Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegemukan dan obesitas merupakan masalah yang umum di masyarakat.
Berdasarkan data statistik World Health Organisation (WHO) Lebih dari 1,4 miliar
manusia usia 20 tahun keatas mengalami obesitas. Berdasarkan data tersebut 200-300
juta wanita mengalami obesitas Setidaknya 2,8 juta manusia dewasa meninggal akibat
kegemukan dan obesitas setiap tahun, berdasarkan data tersebut 44% meninggal
akibat diabetes, 23% akibat penyakit jantung iskemik dan antara 7 % dan 41%
meninggal akibat kanker yang di sebabkan kegemukan dan obesitas.1
Penyakit muskuloskeletal dan rematik terdiri dari 150 penyakit dan sindrom
yang biasanya bersifat progresif, kronik dan berhubungan dengan nyeri. Osteoarthritis
(OA) merupakan satu dari sepuluh penyakit terbanyak melumpuhkan di Negaranegara maju. Perkiraan seluruh dunia adalah 9,6 % pria dan 18,0 wanita berusia 60
tahun memiliki gejala OA, sekitar 80% dari mereka penderita OA akan mengalami
penurunan kualitas hidup dan keterbatasan dalam bergerak dan 20% tidak dapat
melakukan kegiatan sehari-hari.2 sedangkan prevalensi obesitas pada penderita OA
adalah 25% dan 29 % mengalami overweight. 6 Penyebab dari OA belum diketahui
secara pasti namun OA memiliki beberapa faktor risiko dan dibagi menjadi faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik diantaranya usia, jenis kelamin dan
ras, faktor ekstrinsik diantaranya lingkungan, trauma, penggunaan sendi. Penderita
OA didominasi oleh wanita, faktor risiko utama lainnya adalah obesitas. Obesitas
memiliki pengaruh terhadap terjadinya prevalensi OA karena obesitas meningkatkan
beban biomekanik pada sendi lutut dan sendi panggul selama beraktifitas serta dapat
mempengaruhi terjadinya penyempitan joint space pada lutut melalui meningkatnya
1
kadar hormon leptin, faktor pertumbuhan dan faktor intermediate yang berperan pada
pathogenesis OA serta berpengaruh pada peningkatan nyeri pada sendi lutut.3,4
Namun selain faktor mekanik dalam penelitian terbaru ditemukan pengaruh
metabolik dalam patogenesis OA. Leptin merupakan salah satu adipokine paling
berperan dalam pengaruh metabolik OA. Leptin merupakan sumber lokal mediator
pro-inflamasi yang meningkat dengan obesitas dan telah terbukti meningkatkan
degradasi tulang rawan di dalam sel dan model kultur jaringan. Faktor biomekanik
dapat pula meningkatkan risiko osteoarthritis dengan mengaktifkan inflamasi selular
dan mempromosikan stres oksidatif, angka kejadian OA terbanyak adalah OA lutut.5,6
Karib al-Kindi ia berkata, saya telah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda,
Tidaklah seorang anak Adam memenuhi suatu bejana yang lebih buruk dari
pada perut. Cukuplah baginya memakan beberapa suap makanan yang dapat
menegakkan tulang sulbinya. Apabila ia terpaksa untuk makan lebih banyak dari itu,
maka (hendaklah ia membagi perutnya menjadi tiga bagian:) sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lainnya untuk nafasnya. (Hadits
shahih).
Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa untuk memenuhi asupan makanan
tidak dianjurkan untuk berlebihan yang dapat menyebabkan obesitas. Dalam hadist
tersebut telah diatur porsi makanan yang seharusnya kita makan jika berlebihan maka
akan menimbulkan obesitas yang berpengaruh terhadap timbulnya berbagai penyakit
terutama dapat menyebabkan penyakit OA.8
Berdasarkan data-data di atas OA menjadi salah satu masalah yang besar dan
salah satu faktor risiko adalah obesitas. Obesitas dilihat dari distribusi lemak terdiri
dari obesitas sentral dan obesitas perifer oleh karena itu peneliti tertarik untuk
2
B. Rumusan Masalah
Apakah ada Perbedaan Pengaruh antara Obesitas Sentral dan Perifer Terhadap
Kejadian OA lutut?
C. Tujuan
1. Umum
Untuk Mengetahui adanya Perbedaan Pengaruh antara Obesitas Sentral dan
Perifer Terhadap Kejadian OA lutut.
