnya hukum islam belum eksis pada
masa al Syabi (110 H). Oleh karena itu jika ada hadishadis yang
berkaitan dengan hukum islam, maka itu adalah bikinan orangorang
sesudah al Syabi. Hukum islam baru eksis ketika ada kebijakan
khalifahUmmayahmengangkatparahakim.
2.TeoriESilentio
Sebuah teori yang disusun berdasarkan asumsi bahwa bila seseroang
sarjana (ulama/perawi) pada waktu tertentu tidak cermat terhadap
adanya sebuah hadis dan gagal menyebutkannya/ jika satu hadis oleh
sarjana(ulama/perawi)yangdatangkemudianyangmanaparasarjana
sebelumnya menggunakan hadis tersebut, maka berarti hadis tersebut
tidak pernah ada. Jika satu hadis ditemukan pertama kali tanpa sanad
yang komplit dan kemudian ditulis dengan isnad yang komplit, maka
isnad itu juga dipalsukan. Dengan kata lain untuk membuktikan hadis
itueksis/tidakcukupdenganmenunjukkanbahwahadistersebuttidak
pernah dipergunakan sebagai dalil dalam diskusi para fuqaha. Sebab
seandainya hadis itu pernah ada pasti hal itu akan dijadikan sebagai
refrensi.
3.TeoriCommonLink
Yakni sebuah teori yang beranggapan bahwa dalam sebuah susunan
sanad kadang terdapat tambahan tokohtokoh tertentu untuk
mendukung keabsahan sebuah riwayat. Semua sanad yang terdiri dari
hubungan keluarga (antara bapak dan anaknya) adalah palsu. Isnad
keluarga tidak menjamin keaslian bahkan dipakai sebagai alat untuk
membuatsebuahhadiskelihatantanpacacat.Sehinggaisnadatasdasar
famili adalah isnad buatan yang digunakan untuk jalur penghubung
antarasatukelompokperawidenganperawilainnya.
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200p
9/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
Palingtidakadatigatesisbesarsepertiuraiandiatasyangdiajukan
Schacht yang menarik perhatian para sarjana, diantaranya tesis tentang
hadits Nabi dilihat dari materinya, atau tentang otentisitas sanad hadits
yangterakumulasidalamteoriProjectingback,yangberkaitanjugadengan
lahirnya hukum Islam. Pikiranpikiran tersebut, kalau kita lihat secara
keseluruhan, ternyata saling berkaitan, hanya saja karena dia seorang ahli
hukum,pembahasanotentisitashaditsdibawahininampaknyatidakdapat
[23]
dihindaridaripembahasanlainnyatentanghukum.
c.Jyunboll
AdapaunpemikiranorientalisyangketigaadalahG.H.A.Jyunboll,
dalambeberapakaryanyasepertiMuslimTradition:Studies in Cronology
Provenance and Authorship of Early Hadith dan The Date of The Great
Fitna, Jyunboll melakukan kritik hadits yang sejatinya kritikkritiknya itu
tidaklebihdarimengulangulangataumendukunggagasanSchachtdalam
bukunyatheOriginofMuhammadansYurisprudence.Menurutmuhadisin,
isnad baru dipergunakan secara cermat setelah terjadinya fitnah tragedi
pembunuhan khalifah ustman (656 M) Jyunbolll menolak anggapan ini
dengan bersandarkan pada karya ibn Sirin, bahwa penggunaan isnad baru
dimulai ketika fitnah tragedi peperangan antara Abdullah bin Zubair
dengandinastiUmmayahyangpadaakhirnyaberdampakpadabanyaknya
hadishadis palsu. Seperti hadis man kadzaba... Jyunboll menemukan
sekurangkurangnya5jalursanadyangdisandarkanpadaAbuhanifah.Dia
beranggapanhadisitudisusunpadasaatsaattertentusetelahAbuhanifah
wafat. Hal ini sangat rasional mengingat Abu hanifah adalah merupakan
[24]
tokohyangseringmengenyampingkanhadis.
