PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perusahaan di Indonesia
secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia
menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan
Thailand. Kondisi
implementasi
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
(K3)
pada
kegiatan
pertambangan.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang merupakan
bagian dari proses manajemen keseluruhan mempunyai peranan penting di dalam
pencapaian tujuan perusahaan melalui pengendalian rugi perusahaan tersebut.
Alasan ini adalah tepat mengingat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam suatu perusahaan betujuan mencegah, mengurangi dan menanggulangi
setiap bentuk kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak
dikehendaki. Keberhasilan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dalam suatu industri sangat bergantung pada pandangan manajemen terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ?
2. Apa faktor resiko yang ada dalam kegiatan pertambangan ?
3. Mengapa peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting
dalam kegiatan pertambangan ?
4. Bagaimana pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dalam kegiatan pertambangan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Mengetahui faktor resiko yang ada dalam kegiatan pertambangan.
D. Manfaat Penulisan
Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya
pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam kegiatan
pertambangan sehingga mencegah resiko kecelakaan maupun kejadian berbahaya
serta penyakit pada saat bekerja.
BAB II
PEMBAHASAN
tentang
kondisi
bangunan,
kondisi
mesin,
peralatan
lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) cukup penting bagi
moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk
memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam
kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)
meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi juga penyembuhan luka
dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti
sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri,
kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan
psikologi kesehatan kerja.
Faktor
Resiko
yang
sering
dijumpai
pada
perusahaan
3. Kebakaran
kerja
mencakup
pencegahan
kecelakaan
kerja
dan
10
11
didasarkan pada prinsip close the loop atau prinsip penindaklanjutan hingga
tuntas. Secanggih apapun program yang ditawarkan, jikalau berhenti di tengah
jalan dan tidak diikuti dengan tindak lanjut yang nyata tentu tidak memiliki arti.
Baik International Loss Control Institute (ILCI) maupun National Occupational
Safety Association (NOSA) menyebutkan bahwa sistem keselamatan kerja yang
efektif harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
a) Identifikasi Bahaya (Identification Hazard) Adalah tidak sama bahaya
di lingkungan kerja satu dengan yang lain. Untuk program yang umum
dijumpai dalam kegiatan pertambangan dalam kaitannya dengan
prinsip ini antara lain :
-
awareness Program).
Program komunikasi bahaya dan inventori bahan kimia (Hazard
12
Accountability Program).
Program pertemuan keselamatan kerja (Safety Meeting Program).
c) Menyusun
standart
pertangunggugatan
(Set
Standard
of
Program).
Program
standarisasi
Standardisation Program).
Program evaluasi diskripsi kerja (Job Description Evaluation
Program).
Program KRA-KPI.
pertanggunggugatan
(Accountability
13
Safety Audit).
Inspeksi keselamatan kerja (Safety Inspection Program).
Program analisa kecelakaan (Accident Investigation Program).
NOSA Five Starrs Grading Audit.
Housekeeping Evaluation.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecelakaan kerja dalam dunia pertambangan adalah suatu kejadian yang
tidak diinginkan atau tidak dikehendaki yang benar-benar terjadi dan membuat
cidera pekerja tambang. Peran K3 sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha, diharapkan dapat menjadi upaya untuk meminimalisir
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan
kerja. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diawali dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipasi bila terjadi hal demikian.
Manajemen resiko pertambangan adalah suatu proses interaksi yang
digunakan oleh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan menanggulangi bahaya di tempat kerja guna mengurangi resiko bahaya
seperti kebakaran, ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas beracun, suhu yang
ekstrem, dll. Jadi, manajemen resiko merupakan suatu alat yang bila digunakan
15
secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman
bahaya di tempat kerja. Pentingnya kebutuhan pengelolaan K3 dalam bentuk
manajemen yang sistematis dan mendasar agar dapat terintegrasi dengan
manajemen perusahaan yang lain. Integrasi tersebut diawali dengan kebijakan dari
perusahaan untuk mengelola K3 dengan menerapkan suatu sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
B. Saran
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting dalam dunia
pertambangan karena penyakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian
ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan, kerugian pada diri pekerja, bahkan
kerugian pada negara. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh
pekerja khusunya pekerja dalam dunia pertambangan, guna meminimalisir segala
bentuk kecelakaan maupun kerugian yang dapat terjadi.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18