MAKALAH
MANAJEMEN PERSEDIAAN
(Inventory Management)
Dosen Pembimbing :
Oleh:
Kelompok 4
UKAR SUMIJANA
GUSSTIAWAN RAIMANU
MUHAMMAD RAFIQ
EKA PUTRA IDRIS
C20215032
C20215014
C20215004
C20215099
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Persediaan ........................................................... 3
B. Karakteristik Persediaan............................................................................ 3
C. Fungsi Persediaan ..................................................................................... 4
D. Tujuan Persediaan ..................................................................................... 4
E. Pengendalian Persediaan ........................................................................... 6
F. Tujuan Pengendalian Persediaan............................................................... 6
G. Sistem Pengedalian Persediaan ................................................................. 7
H. Keputusan dalam Manajemen Persediaan ................................................. 7
I. Model Model Tingkat Persediaan Optimal ............................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu.
Makalah ini disusun secara berkelompok untuk memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Manajemen Keuangan. Makalah ini diharapkan dapat
mempertajam wawasan serta kajian mengenai Manajemen Keuangan secara khusus
mengenai Manajemen Persediaan.
Ahirnya, kami selaku penyusun makalah berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca. Tiada gading yang tak retak, kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan di dalamnya,
meskipun telah diusahakan semaksimal mungkin. Untuk itu, seluruh saran dan
kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan
persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu
sisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis (operation, marketing, dan finance).
Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis
tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan
Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar
kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.
Persediaan dapat diartikan sebagai stok barang yang akan dijual atau
digunakan untuk periode tertentu. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan
dihadapkan pada sebuah risiko, tidak dapat memenuhi keinginan para
konsumennya. Persediaan dapat muncul secara sengaja maupun tidak disengaja.
Secara sengaja berarti adanya perencanaan untuk mengadakan persediaan,
sedangkan secara tidak sengaja biasanya terjadi apabila persediaan ada akibat
barang tidak terjual yang disebabkan rendahnya permintaan.
Masalah persediaan termasuk masalah yang cukup krusial dalam
operasional perusahaan. Sebab apabila terjadi kekurangan persediaan, proses
produksi sebuah perusahaan dapat terhenti. Sebaliknya apabila terlalu banyak
persediaan (over stock) dapat berakibat meningkatnya beban biaya guna
menyimpan dan memelihara bahan selama penyimpanan di gudang padahal barang
tersebut masih mempunyai opportunity cost (dana yang bisa diinvestasikan pada
hal yang lebih menguntungkan). Sasaran sebuah perusahaan sebenarnya bukanlah
untuk mengurangi atau meningkatkan persediaan (inventory), tetapi untuk
memaksimalkan keuntungan.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap
jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan
1
B. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Persediaan
Persediaan merupakan sejumlah bahan/barang yang disediakan oleh
perusahaan, baik berupa bahan jadi, bahan mentah, maupun barang dalam proses
yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi
permintaan konsumen setiap waktu (Margaretha, 2014).
Persediaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
usaha tertentu untuk memnuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap
waktu (Rangkuti, 2007). Sementara Hani Handoko (2000) mengemukakan bahwa
persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu
atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan baik internal maupun eksternal.
Nasution (2003) menyatakan bahwa persediaan adalah sumber daya
menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut
adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada
sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.
Dapat dikatakan bahwa tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa
persediaan, meskipun persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur,
karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terikat didalamnya tidak
dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Begitu pentingnya persediaan ini
sehingga para akuntan memasukannya dalam neraca sebagai salah satu bagian dari
aktiva lancar oleh karena itu dibutuhkan manajemen persediaan yang efektif agar
perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan lancar.
B. Karakteristik Persediaan
Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting
dalam operasi bisnis. Persediaan memiliki dua karakteristik penting, yakni:
1. Persediaan tersebut merupakan milik perusahan.
3
suku
cadang
(purchased/components
parts),
yaitu
C. Fungsi Persediaan
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara
investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan. Persediaan dapat melayani
beberapa fungsi yang akan menambahan fleksibilitas operasi perusahaan. Fungsi
persediaan menurut Rangkuti (2007), yaitu:
1. Fungsi Decoupling, untuk membantu perusahaan agar bisa memenuhi
permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.