2. Khusus
Untuk mengetahui angka kejadian obesitas sentral.
Untuk mengetahui angka kejadian obesitas perifer.
Untuk mengetahui angka kejadian OA.
Untuk mengetahui adanya pengaruh obesitas sentral terhadap kejadian OA
Untuk mengetahui adanya pengaruh obesitas perifer terhadap kejadian OA
Untuk mengetahui adanya faktor risiko lain selain obesitas yang
berpengaruh terhadap kejadian OA
D. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 keaslian Penelitian
no
peneliti
Judul , Desain,
Subjek
Tujuan
Hasil penelitian
1.
Nur Aini
Tahun
Hubungan Obesitas
60 sampel yang
Untuk mengetahui
Sri W.
dengan Kejadian OA
dibagi menjadi
angka kejadian
3 kelompok
OA di kelurahan
menderita OA (OR=
Kelurahan
(kelompok IMT
Pucangsawit
Pucangsawin
kurang, IMT
Jebres Surakarta
Kecamatan Jebres
normal, IMT
Surakarta , desain
berlebih)
penelitian adalah
analitik dengan
pendekatan cross
2.
Agus
sectional, 2009
Hubungan
Suseno
125 sampel
Untuk
didapatkan ada
antara kejadian
mengetahui
hubungan kejadian
OA dengan
hubungan
OA dengan obesitas
obesitas yang
antara
diukur dengan
kejadian OA
IMT (p = 0.035 ;
metode
dengan
alpha = 0.05)
pengukuran IMT
obesitas yang
di unit rawat
diukur dengan
IMT
rumah sakit
swasta kota
malang periode
Januaridesember 2006,
desain penelitian
adalah analitik
observasional
dengan
pendekatan
cross sectional,
2006
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis
Mengetahui jenis obesitas paling berpengaruh terhadap kejadian OA.
2. Praktis
a. pembaca
Memberi pemahaman terhadap masyarakat mengenai OA dan obesitas
sebagai pengaruhnya agar masyarakat melakukan upaya preventif terjadinya
OA.
b. rumah sakit
Memberi gambaran kejadian OA pada rumah sakit dan faktor risiko obesitas
yang berpengaruh sehingga dapat melakukan upaya promotif, prefentif,
kuratif dan rehabilitative terhadap pasien OA secara tepat.
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini memberi informasi yang mendalam tentang penyakit
dalam khususnya OA dan sebagai pemenuhan persyaratan kelulusan sarjana
kedokteran.
d. Bidang Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
A.1 Obesitas
Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebih yang dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan. Penimbunan lemak tersebut akan terjadi pada jaringan
subkutan.
A.1.1 Etiologi
oleh
pendidikannya.Tingkat
pendidikan
pengetahuan
dan
1,6 miliar orang dewasa memiliki berat badan berlebih (overweight) dan 400
juta diantara angka tersebut mengalami obesitas atau kegemukan. Lebih dari
Sepertiga orang dewasa amerika 35% mengalami obesitas lebih dari 78 juta
orang.1 Obesitas sentral merupakan faktor risiko yang berkaitan dengan penyakit
degeneratif. Prevalensi obesitas sentral untuk tingkat nasional adalah sekitar
18,8%. Dari gambar tersebut obesitas sentral cenderung meningkat umur 45-54
tahun, selanjutnya berangsur menurun kembali. Bila kita lihat prevalensi obesitas
menjelang lansia sampai lansia (kelompok umur 55-64 tahun, 65-74 tahun dan
75+ tahun), kelompok usia 55-64 tahun yang obesitasnya paling tinggi.10
Gambar 1 statistik Obesitas sentral
10
pada usia dewasa dan upaya untuk menurunkan berat akan lebih mudah bila
dibandingkan dengan tipe hiperplastik.
3) Tipe Hiperplastik dan Hipertropik kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah
dan ukuran sel melebihi normal. Kegemukan tipe ini dimulai pada masa anak anak dan terus berlangsung sampai setelah dewasa. Upaya untuk menurunkan
berat badan pada tipe ini merupakan yang paling sulit, karena dapat beresiko
terjadinya komplikasi penyakit, seperti penyakit degeneratif.
