PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak bumi (bahasa inggris : petroleum, dari bahasa latin petrus-karang
dan oleum-minyak) adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas kerak Bumi, merupakan produk perubahan
secara alami dari zat-zat organik selama ribuan tahun yang tersimpan di lapisan
bumi dalam jumlah yang sangat besar. Minyak bumi terutama digunakan untuk
menghasilkan berbagai macam bahan bakar diantaranya LPG, gasoline, avigas, jet
fuel, kerosin, solar, dan bahan lain seperti aspal, minyak pelumas, bahan pelarut,
lilin, dan bahan petrokimia.
Minyak bumi merupakan campuran yang sangat komplek, mengandung
ribuan senyawa hidrokarbon tunggal mulai dari yang paling ringan seperti gas
metana sampai dengan aspal yang berat dan berwujud padat. Produksi komersial
minyak bumi dimulai pada tahun 1857 dan sejak itu produksi terus meningkat.
Berbagai teori bermunculan untuk menjelaskan asal minyak bumi. Teori
yang paling popular adalah organic source materials. Teori ini menyatakan bahwa
binatang dan tumbuhan - tumbuhan berakumulasi dalam tempat yang sesuai, jutaan
tahun yang lalu, seperti dalam swamps, delta atau shallow dalam laut. Disana bahan
organik akan terdekomposisi secara parsial dengan bantuan bakteri. Karbohidrat dan
protein dipecah menjadi gasgas atau komponen yang larut dalam air dan terbawa
pergi oleh air tanah. Sedangkan lemak- lemak yang tertinggal dan bahan bahan
yang terlarut, diubah secara perlahan lahan menjadi minyak bumi melalui reaksi
yang menghasilkan bahan- bahan dengan titik didih rendah. Cairan minyak bumi
yang dihasilkan kemudian dapat berpindah ke pasir alam atau reservoir batu kapur.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah
1. Memahami dan dapat menggambarkan keluaran proses
yang mencakup
BAB II
HYDROCRACKING PROSES
2.1
Pengertian Hydrocracking
Hydrocracking merupakan salah satu unit dalam proses pengilangan minyak
bumi yang termasuk dalam bagian secondary process. Proses hydrocracking ini
adalah proses downstream dalam pengilangan minyak bumi yang menggunakan
reaksi kimia untuk menghasilkan produk-produknya. Pada dasarnya proses ini
menggunakan katalis dan merengkah umpan, akan tetapi tidak dikelompokkan ke
dalam catalytic cracking. Keunggulan hydrocracking ini dapat mengubah minyak
berat (gas oil) menjadi distillate (maksimasi kerosene dan diesel)
Secara umum hydrocracking adalah proses mengubah umpan yang berupa
minyak berat menjadi produk-produk minyak yang lebih ringan dengan adanya
hydrogen dengan bantuan katalis yang bekerja pada kondisi operasi bertekanan
tinggi hingga 100 sampai dengan 200 kg/cm 2 yang umumnya 175 kg/cm2 dan
temperatur medium 290 sampai dengan 454C. Katalis yang digunakan berbasis
silika alumina dengan kombinasi nikel, molybdenum, tungsten. Feed hydrocracking
yang umum adalah heavy atmospheric gas oil, heavy vacuum gas oil, catalytically
gas oil, atau thermally cracked gas oil. Feedstock ini diubah menjadi produk-produk
dengan berat molekul yang lebih ringan dan biasanya dengan memaksimalkan
produk naphtha atau distillates (kerosene atau diesel).
2.2
Reaksi sampingnya :
Penjenuhan olefin
sulfur, nitrogen, oksigen, halide, dan logam akan dihilangkan. Kemudian senyawa
olefin akan dijenuhkan. Berikut merupakan tahapan prosesnya :
Semua reaksi di atas bersifat eksotermis sehingga temperatur akan naik saat
feed melewati unggun katalis (catalyst bed). Urutan kemudahan reaksi yang terjadi
di hydrocracking adalah sebagai berikut (mulai dari yang paling mudah hingga yang
paling susah) :
Penghilangan logam
Penjenuhan olefin
Penghilangan sulfur
Penghilangan nitrogen
Penghilangan oksigen
Penjenuhan cincin (heteroaromatic multiring aromatic monoaromatic)
Cracking naphthene (multiring naphthene mono naphthene)
Cracking parafin
Urutan reaksi hydrocracking pada reaktor hydrocracker adalah sebagai
berikut:
Merkaptan
CH 3 - CH 2 - CH 2 - CH 2 - SH H 2 CH 3 - CH 2 - CH 2 - CH 3 H 2 S
Sulfida
C H 3 - CH 2 - S - CH 2 - CH 3 2H 2 2CH 3 - CH 3 H 2 S
Disulfida
CH 3 - CH 2 - S - S - CH 2 - CH 3 3H 2 2CH 3 - CH 3 2H 2S
Sulfida siklik
Thiophane
b. Hydrogenolysis
c. Denitrogenation
Pyridine
Quinoline
Pyrole
Olefin siklik
2.3.
