Anda di halaman 1dari 10

Pembelajaran adalah seuatu kegiatan yang mencakup kegiatan belajar dan

mengajar. Kegiatan pembelajaran dilakukian berdasarkan rencana yang


terorganisir secara sistematis yang mencakup tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang mencakup metode dan media
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan umpan balik pembelajaran

Strategi Mengajar Anak Usia Dini Ada beberapa strategi dalam


pelaksanaan kegiatan pengajaran anak usia dini. Di antara strategi
tersebut adalah: (1) Perhatian Intens (2) Beri Dorongan (3) Berikan
Umpan Balik Khusus (4) Berikian Model Atau Contoh,(5)
Mendemontrasikan, (6) Menciptakan dan menambahkan tantangan, (7)
Memberikan cara atau bantuan lainnya, serta (8) Memberikan informasi
secara langsung.

Macam-Macam Metode pembelajaran


1. Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai
beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya.
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interakti
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif
untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara
mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang
demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada
seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara
membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada
tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih
lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung
jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
6. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu
yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
7. Metode Study Tour (Karya wisata)) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta
didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik
membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan
didampingi oleh pendidik.
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya
langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan
manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan
membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk
sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung.
Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team
pendidik tersebut

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belaja
Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer
dan sejenisnya.

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar.
Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3)
karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media,
perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan
dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

Tujuan menggunakan media pembelajaran :


Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
-

mempermudah proses belajar-mengajar

meningkatkan efisiensi belajar-mengajar

menjaga relevansi dengan tujuan belajar

membantu konsentrasi mahasiswa

Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari
ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan
sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan
kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada.
Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi,
penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.
Konsep Belajar
Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Belajar
ini merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat, bahkan tiada hari tanpa

belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan
dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman
Strategi Pembelajaran
Pada pendidikan anak usia dini guru dituntut harus memahami hakikat strategi
pembelajaran di PAUD. Memahami stretegi pembelajaran adalah berawal dari memahami
karakteristik anak dan konsep belajar anak, serta mengetahui apa yang menjadi prinsip-prisip
belajar anak.
Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran yang dapat dipertimbangkan oleh guru
Taman kanak-kanak. Pemilihan strategi dan metode ini akan memfasilitasi anak belajar baik
secara individual, belajar dalam kelompok kecil, belajar dalam kelompok besar maupun
belajar diluar kelas. Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, hal tersebut dikarenan
pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
Komponen-komponen tersebut meliputi : tujuan, bahan, strategi pembelajaran, media dan
sumber, siswa dan guru. Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan karena satu
sama lainnya saling berhubungan dan saling ketergantungan sehingga memiliki efek
sinergestik (terpadu).
Dalam pemilihan strategi pembelajaran perlu diperhatikan beberapa komponenkomponen tersebut yakni : tujuan, bahan(tema), kegiatan, media sumber, anak dan guru.
Komponen-komponen trsebut kita sebut dengan variabel strategi pembelajaran.
. Prinsip-prinsip Belajar Anak
Prinsip belajar merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan didalam
pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar anak jelas akan berbeda dengan prinsip belajar
orang dewasa. Berikut merupakan prinsip-prinsip belajar anak, di antaranya :
a. Anak adalah Pembelajar Aktif
Seorang guru harus dapat memahami sifat-sifat multi dimensional yang terdapat pada
aktivitas yang di lakukan anak tersebut. Pertama, anak memerlukan stimulus untuk mereka
bergerak. Kedua, anak menggunakan seluruh tubuhnya untuk belajar. Ketiga, anak dapat
menjadi aktif dalam mencari pengalamannya sendiri. Anak sebaiknya memiliki pengalaman
langsung. Misalnya anak di ajak untuk karyawisata ke kebun binatang, untuk mengenal
berbagai macam hewan yang ada.
b. Belajar Anak Dipengaruhi oleh Kematangan
Kematangan merupakan masa di mana pertumbuhan serta perkembangan anak dapat
mencapai titik kulmilasi perekembangan anak. Seorang guru harus mengetahui bagaimana

