Revisi Makalah Food Commoditie
Revisi Makalah Food Commoditie
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat
dan petunjuk-Nya, sehingga Makalah yang berjudul Bahan pangan hewani : Daging sapi,
kambing dan babi dapat diselesaikan sebagaimana mestinya dalam rangka memenuhi tugas
pada mata kuliah Food commoditie and storing semester ganjil.
Adapun judul ini dipilih untuk menambah wawasan tentangbahan pangan hewani :
daging sapi, kambing dan babi terhadap kesehatan dan keberlangsungan hidup manusia.
Penyusun juga mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk kelompok 3
dan umumnya untuk kita semua.
Dalam penyusunan tersebut, tidak sedikit rintangan yang dihadapi penyusun dalam
segala aspek kegiatan. Maka dari itu penyusun , mengucapkan kata maaf jika terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan karya tulis ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih dan maaf jika ditemukan banyak kesalahan.
Semoga Tuhan YME memberkati sehingga makalah yang sederhana ini menjadi bermanfaat
dan senantiasa dalam ridho-Nya
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar2
Daftar Isi
..3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan penulisan . 5
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi daging .. 6
2.2 Penggolongan daging .. 7
2.3 Kualitas daging... 11
2.4 Karakas daging... 13
2.5 Teknik persiapan / penanganan daging .. 14
2.6 Teknik pengolahan daging ..17
2.7 Teknik penyimpanan daging .. 19
2.8 Contoh hidangan . 24
Daftar Pustaka . 29
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Bahan makanan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan mampu memelihara
tubuhnya serta berkembang biak. Manusia memerlukan bahan pangan untuk menunjang
kelangsungan hidupnya, untuk membangun sel-sel tubuh dan menjaga agar tubuh sehat dan
berfungsi sebagaimana mestinya (Winarmo, 1993).
Bahan pangan hewani adalah bahan pangan baik bahan mentah atau pun bahan olahan yang
berasal dari hewan. Bahan pangan hewani mempunyai sifat-sifat yang khas, baik sifat fisik,
sifat kimiawi maupun sifat biologinya, sehingga tidak bias digeneralisasi. Bahan pangan
hewani merupakan sumber bahan pangan yang kaya akan protein dan lemak.
Daging sapi (Bahasa Inggris: beef) adalah dagingyang diperoleh dari sapi yang biasa dan
umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah,
penggunaan daging ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai contohhas
luar, daging
iga dan T-Bone sangat
umum
digunakan
di Eropa dan
di Amerika
Serikat sebagai bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini sangat banyak
diperdagangkan. Akan tetapi seperti diIndonesia dan di berbagai negara Asia lainnya daging
ini banyak digunakan untuk makanan berbumbu dan bersantan seperti sup
konro dan rendang.Daging kambing adalah daging yang dihasilkan dari kambing (Capra
aegagrus). Enam persen daging yang diperdagangkan di dunia adalah daging kambing, dan
lebih dari 70 persen penduduk dunia memakan daging ini. Daging ini paling banyak dimakan
di Afrika, Asia, Amerika Tengah, dan Amerika Latin, dan tidak jarang di Eropa. Kawasan
yang paling banyak menggunakan daging kambing yaitu Afrika sub-sahara, Timur
Tengah, India,Pakistan, Meksiko, dan Karibia. Di Meksiko, kambing yang masih muda
(berusia di bawah satu tahun) disebut dengan Cabrito dan dagingnya banyak dikonsumsi di
sana.Daging babi (bahasa Inggris: pork) adalah daging yang diproduksi daribabi untuk
disembelih. Dalam beberapa kepercayaan agama abrahamik, babi tidak boleh untuk disentuh
(najis) dan dianggap haramuntuk dimakan. Contohnya adalah seperti ditulis dalam kitab
suciagama Islam Al-Quran. Babi juga diharamkan untuk dikonsumsi dalamagama
Yahudi dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di agamaKristen.
1.
2.
3.
4.
Memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah food commoditie and storing
Mengetahui konsep bahan pangan hewani (daging sapi, kambing dan babi)
Mengklasifikasikan dan penggolongan
Mengetahui teknik penyimpanan pada daging sapi, kambing dan babi
BAB II
PEMBAHASAN
5
digunakan
untuk
keperluan
konsumsi
makanan.