Olehkarenaitujikaadakoleksihadisyangmenggunakannamanya,
makahaltersebutharusdipandangsebagaihasildarisuatuusahadaripara
pendukung mazhab Hanafi untuk mengkompromikan perbedaan antara
madrasahahlalraydenganmadrasahahlalhadits.
Jyunboll mendukung teori Esilentionya Schacht sembari menambahkan
bahwakolektorhadis(mukharrij)yangkoleksihadisnyaberbedaatautidak
menemukan hadis yang dikoleksi oleh kolektor sebelumnya atau
sesudahnya padahal hadis itu terkenal, dapat dijadikan alasan untuk
meniadakan kebenaran hadits itu. Demikian juga dengan teori Common
Linknya Schacht dia menyebutnya sebagai teori yang brilliant sekaligus
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
10/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
11/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
yangmembacanya.
D.BantahanUlamaterhadapkritikOrientalis
1.BantahanuntukIgnazGoldziher
PendapatGoldziherbahwahaditsbelummerupakandokumensejarahyang
munculpadamasamasaawalpeertumbuhanIslamdisanggaholehbebrapapakar
hadits. Mereka itu di antaranya : Prof. Dr. Musthofa as Sibaiy (as Sunnah wa
Makanatuha fi at Tasyriil Islam) Prof. Dr. Ajjaj al Khatib (as Sunnah Qabla
Tadwin) dan Prof. Dr. M. Musthofa al Azhami (Studies in Early Hadith
Literature). Menurut ketiga ulama ini pendapat Goldziher lemah baik dari sisi
[27]
metodologisnyamaupunkebenaranmaterisejarahnya.
Alasanmerekaadalahkarenaketidaktahuanmereka(kekurangpercayaan)
pada buktibukti sejarah. Orientalis lain seperti Nabia Abbot, justru mengajukan
buktibuktiyangcukupvalidtentangkeberadaanpencatanhaditspadaawalawal
periode Islam, dalam bukunya Studies in Arabic Literary Papyri: Quranic
CommentaryandTradition(1957).Abbotmenyimpulkanbahwapenulisanhadits
bisa direkonstruksikan dalam 4 fase: pertama, masa Nabi hidup, kedua, masa
wafat Nabi sampai masa Ummayah, ketiga, pada masa Ummayah dengan titik
sentral bahasan pada peran ibn Syihab alZuhri dan keempat adalah periode
[28]
kodifikasihaditskedalambukubukufiqh.
Sisi metodologi yang dikritik Azami adalah bahwa kesalahan orientalis
yang tidak konsisten dalam mendiskusikakan perkembangan hadis Nabi yang
berkaitandenganhukum,sebabbukunyamemfokuskandiripadamasalahhukum,
merekamalahmemasukkanhadishadisritual.Sebagaicontohdari47hadisyang
diklaimnyaberasaldariNabisebagiannyatidakberasaldariNabi,dantidakjuga
berkaitan dengan hukum hanya seperempat yang relevan dengan topik yang
[29]
didiskusikan.
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
12/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
danotoritasyangkuatuntukmempengaruhimasyarakatdisekitarnya.Bahkanas
Sibai menantang abdul Qadir profesornya untuk membuktikan kebenaran teks al
Zuhri. Pada akhirnya terbukti bahwa Abdul Qadir salah dan berpegang pada
[30]
argumenargumenyangtidakilmiah.
Argumen lain yang juga dapat meruntuhkan teori Goldziher adalah teks
hadis itu sendiri. Sebagaimana termaktub dalam kitab Shahih Bukhari, hadis
tersebut tidak memberikan isyarat apapun yang bisa menunjukkan bahwa ibadah
haji dapat dilakukan di alQuds (Yurussalem) yang ada hanya isyarat pemberian
keistimewaan kepada masjid al Aqsha, dan hal ini wajar mengingat masjid itu
pernah dijadikan qiblat pertama bagi ummat islam. Sementara itu tawaran
Goldziheragarhadistidaksematamatadidekatilewatperspektifsanadakantetapi
jugalewatkritikmatan,perludicermati.Sebenarnyasemenjakawalparashahabat
dan generasi sesudahnya sudah mempraktekkan metode kritik matan. Penjelasan
argumentatif telahdisajikan olehSubkhiasShalihbahwaulama dalammengkaji
[31]
hadisjugabertumpupadamatan.
