Makalah Radio D1
Makalah Radio D1
Oleh : Kelompok D 1
1.
2.
3.
4.
141610101068
141610101069
141610101070
141610101071
Rahang adalah salah satu dari dua struktur yang membentuk, atau
berada di dekat jalan masuk, ke mulut. Fungsi utama rahang adalah untuk
pemasukan makanan, pintu masuk ke mulut, dan atau pemrosesan awal
makanan (mengunyah). Istilah rahang juga secara umum digunakan untuk
keseluruhan struktur yang membentuk rongga mulut dan berfungsi membuka
dan menutup mulut. Rahang terbagi menjadi 2, yaitu Rahang atas (Os
Maxilla) dan Rahang bawah (Os Mandibulla).
Radiografi adalah alat yang digunakan dalam menegakkan diagnosis,
rencana pengobatan penyakit, dan evaluasi terhadap penyakit umum maupun
penyakit mulut tertentu. Radiologi merupakan salah satu unit penunjang medis
yang berfungsi sebagai alat penegak diagnosis berbagai jenis kelainan,
misalnya kelainan kongenital di rongga mulut.
Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis
kelainan saja atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara
bersamaan sebagai kelainan kongenital multipel. Terkadang suatu kelainan
kongenital belum ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi lahir, tetapi
baru ditemukan beberapa waktu setelah kelahiran bayi. Sebaliknya, dengan
kemajuan teknologi kedokteran, suatu kelainan kongenital telah diketahui
selama kehidupan fetus. Salah satu cara yang digunakan adalah radiografi.
Dengan menggunakan teknik radiografi, dapat mengetahui struktur
yang tidak dapat dilihat secara visual. Sehingga teknik ini dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa dalam menangani suatu penyakit termasuk kelainan
kongenital dan membedakannya dengan struktur normal yang ada di rongga
mulut. Pengetahuan dasar mengenai anatomi normal rongga mulut mutlak
diperlukan dalam menginterpretasi hasil radiografi. Struktur radiopak yang
normal dan patologis, serta benda asing diluar dari bidang fokus dapat
memberikan efek pada hasil radiografi yang mana akan menghambat
interpretasi atau bahkan menyebabkan kesimpulan diagnosis yang salah.
Sehubungan dengan pentingnya teknik radiografi dalam menegakkan
diagnosa, kami membuat makalah ini untuk membantu dalam mengetahui
gambaran radiografi kelainan kongenital di rongga mulut.
1. Foramen Mentale
margin. Lokasi foramen mentale juga berubah seiring dengan perubahan usia.Pada
masa anak-anak sebelum erupsi gigi, biasanya foramen mentale ditemukan lebih
dekat dengan ridge alveolar, ketika gigi sudah mulai erupsi foramen mental
emulai turun ke tengah-tengah antara margin atas dan batas bawah dan pada orang
dewasa yang sudah mempunyai gigi dalam waktu yang lama, foramen mentale
bergerak agak dekat dengan perbatasan inferior secara relative.
Gambaran Klinis
Foramen Incisivus
Kanalis Mandibula
sekali. Aliran kanal dapat terlihat antara foramen mandibula dan foramen mental.
Hanya jarang sekali terdapat pada radiograf dimana kelanjutannya ke anterior ke
arah midline. (White SC, Pharoah MJ. 2009)
Kanalis Nutrisi
Kanalis nutrisi merupakan struktur anatomi pada tulang alveolar. Kanalis ini
merupakan jalan masuk pembuluh darah dan nervus.lebar kurang dari 1 mm, dan
panjang vertikal di bawah apikal gigi.terlihat seperti garis vertikal yang radiolusen
di bawah akar gigi. Mudah dilihat di regio anterior.
Fossa Submandibula
Fossa submandibula atau fovea mandibula merupakan suatu cekungan pada sisi
medial badan mandibuladi bawah garis mylohyoid. Fossa submandibular ini
merupakan tempat untuk kelenjar submandibula.
Oral
Radiology
Genial Tubercles
Genial Tubercles ini juga dapat disebut sebagai spina mentalis. Letaknya
berada di permukaan lingual dari mandibula, sedikit di atas batas inferior dan di
dekat midline. Bentukan berupa tonjolan, seperti bentuk spin, sering terbagi atas
prominansia kanan dan kiri dan prominansia superior dan inferior. Genial
Tubercles
(Robert P. langlais. 2009. Exercises in oral radiology and interpretation 4th Edition. )
Secara radiografi kadang tampak sangat jelas dan tampak pada akar gigi
molar, tergantung sudut pengambilan.