Di
setiap
daerah,
penggunaan daging ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai contohhas
luar, daging
Serikat sebagai
umum
digunakan
bagian
di Eropa dan
sapi
ini
di Amerika
sangat
banyak
diperdagangkan. Akan tetapi seperti diIndonesia dan di berbagai negara Asia lainnya daging
ini
banyak
digunakan
untuk
makanan
berbumbu
dan
bersantan
seperti sup
Kelompok
Diskipsi
Karkas yang berasal dari sapi dengan umur di bawah 1
Veal
Tahun
Karkas yang berasal dari sapi dengan umur 1 sampai
Yearling
Young
Young Prime
Prime
Cow / Steer / Ox
Potongan daging
1. Has dalam (tenderloin)
2. Has luar (striploin/sirloin)
3. Iga utuh
4. Lamusir (cube roll)
1. Tanjung (rump)
2. Kelapa (round)
3. Penutup (topside)
4. Pendasar (silverside)
II
1. Sengkel (shin/shank)
2. Daging iga (rib meat)
III
3. Persyaratan Mutu
3.1. Karkas
Tabel 3 - Tingkatan Mutu Karkas
Persyaratan mutu
No.
1
Jenis uji
Ketebalan lemak
II
III
< 12 mm
13 mm - 22
> 22 mm
mm
2
Konformasi
cekung - agak
cekung
Warna
Perubahan warna
skor 1- 3
rata -
sangat
cembung
cembung
skor 4 - 6
Skor 7 - 9
Ada satu
Ada satu
memar
memar atau
atau freeze
freeze burn
burn
dengan
diameter
kurang dari 2
cm di
bagian selain
daerah prime
cut
lebih dari 2
cm
di bagian
selain
daerah prime
cut dan atau
ada lebih dari
satu memar
dengan
diameter
kurang dari 2
cm selain
pada
prime cut
3.2. Daging
Tabel 4 - Tingkatan Mutu Daging
No.
1
Jenis uji
Warna daging
Warna lemak
Marbling
Tekstur
Persyaratan mutu
I
Merah terang
II
Merah kegelapan
III
Merah gelap
Skor 1- 5
Skor 6 - 7
Skor 8 - 9
Putih
Putih kekuningan
Kuning
Skor 1- 3
Skor 4 - 6
Skor 7 - 9
Skor 9 - 12
Skor 5 - 8
Skor 1 - 4
Halus
Sedang
Kasar
10
Warna merah pucat, merah keungu-unguan atau kecoklatan dan akan berubah menjadi
warna chery bila daging tersebut kena oksigen.
Serabut daging halus tapi tidak mudah hancur dan sedikit berlemak
Konsistensi liat, jika saat dicubit seratnya terlepas maka dagingsudah tidak baik.
Otot punggung yang banyak mengandung lemak, biasanya nampak kelabu putih
Pada umur tua, daging babi berwarna lebih tua, sedikit lemak dan serabut kasar
Pelayuan
Pelayuan adalah penanganan daging segar
menggantung atau menyimpan selama waktu tertentu pada temperature di atas titik beku
daging (-1,50C). Daging yang kita beli di pasar atau swalayan adalah daging yang telah
mengalami proses pelayuan. Selama pelayuan, terjadi aktivitas enzim yang mampu
menguraikan tenunan ikat daging.Daging menjadi lebih dapat mengikat air, bersifat lebih
empuk, dan memiliki flavour yang lebih kuat.Daging biasanya dilayukan dalam bentuk
karkas atau setengan karkas.Hal ini dilakukan untuk mengurangi luas permukaan yang dapat
diinfeksi oleh mikroba. Tujuan dari pelayuan daging adalah :
a)
Agar proses pembentukan asam laktat dari glikogen otot berlangsung sempurna
c)
Lapisan luar daging menjadi kering, sehingga kontaminasi mikroba pembusuk dari luar
dapat ditahan.
d)
Untuk memperoleh daging yang memiliki tingkat keempukan optimum serta cita rasa
khas.
14
Daging menjadi lunak karena terjadi proses kontraksi dan relaksasi pada otot sesaat setelah
ternak dipotong yang menyebabkan perubahan biokimia dalam jaringan. Proses kontraksi
menyebabkan otot menjadi keras dan kaku sedangkan proses relaksasi menyebabkan jaringan
otot menjadi lunak dan empuk.Keempukan daging dapat terjadi karena ternak menyimpan
glikogen di dalam otot sebagai sumber persediaan energy, untuk itu mengistirahatkan ternak
selama 24 jam dapat meningkatkan jumlah glikogen yang pada akhirnya akan menyebabkan
jaringan otot menjadi lunak dan empuk. Fungsi pengempukan daging dengan pelayuan
merupakan fungsi dari waktu dan temperatur. Pada temperatur yang tinggi akan
menghasilkan tingkat keempukan tertentu dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan pada
temperatur rendah. Keempukan juga dapat ditingkatkan dengan perlakuan pendinginan ,
perlakuan enzim dan perebusan. Setelah ternak mati dan daging mengalami rigor mortis,
ikatan struktur miofibril dilonggarkan oleh enzim proteolitik, rusaknya komponen protein
dari miofibril dapat meningkatkan keempukan daging.
Karkas sapi biasanya dilayukan dalam waktu sekitar 2 x 24 jam. Untuk memperoleh
daging yang memiliki keempukan optimum dan cita rasa yang khas, pelayuan dilakukan pada
suhu yang lebih tinggi atau dengan waktu yang lebih lama, misalnya suhu 3-40 C selama 7-8
hari atau suhu 200 C selama 40 jam. Bisa juga dilakukan pada suhu 430 C selama 24 jam.
Daging menjadi kurang transparan. Jika daging segar dipotong ,warnanya adalah
merah keunguan dari myoglobin. Ketika berada didalam lingkungan beroksigen, maka
permukaan daging segar akan berwarna merah terang karena terjadinya oksigenasi myoglobin
menjadi oksimioglobin. Oksigen yang masuk ke dalam otot kemudian dipakai untuk reaksi
biokimiawi di dalam otot. Pada konsentrasi oksigen rendah (1-2%), atom fero (Fe+2) akan
teroksidasi menjadi feri (Fe+3) dan sisi ikatan keenam akan berikatan dengan air membentuk
metmioglobin berwarna coklat. Dari pembentukan warna coklat pada daging ini yang
membuat daging menjadi kurangt ransparan.
15
dan perubahan muatan protein. Perubahan muatan protein akan mengubah jarak antar seratserat daging sehingga mempengaruhi kemampuannya dalam menyerap dan memantulkan
cahaya yang akan mempengaruhi penampakan (warna) daging secara visual.
Kecepatan penurunan pH daging dan nilai pH akhir post-rigor akan mempengaruhi warna
daging. Makin rendah pH maka warna daging akan semakin pucat. Warna pucat ini
disebabkan oleh karena banyaknya air bebas yang berada diluar serabut daging. Kandungan
air ekstraseluler yang tinggi ini menyebabkan kemampuannya untuk memantulkan cahaya
akan meningkat dan penyerapan cahaya menurun sehingga intensitas warna akan menurun
(warna terlihat pucat). Kandungan air intraseluler yang tinggi menyebabkan kemampuan
untuk memantulkan cahaya akan turun sementara kemampuan untuk menyerap warna akan
meningkat sehingga warna akan terlihat lebih terang (gelap).
Perubahan WHC
Water-holding Capacity (WHC) atau daya ikat air adalah satu dari beberapa sifat daging yang
sangat penting untuk membentuk mutu teknologi daging. WHC adalah kemampuan daging
untuk mempertahankan kandungan air (bebas)nya pada saat diberikan tekanan dari luar
(seperti pemanasan, penggilingan atau pengepressan). Banyak dari sifat fisik daging termasuk
warna, tekstur dan kekerasan dari daging mentah, dipengaruhi oleh WHC daging. Pelayuan
dapat meningkatkan daya ikat air pada berbagai macam pH karena terjadinya perubahan
hubungan air - protein, yaitu peningkatan muatan melalui absorbsi ion K dan pembebasan ion
Ca, tetapi penyimpanan yang terlalu lama akan menurunkan daya ikat air dan terjadinya
perubahan struktur otot. Walaupun pelayuan dapat meningkatkan daya ikat air tetapi sangat
dipengaruhi oleh pH dan pada akhirnya daging kehilangan cairannya. Pelayuan pada
temperatur (0 1)oC selama 21 hari dapat meningkatkan daya ikat air dan keempukan daging
sapi serta menurunkan susut masak (cooking loss) dan penyusutan daging.
Lemak bersifat muda hmenyerap bau. Apabila bahan pembungkus dapat menyerap
lemak, maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau.
Bau dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan
yang mengakibatkan seluruh lemak menjadi rusak. Kerusakan lemak yang utama adalah
timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh
otoksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Otoksidasi dimulai dengan
pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh factor-faktor yang dapat
16
mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak, logam berat(Cu, Fe, Co dan
Mn), dan enzim-enzim lipoksidase. Sehingga aroma daging tidak terlalu menyengat.
2.6 Teknik pengolahan
2.6.1 Daging sapi
Mengolah cara rebus. Pilih daging bagian sandung lamur ( bagian perut ) karena biasanya liat
dan keras, sehingga butuh pengolahan lama dan berada dalam kuah yang membantu
melunakkan. Potongan daging jangan terlalu besar supaya cepat lunak dan bumbu
meresap.Masukkan daging jika air sudah mendidih. Jika daging mulai lunak, kecilkan api dan
masak hingga bumbu meresap sempurna.
Mengolah secara tumis.Pilih daging sapi bagian has dalam. Potong daging tipis dan jangan
terlalu besar.Bumbui dahulu dengan campur merica bubuk, garam dan minyak zaitun
sebelum dimasukkan dalam tumisan. Gunakan api besar, suhu tinggi dan waktu singkat saat
mengolahnya. Bisa juga tambahkan tenderizer ( pelunak ) sebelum daging dimasak.
Mengolah secara panggang.Pilih daging bagian paha, potong daging melawan serat dengan
ukuran agak besar.Rendam daging yang telah dipotong dalam cairan bumbu selama 2 3
jam.Letakkan daging beserta bumbu perendamnya dalam pinggang tahan panas, lalu
dimasukkan dalam oven panas.Suhu untuk memanggang antara 180*c 200*c selama 20
30 menit.
Mengolah secara rebus ( kaldu ) Pilih tulang atau bagian sancam ( daging dekat paha ).
Panggang dahulu daging dan tulang hingga cokelat.Setelah itu memarkan atau remukkan,
agar sarinya lebih mudah terestrak cairan. Gunakan api kecil dengan lama saat merebus.
Tambahkan bouqet garnie ( pala, merica butiran , kulit wortel, daun bawang, seledri, dan
kentang ) yang diikat menggunakan kain kasa untuk memperkuat aroma. Saring kaldu jika
talah mendidih.
Mengolah secara bakar.Pilih daging has. Potong daging ukuran kecil. Rendam dalam bumbu
cair selama 1 2 jam hingga bumbu meresa. Tusuk daging berbumbu ke tusuk sate, baru
bakar di atas bara.
Mengolah secara goreng.Pilih has, rebus dalam air berbumbu hingga empuk. Potong daging
dengan ketebalan antara 1,5 2 cm. Potong melawan serat. Pukul pukul sebentar
menggunakan pemukul daging.Goreng dalam minyak jumlah banyak dan temperatur sedang.
2.6.2 Daging kambing
Mengolah secara panggang dan bakar Pilih daging kambing muda dan bagian has. Bumbui,
diamkan selama 1 2 jam.Letakkan dalam pinggann tahan panas kemudian panggang dalam
oven panas dengan temperatur 200 230*c. Jika warna daging mulai kecoklatan, turunkan
temperatur menjadi 120 160*c. Panggang hingga matang.Potongan daging bisa besar
17
tergantung besar kecilnya alat pemanggang. Jika dibakar langsung di atas bara, potong daging
dengan ukuran kecil.
Mengolah secara rebus.Semua bagian daging dapat digunakan.Potongan jangan terlalu
besar.Rebus dalam air mendidih hingga lunak.Pisahkan air dan daging.Gunakan bumbu dan
rempah beraroma kuat untuk menyamarkan aroma prengus-nya.Mengolah Secara tumis.Pilih
bagian daging has, potong tipis melawan serat. Gunakan wajan cekung dan suhu
tinggi.Supaya daging cepat empuk tambahkan air kaldu yang panas.Gunakan sedikit minyak
goreng.
2.6.3 Daging babi
Mempersiapkan dan mengolah daging babi
a. Kenali Berbagai Jenis Potongan. Pada umumnya, daging babi dipotong menjadi
empat bagian dasar (meski cara memotong babi di berbagai negara berbeda-beda
dan/atau memiliki nama sendiri untuk potongan-potongan khusus tersebut)) : bagian
bahu, bagian pinggang, bagian sisi/perut, dan bagian paha/kaki. Bagian otot yang
berada di sekitar tulang belakang lunak dan tidak berlemak (dan biasanya lebih mahal
harganya) karena babi tidak menggunakan otot tersebut sesering otot yang letaknya
lebih dekat ke tanah, yang mungkin lebih liat tapi lebih bercita rasa.
b. Sediakan waktu untuk menggarami atau merendam daging dalam bumbu.Karena kini
babi diternakkan untuk menghasilkan kadar lemak yang lebih rendah, dagingnya
memiliki jaringan lemak yang lebih sedikit untuk menjaganya tetap lembap selama
proses pemasakan. Merendam daging dalam larutan garam adalah solusi yang baik
untuk mengatasinya, tapi perlu dilakukan lebih awal karena daging memerlukan
waktu untuk perlahan-lahan menyerap air secara osmosis selama direndam dalam
larutan garam tersebut. Anda juga bisa membuat larutan rendaman yang menggiurkan
untuk daging babi dengan memadukan bumbu-bumbu favorit Anda dan
mencampurkannya dalam larutan minyak. Biarkan daging terendam dalam larutan
tersebut selama beberapa jam atau biarkan semalaman.
c. Mempersiapkan bumbu baluran kering. Cara lain yang populer untuk membumbui
berbagai jenis daging adalah dengan menggunakan bumbu baluran kering - yaitu
campuran kering dari garam, lada, berbagai jenis rempah, dan bahan kering lainnya
(biasanya dalam bentuk bubuk atau butiran). Balurkan campuran bumbu kering pada
daging sesaat sebelum dimasak atau sekitar satu jam sampai satu hari sebelum daging
diolah. Bumbu baluran kering tidak membantu menjaga kelembapan daging, tetapi
memberikan cita rasa yang kuat dan apabila dimasak dengan sempurna, membentuk
kulit yang lezat pada bagian permukaan daging.
18
d. Ketahui terlebih dahulu waktu pemasakan yang diperlukan. Seperti pada jenis daging
lainnya, proses pemasakan harus cukup lama untuk mematikan mikroorganisme
berbahaya, tetapi jangan sampai daging menjadi kering karena dimasak terlalu lama.
Lembaga Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) merekomendasikan daging
babi untuk dimasak hingga mencapai suhu 70C pada bagian dalamnya (gunakan
termometer daging yang dapat membaca suhu secara langsung pada bagian daging
yang paling tebal), tetapi beberapa koki memilih untuk menghentikan proses
pemasakan pada suhu antara 60 sampai 65C untuk menjaga kelembapan daging,
karena parasit trikinosis mati pada suhu 58C.
2.7 Teknik menyimpan daging
a. Penyimpanan dengan Pendinginan
Pendinginan daging dilakukan untuk menurunkan suhu karkas/daging menjadi di
bawah +7 oC dan di atas titik beku daging (-1,5 oC). Tujuan pendinginan daging adalah
untuk mempertahankan kesegaran daging, memperpanjang masa simpan daging, memberikan
bentuk atau tekstur daging yang lebih baik, dan mengurangi kehilangan bobot daging.