2.BantahanuntukJosepSchacht
Berikutnya adalah bantahan terhadap kritik Joseph Schahcht sebagaimana
yang dia gagas dalam teori Projecting Backnya. Menurut Azami kekeliruan
Schacht adalah bahwa dia keliru ketika menjadikan kitabkitab sirah Nabi dan
kitabkitab fiqh sebagai dasar postulat /asumsi penyusunan teorinya itu. Kitab
Muwattha Imam Malik dan al Syaibaniy serta risalahnya Imam as Syafii tidak
bisa dijadiakan sebagai alat analisis eksistensi atau embrio kelahiran hadis Nabi.
Sebabkitabkitabtersebutmemilikikarakteristikyangberbedabeda.Olehkarena
itu untuk meneliti hadis Nabi sebaiknya menggunakan dan berpedoman pada
[32]
kitabkitabhadis.
Azami dalam rangka meruntuhkan teorinya Schacht telah melakukan
penelitianterhadapbeberapanaskahhaditsdengansanadabuhurairah,abushalih,
suhaildst, yang ternyata dari hasil kajiannya sangat mustahil hadis bisa
dipalsukanbegitusaja.
SementarateoriArgumentaeSilentionyaschachtdikritkoleh JafarIshaq
Anshari dalam buku beliau :The Authenticity of Tradition, A Critique of Joseph
Schachts Argument e Silention, begitu pula Azami dalam sanggahannya
terhadapThe Origins of Muhammadan Jurisprudence karya Schacht, Keduanya
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
13/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
Shahabatdantabiin.
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
14/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
15/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
BagiAzami,teoricommonlinkbanyakyangperludipertanyakan.Sebagai
contohmisalnya,jikamemangditemukanseorangperiwayatsepertialZuhri,yang
menjadi periwayat satusatunya yang meriwayatkan hadis pada muridnya, tetapi
telah diakui ketsiqahan dirinya oleh para kritikus hadis maka tidak ada alasan
untuk menuduhnya sebagai seorang yang memalsukan hadis. Para ahli hadis
sendiritelahmenyadariadanyaperiwayatanhadissecarainfirad(menyendiri)dan
implikasinya. Akan tetapi, itu semua bergantung pada kualitas para periwayat
[35]
hadispadaisnadnya.
Padatempatlain,Azamimenunjukkanbahwajikaseseorangtidakmelihat
secarakeseluruhanjalurisnadmakaiaakansalahdalammengidentifikasiseorang
periwayatsebagaicommonlink.Halinitentunyaagarpenemuanakansanadhadis
itutidakparsial.Sebab,bisajadiyangdianggapolehpenelitihadissebagaicommon
linksebenarnyahanyaseemingatauartificialcommonlink.Inidisebabkankarena
jaluryangdihimpunhanyasebagiansajasehinggatidakbisamenggambarkanjalur
isnadsecaralebihakurat.
KESIMPULAN
Bagaimanapun kritik hadis merupakan usaha yang sebenarnya lebih dulu
dilakukan oleh kaum muslim sendiri. Tradisi lisan atau verbal dalam transmisi hadis
tidak menafikan adanya tradisi tulismenulis. Adanya fenomena pemalsuan hadis
adalah akibat adanya intervensi pendapatpendapat pribadi dan adanya kasus iltibas.
Namun dari fenomena tersebut, melahirkan tradisi kritik hadis untuk mengecek
validitashadis.Disampingitu,denganadanyaformalisasipenulisanhadispadaabad
ke2 H, telah mengubah orientasi pemeliharaan hadis. Dan tradisi penulisan
menghadirkan beberapa karya monumental yang memuat kumpulan hadis sebagai
upayaselektifdarimasingmasingtokohyangtelahmenulisnya.