Gambaran Klinis
Mental ridge
Mental ridge merupakan bentukan berupa garis tebal yang terletak pada
rahang bawah bagian anterior pada daerah lingual. Mental ridge berjumlah 1 dan
terletak pada rahang bawah. Selain itu mental ridge memiliki ketebalan sekitar 3-4
mm. Ditinjau dari radiodensitas normal, mental ridge berupa garis radiopak yang
tebal yang melintang di daerah apikal dari gigi geligi anterior rahang bawah yang
dapat dilihat pada gambar dibawah. Teknik foto radiografi yang digunakan
biasanya adalah teknik radiografi oklusal rahang bawah (900).
Foramen Lingualis
Foramen lingualis merupkan suatu saluran untuk pembuluh darah dan
saraf guna menginnervasi mandibula dan mengangkut zat-zat yang dibutuhkan
oleh mandibula. Foramen lingualis terdapat pada permukaan lingual dari garis
tengah mandibula di wilayah spina entalis. Seringkali ada dua atau bahkan
lebih foramen tersebut. Foramen superior berisi bundel neurovaskular dari
arteri lingual dan saraf, sedangkan foramen inferior disuplai dari sublingual
atau arteri submental dan dari saraf milohioid. Foramen lingualis biasanya
divisualisasikan sebagai radiolusen bulat kanal tunggal dengan batas jelas
terletak di garis tengah di bawah apeks dari gigi insisiv. (White SC, Pharoah
MJ. 2009)
Gambar
Mandibula
yang
menunjukkan adanya foramen
lingualis
Source: Atlas Anatomi Manusia
Sobotta, Jilid 1, Edisi 23.
Keterangan:
2. Mental ridge
3. kanalis lingualis
4. Border mandibula
Source: Bahan ajar Radiografi
Anatomi Lanmark Rongga
Mulut, drg. Peni Pujiastuti,
M.Kes
Posterior
border
jaw
Taudontism
Taurodontia adalah pelebaran ruang pulpa dengan karakteristik seperti
tanduk sapi. Gigi mempunyai panjang normal dengan perbandingan mahkota dan
akar gigi yang tidak normal. Taurodontia merupakan kelainan atau anomali
dengan rongga pulpa yang membesar dan jarak CEJ menuju bifurkasi bertambah
besar. Ukuran mahkota dan panjang gigi normal namun panjang akar memendek
sehingga terlihat akarnya menebal. Banyak terjadi pada gigi molar dan ruang
pulpa terlihat silindris. Etiologi dari taurodonsia adalah kelainan herediter yang
dapat ditemukan pada beberapa sindrom yaitu tricodentoosseous sindrom (TDO)
dan otodental dysplasia.
Penyakit defisiensi vitamin D (Rickets), anak dengan celah bibir/langitlangit, Down syndrome, kelainan jantung bawaan, penyakit gangguan
metabolisme, cerebral palsy, dll.
2.
Gangguan pada masa kelahiran, seperti kelahiran sulit (bayi kurang oksigen),
berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, kernikterus (kuning patologis pada
bayi), dll.
3.
4.
Infeksi dan trauma pada gigi susu dapat berakibat hipoplasia email pada gigi
tetap penggantinya.
Pemeriksaan radiografi hypoplasia enamel menggunakan foto panoramic
terlihat enamel yang tipis dengan gambaran radiopak yang kurang dari normalnya.
Tampak bentukan yang ireguler pada mahkota karena menipisnya atau hilangnya
email.
Enamel Pearl
Enamel pearl adalah kondisi enamel yang ditemukan pada lokasi yang
tidak seharusnya, seperti pada permukaan akar gigi. Enamel pearl jarang
ditemukan pada gigi dengan akar tunggal. Lokasi yang paling sering ditemukan
adanya enamel pearl adalah daerah furkasi akar molar ketiga rahang atas dan
bawah.