Terdapat tiga jenis obesitas berdasarkan distribusi lemak yaitu obesitas
sentral, obesitas perifer dan kombinasi dari keduanya. Obesitas perifer adalah
akumulasi dari kelebihan lemak di bagian bokong, pinggul dan paha, sedangkan
obesitas sentral merupakan akumulasi kelebihan lemak di daerah perut. Obesitas
sentral adalah akumulasi lemak didaerah perut. Wanita pada umumnya memiliki
total lemak lebih tinggi dibandingkan pria. Rata- rata wanita premenopouse
setengah dari total lemak didistrubusikan pada daerah perut sedangkan pada pria
hampir seluruh total lemak didistribusikan pada perut hal ini menyebabkan
perbedaan bentuk tubuh diantara keduanya. Rata-rata bentuk tubuh pada wanita
obesitas seperti buah pir, sedangkan pada pria seperti buah apel. Hal ini
disebabkan karena distribusi lemak pada pria lebih banyak pada perut sehingga
tipe obesitasnya adalah obesitas sentral sedangkan pada wanita lebih banyak pada
daerah paha dan pinggul sehingga tipe obesitasnya adalah obesitas perifer.11
A.1.5 Pengukuran Obesitas
IMT merupakan metode pendekatan yang direkomendasikan untuk menilai
ukuran tubuh dalam pengaturan klinis, memberikan ukuran yang lebih akurat dari
ukuran tubuh dibandingkan berat badan saja. Namun tidak efektif pada orang
yang memiliki massa otot yang tinggi dan yang terkena edema atau pada orang
yang kehilangan massa otot terutama pada orang tua.11
11
IMT (kg/m2)
<18.5
18.5-24.9
25-29.9
30-34.9
35-39.9
>40-
Risk of co-morbities
Low
Average
Increased
Moderate
Severe
Very severe
12
Menurut Internasional
Women
94 cm
80 cm
90 cm
80 cm
cukup besar.
Relatif tidak membutuhkan tenaga yang ahli.
Alat murah, mudah dibawa dan tahan lama.
Metode ini tepat dan akurat, karena sudah memiliki standar baku.
Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik karena sudah
ada standar baku yang jelas.
Kelemahan Antropometri diantaranya RLPP adalah :
13
a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak
dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu.
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi dan validitas pengukuran.
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan
komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru.
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang tidak
cukup, kesalahan alat, kesulitan pengukuran.
Teknik pengukuran RLPP yaitu:
1. Pinggang
a. pemeriksa berdiri disisi pasien, cari dan tandai titik terendah dari tulang
rusuk terakhir dan puncak dari ilium (atas tulang pinggul) dengan pena
halus.
b. Dengan pengukur, temukan titik tengah dan tandai titik tersebut. catatan:
Pastikan bahwa rekaman itu adalah horizontal di bagian belakang dan
depan pasien.
c. Minta pasien untuk:
- Berdiri
- Tempatkan lengan di sisi tubuh dengan telapak tangan menghadap ke
-
ketelitian 0.1 cm
Catat pengukuran.
2. Pinggul
a) pemeriksa Berdiri ke sisi pasien, dan meminta mereka untuk membantu
menempatkan alat ukur di sekitar di bawah pinggul.
b) Posisi pita ukur sekitar lingkar maksimum dari bokong. Untuk wanita ini
biasanya di tingkat pangkal paha. Untuk pria itu biasanya sekitar 2 inci-4
inchi bawah pusar.
c) Minta pasien untuk:
- Berdiri
14
LPi
LPa
Keterangan:
RLPP: Rasio Lingkar Pinggang Panggul.
LPi : Lingkar Pinggang.
LPa : Lingkar Panggul.
Tabel 2.3 Standart baku Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Resiko/tipe obesitas
RLPP
Wanita
<0.8 cm
Rendah/perifer
Pria
<0.9 cm
Sedang
0.9 cm
0.8 cm
Tinggi/central
>0.9 cm
>0.8 cm
15
bertahap dan biasanya dimulai setelah usia 40. Saat ini tidak ada obat untuk OA.