Dengan pendinginan, maka pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat pada daging akan
dihambat, serta aktivitas enzim-enzim dalam daging dan reaksi-reaksi kimia juga akan
dihambat. Secara umum, karkas atau daging sebaiknya didinginkan hingga suhu bagian
dalam daging (internal temperature) mencapai suhu < +7 oC.Suhu internal karkas/daging sapi
sebaiknya dicapai < +7 oC dalam waktu < +3 oC secepat mungkin. Metode pendinginan
karkas/daging sapi yang saat ini umum dilaksanakan adalah pendinginan cepat (quick
chilling) yang menggunakan suhu ruang pendingin -1 oC sampai +1 oC, kelembaban 85 90%, kecepatan udara 1 - 4 m/detik dan lama pendinginan (untuk mencapai suhu internal
daging < +7 oC) 24 - 36 jam
Penyimpanan dingin biasanya diartikan sebagai pengunaan suhu rendah dalam kisaran
1o sampai 3,50C, suhu yang jauh melebihi permulaan pembekuan otot, tetapi masih berada
dalam suhu optimum -2oC dan 7oC bagi pertumbuhan mikroorganisme psikrofilik. Dan jika
dalam pemasaran daging yang disimpan pada suhu dingin adalah penjualan yang secepat
mungkin berdasarkan pada daya tahan yang tidak lebih dari 3-5.Suhu dingin harus tetap
terjaga selama penyimpanan dalam jumlah besar, distribusi, penyimpanan di pengecer dan
penjualan. Dalam hal karkas, pemilihan kondisi penyimpanan supaya terdapat kelembaban
relatif 87-81% sehingga pengeringan permukaan yang mencapai 2-2% dari berat karkas
terjadi di permukaan. Hal ini akan menghalangi pertumbuhan bakteri. (Buckle,1985)
19
b.
kantong yang dapat mengerut karena panas yang sulit ditembus gas seperti cryovac, kantong
itu dikosongkan udaranya, ditutup dan didinginkan sampai di bawah 7 oC selama 2 jam
pemotongan daging. Potongan yang telah didinginkan dan dikemas dimasukkan ke dalam
kotak karton berukuran 27 kg dan disimpan pada suhu -2 o sampai 0,3oC.Untuk didistribusikan
pada suhu tersebut. Potongan daging yang diolah secara ini mempunyai daya simpan selama
9-10 minggu pada suhu -1oC, 7 minggu pada suhu 0,5oC dan 5 minggu pada suhu 1,5oC.
c.
mikroorganisme tidak akan tumbuh dan pada suhu dimana daging masih cukup keras dan
tahan pada penimbunan secara besar-besaran. Dalam pelaksanaannya ini berarti penggunaan
suhu di bawah -15oC. Terdapat berbagai metode pembekuan yaitu :
yang mentransferkan panas. Daging yang dibekukan berkontak langsung dengan plat
pembeku (atau salah satu plat pembeku pada sistem plat ganda). Temperatur pembeku
berkisar antara -20oC dan -30oC. Kecepatan pembekuan tergantung pada konduksi transfer
panas, dan lebih cepat daripada metode udara diam.
dingin dalam ruang atau sarana lain seperti terowongan yang dilengkapi dengan kipas untuk
menggerakkan udara dingin secara cepat. Pembekuan berlangsung lebih cepat daripada
metode udara diam atau pembekuan plat. (Soeparno,1994)
Pembekuan daging harus dilakukan setelah proses rigor mortis berlangsung. Jika
daging belum mengalami rigor mortis dan sudah dibekukan, maka rigor mortis akan terjadi
pada saat daging tersebut dicairkan (thawed). Proses tersebut dikenal dengan thaw rigor.
Daging yang mengalami thaw rigor akan kehilangan cairan daging (jus daging) yang relatif
banyak dan relatif keras (liat atau alot). Agar daging/karkas dapat relatif segera dibekukan
setelah proses pemotongan, maka perlu diterapkan stimulasi listrik (electrical stimulation)
pada proses pemotongan.