Enamel pearl yang terbentuk pada dasarnya berasal dari epithelial root
sheath of Hertwig. Sesudah tahap pembentukan dentin di daerah akar gigi,
epithelial root sheet akan hancur dan bergerak menjauh dari permukaan akar
sehingga sel-sel dari dental sac berkontak dengan pre dentin untuk berdiferensiasi
menjadi sementoblasts dan mulailah proses deposisi sementum. Namun, jika sel-
sel epithelial root sheath of Hertwig tetap menempel pada predentin, mereka dapat
berdiferensiasi menjadi ameloblasts dan berdeposit menjadi enamel. Tetesan
seperti enamel tersebut disebut juga Enamel Pearls.
4. Dilaserasi
Dilaserasi merupakan penyimpangan pertumbuhan gigi sehingga
hubungan aksial antara mahkota dan akar berubah sehingga gigi melengkung
membentuk kurva atau sudut. Lengkungan dapat terbentuk dibagian mana saja
tergantung seberapa jauh pembentukan gigi pada saat terkena trauma. Kadang gigi
yang mengalami dilaserasi dapat mengalami kesulitan untuk tumbuh ke posisi
yang normal dalam rongga mulut sehingga harus dilakukan pencabutan. Pada
radiograf terlihat akar yang melengkung tidak pada tempatnya.
Amelogenesis imperfecta
Odontodisplasia
Odontodysplasia adalah kelainan terlokalisasi yang hanya mengenai sekelompok
gigi yang berdekatan dalam satu lengkung rahang. Pada keadaan ini, terlihat
adanya malformasi dan kalsifikasi yang buruk. Gigi mempunyai lapisan email
yang tipis, hipoplasi dan hipokalsifikasi. Selain itu lapisan dentinnya tipis, tidak
sebanding dengan lapisan predentin yang tebal dan rongga pulpa yang besar.
Kelainan ini biasanya mengenai gigi sulung dan gigi permanen. Etiologi dari
anomali gigi ini masih belum pasti, meskipun beberapa faktor seperti trauma lokal
atau infeksi, obat-obatan teratogenik, ketidakcocokan-Rh, radiasi, kerusakan saraf,
gangguan metabolik dan gizi, kekurangan vitamin, kerusakan saraf, dan lain-lain.
Secara radiograf, lapisan email dan dentin terlihat radiolusen. . Lapisan
dentinnya tipis, tidak sebanding dengan lapisan predentin yang tebal dan rongga
pulpa yang besar.
Dens invaginatus
Kelainan ini ditandai dengan adanya invaginasi mahkota gigi dan akar
pada saat sebelum kalsifikasi terjadi. Dikenal ada dua bentuk dens invaginatus,
yaitu dens invaginatus koronal dan dens invaginatus radikuler. Pada umumnya
invaginasi yang terjadi cukup besar sehingga terlihat seperti gigi di dalam gigi.
Oleh karena itu kelainan ini dikenal juga sebagai dens in dente. Secara Radiograf
terlihat jelas bentukan gigi didalam gigi.
Dens Evaginatus
Dens evaginatus adalah suatu anomali pertumbuhan, terdiri dari tonjol
ekstra yang langsing, runcing pada permukaan oklusal atau ridge bukal triangular.
Dens Evaginatus diduga berkembang dari proliferasi dan pelipatan abnormal dari
inner epithel layer dan sel ectomesenchymal yg terletak di bawah papilla dental
ke retikulum stellata enamel organ selama tahap bel stage pembentukan gigi.
Hasil pembentukan di definisikan sebagai tuberkulum atau elevasi padat tambahan
pada beberapa bagian permukaan mahkota . Pada radiograf terlihat bentukan
radiopak yang menonjol pada mahkota gigi.
Supernumerary teeth
Istilah yang menunjukkan gigi tetap atau sulung kelebihan. Hal itu kirakira 8 kali lebih sering di maksila daripada di mandibular dan paling sering pada
gigi-geligi tetap.
Gigi kelebihan paling umum adalah mesiodens yang terletak baik erupsi
maupun impaksi diantara kedua insisivus sentral atas. Dapat mempunyai ukuran
dan bentuk yang normal, tetapi biasanya merupakan sebuah gigi kecil dengan
mahkota berbentuk konus dan akar pendek.
Mesiodens
Mesiodens merupakan keliainan konenital dimana gigi berlebihan yang
terbentuk pada daerah gigi insisif
.