D. Tujuan Persediaan
Pada prinsipnya semua perusahaan yang melaksanakan proses produksi akan
menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan proses produksi
dalam
perusahaan
tersebut.
Beberapa
hal
yang
menyangkut
tujuan
E. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan bahan baku merupakan suatu kegiatan untuk
menentukan tingkat dan komposisi dari persediaan bahan baku dan barang hasil
produksi dengan efektif dan efisien.
Semakin tidak efisien pengendalian persediaan, semakin besar tingkat
persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahan. Oleh karena itu perlu
dipertimbangkan dua aspek yaitu keluwesan dan tingkat persediaan dalam
mengendalikan persediaan.
Pengendalian persediaan merupakan serangkaian kebijakan pengendalian
untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan waktu yang tepat
melakukan pesanan untuk menambah persediaan dan berapa besar pesanan yang
harus diadakan.
TOC = =
Q = Kuantitas Pemesanan
TCC = C . P . A
N = Frekuensi Pemesanan
C = Biaya Penyimpanan
A=Q/2
=(S/N)/2
360
Untuk menaksir besarnya safety stock, dapat menggunakan rumus berikut ini:
Safety stock = (Pemakaian Maksimum Pemakaian Rata-rata) Lead Time
B) Metode ABC
Merupakan pendekatan sederhana dalam manajemen persediaan dengan ide
dasar adalah membagi persediaan menjadi tiga atau lebih kelompok. Dibalik ide ini
adalah bahwa perusahaan dapat menggunakan bahan baku yang relatif mahal (high
tech) dan beberapa bahan baku yang relatif murah juga. Misalnya kelompok A :
tingkat persediaan dibiarkan rendah, C: karena bahan mentah relatif murah, maka
tingkat persediaan tinggi, B: rata-rata.
Sudana (2011) mengatakan bahwa klasifikasi ABC merupakan konsep untuk
mengendalikan persediaan, yang mana persediaan barang yang mahal memerlukan
pengendalian yang lebih ketat dibandingkan dengan persediaan yang murah. Pada
umumnya, perusahaan memiliki jenis persediaan yang sangat beragam ditinjau dari
harga maupun kontribusinya terhadap penjualan. Tidak ada satu metode
10
manajemen persediaan pun yang diterapkan untuk semua jenis persediaan. Oleh
karena itu, penerapan suatu metode manajemen persediaan terntentu perlu
disesuaikan dengan jenis persediaannya. Agar manajemen persediaan dapat
dilakukan dengan tepat, persediaan tersebut perlu dikelompokkan berdasarkan
harga
dan
kontribusinya
terhadap
penjualan.
Salah
satu
cara
untuk
11
12
dengan masalah ini, maka perlu dibahas mengetai Material Requirement Planning
(MRP) dan Just in Time (JIT).
a) MRP
Adalah seperangkat prosedur yang digunakan untuk menentukan tingkat
persediaan untuk permintaan yang tergantung jenis persediaannya
seperti raw material atau work in process. Ide dasarnya adalah ketika
tingkat persediaan barang jadi ditentukan maka dapat ditentukan berapa
tingkat persediaan barang setengah jadi yang harus disediakan juga agar
kebutuhan barang jadi dapat terpenuhi. Dari sini dapat pula ditentukan
berapa persediaan bahan mentah yang harus dimiliki perusahaan.
b) JIT
Sering disebut kanban sistem adalah pendekatan modern untuk
mengelola persediaan yang dipengaruhi besarnya permintaan barang
jadi yang dapat meminimumkan persediaan perusahaan. Hasil dari JIT
adalah bahwa persediaan akan dipesan secara periodic dan lebih sering
Pendekatan JIT dipelopori oleh Toyota di Jepang. Toyota
menjaga persediaan suku cadang seminimum mungkin dengan hanya
memesan persediaan sesuai kebutuhan. Maka pengiriman suku cadang
ke pabrik dilakukan sepanjang hari dengan interval sependek 1 jam.
