Anda di halaman 1dari 3

10/16/2015

BenarkahIgnazGoldzihermaupunJosephSchacht:PeloporPengingkarHadist?

Benarkah Ignaz Goldziher maupun Joseph


Schacht : Pelopor Pengingkar Hadist ?
pada:22 Mei 2008, 13:39:56

he...he....he....
Waspada : Kajian hadist Dikalangan Orientalis
Para pakar berbeda pendapat tentang kapan dan siapa orang barat pertama kali yang
mengenal Islam. Ada yang berpendapat bahwa hal itu terjadi pada waktu perang
Mu'tah (tahun 8 H) kemudian perang Tabuk (tahun 9) di mana terjadi kontak pertama
kali antara orangorang Romawi dengan kaum muslimin. Sementara pakar lain
berpendapat bahwa hal itu terjadi ketika meletus perang antara kaum muslimin dan
kaum Nasrani di Andalus (Spanyol), terutama setelah Raja Alphonse VI menguasai
Toledo pada tahun 488 H/1085 M. Ada juga yang berpendapat bahwa hal itu terjadi
ketika orangorang Barat merasa terdesak oleh penaklukan Islam, terutama setelah
jatuhnya Konstantinopel (Istanbul) pada tahun 857 H/1453 M ke tangan kaum
muslimin di mana kemudian mereka memasuki Wina. Orang Barat merasa perlu untuk
membendung ekspansi ini, sekaligus mempertahankan eksistensi kaum Nashrani.
Sementara itu ada pula pakar yang berpendapat lain.
Namun sejarah mencatat bahwa orangorang seperti Jerbert de Oraliac (9381003 M),
Adelard of Bath (1070)1135 M), Pierre le Venerable (10941156 M), Gerard de
gremona (11141187 M), dan Leonardo Fibonacci (11701241 M) pernah tinggal di
Andalus dan mempelajari Islam di kotakota seperti Toledo, Cordova, Sevilla. Pulang
dari Andalus yang saat itu masih dikuasai oleh umat Islam mereka menyebarkan
ilmunya di daratan Eropa. Misalnya Jerbert de Oraliac yang kemudian terpilih sebagai
Paus Silvestre II (9991003) mendirikan dua sekolah Arab di Roma dan Perancis.
Bahkan Robert of Cheter (populer antara tahun 11411148 M) dan kawannya yang
bernama Hermann Alemanus (w.1172 M) setelah pulang dari Andalus, mereka
menerjemahkan alQur'an atas saran dari Paus Silvestre II.
Penerjemahan alQur'an ke dalam bahasa Latin ini dibantu oleh dua orang Arab dan
selesai pada tahun 1143 M. Dan ini merupakan terjemahan alQur'an yang pertama
dalam sejarah. Namanama di atas tercatat sebagai orangorang Eropa yang pertama
kali melakukan kajian tentang Islam yang kemudian lazim dikenal sebagai
orientalisme. Prof. Dr. M.M. Azami, Guru Besar Ilmu Hadis di Universitas King Saud,
Saudi Arabia, menyatakan bahwa sarjana Barat yang pertama kali melakukan kajian
Hadis kemungkinan adalah Ignaz Goldziher, seorang orientalis Yahudi yang lahir di
Hongaria dan hidup antara tahun 18501921 M.
Pada tahun 1890 ia menerbitkan hasil penelitiannya tentang Hadis Nabawi dalam
sebuah buku berjudul Muhammedanische Studien (Studi Islam). Sejak itu hingga
sekarang buku ini menjadi kitab suci di kalangan orientalis.
Kurang lebih enam puluh tahun setelah terbitnya buku Goldziher, Joseph Schacht

data:text/htmlcharset=utf8,%3Cdiv%20class%3D%22flow_hidden%22%20style%3D%22overflow%3A%20hidden%3B%20width%3A%20533.844px%3B

1/3

10/16/2015

BenarkahIgnazGoldzihermaupunJosephSchacht:PeloporPengingkarHadist?