Gejala Klinis
Bentuknya menyerupai gigi asli yang lebih sering terjadi pada gigi tetap
dibandingkan gigi susu. Elementnya sering berbentuk kerucut dan terletak
diantara dua incisive lateral.
insisif depan
berlebih
Distomolar
Distomolar adalah kelainan jumlah gigi yang berlebih di bagian distal
molar ke 3 rahang atas dan atau rahang bawah.Merupakan kelainan
supernumerary teeth kedua yang paling sering terjadi. Distomolar ini tidak
menghambat erupsi gigi permanen molar 1 dan molar 2.
Gejala Klinis
Apabila dilihat dengan foto rontgen tampak pasien memiliki 4 gigi molar,
karena terdapat gigi tambahan di bagian distal gigi molar ke-3.Bentuk dan ukuran
distomolar dapat menyerupai bentuk dan ukuran normal gigi molar ataupun dapat
memiliki bentuk yang belum sempurna dan ukuran yang lebih kecil.
Hasil Foto Radiologi
Distomolar
Distomolar terlihat pada gigi yang berelasi dengan gigi molar ke 3 rahang
bawah. Distomolar dapat erupsi atau impaksi
Paramolar
Geminasi
Gemination (geminasi) adalah suatu keadaan di mana satu benih gigi
mengalami proses pemisahan yang tidak sempurna pada saat perkembangannya,
sehingga mahkotanya tampak terbelah tapi memiliki satu akar. Kelainan ini
disebabkan karena faktor herediter.
Gambaran klinis dari geminasi adalah mahkota gigi yang mengalami
geminasi terlihat lebih lebar daripada gigi normal, dengan cekungan pada tengahtengah mahkota, membujur dari puncak mahkota sampai leher mahkota
gigi.Jumlah gigi normal. Kelainan ini dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi
tetap.
Pada pemeriksaan radiografi, tampak bahwa pada gigi yang mengalami
geminasi terdapat outline yang radiopak pada daerah yang mengalami invaginasi.
Concrescence
Concrescence terjadi ketika akar dari dua atau lebih gigi baik gigi permanen
maupun gigi desidui berfusi pada sementum. Jika kondisi ini terjadi selama
perkembangan, sering disebut sebagai true concrescence. Jika kondisi ini terjadi
kemudian, disebut acquired concrescence.
Concrescence merupakan keabnormalan gigi yang terjadi pada tahap aposisi
dan maturasi, dan faktor etiologinya adalah injuri traumatic atau gigi yang
crowded.
1. Microdontia yang mengenai seluruh gigi jarang terjadi dan bisa ditemukan
pada kelainan yang diturunkan dari orangtua (kongenital hypopituitarism).
Radiasi atau perawatan kemoterapi saat pembentukan gigi
2. Adanya mutasi pada gen tertentu pada microdontia lokal
3. Bagian dari sindroma tertentu (penyakit yang terdiri dari beberapa gejala yang
timbul bersama-sama), seperti sindroma trisomy 21 atau sindroma ectodermal
dysplasia. Selain itu microdontia juga sering ditemui pada kelainan cleft lip and
palate (bibir sumbing dan celah pada langit-langit rongga mulut).
Macam
Ada 3 tipe :
1. True generalized mirodontia
- ukuran rahang normal
- semua gigi kecil, crown pendek, bentuk seperti palu (insisal lebih kecil
2.
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara membedakan enamel pada gambaran hypoplasia enamel dan
hipokalsifikasi enamel ? (Nakhita Lintang, 141610101085)
Pada hypoplasia enamel terlihat gambaran radiopak yang kurang dari normalnya,
sedangkan pada hipokalsifikasi enamel terlihat gambaran radiopak enamel
menyerupai radiopak pada dentin sehingga sulit dibedakan.
2. Bagaimana cara membedakan gambaran radiolusen pada amelogenesis
imperfect dengan radiolusen karies? (Sepma viraticha, 141610101084)
Pada amelogenesis gambaran radiolusen menyeluruh seluruh gigi tidak dapat
dibedakan enamel dan dentinnya, apabila karies jarang sekali terjadi karies yang
sama pada seluruh gigi, sehingga berbeda dengan amelogenesis imperfect.
3. Mengapa taurodism terjadi pada semua gigi? (Rudy ramadhana,
141610101088)
Taurodism yang terjadi pada semua gigi dapat disebabkan oleh factor sistemik
atau kelainan lain seperti sindrom down. Namun harus dibedakan dengan gigi
sulung.