--------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------[1]lihat min asaalibi rrasuul fi ttarbiyah oleh najib al aamir, hal: 30.
pendidikan dengan nasihat
dan petunjuk para ulama salaf (klasik) mengenai hal tersebut.
yaitu contoh dari makna nasihat yang di inginkan yang dapat membantu
seorang anak memahami maksud dari nasihat tersebut.
ketika terjadi suatu peristiwa maka hal ini dapat di jadikan oleh seorang
pembina atau orangtgua untuk memberikan nasihat, seperti peristiwa
kerusakan akibat dari peperangan dan kelaparan, agar anak dapat
mengingat nikmat atau karunia allah swt., hal ini akan sangat berpengaruh
pada jiwa anak sehingga nasihat tersebut dapat membekas dengan sangat
dalam ke dalam jiwa sang anak.[5]
termasuk juga petunjuk mereka adalah mengajak anak ngobrol yang dapat
di terima oleh akalnya, berlemah lembut ketika mengajaknya ngobrol,
sehingga nasihat yang akan di sampaikan dapat tertanam di dalam
jiwanya[7]
-------------------------------------------------------------------------------[1]lihat tarbiyatul al aulaad fil islaam oleh abdullah naashih ulwaan, hal:
2/645.
[2]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 187.
[3]lihat asaalibu tarbiyah al islaamiyah oleh abdul wahab al yabtin, hal: 48.
[4]lihat ushuulu tarbiyah al islaamiyah oleh abdurrahman an nahlaawi, hal:
206.
[5]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 387.
[6]lihat tarbiyatul al aulaad fil islaam oleh abdullah naashih ulwaan, hal:
2/686.
[7]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad nur suwaied, hal:
335-336.
[8]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 187.
pendidikan dengan anjuran
ancaman dan anjuran adalah merupakan faktor-faktor yang sangat urgen
dan pokok untuk mengembangkan akhlak yang baik serta memperkuat
nilai-nilai moral di dalam masyarakat[1], hal ini merupakan hal yang sangat
tidak menjadikan imbalan sebagai syarat untuk berbuat, hal ini terlaksana
dengan tidak memberikan imbalan kepada anak atas perbuatan yang urgen
seperti makan atau menertibkan kamarnya dll, bahkan di kurangi imbalan
terhadap akhlaknya yang baru dan benar[5]dan seharusnya imbalan
tersebut tidak di janjikan sebelumnya, karena jika di dahului dengan janjijanji akan menjadikannya sebagai suatu syarat untuk melakukan perbuatan.
[3]lihat atstsawaab wal iqaab oleh ahmad ali badawi, hal: 62-65.
[4]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 377-378.
[5]lihat atstsawaab wal iqaab oleh ahmad ali badawi, hal: 61-62.
[6]lihat akhthau tarbawiyah as syaiah oleh ummu hasan al hulwi, hal: 67,
dan al musykilaatu as suluukiyah nabih al ghibrah hal: 13.
pendidikan dengan ancaman
sekali, dua kali sampai tiga kali jika umurnya masih belum baligh, kemudian
pukulan tersebut tidak hanya pada satu tempat akan tetapi di pisahpisahkan, jika anak tersebut menyebut nama allah swt. dan meminta
pertolongan-nya maka orangtua harus menghentikan pukulannya[7],
karena hal ini akan menanamkan dalam jiwa anak peng-agungan terhadap
allah swt.
jangan menghukum anak jika sedang marah karena hal tersebut dapat
berlebihan dalam memberikan hukuman.
tidak memberinya hukuman jika anak merasakan kesakitan di sebabkan
kekeliruan (yang ia perbuat), dan cukup hanya menjelaskan hal tersebut[9].
-------------------------------------------------------------------------------[1]lihat hadiitsu ummahaat oleh sbuuk hal: 25-26.
[2]lihat masuliyatul abul muslim fi tarbiyatil walad oleh adnan baaharits,
hal: 86.
[3]lihat kaifa nurabbi thiflan oleh muhammad ziyaad hamdan, hal: 32-36.
[4]lihat atstsawaab wal iqaab oleh ahmad ali badawi, hal: 63-64.
[5]lihat asaablibu rrasuul fi tarbiyah oleh najib al aamir, hal: 33.
[6]lihat tarbiyatul al aulaad fil islaam oleh abdullah naashih ulwaan, hal:
7/727-728.
[7]lihat at tarbiyah oleh al ahwaani, 135, di ambil dari manhaj tarbiyah an
nabawiyah oleh muhammad nur suwaed
[8]lihat tarbiyatul aulaad fil islaam oleh abdullah naashih ulwaan, hal: 2/
727-728.
[9]lihat sumber yang telah lalu.