Pengobatan untuk OA berfokus pada meringankan gejala dan meningkatkan fungsi,
dan dapat mencakup kombinasi dari pendidikan pasien, terapi fisik, mengontrol berat
badan, dan penggunaan obat.17
A.2.1 etiologi
OA primer tidak disebabkan oleh cedera atau penyakit lain, disebabkan oleh
hasil dari penuaan sendi. Akibat penuaan kadar air tulang rawan meningkat. Dan
susunan protein tulang rawan berdegenerasi. Tulang rawan mulai mengelupas dan
terkikis membentuk crevasses kecil. Penggunaan sendi berulang-ulang dan
bertahun tahun dapat mengiritasi tulang rawan dan akan terjadi peradangan, dapat
menyebabkan nyeri sendi dan bengkak. Cairan meniscus yang merupakan
bantalan tulang rawan akan mulai menghilang akibat pengikisan tulang rawan dan
akan menyebabkan gesekan antar tulang yang menyebabkan rasa sakit dan
keterbatasan mobilitas sendi. Peradangan tulang rawan dapat merangsan
outgrowths baru tulang (tulang baru berbentuk taji, disebut juga osteofit) yang
terbentuk disekitar sendi. OA dapat bersifat genetik.18
OA sekunder merupakan bentuk OA yang disebabkan oleh penyakit atau
kondisi lain, kondisi yang dapat menyebabkan OA sekunder termasuk obesitas,
trauma berulang atau pembedahan pada struktur sendi, sendi tidak normal saat
lahir (kelainan congenital), gout, diabetes serta gangguan hormone lainnya.
Deposit kristal dalam tulang rawan dapat menyebabkan degenerasi tulang rawan
dan OA . Kristal asam urat menyebabkan arthritis pada gout , sementara kristal
kalsium pirofosfat menyebabkan arthritis pada pseudogout . Beberapa orang
dilahirkan dengan sendi abnormal terbentuk ( kelainan kongenital ) yang rentan
terhadap keausan mekanis , menyebabkan degenerasi awal dan hilangnya tulang
rawan sendi . OA dari sendi pinggul umumnya berkaitan dengan kelainan struktur
sendi ini yang telah hadir sejak lahir . Gangguan hormon , seperti diabetes dan
16
gangguan hormon pertumbuhan terkait dengan pemakaian tulang rawan dini dan
osteoarthritis sekunder.3,18
A.2.2 Patofisiologi
Salah satu faktor terjadinya OA adalah akibat gesekan sendi yang ada dalam
tubuh. Untuk melindungi tulang dari gesekan, di dalam tubuh terdapat tulang
rawan. . Tulang rawan berfungsi untuk meredam getaran antar tulang. Tulang
rawan terdiri atas jaringan lunak kolagen yang berfungsi untuk menguatkan sendi,
proteoglikan yang membuat jaringan tersebut elastis dan air (70% bagian) yang
menjadi bantalan, pelumas dan pemberi nutrisi, Namun karena berbagai faktor
risiko yang ada, maka terjadi erosi pada tulang rawan
dan berkurangnya cairan pada sendi. Kondrosit merupakan sel yang bertugas
membentuk proteoglikan dan kolagen pada tulang rawan sendi. dengan alasanalasan yang belum diketahui secara pasti, sintesis proteoglikan dan kolagen
meningkat pada OA. Tetapi substansi ini juga dihancurkan dengan kecepatan
yang lebih tinggi sehingga pembentukan tidak dapat mengimbangi kebutuhan.
Rawan sendi kemudian kehilangan sifat kompresibilitasnya yang berfungsi
sebagai penahan gesekan. Meskipun penyebab utama belum diketahui namun
proses penuaan sangat berkaitan dengan perubahan-perubahan dalam fungsi
kondrosit, yang dapat merubah komposisi rawan sendi yang mengarah pada
perkembangan OA. Selain kondrosit, sinoviosit dapat pula berperan dalam
patogenesis OA, terutama setelah terjadi sinovitis, yang menyebabkan nyeri dan
perasaan tidak nyaman. Apabila sinoviosit mengalami peradangan akan
menghasilkan Matrix Metalloproteinases (MMPs) dan berbagai sitokin yang akan
dilepaskan ke dalam rongga sendi dan akan merusak matriks rawan sendi serta
mengaktifkan kondrosit. kemudian tulang subkondral juga akan ikut berperan,
dimana osteoblas akan terangsang dan menghasilkan enzim proteolitik yang akan
memecah proteoglikan.