Katalis Hydrocracking
Amorphous
Zeolite
Biasanya promoter berupa Pd, Pt, NiW, NiMo, CoMo, dan CoW. Kekuatan
hydrogenation-nya berturut-turut adalah Pt > Pd > NiW > NiMo > CoMo > CoW >
PdS > PtS. Namun Pd dan Pt sangat tidak toleran terhadap sulfur dan harganya
sangat mahal.
Umumnya katalis hydrocracking dikelompokkan menjadi 2 tipe berdasarkan
support-nya, yaitu amorphous dan zeolite. Tipe amorphous digunakan jika
diinginkan maksimasi produk distilat (kerosene dan diesel), sedangkan tipe zeolite
digunakan jika diinginkan maksimasi produk naphtha. Perbandingan antara tipe
amorphous dan zeolite adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Perbandingan Katalis Tipe Amorphous dan Zeolite
10
Kondisi operasi
Kondisi operasi
Kondisi operasi
11
12
Jumlah sulfur yang diinginkan untuk dapat diserap oleh katalis selama
proses sulfiding untuk dapat mengaktifkan katalis adalah sebesar 8%wt katalis
untuk katalis hydrocracking. Sedangkan untuk graded catalyst yang digunakan di
hydrocracker, kebutuhan sulfur bervariasi antara 8 s/d 12%wt katalis.
Kondisi operasi yang penting diperhatikan saat proses sulfiding adalah
sebagai berikut :
Temperatur terkendali
fase liquid atau fase gas. Yang dimaksud dengan fase liquid atau fase gas adalah
fase dari sulfiding agent yang digunakan saat diinjeksikan ke dalam sistem.
Perbadingan antara cara fase liquid dan fase gas dapat dilihat pada tabel
berikut:
13
Tabel 2.3 Perbandingan In-situ Sulfiding Fase Liquid dan Fase Gas
Diantara kedua metode sulfiding ini, in-situ sulfiding fase liquid paling
banyak dilakukan terutama karena waktu yang dibutuhkan lebih singkat.
14
adalah waktu startup yang lebih singkat (karena dilakukan di luar hydrocracking
15
Ethyl Mercaptan
C2H5SH + H2 C2H6 + H2S
DMDS
CH3SSCH3 + 3H2 2CH4 + 2H2S
DMSO
CH3SOCH3 + 3H2 2CH4 + H2S + H2O
16
hydrocracking,
sering
juga
dilengkapi
dengan
kemampuan
untuk
17
18
19
Umur katalis
Umur katalis hydrocracker diukur berdasarkan kemampuan setiap satuan
berat katalis hydrocracker untuk mengolah feed. Umur katalis hydrocracker dapat
mencapai 18 m3 feed/kg katalis.
mengubah senyawa nitrogen organic yang ada dalam umpan menjadi ammonia.
Ammonia akan berebut tempat dengan umpan untuk mengisi active site katalis. Jika
active site katalis tertutup oleh ammonia maka aktivitas katalis akan langsung
menurun. Untuk menghindari terjadinya akumulasi ammonia pada permukaan
katalis, diinjeksikan wash water pada effluent reactor, sehingga ammonia akan larut
dalam air dan tidak menjadi impurities bagi recycle gas. Ammonia bersifat racun
sementara bagi katalis. Jika injeksi wash water dihentikan atau kurang maka akan
terjadi akumulasi ammonia pada permukaan katalis, namun setelah injeksi wash
water dijalankan kembali maka akumulasi ammonia pada permukaan katalis akan
langsung hilang.
Coke
Coke dapat terjadi karena beberapa hal sebagai berikut :
20
Keracunan logam
Pada proses penghilangan logam dari umpan, senyawa logam organic
terdekomposisi dan menempel pada permukaan katalis. Jenis logam yang biasanya
menjadi racun katalis hydrocracker adalah nikel, vanadium, ferro, natrium, kalsium,
magnesium, silica, arsenic, timbal, dan phospor. Keracunan katalis oleh logam
bersifat permanent dan tidak dapat hilang dengan cara regenerasi. Keracunan logam
dapat dicegah dengan membatasi kandungan logam dalam umpan. Best practice
batasan maksimum kandungan logam yang terkandung dalam umpan hydrocracker
adalah 1,5 ppmwt untuk nikel dan vanadium, 2 ppmwt untuk ferro dan logam lain,
serta 0,5 ppmwt untuk natrium.
di dalam tangki penyimpanan tidak sempurna ataupun terjadi kerusakan steam coil
pemanas tangki penyimpanan. Air dapat dicegah masuk ke dalam reactor dengan
memasang filter 25 micron.
Severity operasi
Severity operasi yang melebihi desain akan menyebabkan laju pembentukan
21
menjadi pilihan utama, karena dapat menghilangkan potential loss operasi dan biaya
lebih murah serta resiko yang jauh lebih kecil. Dengan semakin tingginya margin
hydrocracker bahkan banyak kilang hydrocraker yang sudah tidak lagi melakukan
regenerasi
katalis;
sebagai
gantinya
kilang
hydrocracker
tersebut
selalu
menggunakan katalis baru untuk operasinya. Pola seperti ini dapat dilakukan untuk
hydrocracker yang mengolah umpan yang tidak banyak impurities-nya, sehingga
umur katalis tidak dibatasi oleh pressure drop reactor tetapi sepenuhnya disebabkan
oleh aktivitas katalis.
BAB III
TUGAS KHUSUS ALAT PERTAMINA UP II DUMAI
3.1
menghasilkan fraksi-fraksi yang lebih ringan dengan bantuan hidrogen. Bagian ini
terdiri dari lima unit operasi, yaitu:
3.1.1
( HVGO) yang berasal dari HVU dan Heavy Cooker Gas Oil(HCGO) yang berasal
22
dari DCU menjadi fraksi lebih ringan melalui reaksi hydrocracking demgan bantuan
gas Hidrogen (H2) yang berasal dari H2 plant. Produk-produk yang dihasilkan unit
ini diantaranya off gas, LPG, Light naptha, Heavy naptha, Light kerosene (sebagai
komponen blending kerosene/avtur/JP-5), Heavy kerosene (sebagai komponen
kerosin/avtur/JP-5), Automotif Diesel Oil (ADO), dan Botton fractinator/recycle
feed.
Hydrocacker Unibion tediri dari dua unit yang identik dengan kapasitas
pengolahan sebesar 27,9 MBSD per unit. Unit tersebut adalah HCU-Unit 211 dan
HCU-Unit 212. Unit ini dioperasikan pada tekanan 170 kg/cm2 (engan tekanan
rancangan sebesar 17 kg/cm2 ). Peralatan yang terdapat pada HCU diogolongkan
menjadi reactor dan kolom fraksinasi.
Untuk mempercepat dan mengarahkan reaksi, pada unit digunakan katalis
berjenis DHC 8. Katalis DHC 8 terdiri dari acid site dan metal acid site. Acid site
berupa Al2O3.SiO2 sebagai sumber power cracking, sedangkan metal site berupa Ni
dan W yang berfungsi untuk mengarahkan reaksi hidrogenasi. Proses pengolahan
pada hydrocracker unibion diawali dengan reaksi pembentukan ion karbonium dari
olefin pada acidic center, dan pembentukan olefin dari paraffin pada metallic
center.
Kecepatan reaksi hydrocracker unibion berbanding lurus dengan kenaikan
berat molekul umpan paraffin. Dalam proses ini perlu dilakukan pencegahan
terbentuknya fraksi C4 dalam isobutana, akibat kecendrungan terbentuknya tersier
butyl carbonium yang cukup tinggi. Keseluruhan rangkaian reaksi tersebut bersifat
eksotermis (melepas panas). Di dalam Hydocracker Unibion proses pengolahan
diklasifikasikan menjadi proses yang berlangsung dalam reaktor dan proses yang
terjadi dibagian farksinasi.
3.1.2
dihasilkan dari unit-unit lain untuk mencegah rusaknya katalis H 2 plant serta
mencegah terjadinya korosi di tangki LPG, dan untuk mendapatkan produk-produk
23
LPG dengan kadar C3 dan C4 yang diinginkan. Proses ini menggunakan absorbant
MEA (Mono Ethanol Amine). Pemilihan larutan ini berdasarkan pada kemampuan
aktivitas MEA yang tinggi terhadap H 2S serta kelarutan terhadap hidrocarbon yang
rendah.
