Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Jenis Tanaman
Dalam

tatanama

(sistematika)

tumbuhan,

tanaman

terung/terong

diklasifikasikan sebagai berikut :


Divisio

: Spermatophyta

Sub-divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dycotyledonae

Ordo

: Tubiflorae

Famili

: Solanaceae

Genus

: Solanum

Spesies

: Solanum melongena L.

Tanaman terung termasuk tanaman setahun yang berbentuk perdu. Batangnya rendah,
berkayu, dan bercabang. Tinggi tanaman bervariasi antara 50 150 cm, tergantung
jenis ataupun varietasnya. (Rukmana, 1995).
Terung mempunyai beraneka ragam bentuk dan warna sehingga jenis terung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Terung Kopek,
Cirinya : berbentuk buah bulat panjang dengan ujung buahnya tumpul, lurus
berwarna ungu atau hijau keputihan. Kulit licin dan mulus, rasanya sedikit manis.
2. Terung Craigi,

Cirinya : bentuk buah bulat panjang dan ujung ujungnya meruncing, berwarna
ungu atau ungu muda.
3. Terung Bogor,
Cirinya : bentuk buah bulat besar berwarna hijau atau hijau keputih putihan,
rasanya agak getir.
4. Terung Medan,
Cirinya : bentuk buah bulat panjang, ukurannya agak kecil jika dibanding dengan
terung kopek, warnanya hijau dan ada garis garis putih, rasanya manis agak asam.
5. Terung Gelatik (Terung Lalap),
Cirinya : buahnya berbentuk bulat, ukurannya lebih kecil dari terung bogor,
berwarna ungu atau putih keunguan, rasanya renyah, manis dan tidak getir, sehingga
terung ini sering digunakan untuk lalapan atau untuk sambal. (Mashudi, 2007).
Tanaman terung termasuk tanaman dikotil (biji berkeping dua), berakar
tunggang dan berbentuk perdu. Batang berukuran pendek, berbentuk bulat dan
berbulu, berdiri tegak dengan tinggi 50 150 cm. batangnya bercabang dan berkayu,
tetapi tidak begitu kokoh sehingga saat berbuah lebat diperlukan ajir untuk
menyangga tanaman. Batang muda berwarna hijau dan tidak berbulu. Daun tanaman
berbentuk bulat panjang dan meruncing pada ujungnya. Tulang daun tampak jelas dan
tepi daun sedikit begerigi. Warna daun coklat muda atau hijau muda dan akan
menjadi hijau berbulu setelah tua. (Haryoto, 2009)

2.2.

Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran, volume, dan massa yang

bersifat irreversible (tidak dapat kembali) dan bisa dihitung menggunakan jumlah
satuan. Pertumbuhan bayam merah relatif cepat karena cocok ditanam di segala
musim baik musim panas maupun musim dingin. Ketinggian daratan yang
dibutuhkan adalah 2-5 meter diatas permukaan laut sehingga dapat ditanam dimana
saja. Bayam merah lebih menyukai udara yang agak panas sehingga tumbuh lebih
subur dan lebih cepat untuk dipanen. Selain itu syarat tumbuh bayam merah adalah
tanaman harus terkena sinar matahari penuh yang akan membantu dalam proses
fotosintesis. Kegemburan dan jumlah air yang cukup akan membantu bayam merah
tumbuh lebih subur. Pemberian pupuk organik juga dapat merangsang pertumbuhan
tanaman ini. Pemberian pupuk organik bertujuan untuk menjaga kekurangan unsur
hara pada media tanam (Supriati dan Herlina, 2010). Terong dapat tumbuh baik di
dataran rendah sampai dataran tinggi hingga ketinggian 1.200 m dpl. Syarat penting
untuk budi daya terung adalah kondisi tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung humus, tidak tergenang air dan mempunyai pH tanah antara 5 6
(Rukmana, 1995). Tanaman terung akan berproduksi baik bila mendapatkan panas
yang cukup lama, suhu 22 30 oC, dan pengairan yang cukuo baik. Kurangnya
matahari dan banyaknya hujan dapat membuat tanaman kurus dan mudah terserang
hama penyakit (Pracaya, 2009).

2.3.

Pemupukan Kompos
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami

daripada bahan

pembenah

buatan/sintetis. Pada umumnya

pupuk organik

mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam


jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman (Sutanto, 2002).
Kompos adalah pupuk yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan seperti pupuk
kandang, pupuk hijau daun dan kompos, berbentuk cair maupun padatan yang dapat
memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, meningkatkan daya menahan air tanah,
kimia tanah dan biologi tanah. Kompos yang berasal dari sisa/limbah tanaman
maupun kotoran ternak mengandung berbagai unsur hara, baik mikro maupun makro
yang cukup komplit seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cu, Zn, Mn, B dan S. Secara umum
kandungan nutrisi hara dalam kompos atau pupuk organik tergolong rendah dan agak
lambat tersedia, sehingga diperlukan dalam jumlah cukup banyak (Suyatna dan
Suswandi, 2009).
2.4.

Klorofil Tanaman

Klorofil merupakan pigmen tanaman berwarna hijau, klorofil terdapat pada


kloroplas di dalam sel daun tanaman dan bagian lain yang berwarna hijau. klorofil
tanaman ada lima macam yaitu klorofil a, klorofil b, klorofil c, klorofil d, dan e.
Klorofil a dan b terdapat pada tanaman tingkat tinggi, ferns, mosses, sedangkan

klorofil c, d dan e terdapat pada ganggang. Klorofil a berwarna hijau tua dan klorofil
b berwarna hijau muda, klorofil c, d dan e berwarna merah dan biru (Pitojo, 2008).
Laju fotosintesis dan kandungan klorofil adalah tolok ukur pertumbuhan yang
berkaitan dengan produksi tanaman. Klorofil adalah pigmen yang terdapat dalam
kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk rekasi rekasi
dalam proses fotosintesis (Taiz dan Zeiger, 1999).

DAFTAR PUSTAKA
Taiz, L. & Zeiger, E. 1999. Plant Physiology. 3nd ed. Sinauer Associates Inc.
Sunderland.
Pitojo, Setijo. 2008. Khasiat Cincau Perdu. Yogyakarta: Kanisius.
Suyatna, Heri dan Suswandi. 2009. Success Story. Bengkulu: laboratorium
diseminasi.
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.
Supriati, Y dan Herlina. E. 2010. Bertanam 15 Sayuran Organik dalam Pot. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Pracaya. 2009. Bertanam Sayur Organik, Di Kebun, Pot Dan Polibag. Jakarta:
Penebar Swadaya
Haryoto. 2009. Bertanam Terung dalam Pot. Yogyakarta: Kanisius.
Mashudi. 2007. Budi Daya Terung. Jakarta: Azka Press.
Rukmana, Rahmat. 1995. Bertanam Terung. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai