PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab
penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer.
Seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru
disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner,
fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke .Hipertensi pada dasarnya mengurangi
harapan hidup para penderitanya.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk menjelaskan tentang hipertensi postpartum dan penatalaksanaannya sehingga
dapat menangani pasien dengan kejadian hipertensi postpartum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tujuan Khusus
Dapat mengetahui tentang pengertian hipertensi post partum
Dapat mengetahui tentang macam-macam hipertensi post partum
Dapat mengetahui tentang manifestasi klinis hipertensi post partum
Dapat mengetahui tentang patofisiologi hipertensi post partum
Dapat mengetahui tentang klasifikasi hipertensi post partum
Dapat mengetahui tentang komplikasi hipertensi post partum
Dapat mengetahui tentang penanganan dan penatalaksanaan hipertensi post partum
BAB II
PEMBAHASAN
HIPERTENSI POST PARTUM
A. Pengertian
Hipertensi post partum adalah peningkatan tekanan darah dalam 24 jam pertama dari
nifas pada wanita yang tadinya normotensi dan hipertensi akan berangsur angsur hilang dalam
waktu 10 hari.
Hiperytensi post partum disebut juga dengan transient hypertension dengan tekanan darah
140/90 mmHg.
B. Macam macam Hipertensi
1) Hipertensi Essentialis ( Hipertensi Primer )
Adalah penyakit hipertensi yang kronis dan disebabkan oleh arteriosclerosis.
Penyakit hipertensi essentialis pada post partum merupakan kelanjutan dari hipertensi
yang terjadi pada kehamilan minggu ke 20 dan hipertensi tetap pada sebuah persalinan.
Hipertensi ini sering menimbulkan dan menyebabkan kelainan pada jantung ( membesar ), pada
ginjal, otak dan retina.
Untuk mendiagnosa hipertensi essentialis, yaitu:
Tensi 140/90 mmHg
Terjadi dalam 24 jam post partum
Gejala hipertensi essentialis post partum, yaitu:
Tensi yang naik, yaitu dengan sistolis 30 mmHg dan diastolis 15 mmHg.
Proteinuria yang hebat
Timbulnya odema
Tanda tanda hipertensi essentialis post partum , adalah ;
Pembesaran jantung
Faal yang kurang
Kelainan pada retina ( haemorhagi atau exudat )
E. Patofiologi
Penurunan sintesis PGe in utero
pesar
gangguan fungsi
sampai habis
ginjal
Igregasi trombosit
penurunan
bersihan asam
urat
Hipovolomia
peningkatan
diseminata (PIC)
Koagulasi intravaskuler
asam urat
Hemo konsentrasi
Invasi tromboplastin
peningkatan
hematokrit
viskositas
penentuan
Koagulasi intravaskuler
darah
fibrinogen)
Hipertensi (tekanan
edema
syok reaksioner)
perburukan
Sistolik ( mmHg )
< 140 mmHg
140 130 mmHg
140 160 mmHg
> 180 mmHg
Diastolik ( mmHg)
< 90 mmHg
90 105 mmHg
90 95 mmHg
> 105
berat
Hipertensi sistolik
<90 mmHg
terisolasi
Hipertensi sistolik
< 90 mmHg
perbatasan
G. Komplikasi
Komplikasi terjadi pada :
Bagi ibu
-
Perdarahan
Payah jantung
Uremia
Bagi bayi
-
Prematur
Dismatur
BBLR
H. Penanganan
Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan ( IMT 27 )
Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na / 2,4 gr, Na / 6 gr Nacl / hari)
Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
Berhenti merokok ( apabila ibu post partum selama dan sebelum hamil ketergantungan rokok )
dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan
Dianjurkan untuk memakai kontrasepsi bila jumlah anak belum cukup selama beberapa tahun
Bila jumlah anak sudah cukup, dianjurakan untuk segera melakukan tubektomi
Terapi sedative misal fenoarbital 30 mg ( dapat diberikan jika dianggap perlu ) obat obatan anti
hipertensi seperti reserpin dan metal dopa untuk mengendalikan hipertensi.
Istirahat cukup pada tidur malam , sekurang kurangnya 8 jam dan tidur siang kurang lebih 2
jam.Pekerjaan rumah tangga dikurangi.
Obat penenag ( solution charcot , diazepam ( valium ) ,prometazin / obat tidur dalam dosis
rendah.
Pendekatan secara psikologis
Diet tinggi protein , rendah hidrat arang , rendah lemak dan rendah garam
BAB III
KASUS
Pada tanggal 2 Januari 2011 Nu X telah melahirkan anaknya yang kedua dengan normal
berjenis kelamin laki-laki di BPS Amanda Tulungagung. Setelah melahirkan 2 hari Ny. X
mengatakan mengeluh pusing dan gangguan penglihatan. Mulanya dia menganggap hal tersebut
adalah hal yang wajar namun semakin lama keluhan yang dirasakan semakin hebat dan akhirnya
Ny. X memeriksakan keadaannya di BPS Amanda Tulungagung. Dari hasil pemeriksaan bidan
mendiagnosa bahwa Ny. X menderita Hipertensi Post Partum.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
1. DATA DASAR
Pengkajian dilakukan pada hari Minggu 02 Januari 2011 pukul 11.00, di BPS Amanda
Tulungagung.
1.1 DATA SUBYEKTIF
1.1.1
Biodata
Nama istri
: Ny. X
Umur
: 35 th
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pekerjaan
Penghasilan
: -
Kawin ke
: 1 (satu)
Umur kawin
: 24 thun
Lama kawin
: 11 tahun
Alamat
Nama suami
: Tn. B
Umur
: 37 thn
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pekerjaan
: Wiraswasta
Penghasilan
: Rp 1.000.000,-/ bulan
Kawin ke
: 1 (satu)
Umur kawin
: 26 thun
Lama kawin
: 10 tahun
Alamat
1.1.2
Keluhan Utama
Klien mengatakan setelah melahirkan anak kedua, akhir-akhir ini mengeluh sakit kepala dan
gangguan penglihatan
1.1.3
Riwayat Kebidanan
1.1.3.1
Riwayat Menstruasi
a.
Menarche Umur
: 13 Tahun
b. Siklus
: 28 hari
c.
: 6 Hari
Lamanya
d. Banyaknya
a.
Konsistensi
b. Warna
c.
Bau
d. Dysmenorhoe
e.
Flour Albus
dan tidak gatal
f.
HPHT
: 29 Maret 2010
g. HPL
: 31 Desember 2010
h. UK
: 38 minggu
1.1.3.2
Riwayat Persalinan
Suam
i Ke
Hami
l Ke
L/
P
Umur
kehamila
n
Hidu
p/
Mati
Tempat
Persalina
n
38
minggu
hidu
p
Rumah
Bidan
Penolon
g
Cara
persalina
n
penyulit
Lam
a
Nifa
s
Bidan
40
hari
Kelaina
n
KB
Suntik,
tidakad
a
keluhan
-
1.1.3.3
38
minggu
hidu
p
Rumah
bidan
Bidan
Lama
Menyusu
i
Usia
Anak
Sekaran
g
2 tahun
6 tahun
2 hari
rimester I : Mual muntah pada pagi hari, lemas, tidak tahan mencium bau-bauan yang tajam.
: Fe, Kalk.
Riwayat Persalinan
Ibu merasa kenceng kenceng hari Jumat tanggal 31 Desember 2010 jam 16.30 WIB
Bayi lahir pada tanggal 31 Desember 2010 jam 12.00 WIB jenis kelamin laki-laki BB 2700
gram, PB 43 cm, Agar score 8/10, rupture perineum tidak ada, perdarahan 50 cc, lamanya 15
menit
Klien mengatakan sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, sakit kepala dan gangguan penglihatan.
1.1.4
Riwayat kesehatan
1.1.4.1
Tidak ada penyakit menular seperti Hepatitis, Aids, PMS (penyakit menular seksual), Typoid.
Tidak ada penyakit menurun ( Herediter ) seperti Diabetes Melitus ( DM ), hipertensi.
Tidak ada penyakit menahun (kronis) seperti TBC, Asma.
Infeksi virus lain tidak ada TORCH ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus ) Herpes yang bisa
membuat bayi yang dikandung cacat.
Tidak ada riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
Tidak memiliki hewan peliharaan.
1.1.4.2
Keadaan Psiko-Sosial-Budaya
Pola Nutrisi
Selama hamil
:
Air putih
: 6 Gelas / hari
Teh hangat
: 2 gelas / minggu
b. Selama Nifas
Makan
: 3 x per hari 1 piring lebih dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan buah.
Minum
1.1.6.2
Air putih
: 9 Gelas / hari
Susu
: 2 gelas / minggu
Pola eliminasi
Selama hamil
BAB
1 kali / hari, warna cokelat, konsistensi lunak, bau khas, tidak nyeri, tidak
: 5 Kali / hari, warna jernih, bau amoniak, tidak nyeri, tidak ada darah atau pus.
Selama nifas
BAB
: 3 kali dalam satu minggu, warna cokelat, konsistensi lunak, bau khas, tidak nyeri, tidak ada
darah atau pus.
BAK
: 8 10 Kali / hari, warna jernih, bau amoniak, tidak nyeri, tidak ada darah atau pus.
1.1.6.3
a.
Pola aktivitas
Selama hamil
Klien mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibantu oleh mertua dan melayani suami dirumah.
Klien tidak banyak bekerja hanya memasak.
b. Selama nifas
Belum beraktifitas
1.1.6.4
Pola istirahat
a.
Selama hamil
Siang
Malam
b. Selama nifas
Siang
Malam
b. Selama nifas
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari.
1.1.6.6
a.
Pola Seksualitas
Selama hamil
TM I = 2 kali seminggu tidak ada keluhan
TM II = 3 kali seminggu tidak ada keluhan
b. Selama nifas
Belum pernah
1.1.6.7
a.
Ketergantungan
Selama hamil
Klien tidak pernah ketergantungan dengan obat-obatan tertentu, tidak minum beralkohol dan
tidak merokok.
b. Selama nifas
Tidak pernah minum beralkohol, tidak merokok, tidak ketergantungan pada obat-obatan tertentu
dan hanya mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan bidan.
epala
Muka
Mata
idung
Mulut
elinga
Kedaan umum
: baik
Kesadaran
: Composmentis
Postur tubuh
: Lordosis
Cara berjalan
: tegak
Tinggi Badan
: 158 cm
Berat badan
: 48 Kg
Lila
: 24 cm
1.2.2
Suhu
: 36 C
Nadi
: 85 x per menit
Tekanan darah
Respirasi
: 16 x per menit
1.2.3
1.2.3.1
Secara Umum
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
:
Tekstur rambut, warna hitam dan tidak bercabang, tidak ada kutu, ada
kelihatan menyeringai
:
keabu-abuan.
:
Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Bibir : simetris, tidak sumbing, tidak ada sariawan, tidak ada celosis.
Lidah : bersih, tidak glositis, warna merah jambu.
Gigi : Warna putih bersih, tidak ada caries, tidak ada gigi palsu.
Gusi : Warna merah jambu, sehat tidak gingivitis lepulis.
eher
ada
Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
Simetris, papila mammae, tidak ada luka, areola bersih, payudara besar,
ksila
bdomen
mitas atas
mitas bawah
lia
gangguan pergerakan.
:
pergerakan.
: Bersih, keluar loche rubra
1.2.3.2
eher
Palpasi
:
ayudara
Tidak ada benjolan dari payudara kanan dan kiri. Dengan gerakan bebas,
bdomen
1.2.3.3
ada
Auskultasi
:
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium:
Protein urine : + 1
Hb
1.2.4
: 10 gram%
Kesimpulan
No
1
DATA DASAR
S:
DIAGNOSA DAN
MASALAH
Diagnosa :
P2AO, Post partum hari
ke 2 , dengan masalah
anak 2 hari.
Klien mengeluh pusing
Suhu
: 36C
Nadi
Tekanan darah
Respirasi
: 16x / menit
Kesadaran
: Compos mentis
BB
: 48 Kg
Pemeriksaan
Inspeksi
No
DATA DASAR
DIAGNOSA DAN
MASALAH
: Hipertensi Berat
: Tidak ada
Tidak ada
V / VI / VII
N
o
1
Diagnos
Tujuan dan
a dan
Kriteria
Masalah
Diagnos
Keberhasilan
a:
Tujuan :
P2AO, 1)
Bina
Post
partum
IMPLEMENTA
INTERVENSI
1)
SI
1)
Hubungan
klien.
Saling Percaya
Rasional :
Kriteria
hari ke 2 keberhasilan :
masalah
terbuka dan
Hiperten
percaya
petugas kesehatan.
si post
sepenuhnya
partum.
kepada petugas2)
kesehatan dan
bekerja
melakukan
Rasional :
anjuran petugas
kesehatan.
dapat membantu
mempertahankan Hb.