Umpan berasal dari platforming unit, NHDT, DHDT, dan HCU serta
debutenizer liquit dari CCR-platforming dengan produk berupa LPG. Kapasitas
pengolahn unit ini sebesar 1,7 MBSD dan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
Absorben section (off gas amine absorberand LPG amine absorber), untuk
menghilangkan H2S dari off gas dan LPG.
Amine regeneration (vapor amine stripper), untuk merecovery lean amine dan
rich amine.
Gas dari umpan unit-unit ditampung di drum V-1 untuk memisahkan cairan
yang terbawa bersama gas. Cairan dialirkan ke sour water stripper (SWS) sistem
sedangkan gas dipanaskan di E-3 kemudian dipanaskan di H-1 sebelum masuk
kebagian atas recycle V-3. Hasil reaksi dialirkan dari bawah untuk pemansan di E-3
dan didinginkan di E-4 dan masuk kepemisah tekanan tinggi V-8. Cairan low
pressure dimasukkan ke debutanizer untuk menghilangkan gas hidrogen.
Bottom produk debutanizer sebagian dikembalikan ke Naphtha Splitter.
Hasil bawah splitter didinginkan dan diambil sebagai produk naphtha berat dari
splitter drum LPG dialirkan kesoda wash drum V-11, gas dicuci dengan larutan soda
kaustik. LPG yang telah ditreating dideetanizer didinginkan. Produk dasar dialirkan
ke sphere tank sistem dengan terlebih dahulu membersihkan panas untuk
memanaskan umpan di deetanizer feed/bottom exchanger dan selanjutnya
dipendingin E-15.
3.1.3
menggunakan sistem reforming dan gas yang kaya hidrogen. Unit ini terdiri dari 2
buah train dan dibangun untuk memenuhi kebutuhan hidrogen yang diperlukan pada
proses hidrocracking unit. Umpan yang diolah berasal dari:
24
pengolahan 10.3 MBSD dan dapat dihilangkan dalam unit ini. Umpan
unit ini berasal dari hydrocracker unibion, delayed cooking unit, distillate
hydrotreating unit, naphta hydrotreating unit dan vacum distillation unit.
Sebelum masuk ke SWS, umpan unit dipanaskan terlebih dahulu dengan
Low Pressure Steam (LPS). Dalam unit SWS terjadi proses pemanasan dalam kolom
pada tekanan 0,6 kg/cm2 sampai mencapai temperatur 60C. Di tahap selanjutnya,
sebelum dibuang ke alam bebas (laut), air diproses terlebih dahulu.
3.1.5
Nitrogen plant
Unit ini berfungsi menghasilkan nitrogen yang diperlukan pada proses start
up dan shut down unit-unit proses, regenerasi katalis dan media blanketting tangkitangki. Kapasitas pengolahan nitrogen plant sebesar 12.000 Nm3 /hari. Prinsip
operasinya adalah pemisahan oksigen dan nitrogen dari udara berdasarkan titik
embunnya. Pemisahan ini berlangsung pada temperatur operasi 1800C.
Proses ini menggunakan molecular sieve absorber
dalam udara. Udara bebas bersama udara recycle dihisap dengan screw compressor
25
C-81A/B yang masing-masing terdiri dari dua stage. Udara yang telah dimanfaatkan
kompressor stage satu didinginkan di intercooler
Udara tekanan tinggi keluar dari E-58 dialirkan menuju engine turbine untuk
menguap,dan mengalir ke bagian atas dan oksigen akan mengumpul di dasar kolom
sebagai cairan. Oksigen dari dasar kolom dialirlkan ke HE(E-86) untuk didinginkan.
Cairan dingin ini kemudian mengalir masuk ke E-95 untuk diembunkan. Nitrogen
cair dikembalikan ke kolom sebagai refluks, sebagian lagi diambil sebagai produk
yang dialirkan ke tangki penyimpanan nitrogen cair keluar pengembun E-95(tangki
V-18A/B). Sebelum dikirim ke unit yang memerlukan, N2 cair diuapkan terlebih
dahulu dalam penukar panas.
26
DAFTAR PUSTAKA
Laporan kerja praktek Evalluasi Performance compressor 212 C-1 di HCU RU II
Dumai.
http://en.wikipedia.org/wiki/cracking%28chemistry%29, diakses pada 3 Oktober
2011 pukul 10.00 WIB
http://www.cpi.umist.ac.uk/software/product/rfo_hlp/RFO_rhcu.HTML,
diakses
pada 4 Oktober 2011 pukul 15.00 WIB
http://en.wikipedia.org/wiki/oil_refinery, diakses pada 4 Oktober 2011 pukul 15.15
WIB
27