BAB V
PEMBAHASAN
Indonesia,
merupakan
penyebab
kematian
nomor
tiga
setelah
46
gizi
balita
secara
sederhana
dapat
diketahui
dengan
47
48
49
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sjenilelila Boer (2002), yang menemukan bahwa balita yang status gizinya
kurang mempunyai risiko untuk menderita pneumonia 3.19 kali lebih besar
dibandingkan dengan balita dengan status gizi baik.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Supariasa (2007) yang mengatakan bahwa problem status gizi balita berupa
malnutrisi. Balita dengan keadaan gizi kurang akan mudah terserang
pneumonia dibandingkan dengan balita dengan gizi normal karena faktor
daya tahan tubuh yang kurang..
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara status imunisasi dengan
kejadian pneumonia pada balita terlihat bahwa balita dengan status imunisasi
tidak lengkap hampir seluruhnya menderita pneumonia, yaitu sebanyak 47
balita (92,2%) dari 51 balita. Jika dibandingkan dengan balita yang memiliki
status imunisasi lengkap sangat sedikit sekali yang menderita pneumonia
yaitu hanya sebanyak 3 balita (3.2%) dari 94 balita.
Hasil itu menunjukkan bahwa status imunisasi sangat mempengaruhi
kejadian pneumonia pada balita, hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik
juga diperoleh nilai p value = 0,000 pada = 0,05 (p< ) yang berarti secara
statistik terdapat hubungan yang bermakna antara status imunisasi dengan
kejadian pneumonia.
Hasil analisis juga diperoleh nilai OR (Odd Ratio) = 356.417, artinya
balita dengan status imunisasi tidak lengkap beresiko 356 kali lebih besar
terserang pneumonia.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hatta (2001) yang menemukan bahwa balita yang tidak mendapat
imunisasi lengkap mempunyai resiko 2.3 kali lebih besar untuk menderita
50
51
dosis tinggi mempunyai resiko untuk menderita pneumonia 4 kali lebih besar
dibandingkan dengan balita yang mendapatkan vitamin A dosis tinggi.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Vitamin A
berhubungan dengan daya tahan tubuh balita, sehingga jika balita tidak
mendapatkan kapsul vitamin A dosis tinggi berpeluang terjadi pneumonia
(Depkes RI, 2009).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap 145 balita di Puskesmas Ciwandan
tahun 2013-2014 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian
pneumonia pada balita (p value = 0,000).
b. Ada hubungan yang bermakna antara status imunisasi dengan kejadian
pneumonia pada balita (p value = 0,000).
c. Ada hubungan yang bermakna antara pemberian vitamin A dengan
kejadian pneumonia pada balita (p value = 0,000).
6.2. Saran
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan petugas lebih meningkatkan penyuluhan baik bersifat
kelompok maupun perorangan mengenai pentingnya pemenuhan status
gizi yang baik, imunisasi yang lengkap, dan pemberian vitamin A bagi
balita.
2.
52
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi mahasiswa dalam
pengembangan ilmu kesehatan, terutama dalam penanggulangan penyakit
pneumonia pada balita, serta dapat dijadikan bahan pembanding untuk
penelitian selanjutnya.