Preservasi
Preservasi berarti menghambat atau membatasi reaksi-reaksi enzimatis, kemis, dan
kerusakan fisik daging dan daging proses. Metode yang banyak digunakan untuk
20
memperpanjang masa simpan daging dan daging proses adalah dengan pendinginan atau
yang lazim disebut refrigerasi pada temperatur antara 2 oC sampai 5oC. Di samping itu
daging dan daging proses dapat diawetkan dengan proses pembekuan, proses termal
(pemanasan) dan dehidrasi (pengeringan). Preservasi daging juga dilakukan dengan cara
iradiasi, pengepakan, dan perlakuan kimiawi, misalnya dengan cara curing dan pengasaman
(Soeparno, 1994).
Preservasi bertujuan, antara lain untuk mengamankan daging dan produk daging
proses dari kerusakan atau pembusukan oleh mikroorganisme dan untuk memperpanjang
masa simpannya. Preservasi berarti menghambat atau membatasi reaksi-reaksi enzimatis,
kimiawi dan kerusakan fisik daging dan daging proses. Salah satu tindakan preservasi yang
biasa dilakukan adalah pembekuan (Soeparno, 1994).
a.
Iradiasi
Metode preservasi daging dengan radiasi pada umumnya menggunakan radiasi
mengion terhadap produk.Radiasi mengion adalah radiasi yang mempunyai energi dan cukup
untuk melepaskan elektron dari atom serta menghasilkan ion.Dalam praktek tipe radiasi
mengion yang banyak digunakan adalah sinar katoda energi tinggi (elektron berkecepatan
tinggi yang dihasilkan oleh generator elektron), atau sinar X yang dihasilkan oleh elektron
yang mengenai target logam berat, dan sinar gamma dari sumber-sumber radioaktif.(Hannan,
dan Thornley, 1957). Radiasi mengion membunuh mikroorganisme pada dan di dalam
daging, sehinnga radiasi mengion disebut juga sterilisasi dingin. Jumlah energi radiasi yang
diabsorpsi oleh produk daging yang sedang diiradiasi dinyataka dengan unit rad (1 juta rad =
1 megarad, kira-kira sema dengan 2 kalori).
b.
Proses Termal
Proses termal adalah metode yang dipergunakan untuk membunuh mikroorganisme
pembusuk dan mikroorganisme toksikogenik di dalam daging atau daging proses. Jumlah
panas yang dipergunakan pada preservasi daging atau daging proses ada dua macam yaitu
pemanasan sedang atau moderat, temperature produk mencapai 58 oC sampai 75oC dan
pemanasan pada temperature tinggi biasanya lebih tinggi daripada 100oC.
c.
Dehidrasi
Dehidrasi daging mempunyai pengaruh preservatif, karena penurunan aktivitas air
meningkatkan masa simpan. Pemakaiannya telah tidak diizinkan oleh Food and Drug
Administration Amerika Serikat (Urbain, 1971; Forrest et al., 1975), karena kemungkinan
toksisitas residu di dalam daging atau karkas atau perkembangan sensitivitas toksisitas residu
di dalam daging atau karkas atau perkembangan sensitivitas alergik bagi konsumen serta
perkembangan bakteri yang resistan terhadap antibiotik, misalnyaSalmonella. Dengan dasar
ini pemakaian antibiotik dalam preservasi daging menjadi tidak efektif bila kemudian
dipergunakan untuk suatu terapi atau sebagai bahan aditif.
Macam-macam Preservasi Kimiawi:
a.
Curing
Curing adalah cara prosesing daging dengan menambahkan beberapa bahan seperti
garam NaCl, Na-nitrit dan atau Na-nitrat dan gula (dekstrosa atau sukrosa atau pati
hidrolisis), serta bumbu-bumbu. Maksud curing antara lain untuk mendapatkan warna yang
stabil, aroma, tekstur dan kelezatan yang baik dan untuk mengurangi pengerutan daging
selam prosesing serta memperpanjang masa simpan produk daging. Produk daging yang
diproses dengan curing disebut daging cured (daging peram).
Kelebihan nitrit dalam daging cured dapat menyebabkan daging proses menjadi
berwarna hijau dan disebut terbakar nitrit mungkin karena oksidasi pigmen daging cured.