Dalam perkembangnya kritik inipun menjadi bahan yang menarik bagi orang
non islam yang disebut sebagai The Outsiders maupun Orientalis. Kajian mereka ini
tidaklahharusditanggapidenganemosiyangmenghilangkannilaiilmiahbagisebuah
penelitian. Bahkan secara eksplisit karena merekalah saat ini umat muslim mencoba
bangkitdanberanimengkoreksinashnashyangtelahdianggapsakraldantidakbisa
tersentuh dari kritik. Pengkoreksian ini bukanlah berarti menggap bahwa tesis yang
dihasilkan para orientalis ini merupakan sebuah hasil yang harus diterima secara
mentahmentah, namun harus juga ditanggapi denga objektif, data yang valid serta
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
16/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
metodologiyangjugabisaditerimaolehkalanganakademis.
Sehingga sebenarnya para sarjana muslim sendiri bersikap berbeda dalam
memandangkegiatanparaorientalis.Diantaranyaadayangmemandangsebagaimurni
kajian keilmuan namun disisi lain lebih banyak yang menganggap sebagai sebuah
propaganda melawan Islam. Dari keseluruhan gerakan orientalisme tersebut dalam
berbagai bentuknya dari awal hingga akhir ini, Edward Said menyimpulkan dalam 3
poinyaitu:1)Bahwaorientalismeitulebihmerupakangambarantentangpengalaman
manusiaBaratketimbangtentangmanusiaTimur(orient).2)BahwaOrientalismeitu
telah menghasilkan gambaran yang salah tentang kebudayaan Arab dan Islam. 3)
Bahwa meskipun kajian orientalis nampak obyektif dan tanpa interes (kepentingan),
namuniaberfungsiuntuktujuanpolitik.
Namun harus diakui bahwa selain dari bidangbidang pemahaman dan
penafsiranIslam,paraoritentalisbanyakyangberjasadalamkerjakerjailmiahlainnya
dancukupdirasakanmanfaatnya,sepertimisalnyadalampenyusunanlexicon,kamus
kamus, encyclopedia, kompilasi hadis dan sebagainya. Oleh karena itu umat Islam
perlu bersikap bijaksana, tidak melulu apresiatif yang berlebihan dan tidak pula
bersikap apriori secara membabi buta. Umat Islam perlu bersikap kritis dan
profesionaldalammengkajidanmenanggapikaryakaryaorientalisitu.
REFERENSI
Badri Khaeruman, Otentisitas Hadits Studi Kritis atas Kajian Hadits Kontemporer.
Bandung:PT.RemajaRosdakarya,2004.
JhonM.EcholsdanHasanShadily,KamusInggrisIndonesia.Jakarta:PT.Gramedia.
1992.
Tim Lintas Media, Kamus IndonesiaArab dan Arab Indonesia. Jombang: Lintas
Media,tt..
Wahyudin Darmalaksana, Hadits di mata Orientalis Telaah atas Pandangan Ignaz
GoldziherdanJosepSchacht.Bandung:BenangMerahPress,2004.
M.dahlanAlBarry,KamusIlmiahPopuler.Surabaya:Arkola,2001.
Rifqie,
Kritik
orientalis
Terhadap
Hadis,
dalam
internet
website:http://rifqiemaulana.wordpress.com/diaksespadatanggal27Desember2009.
Hafsa Mutazz, Sosok Orientalisme dan Kiprahnya, dalam internet
website:http://www.gaulislam.com/sosokorientalismedankiprahnya,
diaksespadatanggal27Desember2009.
..... Saat Orientalis Mengkritisi Hadits Teori Common Link G.H.A. Juynboll,
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
17/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
Melacak
Akar
Kesejarahan
Hadits
Nabi,
lihat
di
website:http://www.compasiana.com/sunangunungdjati.
Khoirul Asfiyak, Otentisitas Hadits dimata Orientalist dalam internet
website:http://faiunismamalang.blogspot.com/2009/01/otentisitashadits
dimataorientalist_10.html,diaksestanggal27Desember2009.
M.MAzami,MengujiKeaslianhaditshaditshukum.Jakarta:PustakaFirdaus,2004.
..... Saat Orientalis Mengkritisi Hadits Teori Common Link G.H.A. Juynboll,
Melacak Akar Kesejarahan Hadits Nabi, lihat di website:
http://www.compasiana.com/sunangunungdjati.