17
18
dapat
memperburuk
kondisi
karena
memperparah
terjadinya
2 diklasifikasikan sebagai OA
Klasifikasi
Normal
meragukan
minimal
sedang
Gambaran radiologis
Tidak ada gambaran radiologis yang abnormal
Tampak Osteofit kecil
Tampak Osteofit, celah sendi normal
Osteofit jelas, penyempitan celah sendi
Penyempitan celah sendi berat dan adanya
sklerosis
berat
c. Faktor risiko
Terdapat dua pembagian besar faktor risiko OA lutut, yaitu faktor predisposisi
dan faktor biomekanik. Faktor predisposisi merupakan faktor yang
memudahkan pasien terkena OA lutut, sedangkan faktor biomekanis adalah
20
Faktor Genetik
21
Ada keterkaitan dengan kromosom 2q, 4, dan 16. Pada riwayat genetic
sering ditemukan autosomal dominan pada keluarga warisan OA. Gengen yang rusak sering coding untuk protein struktural dari matriks
ekstraseluler dari sendi dan kolagen protein. Anak-anak dengan orang
tua memiliki riwayat OA lebih berisiko tinggi dibandingkan dengan
iii.
terkuat
menderita OA lutut.
Pekerjaan
Osteoartritis lebih banyak ditemukan pada pekerja dengan aktivitas
fisik yang berat, terutama pada pekerjaan yang banyak menggunakan
kekuatan yang bertumpu pada lutut. Prevalensi yang tinggi pada
pasien OA lutut ditemukan pada kuli bangunan, petani dan penambang
dibandingkan pada pekerja yang tidak banyak menggunakan kekuatan
lutut dalam pekerjaannya seperti pekerja administrasi.
iii.
Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang berat berdiri yang lama (2 jam atau lebih setiap
hari), berjalan kaki jauh (2 jam atau lebih setiap harinya), mengangkat
barang-barang berat (10 kg 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap
minggunya), mendorong objek yang berat (10 kg 50 kg , 10 kali atau
23
lebih setiap minggu), naik turun Tangga setiap hari merupakan faktor
risiko OA lutut.24
A.2.5 Patofisiologi OA pada pasien obesitas
24
25
B. Kerangka Teori
OSTEOARTHTRITIS
LUTUT
Gejala Klinis
1.
2.
3.
4.
Faktor intrinsik
1.aktifitas
fisik
1. usia
2. jenis
kelamin
3. ras
4. Genetik
2.pekerjaa
n
Faktor
ekstrinsik
1.trauma
2.pembedahan
3.Diabetes
militus
Macam obesitas
1. Obesitas
sentral
2. Obesitas
perifer
3. Obesitas
campuran
Obesita
s
Etiologi
- Genetik,
- Lingkungan makanan dengan
kandungan lemak tinggi,
tinggi kalori, gaya hidup
jarang berolahraga
Patofisiologi
- Peningkatan
beban
mekanik
- adanya
mediator pro
inflamasi
(leptin,adipoki
n) yang
memicu
terjadinya
Komplikasi
hiperinsulinemia dan
resistensi insulin,
hupertensi, penyakit
jantung iskemik,
vena varikosa,
hernia, OA, Diabetes
militus
26
C. Kerangka Konsep
1. Obesitas
sentral
2. Obesitas
perifer
OSTEOARTHTRITIS
LUTUT
D. Hipotesis
Ada perbedaan pengaruh obesitas sentral dan obesitas perifer terhadap kejadian
OA Lutut.
27
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
1
2
3
Tempat
Waktu
Disiplin ilmu
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental
dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Populasi
Seluruh Pasien OA rawat jalan pada poli penyakit dalam Rumah Sakit Tugurejo
yang diambil melalui rekam medis di rumah sakit tugurejo semarang.
2. Besar Sampel
Teknik sampling pada penelitian ini adalah simpel random sampling.
Perhitungan jumlah sampel menggunakan data proporsi dengan jumlah
populasi diketahui.
2
n=
Z /2p ( 1 p ) N
2
d ( N1 ) + Z 2 /2p ( 1 p )
Dimana :
n
= besar sampel
= Populasi
28
= presisi
Perhitungan didasarkan pada nilai kesalahan tipe I (alpha) = 5%, sehingga nilai
Z = 1,96. Pada penelitian sebelumnya prevalensi obesitas pada pasien OA
diperkirakan sebesar 25% (P=25% atau 0,25), serta besar ketepatan absolut
ditetapkan sebesar 10% (d=0,1). Dengan jumlah pasien OA yang berobat jalan
pada poli penyakit dalam Rumah Sakit Tugurejo adalah 700. Maka perhitungan
besar sampel adalah :
2
n=
Dari rumus diatas diperoleh jumlah sampel sebanyak 66 orang yang menjadi
responden dan cara pengambilan sampel dengan menggunakan simple random
sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada penderita OA
yang pernah berobat jalan di poli penyakit dalam Rumah Sakit Tugurejo.
