PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah menurunkan Islam dan menjadikan kitab suci Al-Quran sebagai
petunjuk bagi seluruh makhluk di dunia. Al-Quran diturunkan melalui seorang
perantara yang mulia, yakni Nabi Muhammad SAW, yang memiliki misi yang
mulia yaitu membangun manusia yang beradab dan menyebarkan keadilan
dimuka bumi. Al-Quran dan Al-Hadist sebagaimana yang diajarkan oleh
Rosululloh SAW, hendaknya dijadikan pedoman hidup agar manusia saling
menyayangi dan menghormati dalam hidup bermasyarakat. Beliau mengajarkan
agar manusia mempergunakan kemampuan dan potensi dirinya sebagai pribadi
yang bebas. Kebebasan merupakan unsur kehidupan yang paling mendasar yang
digunakan sebagai syarat untuk mencapai keseimbangan hidup.
Perkembangan Ekonomi Islam menjadi sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan sejarah Islam. Mengapa saat ini perkembangan
pemikiran Ekonomi Islam, yang mana 6 abad yang lalu pernah menjadi kiblat
pengetahuan dunia, kurang dikenal dan berpengaruh dalam kehidupan
masyarakat? Hal ini dikarenakan kajian-kajian pemikiran Ekonomi Islam kurang
tereksplorasi di tengah maraknya dominasi ilmu pengetahuan konvensional
(Barat) sejak runtuhnya kekhalifahan Islam di Turki lebih dari 8 dasawarsa yang
lalu. Akibatnya, perkembangan Ekonomi Islam yang telah ada sejak tahun 600M
kurang begitu dikenal masyarakat. Ekonomi Islam kurang mendapat perhatian
yang baik, sebab masyarakat tidak mendapatkan informasi yang memadai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem ekonomi pada masa nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana sistem ekonomi pada masa abu Bakar As-Siddiq?
3. Bagaimana sistem ekonomi pada masa Umar ibnu Khottob?
4. Bagaimana sistem ekonomi pada masa Ustman bin Affan?
5. Bagaimana sistem ekonomi pada masa Ali bin Abi Tholib?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Ekonomi Pada Masa Nabi Muhammad SAW
Setelah diangkat sebagai kepala Negara , Rosulullah SAW segera
melakukan perubahan drastis dalam menata kehidupan masyarakat madinah. Hal
utama yang dilakukan oleh rosulullah SAW. Adalah membangun sebuah
kehidupan sosial, baik dilingkungan keluarga, masyarakat, institusi, maupun
pemerintahan, yang bersih dari berbagai tradisi, ritual dan norma yang
bertentangan dengan prinsip ajaran islam. Seluruh aspek kehidupan masyarakat
disusun berdasarkan nilai-nilai qurani seperti persaudaraan, persamaan,
kebebasan dan keadilan.
Madinah merupakan Negara yang baru terbentuk yang tidak memiliki
harta warisan sedikitpun. Hal ini merupakan implikasi nyata dari kehidupan
masyarakat. Madinah yang masa lalu selalu dihiasi oleh berbagai peperangan
antar suku yang tidak pernah berhenti, hingga islam hadir ditengah-tengah
mereka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat madinah
masih sangat tidak menentu dan memprihatinkan yang mengidintifikasikan bahwa
Negara tidak dapat dimobilisasi dalam waktu dekat
Rasulullah SAW mengawali pembangunan madinah dengan tanpa sumber
keuangan, kau muhajirin tidak memiliki kakayaan karena mereka meninggalkan
seluruh hartanya dimekah, oleh karena itu, rosulullah mempersaudarakan kaum
muhajirin dan anshor sehingga dengan sendirinya terjadi resdristrbusi kekayaan.
membayar zakat.
Tidak menjadikan akhli badar (orang-orang yang berjihad pada
negara.
Mengelolah barang tambang (rikaz) yang terdiri dari emas, perak,
perunggu, besi, dan baja sehingga menjadi sumber pendapatan
negara.
Menetapkan gaji pegawai berdasarkan karakteristuk daerah
kekuasaan masingmasing.
Tidak merubah kebijakan rasullah SAW dalam masalah jizyah.
Sebagaimana Rasullah Saw Abu Bakar RA tidak membuat
ketentuan khusus tentang jenis dan kadar jizyah, maka pada masanya,
jizyah dapat berupa emas, perhiasan, pakaian, kambing, onta, atau benda
benda lainya.
c. Sistem ekonomi
Pada masa pemerintahan Abu Bakar As-Shiddiq belum banyak
perubahan dan inovasi baru yang berkaitan dengan sektor ekonomi dan
keuangan negara. Kondisinya masih seperti pada masa Rasulullah Saw.
Kondisi ini dibentuk oleh konsentrasi Abu Bakar untuk mempertahankan
eksistensi Islam dan kaum Muslimin. Para sahabat masih terfokus untuk
memerangi mereka yang enggan membayar zakat setelah wafatnya
Rasulullah dan memerangi yang murtad dan gerakan nabi palsu.