juga orientalis Yahudi menerbitkan hasil penelitiannya tentang Hadis dalam sebuah
buku berudul The Origins of Muhammadan Jurisprudence. Konon, lebih dari sepuluh
tahun ia melakukan penelitian Hadis. Dan sejak itu (tahun 1950 M), buku Schacht ini
menjadi kitab suci kedua di kalangan orientalis. Dibanding dengan Goldziher,
Schacht memiliki "keunggulan" karena Schacht sampai pada kesimpulan "meyakinkan"
bahwa tidak ada satupun Hadis yang otentik dari Rasulullah, khususnya Hadishadis
yang berkaitan dengan hukum Islam, sementara Goldziher hanya sampai pada
kesimpulan "meragukan" otentisitas Hadis. Setelah Goldziher dan Schacht, kajian
Hadis memasuki periode PascaGoldziher.
Pada masa ini, para orientalis banyak yang melakukan kajian Hadis. Namun
penelitian dan kajian mereka tidak memiliki bobot ilmiah yang signifikan.
Kajian dan penelitian mereka lebih merupakan sebagai upaya mengutip pribahasa
Arab "yanfukhu fi alramad" (meniup arang), yaitu mengulangulang kajian yang telah
ada sebelumnya.
Memburukburukkan Islam Orientalisme sejak semula telah memberikan perhatian
kepada penyelidikan Hadis. Motivasi perhatian itu dapat dicari pada beberapa factor,
antara lain dan yang mungkin terkuat adalah bahwa usaha untuk memburuk
burukkan Islam melalui penelitian Hadis lebih mudah dari pada melalui penelitian al
Qur'an. Adanya keinginan untuk mendiskreditkan Islam ini telah mengakibatkan
banyak kekeliruan dalam penyelidikan Hadis hingga saat ini.
Gambaran yang sangat negatif dan prasangka yang berlebihan telah menyesatkan
hampir semua kaum orientalis, kecuali beberapa sarjana yang berpikiran jernih dan
bersifat obyektif dalam melakukan penyelidikan Hadis. Dan tampaknya baik Ignaz
Goldziher maupun Joseph Schacht memiliki sasaran yang sama, yaitu ingin
melecehkan Hadis agar ia tidak dapat dipakai sebagai rujukan umat Islam . Keduanya
memiliki tesis yang menyatakan bahwa Hadis bukan sesuatu yang otentik dari
Rasulullah, melainkan sesuatu yang lahir pada abad I dan II hijri, yang kesemuanya
merupakan bikinan ulama. Kiatkiat Orientalis Dalam rangka mencapai sasarannya,
yaitu melecehkan dan menggusur eksistensi Hadis, kaum orientalis melakukan kiat
kiat antara lain sebagai berikut: 1. Mengubah Teksteks Sejarah Di antara tokohtokoh
ulama Hadis yang menjadi incaran pelecehan Goldziher adalah Ibn Syihab alZuhri
(w. 123 H). disamping dituduhnya sebagai pemalsu Hadis, Goldziher juga mengubah
teksteks sejarah yang berkaitan dengan Ibnu Syihab alZuhri, sehingga timbul kesan
bahwa alZuhri mengakui bahwa dirinya memang pemalsu Hadis. Menurut Goldziher,
alZuhri mengatakan; Para penguasa itu telah memaksa kami untuk menulis Hadis.
Kata ahadits dalam kutipan Goldziher tidak menggunakan "al" yang dalam bahasa Arab
menunjukkan sesuatu yang telah definitive (ma'rifah).
Sementara dalam teks yang asli, seperti yang terdapat dalam kitab Ibn Sa'd dan Ibn
'Asakir, adalah alahadits yang berarti Hadishadis yang telah dimaklumi ada secara
definitif, yaitu Hadishadis yang berasal dari Rasulullah.

data:text/htmlcharset=utf8,%3Cdiv%20class%3D%22flow_hidden%22%20style%3D%22overflow%3A%20hidden%3B%20width%3A%20533.844px%3B

2/3

10/16/2015

BenarkahIgnazGoldzihermaupunJosephSchacht:PeloporPengingkarHadist?