1)
Menjaga agar
klien tidak
merasa cemas
3)
Hari : Minggu 2
Hari : Minggu 2
Januari 2010
Januari 2010
Pukul : 12.00
Melakukan
WIB
pendekatan pada
S:
bidan dengan
benar.
bisa membantu.
2)
membantu mempertahankan Hb.
bersedia
EVALUASI
O:
Memberitahukan Klien
HE tentang bahaya
mengatakan
jika Ibu tidak
bersedia
memnum Fe yaitu
melaksanakan
tentang cara-
anemia yang
cara mengatsi
rasa kurang
mempengaruhi
nyman karena
kesehatan dirinya.
hipertensi
Kriteria
keberhasilan :
A:
3)
Klien mengerti4)
Identifikasi penyebab
atau memahami
penjelasan
Rasional :
bidan untuk
mengatasi
kecemasan
Memberi jadwal
Masalah sudah
kunjungan ulang
teratasi
sebagian.
kemudian untuk
memantau
P:
kesejahteraan klien.
Rencana
sebab-sebab kecemasan.
2)
4)
Mengidentifikasi
dilanjutkan
penyebab
Langkah
kecemasan pada
selanjutnya
menganjurkan
memberitahukan
klien
Kriteria
bahwa
melaksanakan
keberhasilan :
Rasional:
kecemasannya itu
cara-cara
mengatsi rasa
kurang nyaman
karena
hipertensi
dicemaskan secara
dirumah dan
berlarut-larut.
menganjurkan
(Sumber :www.infokesehat
Memberi
an.com).
kenyamanan
pada klien
5)
Klien mengerti
atau memahami
bagaimana cara
menagatasi
ketidaknyaman6)
an karena
dan distraksi
hipertensi
5)
klien untuk
Mengajarkan posisi
segera
memeriksakann
menambah
ya jika terjadi
kenyamanan pasien
komplikasi.
Mengajarkan
pasien untuk
relaksasi dan
distraksi untuk
mengurangi rasa
sakit
7)
Berkolabirasi
dengan tim gizi dan
tim medis dalam
pemberian terapi
untuk mempercepat
proses penyembuah
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan dengan asuhan kebidanan ini, klien mengatakan persalinan ini merupakan persalinan
kedua. P2002, Post partum hari ke 2 , dengan masalah Hipertensi post partum.
Klien mengatakan mengeluh sakit kepala dan gangguan penglihatan sehubungan dengan
hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik sekurang kurangnya 30 mmHg atau
peningkatan tekanan diastolic sekurang kurangnya 15 mmHg atau adanya tekanan iastolik
sekurang kurangnya 90 mmHg.
2. SARAN
Profesi Bidan
Agar dapat membantu dan memberi perasaan puas dan menyenangkan bagi kita klien
serta dapat setia dan mendampingi dan menolong ibu-ibu pasca persalinan sampai sang Ibu dapat
merawat bayinya dengan baik.
Lahan Praktek
Agar lebih meningkatkan pelayanan potensi, dalam menjalankan tugasnya bidan
memiliki alat yang dinamakn standar pelayanan kebidanan, kode etik, dan etika kebidanan.
Memberikan pelayanan yang aman bagi masyarakat dan menjaga kebersihan, kerapian lahan dan
memajukan tenaga medis.
Nutrisi Pendidikan
Mendidik Mahsiswa untuk lebih professional aktyif dan maju.
Rekan Mahasiswa
Agar lebih saling melengkapi, saling membantu, mendukung dan bekerja sama.
8. Kreatinin meningkat
9. Trombositopenia
10. Peningkatan enzim hati
11. Pertumbuhan janin terhambat
12. Edema paru
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
1. CT-Scan Hepar menunjukkan hematom subkapsularis di hepar
2. MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar
tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan.
2.6 Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi prenatal dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 mingg,
kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
1. Penatalaksanaan di rumah sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup:
1. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari temuan-temuan
klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan
berat yang pesat
2. Berat badan saat masuk dan kemusian setiap hari
3. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari
4. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara tengah malam
dan pagi hari
5. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim hati dalam
serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
6. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara klinis maupun
USG
7. Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan
pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan
oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi
gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah
1. Terapi obat antihipertensi
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi
prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan
keparahan telah lama menjadi perhatian.
1. Penundaan pelahiran pada hiperetensi berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun
terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam
penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini
menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau menunggu terhadap kelompok tertentu wanita
dengan tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.