Labib Syauqi Akifahadi, Tanggapan sarjana Muslim Terhadap Kajian Hadits
Orientalist, dalam internet website:http://lenterahadits.com/index.php?
option=com_content&view=category&layout=blog&id=36&Itemid=57,
diaksestanggal27Desember2009.
[1]
BadriKhaeruman,OtentisitasHaditsStudiKritisatasKajianHadits
KontemporerBandung:PT.RemajaRosdakarya,2004),hal.27.
[2]
Ibid.,
[3]
JhonM.EcholsdanHasanShadily,KamusInggrisIndonesia (Jakarta: PT. Gramedia,
1992),hal.155.
[4]
TimLintasMedia,KamusIndonesiaArabdanArabIndonesia(Jombang:LintasMedia,
tt..),443.
[5]
JhonM.EcholsdanHasanShadily,KamusInggrisIndonesia,hal.408.
[6]
Wahyudin Darmalaksana, Hadits di mata Orientalis Telaah atas Pandangan Ignaz
GoldziherdanJosepSchacht(Bandung:BenangMerahPress,2004),hal.51.
[7]
M.dahlanAlBarry,KamusIlmiahPopuler(Surabaya:Arkola,2001),hal.548.
[8]
Rifqie,
Kritik
orientalis
Terhadap
Hadis,
dalam
internet
website:http://rifqiemaulana.wordpress.com/diaksespadatanggal27Desember2009.
[9]
Wahyudin Darmalaksana, Hadits di mata Orientalis Telaah atas Pandangan Ignaz
GoldziherdanJosepSchacht...,hal.54.
[10]
Ibid.,
[11]
Ibid.,
[12]
Hafsa Mutazz, Sosok Orientalisme dan Kiprahnya, dalam internet
website:http://www.gaulislam.com/sosokorientalismedankiprahnya, diakses pada tanggal 27
Desember2009.
[13]
Ibid.,
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
18/19
10/16/2015
SHAREWITHME:KRITIKORIENTALISTERHADAPHADITS(TelaahAtasKritikIgnazGoldziher,JosephSchachtdanJyunboll)
[14]
.....SaatOrientalisMengkritisiHaditsTeoriCommonLinkG.H.A.Juynboll,Melacak
AkarKesejarahanHaditsNabi,lihatdiwebsite:http://www.compasiana.com/sunangunungdjati.
[15]
Wahyudin Darmalaksana, Hadits di mata Orientalis Telaah atas Pandangan Ignaz
GoldziherdanJosepSchacht...,hal.88.
[16]
Khoirul Asfiyak, Otentisitas Hadits dimata Orientalist dalam internet
website:http://faiunismamalang.blogspot.com/2009/01/otentisitashaditsdimata
orientalist_10.html,diaksestanggal27Desember2009.
[17]
Wahyudin,.....hal.88.
[18]
KhoirulAsfiyak,OtentisitasHaditsdimataOrientalist...
[19]
Ibid.,
[20]
Ibid.,
[21]
Ibid.,
[22]
M.MAzami,Menguji Keaslian haditshadits hukum(Jakarta:Pustaka Firdaus, 2004),
hal.232233.
[23]
Wahyudin,HaditsdimataOrientalis.......hal.108109.
[24]
KhoirulAsfiyak,OtentisitashaditsdimataOrientalist
[25]
Ibid.,
[26]
..... Saat Orientalis Mengkritisi Hadits Teori Common Link G.H.A. Juynboll,
Melacak
Akar
Kesejarahan
Hadits
Nabi,
lihat
di
website:
http://www.compasiana.com/sunangunungdjati.
[27]
KhoirulAsfiyak,
[28]
Labib Syauqi Akifahadi, Tanggapan sarjana Muslim Terhadap Kajian Hadits
Orientalist,
dalam
internet
website:http://lenterahadits.com/index.php?
option=com_content&view=category&layout=blog&id=36&Itemid=57, diakses tanggal 27
Desember2009.
[29]
Ibid.,
[30]
Ibid.,
[31]
Ibid.,
[32]
Ibid.,
[33]
Ibid.,
[34]
Ibid.,
[35]
Ibid.,
DiposkanolehfaridaAridi21.30
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200
19/19