22
Sebaliknya kekurangan nitrit dalam curing dapat menyebabkan warna pucat atau warna
lemah.
b.
atau fungistatik.Asam asetat dan asam cuka telah banyak dipergunakan dalam preservasi
bahan makanan, dan mempunyai pengaruh bakteriostatik yang agak lemah. Tingkat keasaman
yang berlebihan akan menghambat aktivitas mikrobia. Penambahan asam asetat sampai kirakira 3,6% pada fase cair diperlukan untuk preservasi sosis asam (Urbain, 1971).
c.
23
Abon
Abon Sapi - Abon adalah olahan daging sapi yang dikeringkan dan berwujud serat-serat
kasar namun halus dan lembut saat dimakan. Abon sapi ini bisa bertahan sampai berbulanbulan.Ambil nasi putih hangat dan taburkan abon di atas nasi selanjutnya nikmati santap
makan dengan abon yang mempunyai cita rasa tinggi daging sapi.
2. Bakso
Bakso
Bakso Sapi - Siapa yang tidak pernah makan bakso? hampir semuanya sudah dan sering
menikmati bakso. Bakso merupakan makanan khas masyarakat karena selain murah juga
nikmat.Disajikan dengan kuah hangat serta dengan mihun serta sayuran daun sawi dan juga
taburan brambang goreng membuat cita rasa tersendiri.Sedangkan bulatan penthol bakso
terbuat dari daging sapi yang telah digiling dan dibentuk bulat-bulat. Ada berbagi ukuran dari
kecil hingga besar untuk penthol bakso daging sapi tersebut
3. Dendeng
24
Dendeng
Dendeng Sapi - Merupakan salah satu jenis makanan daging sapi yang tahan lama karena
diawetkan. Dendeng sapi ini terbuat dari irisan tipis daging sapi yang telah kering
dijemur.Kita tinggal menggorengnya saat ingin menyantap dendeng ini.Cita rasa tinggi dari
daging sapi dendeng ini bisa anda coba.
Sate Kambing
Menu masakan daging kambing yang satu ini sudah sering kita jumpai dan hampir
kebanyakan orang sudah mencicipinya. Namun untuk jenis masakan sate kambing ini juga
banyak pilihan juga, seperti sate kambing bumbu kecap, sate kambing bumbu kacang, sate
kambing lontong, dan lainnya.
2. Gulai Kambing
25
Gulai Kambing
Gulai kambing juga sudah umum kita temui, menu masakan gulai kambing ini begitu
lezat.Saya pun sangat suka dengan jenis masakan gulai kambing ini. Namun anda bisa
mencoba menu masakan gulai kambing ini karena cara memasak gulai kambing di setiap
daerah berbeda-beda, temukan aneka cara memasak gulai kambing.
2.
26
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan makanan yang sehat bagi tubuh kita adalah makanan yang mengandung gizi yang
seimbang dan zat yang diperlukan tubuh kita untuk tumbuh dan berkembang. Makanan yang
sehat ini seharusnya memiliki kandungan gizi yang banyak antara lain adalah : karbohidrat,
mineral, protein, dan lemak tak jenuh dalam jumlah yang sedikit saja
3.2 Saran
Dengan banyaknya sumber bahan pangan sebaiknya kita dapat memilah bahan makanan yang
baik perkembangan kesehatan tubuh kita di masa yang akan datang dan terhindar dari berbagai macam penyakit
Mohon bimbingan dan perbaikan dari dosen dalam makalah yang dibuat oleh kelompok 3
apabila ada kesalahan dan kekurangan.
28
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Daging_sapi
https://id.wikipedia.org/wiki/Daging_kambing
https://id.wikipedia.org/wiki/Daging_babi
http://www.kebumenkab.go.id/index.php/public/article/detail/44
http://yasinthanovitadewi.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-bahan-pangan-hewani-dan.html
http://www.kaskus.co.id/thread/508b520b1c76088e4600001f/13-olahan-daging-sapi-yangenak-serba-13/1
http://suryamalang.tribunnews.com/2015/09/24/cobain-nih-5-resep-olahan-daging-sederhanatapi-lezat
29
1. Ari suprantoro
2. Agil supatmi
3. Angga saputra
4. Adi jaya
5. Astira
6. Christian
7. Gusti
8. Lilik iskandar
9. Ignatius
10.Andrean
11. Izlal
30