Toyota mampu sukses beroperasi dengan persediaan yang rendah
semacam itu karena Toyota telah menentapkan rencana untuk menjami
pemogokan, kemacetan lalu lintas, atau bahaya lain yang tidak akan
menghentikan aliran suku cadang dan menghambat produksi. Banyak
perusahaan di Amerika Serikat belajar dari contoh Toyota. Tiga puluh
tahun yang lalu Ford selalu memutar persediaannya sebanyak 5 kali
dalam setahun, sekarang mereka memutarnya lebih dari 20 kali.
Perusahaan juga menemukan bahwa mereka dapat mengurangi
persediaan barang jadi mereka dengan memproduksi barang sesuai
dengan pesanan. Misalnya, Dell Computer menemukan bahwa mereka
tidak perlu sejumlah stok
13
14
+1+2 . 2
15
Kebaikan EOQ:
Q = Kuantitas Pemesanan
16
17
2 15.000 12.000
0,4 1.000
= 300 unit
1x
2x
3x
4x
6x
10 x
12 x
12
1,2
1.200
600
400
300
200
120
100
Rp. 1.200.000
600.000
400.000
300.000
200.000
180.000
100.000
600.000
300.000
200.000
150.000
100.000
90.000
50.000
240.000
120.000
80.000
60.000
40.000
36.000
20.000
15.000
30.000
45.000
60.000
90.000
150.000
180.000
255.000
150.000
125.000
120.000
130.000
186.000
200.000
18
19
= ( ) +
EOQ =
(2$1253.600)
15
= 90.000
= 300 unit per pesanan
Frekuensi pesanan dalam satu tahun = D/EOQ atau 3.600/300 = 12 kali. Jika
satu tahun 360 hari, maka pemesanan dilakukan setiap 30 hari (360/12).
Jika perusahaan membutuhkan waktu delapan hari (lead time) untuk
melakukan pesanan sampai persediaan yang dipesan diterima di perusahaan, dan
agar perusahaan tidak kehabisan persediaan, maka perusahaan sudah harus
melakukan pemesanan kembali (reorder) ketika jumlah persediaan mencapai 80
20
unit, dengan perkataan lain reorder point = lead time x pemakaian persediaan
perhari
ROP
= LD x AU
= 8 x 300/30
= 80 unit
Contoh tersebut dalam kondisi yang bersifat pasti, ketika pesanan datang,
jumlah pesanan adalah sama dengan jumlah pesanan yang ekonomis (EOQ),
pemesanan harus dilakukan sebelum persediaan habis, karena perusahaan harus
selalu memiliki persediaan untuk memperkecil risiko kehabisan persediaan, dan
dibutuhkan waktu untuk melakukan pemesanan sampai barang yang dipesan tiba di
perusahaan. Dengan asumsi bahwa jangka waktu pemesanan (lead time) dan
pemakaian persediaan adalah pasti, maka pesanan persediaan akan datang tepat
ketika jumla persediaan adalah habis atau nol.
Gambar EOQ dengan ROP
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen persediaan sangat penting dalam sebuah perusahaan.
Merencanakan jumlah persediaan untuk di simpan di gudang hingga melakukan
pengontrolan terhadap barang persediaan yang akan digunakan harus dapat di atur
dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai. Salah satu alasan perusahaan agar
memiliki persediaan adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya
menepati tanggal pengiriman.
Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting dalam
operasi bisnis. Persediaan memiliki dua karakteristik penting, yakni: Persediaan
tersebut merupakan milik perusahan dam Persediaan tersebut siap dijual kepada
para konsumen.
Pengendalian persediaan sangat penting dalam sebuah perusahaan karena
jika persediaan terlalu banyak maka biaya penyimpanan dan pemeliharaan pun akan
meningkat dan resiko kerusakan pun akan meningkat sehingga menyebabkan
kualitas barang akan menurun. Dan jika jumlah persediaan terlalu sedikit maka
akan menyebabkan proses produksi dapat terganggu dan pesanan tidak daapat
terpenuhi.
Untuk mengendalikanv tingkat persediaan sampai pada tingkat optimal,
dapat digunakan berbagai model diantaranya : Persediaan Pengaman (Safety Stock),
Metode ABC, Just In Time, Metode EOQ (Economic Order Quantity), dan Reorder
Point (ROP).
22
DAFTAR PUSTAKA
23