Dimana penderita OA yang akan dikelompokan menurut derajat keparahan
melalui gambaran radiologi.
Responden dipilih dengan menggunakan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
sebagai berikut :
Kriteria inklusi :
i Pasien OA yang pernah berobat di Rumah Sakit Tugurejo Semarang
ii Bersedia mengikuti penelitian
iii Berusia 50 tahun keatas
Sedangkan kriteria eksklusi
i
ii
iii
iv
v
D. Variabel Penelitian
1
2
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Rekam Medis penderita osteoarthtritis di poli
penyakit dalam Rumah Sakit Tugurejo.
Data Primer
Data dari variabel bebas dari pengukuran indeks massa tubuh dan pengukuran
RLPP dan data dari variabel terikat skor osteoarthritis yang diambil dari
diagnosis dokter melalui rekam medis.
Definisi Operasional
Alat Ukur
akumulasi
Alat
Hasil Ukur
Skala
Obesitas
dari
ukur
berat
Underweight
kelebihan lemak di
bila
bagian
badan
normal
bokong,
dengan
berat
Ordinal
IMT<18.5,
18.5-24.9,
30
rumus IMT = BB
overweight
dan
(Kg)/ TB (M) 2
dapat
diukur
dengan IMT
1 30-34.9, obesitas
kelas
Obesitas sentral
Akumulasi
dari
dan Perifer
kelebihan lemak di
bagian
Midline
diukur
wanita
dengan
obesitas
perifer
0.8 cm
menggunakan rasio
pinggang
0.8 cm
panggul
Pasien
dan
obesitas
lingkar
Ordinal
bokong,
dapat
cm
kelebihan lemak di
dan
35-39.9,
dari
bagian
perifer pria
perut,
akumulasi
25-
penderita
osteoarthtritis yang
VARIABEL
TERIKAT
penyakit
dalam
Osteoarthtritis
Rumah
Sakit
Tugurejo
Derajat 0 normal,
Rekam medis dan
dan
gambaran
bersedia mengikuti
radiologis
penelitian
derajat
meragukan, derajat
Ordinal
2 minimal, derajat 3
sedang,
derajat
berat
31
pengumpulan
data
pada
penelitian
ini
untuk
pelaksanaan
Survey pendahuluan
Penderita OA di Rumah Sakit
Tugurejo
kriteria inklusi :
1. Pasien OA rumah sakit Tugurejo
2. Bersedia mengikuti penelitian
1.
2.
3.
4.
Kriteria Eksklusi
Riwayat trauma pada sendi
diabetes
kelainan sendi kongenital
pembedahan sendi
pelaksanaan
Pengumpulan data
Pengolahan data
Variabel terkendali
1. Umur
2. Pekerjaan
3. Obesitas perifer dan sentral
a. Tahap Persiapan
Ditahap ini, peneliti memulai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
32
menjadi responden.
Setelah calon responden menyetujui menjadi responden dan mendatangani
informed consent, responden diukur berat badan, tinggi badan dan panjang
J. Analisis Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel hasil penelitian .
Analisis ini menghasikan distribusi dan presentase data tiap variabel. Analisis
ini digunakan untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel, yaitu indeks
massa tubuh,panjang lingkar perut dan osteoarthtritis. Analisa yang digunakan
untuk menggambarkan masing-masing variable bebas dan terikat dengan
analisis deskriptif menggunakan explore.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan.
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
menggunakan uji chi square dan odds ratio.
c. Analisa Multivariat
33
Tahap Penelitian
Persiapan
Pelaksanaan
Pengolahan data
Waktu
3 minggu
1 bulan
1 minggu
Daftar Pustaka
1
WHO . Obesity and Overweight [serial online] 2014 may [cited 2014 jun 2014];
1(1):[5screens].Available
from:
URL:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.
2
Sacks JJ, Luo Y-H, Helmick CG. Prevalence of specific types of arthritis and
other rheumatic conditions in the ambulatory health care system in the United
States, 20012005. Arthritis Care & Research. 2010;62 (4):460-464.
34
King LK, Birmingham TB, Kean CO, Jones IC, Bryant DM, 26. Giffin JR.
Resistance training for medial compartment knee osteoarthritis and malalignment.