pencapaian perkembangangan anak. Anak yang dapat berkembang dengan baik maka ia akan
lebih mudah dalam proses belajar
c. Belajar Anak Dipengaruhi oleh Lingkungan
Anak berinteraksi dengan lingkungannya maka akan menghasilkan sebuah pengalaman
dalam belajar. Hal tersebut berarti lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar anak.
Lingkungan di sini bersifat fisik dan fsikis. Contohnya saja anak akan mudah dalam belajar
jika terdapat media dan kelompok dalam sebuah pembelajaran.
d. Anak Belajar Melalui Kombinasi Pengalaman Fisik dan Interaksi Sosial
Pengalaman-pengalaman yang di miliki anak dapat diperoleh melalui penginderaan. Anak
dapat belajar dengan cara merasakan, melihat, meraba, mendengarkan serta menyentuh.
Karena dengan seperti itu makan proses pembelajaranpun aka lebih mudah. Contonya,
dengan anak dapat melihatsebuah benda maka selanjutnya anaka akan berfikir apa benda itu
dan harus di buat apa benda itu
e. Anak Belajar dengan Gaya yang Berbeda
Cara belajar anak akan beragam. Ada yang cepat dalam merespon kita ada pula yang
lambat dalam menanggapi sebuah pembelajaran. Ada beberapa tipe pembelajaran anak
diantaranya: tipe auditif, tipe visual, dan kinestetik dimana anak bergerak secara terus
menerus.
f. Anak Belajar melalui Bermain
Anak dapat bermain dimana saja ia berada, baik itu di ruamah maupun sekolah. Dalam
proses bermain tersebut anak akan mendapatkan berbaigai benda dan ide-ide yang akan
muncul ketika dalam proses bermain tersebut. Maka dalam hal itu anak sedang berproses
belajar. Dalam bermain, anak dapat berperan sebagai dokter, guru atau pedagang sesuai
imajinasi anak. Guru di sekolah harus dapat memfasilitasi anak dalam penyediaan media
yang dibutuhkan anak.Prinsip-prinsip tersebut sangan penting untuk perkembangan anak.
Maka daripada itu seorang guru harus mengetahui dan memahami seluruh prinsip belajar dan
pembelajaran anak.

Prinsip Pemilihan Tema


Dalam pemilihan tema hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :

Kedekatan, artinya tema hedaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat
dengan kehidupan anak kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan
anak.

Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema


yang sederhana kepada tema-tema yang lebih rumit bagi anak.

Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang


menarik minat anak kepada tema-tema yang kurang menarik minat anak.

Keinsidentalan, artinya peristiwa atau kejadian di sekitar anak (sekolah)


yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan
dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih
pada hari itu.

Langkah pemilihan tema


1. Mengidentifikasi tema yang sesuai denga hasil belajar dan indikator.
2. Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan
tema.
3. Menjabarkan tema kedalam sub-sub tema agar cakupan tema tidak terlalu
luas.
4. Memilih sub tema yang sesuai.

Pengertian Sentra Paud adalah suatu pengertian yang menurut penelusuran


penulis belum ada definisi yang
jelas tentang sentra Paud ini, kecuali merujuk kepada beberapa konsep dasar
dan teori pengembangan metode sentra di Paud yang di kenal dengan BCCT
(Beyond Centers and Circle Time) atau lebih jauh tentang sentra dan saat
lingkaran.
Beyond Centers and Circles Time (BCCT) adalah metode penyelenggaraan PAUD
yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di
sentra main dan saat anak dalam lingkaran. Beyond Centers and Circles Time
(BCCT) dapat dikatakan sebagai konsep belajar dimana pendidik (guru)
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong anak didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi seperangkat alat
main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk
mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis permainan. Yakni main
sensorimotor (fungsional), main peran, dan main pembangunan.Sedangkan saat
lingkaran merupakan saat guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar
untuk memberikan pijakan (arahan) kepada anak yang dilakukan sebelum dan
sesudah main.
MetodenBeyond
Centers
and
Circles
Time
(BCCT)
adalah
metode
penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses
pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan

menggunakan empat pijakan. empat pijakan tersebut akan penulis jelaskan pada
pembahasan berikutnya. Di Indonesia metode ini lebih dikenal dengan Sentra
dan lingkaran (Seling). metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi
yang proposional. Pendekatan sentra dan lingkaran berfokus pada anak.
Sentra main adalah zona atau area main anak yang di lengkapi dengan
seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang
diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main. yaitu:
main sensorimotor, main peran dan main pembangunan. Saat lingkaran adalah
saat dimana pendidik (guru/kader/pamong) duduk bersama anak dengan posisi
melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan
sesudah main. Pembelajaran yang berpusat pada anak dan peran guru hanya
sebagai fasilitator, motivator dan evaluator merupakan ciri dari metode BCCT ini,
Sehingga otak anak dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dalam menggali
pengalamannya sendiri bukan sekedar mencontoh dan menghafal saja.
Tujuan Metode Beyond Centers And Circles Time (BCCT) Dalam rangka
melejitkan potensi kecerdasan anak. Howard Gardner menyatakan bahwa pada
hakikatnya setiap anak ialah cerdas. Pandangan ini menentang bahwa
kecerdasan hanya dilihat dari fakror IQ. Gardner melihat kecerdasan dari
berbagai dimensi. Setiap kecerdasan yang dimiliki akan dapat mengantarkan
anak mencapai kesuksesan. Pendidik/guru perlu memfasilitasi setiap kecerdasan
yang dimiliki anak dalam pembelajaran dan kegiatan belajar. diantaranya :

Kecerdasan bahasa (Linguistik) berkaitan dengan keterampilan dan


persepsi mengelola kata dan bahasa.Yakni kemampuan menggunakan
kata'kata secara efektif

Kecerdasan Logika ' matematika berkaitan dengan keterampilan dan


persepsi dalam bidang angka (Numerik) dan alasan logis.

Kecerdasan music berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam


bidang music dan suara

Kecerdasan gerak tubuh (kinestesis) berkaitan dengan ketrampilan dan


persepsi dalam bidang mengolah dan mengendalikan gerak anggota
tubuh.

Kecerdasan gambar dan ruang (Visual'spasial) berkaitan dengan


keterampilan dan persepsi dalam bidang permainan, garis, warna, bentuk,
dan ruang.

Kecerdasan diri (intrapersonal) berkaitan dengan keterampilan dan


persepsi dalam bidang kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri.

Kecerdasan berbaur (interpersonal) berkaitan dengan keterampilan dan


persepsi dalam bidang membina hubungan dengan orang lain.

Kecerdasan alami (naturalis) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi


dalam bidang yang berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitar.

Kecerdasan rohani (spiritual) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi


dalam bidang mengolah rohani.

Kita harus mengingat bahwa setiap orang memiliki sembilan kecerdasan


ini dan setiap hari menggunakannya dengan kombinasi yang berlainan
dan setiap orang juga mempunyai delapan kecerdasan ini dengan cara
mereka masing-masing.

Penanaman Nilai-nilai Dasar Anak-anak merupakan individu yang baru


mengenal dunia dan belum mengetahui tata karma , sopan santun, aturan,
norma, dan sebagainya. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai
hal. Usia dini merupakan saat yang sangat berharga untuk menanamkan
nilai'nilai dasar dalam kehidupan yang meliputi:
1. Nilai'nilai nasionalisme.
2. Nilai'nilai agama.
3. Nilai'nilai etika.
4. Nilai'nilai moral.
5. Nilai'nilai sosial.
Setiap orang mempunyai berbagai pengalaman yang memungkinkan dia
berkembang dan belajar. Dari pengalaman itu orang akan mendapatkan
patokan'patokan umum untuk bertingkah laku. Misalnya bagaimana cara
berhadapan dengan orang yang lebih tua, bagaimana menghormati orang lain,
bagaimana membuat keputusan yang efektif, dan sebagainya. Patokan'patokan
yang berupa nilai itu, kemudian cenderung memberikan arah atau haluan dalam
kehidupan. Nilai'nilai itu menunjukkan apa yang cenderung kita lakukan dalam
waktu dan tempat tertentu atas dasar keyakinan dan penghargaan tertentu.
Dengan pemeliharaan dan pengasuhan yang baik dan sedini mungkin, maka
potensi yang telah ada itu dapat dikembangkan ke arah perwujudan anak yang
cerdas dan dengan menanamkan nilai-nilai dasar sejak dini pada anak
diharapkan akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan mereka dimasa yang
akan datang.
Pengembangan Kemampuan Dasar Oleh karena itu dalam proses belajar
mengajar untuk anak usia dini diharapkan dapat tercipta pembelajaran yang
tidak membebani dan menyenangkan, sehingga anak aka semakin mudah
menyerap apa yang mereka pelajari yakni sesuai dengan prinsip pendidikan
anak usia dini yaitu belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Dengan
demikian akan terbentuk aspek kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
anak. Dan sesuai dengan ruang lingkup kurikulum untuk anak prasekolah yang
tercantum dalam kurikulum 2004 yang meliputi enam aspek perkembangan
yang dicapai yaitu :