2.7 Komplikasi
1. Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi,
preload jantung yang secara nyata dipengaruhioleh berkurangnya secara patologis hipervolemia
kehamilan.
1. Perubahan hematologis
2. Gangguan fungsi ginjal
3. Edema paru
Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit tersebut. Prognosis untuk
hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini adalah penyakit paling berbahaya yang
dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Angka kematian ibu akibat hipertensi ini telah
menurun selama 3 dekade terakhir ini dari 5% -10% menadi kurang dari 3% kasus.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu proses
keperawatan. Proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat dalam melakukan praktek
keperawatan secara sistematis dalam mengatasi masalah keperawatan yang ada (Budianna
Keliat, 1994, 2 ).
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja
sama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal
( Carpenito, 2000, 2 ).
1.1 PENGKAJIAN
Pengumpulan data
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat. Pada wanita hamil
berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
Meskipun proporsi kehamilan dengan hipertensi kehamilan di Amerika Serikat pada dasawarsa
yang lalu meningkat hampir sepertiga. Peningkatan ini sebagian diakibatkan oleh peningkatan
jumlah ibu yang lebih tua dan kelahiran kembar. Sebagai contoh, pada tahun 1998 tingkat
kelahiran di kalangan wanita usia 30-44 dan jumlah kelahiran untuk wanita usia 45 dan lebih tua
berada pada tingkat tertinggi dalam 3 dekade, menurut National Center for Health Statistics.
Lebih jauh lagi, antara 1980 dan 1998, tingkat kelahiran kembar meningkat sekitar 50 persen
secara keseluruhan dan 1.000 persen di kalangan wanita usia 45-49; tingkat triplet dan orde yang
lebih tinggi kelahiran kembar melompat lebih dari 400 persen secara keseluruhan, dan 1.000
persen di kalangan wanita di mereka 40-an.
1. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala
terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria
(protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
1. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda
mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas
(epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan
apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma,
perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk
menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
1. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis hipertensi (tekanan
darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia
dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya
menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru
mengembalikan resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya faktor predisposisi.
1. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang disinyalir
sebagai penyebab jantung hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah
diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai
delapan kali
1. Riwayat psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana
perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.
1. Riwayat maternal
Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.
1. Pengkajian sistem tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload
jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik, perubahan volume darah
berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi memanjang. Yang
paling khas adalah trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya
kadar antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada
dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak
dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan
hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah
kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas,
depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan
pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital,
kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur),
epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral.
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu
dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian
besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan
pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus.
Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan
penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi garam,
protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub oksipital
berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan,
parestesia, hipotensi postural
3.2 DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian. Diagnosa
keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada kehamilan meliputi
hal-hal berikut.
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d
Hipertensi
Vasospasme siklik
Edema serebral
Perdarahan
Edema paru
Vasospasme sistemik
Hipertensi
Insufisiensi uteroplasenta
Kelahiran premature
Solusio plasenta
Implementasi
1. Memantau asupan oral dan
Rasional
1. MGSO4 adalah obat anti kejang
diuresis,
ifus IV MGSO4
2. Memantau urin yang kluar
3. Memantau edema yang
terlihat
4. Mempertahankan tirah
baring total dengan posisi
miring
Implementasi
3.3.2 Resiko
cedera tinggi pada
ibu b.d. iritabilitas
SSP
Tujuan :
gangguan
SSP akan
menurun
mencapai
tingkat
normal
Rasional
data-data dasar dugunakan untuk
memantau hasil terapi
(misal DTRs,klonus)
MGSO4 adalah obat anti kejang
1. Memantau pemberian IV yang bekerja pada sambungan
Kriteria
hasil :
klien tidak
mengalami kejang
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin
Implementasi
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
Rasional
Peningkatan DJJ sebagai indikasi
terjadinya hipoxia, prematur dan solusio
plasenta
3.3.4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
Kriteria hasil:
Rasional
Mandiri
1. Membantu menentukan jenis
intervensi yang diperlukan
2. Membuat perasaan terbuka dan
bekerja sama untuk memberikan
informasi yang akan membantu
mengatasi masalah
1. Keterlibatan meningkatka
perasaan berbagi, manguatkan
perasaan berguna, memberikan
kesempatan untuk mengakui
kamampuan individu dan
memperkecil rasa takut karena
ketidaktahuan