Jadi pengertian ucapan alZuhri yang asli adalah bahwa para pejabat atau penguasa
itu telah memaksanya untuk menuliskan Hadishadis yang pada saat itu sudah ada
tapi belum terhimpun dalam satu buku.
Sementara pengertian ucapannya dalam kutipan Goldziher adalah bahwa para
pejabat itu telah memaksanya untuk menuliskan Hadishadis yang pada saat itu
belum ada.
Dengan kata lain, alZuhri dipaksa oleh para penguasa itu untuk membuat Hadis
hadis palsu.
2. Membuat Teori Rekayasa Untuk memperkuat tuduhannya bahwa apa yang dikenal
sebagai Hadis adalah bukan berasal dari Rasulullah, tetapi bikinan ulama abad I dan
II hijri, Schacht membuat teori tentang rekonstruksi terjadinya sanad Hadis. Teorinya
kemudian dikenal dengan nama teori "Projecting Back" (Proyeksi belakang).
Menurut Schacht, hukum Islam belum eksis pada masa alSya'bi (w. 110 H). Ini artinya
bahwa apabila bahwa apabila terdapat Hadis yang berkaitan dengan hukum Islam,
maka Hadishadis itu adalah buatan orangorang yang hidup sesudah alSya'bi.
Schacht berpendapat bahwa hukum Islam baru dikenal semenjak masa pengangkatan
para qadhi (hakim agama). Para Khalifah dahulu tidak pernah mengangkat qadhi.
Pengangkatan qadhi baru dilakukan pada masa Dinasti Bani Umayyah. Kirakira pada
akhir abad I hijri, pengangkatan qadhi itu ditujukan kepada "orangorang spesialis"
yang berasal dari kalangan taat beragama. Karena jumlah orangorang ini bertambah
banyak, maka akhirnya mereka berkembang menjadi kelompok aliran fiqh klasik
(madzhab). Hal ini terjadi pada awal abad pertama hijri. Keputusankeputusan
hukum yang diberikan pada qadhi memerlukan legitimasi dari orangorang yang
memiliki otoritas yang lebih tinggi. Karenanya, mereka tidak menisbahkan
(mengaitkan) keputusankeputusan itu kepada diri sendiri, melainkan kepada tokoh
tokoh sebelumnya. Misalnya, orangorang Iraq menisbahkan pendapatpendapat
mereka kepada Ibrahim alNakha'i (w. 95 H). Pada perkembangan berikutnya,
pendapatpendapat qadhi itu tidak hanya dinisbahkan kepada tokohtokoh terdahulu
yang jaraknya masih dekat, melainkan dinisbahkan kepada tokohtokoh yang lebih
terdahulu, misalnya Masruq. Langkah berikutnya untuk memperoleh legitimasi yang
lebih kuat, pendapatpendapat itu dinisbahkan kepada tokoh yang memiliki otoritas
yang lebih tinggi, misalnya Shahabat Abdullah bin Mas'ud. Dan pada ronde terakhir,
pendapatpendapat itu dinisbahkan kepada Nabi Muhammad. Inilah rekonstruksi
terbentuknya sanad Hadis menurut Prof. Dr. Joseph Schacht, yaitu dengan
memproyeksikan pendapatpendapat itu kepada tokohtokoh di belakang (Projecting
Back). Teori rekayasa ini bertujuan untuk memperkuat tuduhannya bahwa apa yang
disebut sanad Hadis itu adalah palsu. Begitu pula mantan atau materi Hadisnya,
karena kesemuanya adalah ciptaan orangorang belakangan.
Sumber : Prof. DR. Ali Mustafa Yaqub, MA { Guru Besar Ilmu Hadis Institut Ilmu Al
Qur'an Jakarta } di publikasi di waspada online

data:text/htmlcharset=utf8,%3Cdiv%20class%3D%22flow_hidden%22%20style%3D%22overflow%3A%20hidden%3B%20width%3A%20533.844px%3B

3/3

Anda mungkin juga menyukai