Med Sci Sports Exerc 2008; 40 : 1376-84.
Aspden RM. Obesity punches above its weight in osteoarthritis. Nat Rev
Rheumatol 2011; 7(1): 65-8.
2007.
davey Patrick at a glance medicine alih bahasa rahmalia annisa, cut novianty
editor safitri amalia- Jakarta : erlangga 2005 hlm 54-55.
10 buletin jendela pusat data dan informasi kesehatan. Gambaran kesehatan lanjut
usia di Indonesia. Kementrian kesehatan RI. 2013;6-4.
11 Marlowe, F; Apicella, C; Reed, D (2005). "Men's preferences for women's profile
waist-to-hip
ratio
in
two
societies".Evolution
and
Human
Behavior.2005;26(6):45-68.
12 Panoulas VF, Ahmad N, Fazal AA, et al. The inter-operator variability in
measuring waist circumference and its potential impact on the diagnosis of the
metabolic syndrome. Postgrad Med J. 2008;84(993):344-7.
13 Balkau B, Sapinho D, Petrella A, Mhamdi L, Cailleau M, Arondel D, et al.
Prescreening tools for diabetes and obesity-associated dyslipidaemia: Comparing
BMI, waist and waist hip ratio. The D.E.S.I.R. Study. Eur J Clin Nutr.
2006;60(3):295-304.
35
Thitinan.
Osteoarthritis.
Atlanta:
American
collage
of
rheumatology; 2012.p.5-1.
17 National Institute of Health and Care Excellence (NICE) . NICE clinical guideline
Osteoarthritis; The care and management of osteoarthritis adults;2008.
18 Goldring MB, Goldring SR (2010) Articular cartilage and subchondral bone in the
pathogenesis of osteoarthritis. Annals of the New York Academy of Sciences;
1192: 230-237
19 Dunlop DD, Song J, Semanik PA, Chang RW, Sharma L, Bathon JM, et al.
Objective physical activity measurement in the osteoarthritis initiative: are
guidelines being met? Arthritis Rheum 2011; 63(11): 3372_82.
20 Hootman JM, Helmick CG. Projections of US prevalence of arthritis and
associated activity limitations. Arthritis Rheum 2006; 54(1): 226_9
21 Hotamisligil GS. Inflammation and metabolic disorders. Nature 2006; 444(7121):
860-7
22 Griffin TM, Huebner JL, Kraus VB, Guilak F. Extreme obesity due to impaired
leptin signaling in mice does not cause knee osteoarthritis. Arthritis Rheum 2009;
60(10): 2935-44
36
37
Lampiran 1
Informed Consent
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Umur
Alamat
Pekerjaan
No. Telp.
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang maksud dan tujuan dari
penelitian ini, maka saya menyatakan bersedia diikutsertakan dalam penelitian :
PERBEDAAN PENGARUH OBESITAS SENTRAL DAN PERIFER
TERHADAP KEJADIAN OSTEOARTHRITIS LUTUT
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
38
(.....................................)
Lampiran 2
FORM WAWANCARA KRITERIA INKLUSI EKSKLUSI FAKTOR RISIKO
OSTEOARTHRITIS
Nomor Identitas Responden:
..............................................
Jam Wawancara Mulai :
Tanggal Wawancara :
Nama
Umur
Jenis kelamin
Tanggal
39
Ya
Tidak
3. Apakah anda pernah menjalani operasi pada sendi lutut?
Ya
Tidak
4. Apakah anda pernah didiagnosis dokter menderita diabetes mellitus?
Ya
Tidak
5. Apakah anda bekerja atau pernah bekerja sebagai petani, kuli bangunan atau
penambang ?
Ya
Tidak
6. Apakah anda selalu melakukan aktivitas fisik berat (berdiri yang lama 2 jam
atau lebih setiap hari, berjalan kaki jauh 2 jam atau lebih setiap harinya,
mengangkat barang-barang berat 10 kg 50 kg selama 10 kali atau lebih
setiap minggunya, mendorong objek yang berat 10 kg 50 kg , 10 kali atau
lebih setiap minggu, naik turun Tangga setiap hari) ?
Ya
Tidak
40
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Tanggal
No.
Jenis Data
1.
Derajat Osteoarthritis
2.
Berat Badan
3.
Tinggi Badan
4.
5.
6.
7.
Nilai Data
Keterangan
Panggul
41
42