Hasil pengumpulan zakat dijadikan sebagai pendapatan Negara
dan disimpan dalam Baitul Mal untuk langsung didistribusikan
seluruhnya kepada kaum muslimin hingga tidak ada yang tersisa. Seperti
halnya Rasulullah Saw., Abu Bakar As-Shiddiq juga melaksanakan
kebijakan pembagian tanah hasil taklukan yang lain tetap menjadi
tanggungan Negara dalam mendistribusikan harta Baitul Mal tersebut,
Abu Bakar menerapkan prinsip kesamarataan, yakni memberikan jumlah
yang sama kepada semua sahabat Rasulullah Saw
Dengan demikian, selama masa pemerintahan Abu Bakar, harta
Baitul Mal tidak pernah menumpuk dalam jangka waktu yang lama
karena langsung didistribusikan kepada seluruh kaum muslimin. Sewaktu
Abu Bakar ash-Shiddiq wafat pun, hanya ditemukan satu dirham dalam
perbendaharaan Negara. Apabila pendapatan meningkat, seluruh kaum
muslimin mendapat manfaat yang sama dan tidak ada seorang pun yang
dibiarkan dalam kemiskinan. Kebijakan tersebut berimplikasi pada
peningkatan aggregate demand dan aggregate supply yang pada akhirnya
akan menaikkan total pendapatan nasional
2. Ekonomi Islam pada Masa Umar bin Khottob
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan
perpecahan dikalangan umat islam, abu bakar As-shiddiq bermusyawarah
dengan para pemuka sahabat tentang calon penggantinya. Berdasarkan
hasil musyawarah dengan para pemuka sahabat tentang calon
10
11
12
13
14
15
bin Harith. Surat itu antara lain mendeskripsikan tugas kuwajiban dan
tanggung jawab penguasa, menyusun prioritas dalam melakukan
despensasi dalam keadilan, control atas pejabat tinggi dan staf,
menjelaskan kebaikan dan kekurangan jasa, hakim, abdi hukum,
pengiraian pegawai administrasi dan pengadaan bendahara.
Jadi, pada khalifah ali bin abi thalib berkaitan dengan kebijakan
yang dilakukanya selama enam tahun kepemimpinannya adalah :
1) Pendistribusian seluruh pedapatan yang ada pada baitul maal berbeda
dengan umar yang menyisihkan untuk cadangan.
2) Pengeluaran angkatan laut dihilangkan.
3) Adanya kebijakan pengetatan anggaran.
4) Dan hal yang sangat monumental adalah pencetakan mata uang sendiri
atas nama pemerintahan islam, dimana sebelumnya kekhalifahan islam
menggunakan mata uang dinar dari Romawi dan dirham dari Persia.
Pemerintahan Ali bin Abi thalib berakhir dengan terbunuhnya
beliau di tangan Ibnu Muljam dari kelompok khawarij
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasulullah SAW merupakan kepala Negara pertama yang
memperkenalkan konsep baru dibidang keuangan Negara diabad ke 7tempat pusat
pengumpulan dana itu disebut Baitul Al-Mal yang dima sa nabi Muhammad
terleta dimasjid nabawi. Pemasukan Negara yang sangat sedikit disimpan
dilembaga ini dalam jangka waktu yang pendek untuk selanjutnya didistrbusikan
seluruhnya kepada masyarakat.
1. Pendapatan Baitul Mal
a) Kharaj
b) Zakat
c) Khum
d) Jizyah
2. Pengeluaran Baitul Mal
Pada masa Rosulullah SAW dana baitul Mal di alokasikan untuk
penyebaran islam, pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu
pengetahuan, pembangunan infrastruktur, pembangunan armada perang dan
keamanan, dan penyediaan layanan kesejahteraan social.
3. Instrument kebijakan fiscal
a) Meningkatkan pendapatan nasional dan tingkat partisipasi kerja
b) Kebijakan pajak
c) Anggaran
d) Kebijakan fiskal khusus
Abu Bakar As-Shiddiq menerapkan praktek akadakad
perdagangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Selama masa khalifahnya
Abu Bakar As-Shiddiq R.A. menerapkan beberapa kebijakan umum,
antara lain sebagai berikut
17
18
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kepemilikan tanah.
Zakat.
Ushr.
Shodaqoh untuk orang non-muslim.
Koin.
Klasifikasi pendapatan Negara.
Pengeluaran Negara.
Hal-hal yang dilakukan oleh khlifah Usman bin affan dalam sistem
ekonominya adalah, diantaranya adalah :
1.
2.
3.
4.
Pembangunan pengairan.
Pembentukan oraganisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan.
Pembangunan gedung pengadilan, guna menegakkan hukum.
Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepada individu dan
hasilnya mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan masa
pemerintahan Umar bin khatab r.a dari Sembilan juta menjadi lima puluh juta
dirham.
Khalifah ali bin abi thalib berkaitan dengan kebijakan ekonomi yang
19
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Amalia, Euis, M.Ag. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik
Hingga Kontemporer, Gramata Publishing, Depok:2010
Ir. H. Azwar karim, Adiwarman, S.E., M.B.A, M.A.E.P,Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta:2012
Pusat pengkajian dan pembangunan ekonomi islam (P3EI), Ekonomi Islam, Raja
Grafindo Persada, jakarta: 2012
Ir. H. Adiwarman A.K., Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,hal.23
Tim P3EI, universitas islam Indonesia Yogyakarta, Ekonomi islam, hal. 98
20