1. Moral dan nilai'nilai agama.


2. Sosial, emosional dan kemandirian.
3. Kemampuan berbahasa.
4. Kognitif.
5. Fisik atau motorik.
6. Kreatifitas atau seni.

Bentuk-Bentuk Sentra Dalam Beyond Centers And Circles Time (BCCT)


Dalam metode Beyond Centers and Circles Time materi yang dikembangkan
berupa sentra. Sentra dibuat berdasarkan kebutuhan anak dengan
mengobservasi setiap perkembangan anak. Jadi kebutuhan sentra mungkin tidak
sama di setiap lembaga pendidikan tergantung kesiapan perangkat dan tenaga
pengajar yang ada. Sebagai contoh dibawah ini ada beberapa sentra yang
banyak dikembangkan yaitu :
a. Sentra Bahan Alam. Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan
pengalaman sensori motor dalam rangka menguatkan tiga jari untuk persiapan
menulis, sekaligus pengenalan sains untuk anak. Efek yang diharapkan adalah
Anak dapat terstimulasi aspek motorik halus secara optimal, dan mengenal sains
sejak dini.
b. Sentra Main Peran Mikro atau Makro Tempat bermain sambil belajar,
dimana anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan mengekspresikan
perasaan saat ini, kemarin, dan yang akan datang. Penekanan sentra ini terletak
pada alur cerita sehingga anak terbiasa untuk berfikir secara istimatis. Efek yang
diharapkan adalah anak dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman dan
lingkungan sekitar dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal.
c. Sentra Balok Tempat bermain sambil belajar untuk mempresentasikan ide
ke dalam bentuk nyata (bangunan). Di sentra ini anak dapat memainkan balok
dengan perbandingan 1 anak 100 balok plus assesoris. Penekanan sentra ini
pada start and finish, di mana anak mengambil balok sesuai kebutuhan dan
mengembalikan dengan mengklasifikasi berdasarkan bentuk balok. Efek yang
diharapkan adalah anak dapat berfikir tipologi, mengenal ruang dan bentuk
sehingga dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial secara optimal.
d. Sentra Persiapan Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan
pengalaman keaksaraan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan permainan yang
dapat mendukung pengalaman baca, tulis, hitung dengan cara yang
menyenangkan dan anak dapat memilih kegiatan yang diminati. Efek yang
diharapkan adalah Anak dapat berpikir teratur, senang membaca, menulis dan
menghitung.

e. Sentra Iman & Taqwa (Religion Center). Tempat bermain sambil belajar
untuk mengembangkan kecerdasan jamak dimana kegiatan main lebih menitik
beratkan pada kegiatan keagamaan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan
kegiatan bermain yang memfokuskan pada pembiasaan beribadah dan
mengenal Simbol dan huruf keagamaan misalnya untuk centra Agama Islam
mengenal huruf hijaiyyah dengan cara bermain sambil belajar. Efek yang
diharapkan adalah tertanamnya akhlakul karimah. Ikhlas, sabar, dan senang
menjalankan perintah agama.
f. Sentra Seni dan Kreatifitas Sentra ini menitik beratkan pada kemampuan
anak dalam berkreasi. Kegiatan di sentra ini dilaksanakan dalam bentuk proyek,
dimana anak diajak untuk menciptakan kreasi tertentu yang akan menghasilkan
sebuah karya. Efek yang diharapkan adalah anak dapat berfikir secara kreatif. .
Konsep Multiple Intelegensi
Kecerdasan ( intelegensi ) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta
berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri
terhadap situasi baru. Kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang dimiliki
seseorang disebut dengan kecerdasan.
Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegensi (MI)
Strategi Pembelajaran MI pada hakekatnya adalah upaya mengoptimalkan
kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk mencapai
kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum

Anda mungkin juga menyukai